Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 04:55:39 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 207
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 198
Total: 198

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Sakit Jantung Mengintai Si Tukang Lembur

Dimulai oleh syx, April 06, 2011, 01:01:09 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

syx

[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.] — Dalam menilai risiko penyakit jantung, dokter biasanya melihat faktor usia, kadar kolesterol, atau tekanan darah. Menurut studi terbaru, ada faktor baru yang dapat menjadi tolok ukur, yakni lamanya waktu bekerja.

Mereka yang bekerja selama 11 jam setiap hari mempunyai risiko tinggi menderita gangguan jantung dalam waktu 12 tahun. Risikonya lebih besar dibandingkan dengan mereka yang bekerja 7-8 jam saja setiap harinya.

Pada awal tahun 1990-an, tim peneliti dari Inggris melakukan penelitian untuk mengetahui risiko penyakit jantung koroner terhadap 7.095 orang dewasa berusia 39-63 tahun, termasuk 2.109 perempuan. Hampir 10 persen responden bekerja dalam jam kerja yang panjang.

Kemudian, 12,3 tahun setelah pengumpulan data tersebut, diketahui 29 orang meninggal karena penyakit jantung dan 163 orang menderita serangan jantung nonfatal.

Mereka yang bekerja sekitar 10 jam setiap hari ternyata tidak memiliki risiko sakit jantung lebih tinggi dibanding yang jam kerjanya lebih pendek. Akan tetapi, orang yang bekerja selama 11 jam atau lebih berisiko 66 persen lebih tinggi mengalami serangan jantung atau meninggal karenanya.

Mika Kivimaki, ketua peneliti dan profesor epidemiologi dari Universitas College London, mengatakan belum jelas mengapa jam kerja yang panjang dapat meningkatkan risiko.

"Namun, stres kronik yang berkaitan dengan jam kerja yang panjang secara langsung memengaruhi proses metabolisme atau memicu depresi dan gangguan tidur," katanya.

Huriah M Putra

Anak koas bisa kerja 18 jam lebih sehari..
Bayangkan aja deh.
Habis jadi dokter, tinggal tunggu kena serangan jantung.
[move]OOT OOT OOT..!!![/move]

syx

kebalikannya...

Mati Lebih Cepat karena Menganggur

Kompas.com - Jadi pengangguran bisa mematikan, terutama untuk para pria muda. Analisa mengenai efek kehilangan pekerjaan ini dilakukan selama 40 tahun berdasarkan data 20 juta orang di 15 negara.

Penelitian yang dilakukan tim dari Universitas McGill di Montreal Kanada tersebut menemukan bahwa jadi pengangguran meningkatkan risiko kematian dini hingga 64 persen. Kualitas sistem kesehatan secara nasional tidak berpengaruh pada tingkat risiko tersebut.

Bahaya kematian dini itu ternyata lebih besar ditemukan pada pria dibanding wanita, 78 persen dibanding 37 persen. Selain itu risikonya juga lebih besar pada pria muda yang berusia kurang dari 50 tahun.

"Bahkan di dunia modern seperti sekarang kehilangan pekerjaan menjadi tekanan yang sangat besar untuk para pria dibanding wanita," kata Eran Shor, sosiolog dari Kanada.

Ia menambahkan, pria masih menjadi tulang punggung keluarga karena itu ketika seorang pria menjadi penganggur sebuah keluarga bisa jatuh miskin. "Dampaknya sangat besar bagi kesehatan pria, misalnya saja ia jadi perokok, pemabuk, serta berkurangnya kualitas kesehatan keluarga secara umum," katanya.

Menurut Shor, berbeda dengan hasil studi lain yang lebih menyoroti kondisi kesehatan sebelum kehilangan pekerjaan, misalnya penyakit diabetes dan kebiasaan merokok, studi yang dilakukannya tidak menemukan efek status kesehatan sebelumnya tidak banyak berdampak.

"Menjadi pengangguran menyebabkan stres dan efeknya negatif pada status ekonomi keluarga, termasuk akses pada pengobatan. Hal ini akan meningkatkan angka kematian," katanya.

Sumber :
Healthday News