Forum Sains Indonesia

Ilmu Terapan => Kesehatan => Topik dimulai oleh: raisuien pada Juni 13, 2010, 09:34:26 AM

Judul: Peran TUMOR MARKER pada Diagnosis Kanker
Ditulis oleh: raisuien pada Juni 13, 2010, 09:34:26 AM
Petanda tumor adalah substansi biologi yang diproduksi oleh sel sel tumor,masuk dalam aliran darah,dan dapat dideteksi jumlah/nilainya dengan pemerikaan. Petanda-petanda tumor, idealnya mempunyai potensi untuk membantu ahli klinik dengan cara memberi sinyal aktivitas penyakit dalam keadaan tidak adanya manifestasi klinik, sehingga dengan demikian memberikan suatu metode skrining untuk penyakit preklinik, memantau status tumor selama pengobatan, dan mendeteksi kekambuhan dini.Karena kemajuan dalam teknologi antibodi monoklonal, banyak petanda tumor sekarang dapat terdeteksi dalam sampel cairan tubuh yang sedikit misalnya serum, urin, atau asitesUntuk dapat dipakai secara klinik maka petanda tumor harus memiliki sensitivitas dan spesifitas tertentu, tetapi yang menjadi masalah pada pemakaian klinis suatu petanda tumor adalah spesifitas.

Dalam teori, petanda tumor yang "ideal" harus mempunyai beberapa atribut:

1. Petanda tumor harus dibuat oleh tumor tersebut dan tidak terdapat pada individu sehat atau pada individu yang mengalami kelainan non neoplastik.
2. Petanda tumor disekresikan kedalam sirkulasi dalam jumlah banyak sehingga kadar dalam serum meningkat dalam keadaan adanya sejumlah relatif kecil sel-sel yang bersifat kanker.Kadar petanda tumor akan seusuai dengan volume dan luasnya neoplasia sehingga kadar serialnya secara akurat akan mencerminkan perkembangan klinis penyakit dan regresi ke kadar normal akan terkait dengan kesembuhan.

Klasifikasi lain dari petanda tumor berdasarkan : 

1. Produk yang dihasilkan oleh sel tumor itu sendiri (tumor – derived product).
Berupa antigen onkofetal, yang terdiri dari senyawa-senyawa yang dihasilkan oleh sel embrio dan sel tumor. Senyawa ini juga dihasilkan oleh sel normal yang "undifferentiated" tetapi dalam jumlah yang sangat kecil. Dan kadar senyawa ini akan meningkat secara bermakna pada penderita kanker. 
Contoh :     
-  Carcinoembryonic Antigen (CEA)     
-  Alfa – Fetoprotein (AFP)   

2. Produk yang menyertai proses keganasan (tumor – associated product).
Produk ini merupakan senyawa yang dibentuk secara sekunder sebagai akibat dari proses keganasan, dan kadarnya juga akan meningkat secara bermakna pada penderita kanker.
Contoh :
- Carbohydrate Antigen 19 – 9 (CA 19 – 9)
- Cancer Antigen 125 (CA 125)
- Ferritin
- B2 Microglobulin

NILAI "CUT - OFF values "
Penentuan batas (Cut – Off) pada penggunaan petanda tumor, baik untuk diagnosis uji saring, prognosis maupun pemantauan terapi sangat mempengaruhi interpretasi hasil pemeriksaan. Karena penentuan cut-off akan menentukan sensitivitas dan spesifisitas diagnosis yang kita kehendaki. Sebagai contoh bila kita menggunakan nilai cut-off 35 U/ml pada pemeriksaan CA 125 untuk kanker ovarium (35 U/ml = rata-rata wanita normal + 3 SD). Peningkatan kadar di atas 35 U/ml ini akan terlihat pada 82% penderita dengan kanker ovarium, 1% pada wanita normal dan 6% pada penyakit yang bukan keganasan.   

Petanda Tumor Onkologi Ginekologi
Sejumlah petanda tumor telah memperoleh pengakuan dalam praktek onkologi ginekologi. Beberapa petanda lain telah teridentifikasi dan berada dalam penyelidikan untuk menentukan kegunaanya. Kebanyakan petanda yang ditetapkan merupakan antigen2 jaringan, tetapi antigen fetus, hormon, dan enzim2 telah menjanjikan dengan baik. 

Antigen Fetus.

a. Alfafetoprotein
Protein-protein onkofetal diekspresikan selama perkembangan fetus dan oleh berbagai tumor. Alfafetoprotein (AFP) merupakan yang pertama diantara protein-protein ini yang diteliti secara luas. AFP diisolasi pada tahun 1956 dan dikaitkan dengan keganasan pada 1963. AFP merupakan protein serum yang predominan pada fetus dan dibuat dalam kuning telur, hati, dan traktus gastrointestinalis. AFP adalah suatu glikoprotain, mempunyai 30% homolog dengan albumin, dan mempunyai berat molekul yang sama (69.000). Kadar AFP yang beredar sangat rendah pada orang dewasa, kecuali pada kehamilan ketika membanjir dari sirkulasi fetus yang menyebabkan peningkatan yang signifikan. AFP berperan sebagai suatu petanda yang bermanfaat untuk kanker hati, kanker testikular, dan tumor-tumor  sel germinal tertentu pada ovarium. AFP juga meningkat pada penyakit hati jinak dan dalam persentase yang kecil dari kanker paru dan gastrointestinal.

b. Antigen Karsinoembrionik
Petanda tumor onkofetal lainnya, yaitu antigen karsinoembrionik (CEA),  pertama kali teridentifikasi pada tahun 1965 pada pasien-pasien penderita adenokarsinoma kolon. Selanjutnya, CEA ditemukan diekspresikan pada usus, hati, dan pankreas fetus. CEA merupakan suatu glikoprotein membran permukaan sel dengan berat molekul 200.000. kadar CEA serum meningkat pada pasien-pasien penderita kanker kolon dan pankreas tetapi dapat juga meningkat pada kelainan gastrointestinal jinak dan pada perokok. Ekspresi CEA jaringan dapat diperlihatkan secara imunohistokimiawi pada banyak keganasan ginekologi  tetapi kadar serum sangat bervariasi. Sebagai konsekuensi dari tidak adanya korelasi antara volume tumor dan kadar serum, CEA tidak terbukti merupakan suatu alat skrining yang bermanfaat. Namun, pada pasien-pasien individual, CEA dapat merupakan suatu petanda yang sensitif. Peningkatan kadar CEA sesudah remisi awal bersifat sangat indikatif untuk terjadinya kekambuhan tumor dan dapat mengakibatkan pelembagaan dini untuk pengobatan sekunder. Namun, untuk kanker2 seperti karsinoma kolon yang tidak mempunyai terapi penyelamatan yang efektif, pengetahuan dini tentang kekambuhannya tidak dapat memperbaiki harapan hidup.

Petanda Tumor Hormonal

Yang termasuk dalam golongan petanda tumor hormonal adalah :
1. Human Chorionic Gonadotropin
2. Human Plasental Lactogen
3. Steroid
4. Inhibin

Judul: Re: Peran TUMOR MARKER pada Diagnosis Kanker
Ditulis oleh: raisuien pada Juni 13, 2010, 09:40:45 AM
Human Chorionic Gonadotropin (HCG)

Sinsitiotrofoblas plasenta mensekresikan suatu glikoprotein heterodimer dengan berat molekul 36.700. Glikosilasi peptida tulang belakang berperan untuk menstabilkan molekul tersebut dan memperpanjang masa hidup dalam serum. HCG mempunyai kesamaan struktural dan fungsional dengan LH (luteinizing hormone). Kedua hormon ini mempunyai segmen beta yang berbeda dan sub unit alfa yang identik. Dengan demikian, assay untuk HCG biasanya menggunakan antibodi monoklonal yang spesifik untuk sub unit beta untuk menghindarkan reaktivitas silang dengan LH. Dalam keadaan tidak adanya kehamilan, kadar HCG serum pada wanita2 yang tidak mengalami kanker di bawah kisaran sensitifitas pada kebanyakan assay. Aplikasi HCG yang paling umum pada onkologi ginekologi adalah dalam mendiagnose dan manajemen penyakit trofoblastik kehamilan (GTD). Petanda ini juga meningkat pada lebih kurang 70% kanker testikular non seminomatous dan kadang-kadang pada penyakit gastrointestinal jinak. Sebagai tambahan, produksi ektopik sejumlah kecil HCG oleh kanker yang timbul dari sel-sel yang secara normal tidak memproduksi hormon ini akan dapat terjadi. Setiap peningkatan petanda ini dalam keadaan tidak adanya kehamilan memberi peringatan follow-up untuk menyingkirkan keganasan.

Human placental lactogen

Suatu hormon plasenta dengan aktivitas laktogenik dan menyerupai hormon pertumbuhan, human placenta lactogen (HPL), merupakan suatu polipeptida kecil dengan berat molekul 22.279. HPL mempunyai 94% rangkaian homolog dengan hormon pertumbuhan dan 67% homolog dengan prolaktin. Hormon ini diproduksi oleh sel-sel sinsitiotrofoblas dan sel-sel trofoblas intermediate. Kegunaan utamanya pada onkologi ginekologi yaitu untuk memantau GTD, terutama varian PSTT (placental-site trophoblastic tumor). Sejumlah kecil tumor non trofoblastik mensekresikan HPL ini.

Steroid

Berbagai estrogen, progestin, dan androgen dapat disekresikan oleh tumor stroma ovarium. Steroid2 adrenal dapat juga dibebaskan jika diferensiasi tumor mensimulasi kortek adrenal. Sebagai tambahan, pada beberapa kasus hiperplasia stroma ovarium dapat menyertai tumor-tumor epitelial ovarium, yang mengakibatkan meningkatnya steroidogenesis stromal. Karena kadar signifikan dari kebanyakan hormon steroid terdapat dalam keadaan sehat, perubahan2 yang disebabkan oleh tumor jarang berperan sebagai petanda yang dipercaya.

Inhibin

Hormon ini merupakan suatu glikoprotein heterodimer yang diproduksi oleh sel-sel granulosa ovarium. Fungsi fisiologi primer inhibin adalah mensupresi pelepasan FSH oleh pituitari. Hormon ini dimiliki oleh super famili TGF-β dari protein2 yang memodulasi pertumbuhan. Peningkatan kadar inhibin terlihat pada kebanyakan tumor sel granulosa dan kadar serial telah bermanfaat dalam memantau status penyakit.

Antigen-antigen jaringan

Yang termasuk  petanda tumor golongan antigen jaringan antara lain :

1. CA 125
2. CA 72-4
3. CA 19-9
4. CA 54/61
5. CA 15-3
6. Asam sialat yang terkait lipid
7. Sialyl – Tn
8. Tumor assosiated Tripsin Inhibitor
9. Follikel Regulatory Protein (FRP)
10. Macrophage Colony Stimulating Factor (M-CSF)
11. OVX1
12. Antigen polipeptida jaringan
13. NB/70K
14. Antigen serum yang terkait dengan kanker
15. Antigen serum ovarium
16. Immunosupresive assidic Protein (IAP)
17. Interleukiin 2 reseptor
18. TA-4
19. Antigen Karsinoma sel skuamosa (SCC)
20. Kapsid papiloma virus

Aplikasi Petanda Tumor pada Keganasan Ginekologi.   

Penggunaan macam macam petanda tumor, dapat diklasifikasikan sebagi berikut :
1. Deteksi dini atau ujisaring untuk kanker primer
2. Diagnosis
3. Menentukan tingkat keganasan (tumor staging) sebelum dilakukan terapi
4. Deteksi adanya kekambuhan dan metastase
5. Evaluasi prognosis
6. Pemantauan respon terhadap terapi