Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 04:21:32 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 207
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 213
Total: 213

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

sindrom pada beberapa penyakit

Dimulai oleh exile_rstd, Desember 07, 2011, 11:20:43 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

exile_rstd

kenapa pada penderita kekurangan gizi perutnya terlihat buncit dengan tubuh yang sangat kurus?
pada penderita cacar terlihat bintik-bintik merah, itu disebabkan karena apa?
apakah 2 sindrom diatas disebabkan oleh antibody yang tidak mampu mempertahankan tubuh? CMIIW
i adore your intelligence

Huriah M Putra

TIDAK
Kurang gizi dengan perut buncit itu karna kekurangan albumin karna pasokan yang berkurang jadi bengkak2 di perutnya.
Selain itu membesarnya hati membuat perut jadi terlihat buncit.
Pada cacar ada bintik2 merah? Campak kali maksudnya? Hahaha..
[move]OOT OOT OOT..!!![/move]

exile_rstd

ng, albumin... saya pernah dengar. itu semacam zat yang digunakan dalam sistem endokrin bukan?
hehehe maaf maaf masih BELUM tau banyaaaak soal penyakit ;D aduh jadi malu. ::)
i adore your intelligence

Huriah M Putra

Albumin itu protein.
Temennya globulin.
[move]OOT OOT OOT..!!![/move]

Astrawinata G

Kutip dari: exile_rstd pada Desember 17, 2011, 10:46:05 AM
ng, albumin... saya pernah dengar. itu semacam zat yang digunakan dalam sistem endokrin bukan?
hehehe maaf maaf masih BELUM tau banyaaaak soal penyakit ;D aduh jadi malu. ::)

yoi :) albumin mengikat banyak hormon kok. pada cacar bukan cuma bercak merah, ada gelembung isinya cairan jernih, isinya nanah, gelembung yg uda pecah, dll deh, rame :) semua karena perjalanan panjang sistem imun VS virus yg kalo dibahas sekarang bakal buat ga selera makan :ngakak
Best Regards,


Astrawinata G

exile_rstd

ng.. sampai seperti itu kah? ::)
apa ada perbedaan sedikit sistem imun yang bekerja saat adanya benda asing (bukan virus, eg: bakteri) yang masuk kedalam tubuh.
i adore your intelligence

semut-ireng

Kutip dari: exile_rstd pada Januari 03, 2012, 05:07:06 PM

ng.. sampai seperti itu kah? ::)


hua hua hua .....( nangis,  gak keluar air mata ). :'(

exile_rstd

i adore your intelligence

semut-ireng

Kutip dari: exile_rstd pada Januari 05, 2012, 08:10:52 PM
ng? kenapa om?

Kutip dari: Astrawinata G pada Januari 03, 2012, 03:52:12 PM
yoi :) albumin mengikat banyak hormon kok. pada cacar bukan cuma bercak merah, ada gelembung isinya cairan jernih, isinya nanah, gelembung yg uda pecah, dll deh, rame :) semua karena perjalanan panjang sistem imun VS virus yg kalo dibahas sekarang bakal buat ga selera makan :ngakak

Inget cara buat vaksin cacar,  mengerikan deh.   Dan lalu sudah ada berapa banyak hewan2 percobaan yang dikorbankan untuk uji coba temuan obat / vaksin  ??  Ada juga lho,  manusia yang ' dikorbankan '.   Padahal  .............soal kekebalan alami makhluk hidup terhadap penyakit  (  species immunity,  racial immunity,  personal immunity ) belum banyak terungkap oleh sains.

hua hua hua  (  nangis lagi ). :'(

exile_rstd

sebenarnya saya pernah memikirkan..
tubuh kan punya sistem kekebalan tubuh atau imun dan bahkan bisa memakan antigen oleh makrofag. tapi mengapa untuk beberapa penyakit seperti sistem imun tidak mampu bertahan? apa karena memang penyakit/kelainan yang cukup berat sehingga sistem imun tidak mampu bertahan. atau sistem imun yang membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyembuhkan/menghancurkan antigen - sel yang terserang sehingga prosesnya dibantu oleh obat-obatan...?
memikirkan hewan dan manusia yang menjadi 'kelinci percobaan' untuk pengujian obat memang dibisa dibilang tidak bermoral. tapi dengan adanya percobaan akan bisa menyelamatkan banyak nyawa. ingat, jika kita memulai dan melakukan sesuatu pasti akan ada konsekuensi atau pengorbanan. entah dalam hal kecil, sedang, atau berat. pengujian terhadap manusia juga karena di pengaruhi beberapa faktor. misalnya faktor gen yang akan bereaksi dengan zat kimia tertentu.
i adore your intelligence

semut-ireng

Kutip dari: exile_rstd pada Januari 06, 2012, 09:43:41 AM

tapi dengan adanya percobaan akan bisa menyelamatkan banyak nyawa. 


Argumen yang kayaknya bertentangan dengan hukum alam,  hukum sebab-akibat yang berlaku universal.  Jika sesuatu dimulai dengan tidak baik,  hasilnya bisa dipastikan tidak baik juga.

exile_rstd

apakah semua harus berawal dari yang baik dan berakhir dengan baik? bukankah untuk beberapa hal selalu tidak sama awal dan akhirnya?
i adore your intelligence

semut-ireng

#12
Di Indonesia belum ada Partai untuk Hewan yah ?   :D Justru di negeri Belanda mulainya,  dan salah satu pendirinya adalah wanita.

Marianne Thieme salah satu pendiri Partai untuk Hewan di Belanda, sebuah partai politik yang menyatakan gagasannya bahwa hewan-hewan harus diperlakukan dengan hormat oleh manusia. Ia adalah pemimpin dari partai itu di Parlemen Belanda.   

Kutip

Belanda menjadi negara teladan di dunia untuk menghentikan pemakaian hewan percobaan untuk test ilmiah dan komersial. Berkat kemajuan teknologi pemakaian hewan uji coba tidaklah begitu penting. Pada saat bersamaan gerakan pembela hak hewan semakin getol membentuk opini publik.

Perkembangan terakhir di Belanda menunjukkan trend global ini. Pusat penelitian terkemuka Belanda, TNO, mengumumkan akan segera menghentikan pemakaian semua jenis hewan primata untuk uji coba (percobaan dengan jenis primata yang paling dekat dengan manusia dilarang pada 2003).

1600 primata
Saat ini sekitar 1600 primata dipakai dalam percobaan di Belanda guna mengembangkan obat-obatan untuk penyakit menular dan kronis. Kebanyakan primata berasal dari Cina. Petisi warga Belanda untuk melarang pemakaian kucing dan anjing untuk uji coba, baru-baru ini mendapat cukup dukungan untuk dipresentasikan di parlemen. Petisi akhirnya ditolak tapi hanya karena alasan prosedural.

Anggota parlemen dari Partai untuk Hewan, Esther Ouwehand, senang dengan inisiatif tersebut dan yakin pelarangan akan bisa segera diterapkan. "Pikirkanlah apa yang kita lakukan terhadap anjing dan kucing. Kami ingin pelarangan khusus, sama seperti pelarangan terhadap pemakaian kera."

600.00 hewan
Research and development atau riset dan pembangunan sudah lama menjadi sektor andalan Belanda dan test hewan selalu memainkan peran penting. Pada 2009, tahun terakhir di mana sudah tersedia data, sekitar 600.000 hewan dipakai untuk uji coba.

Namun demikian, jumlah itu kurang dari separuh tingkat pemakaian 30 tahun lalu.

Tekanan masyarakat semakin meningkat pada tahun-tahun terakhir. Partai Untuk Hewan, partai politik pertama di dunia yang didirikan untuk mewakili hak-hak hewan, sudah menjadi faktor stabil dan efektif dalam politik Belanda. LSM juga mendapat dukungan dari rakyat.

Mereka mampu menjadi pelobi handal baik dalam pemerintah maupun sektor swasta.

Kelompok pembela hak hewan ekstrim juga ada di Belanda. Ada beberapa insiden kekerasan dengan target tempat-tempat uji coba. Tapi, jumlah serangan sudah turun dalam dua tahun terakhir.

Pemerintah mengatur secara ketat uji coba terhadap hewan, dan para peneliti diminta sebisa mungkin mengurangi, memperbaiki atau menggantikan uji coba pada hewan.

Dasar pemikiran
Pertimbangan ekonomi semakin menjadi bahan pertimbangan untuk memutuskan perlu tidaknya penggunaan hewan untuk uji coba. Alternatif test hewan ternyata lebih mudah dan murah. Ini karena masalah keamanan sudah menjadi bagian dari biaya penggunaan hewan dalam percobaan.

Mereka yang sering menggunakan hewan untuk uji coba pun menyatakan alternatif yang ada jauh lebih baik. Jan Langemans adalah direktur uji coba hewan di Pusat Penelitian Biomedis Primata di Rijswijk. "Saya kira kita semua ingin mewujudkan dunia tanpa test hewan. Kalau saja itu langsung bisa diwujudkan kita akan melakukannya dengan senang hati. Sayang kita masih membutuhkan hewan percobaan."

Laporan tahunan TNO menunjukkan penghentian percobaan dengan memakai hewan primata didasari alasan ekonomi. Pemerintah Belanda sedang berupaya menjadikan uji coba tanpa hewan sebagai nilai lebih sektor riset dan pembangunan Belanda.

Insititut Nasional untuk Kesehatan Publik dan Lingkungan Belanda, RIVM, juga berkontribusi dalam penurunan penggunaan hewan percobaan di seluruh dunia. Pada 2006, RIVM meluncurkan situs internet yang memuat data psikologis dan anatomis hewan.

Survei terhadap pengunjung situs, baru-baru ini menunjukkan, sekitar 20.000 test hewan per tahun bisa dihindari dengan data yang disajikan tersebut.

Luar negeri
Tekanan masyarakat dan juga semakin ketatnya aturan, membuat banyak perusahaan melakukan uji coba hewan ke luar negeri. Beberapa bisnis pindah ke Singapura dan Cina, walau masih susah mendapatkan data statistik.

Beijing menjadi pemain utama dalam bioteknologi, antara lain karena gampangnya pemakaian hewan percobaan. Selain sebagai negara yang memiliki fasilitas uji coba hewan, Cina juga negara yang mengekspor hewan primata untuk percobaan. Sama seperti Indonesia.
:'(
Tapi, Cina juga mulai merangkul alternatif. Ini antara lain karena Komisi Eropa berencana melarang pemakaian data yang berasal dari test hewan.

Perusahaan multinasional Belanda, Unilever, menggelar konferensi di Shanghai pada musim semi lalu untuk mencari alternatif pengganti uji coba hewan.

Uni Eropa melarang pemakaian hewan percobaan dalam industri kosmetik. Penjualan alat-alat kosmetik hasil uji coba dengan hewan juga akan segera dilarang. Tapi, Cina dan negara-negara Latin Amerika justru mengharuskan kosmetik dites dulu ke hewan.


Orang awam juga tahu,  hewan itu habitatnya beda dengan manusia,  sehingga mereka memiliki kekebalan alami terhadap penyakit yang juga berbeda dengan manusia.   Responnya terhadap obat dan vaksin,  misalnya,  tentu beda pula dengan manusia.
Lalu kalo hewan2 itu dijadikan uji coba biomedis dan vaksin,  sisi ilmiahnya patut dipertanyakan........

exile_rstd

iya, contohnya kera (kalau ga salah) kebal dengan virus HIV/AIDS. tapi jikalau obat HIV/AIDS nanti ditemukan, harus diujikan ke siapa? tentunya obat HIV/AIDS yang sudah diciptakan tidak menutup kemungkinan akan ada dua pilihan, gagal atau berhasil.
i adore your intelligence

semut-ireng

#14
Kutip dari: exile_rstd pada Januari 07, 2012, 04:39:56 PM
iya, contohnya kera (kalau ga salah) kebal dengan virus HIV/AIDS. tapi jikalau obat HIV/AIDS nanti ditemukan, harus diujikan ke siapa? tentunya obat HIV/AIDS yang sudah diciptakan tidak menutup kemungkinan akan ada dua pilihan, gagal atau berhasil.

Apa obatnya belum ditemukan ?   Lha itu yang namanya ARV kan sudah lama sekali diresepkan ?   Di Indonesia mulai digunakan sejak tahun 2001.   Di salah satu negara di Afrika obat ARV itu malah jadi sasaran pencurian / perampokan,  bukan untuk untuk dijual lagi guna mengobati pasien penderita HIV,  tapi dipakai untuk campuran narkoba dan lalu dijual secara sembunyi2 ........ :'(

Mungkin penggunaan ARV yang sudah puluhan tahun itu bisa dipandang masih tahap uji coba,  dan terus akan dikembangkan .......mungkinkah ? ::)

Yang jelas,  uji coba obat terhadap hewan,  sebelum obat itu digunakan oleh manusia,  justru hal itu yang banyak menyesatkan.   Walaupun sama2 makhluk hidup,  sistem imunnya berbeda.   Makanan dan minumannya beda,  habitatnya juga beda,  dan tentu :  sistem imunnya berbeda.

Mestinya harus diyakinkan dulu,  jika diketahui sejenis kera itu kebal terhadap HIV / AIDS,  kekebalannya itu disebabkan dari faktor apa saja ?   Apakah kekebalan dari sel-T-nya ?   Dan ......kan sudah ada eksperimen ( yang gagal ),  dan dari hasil eksperimen itu bisa dianalisa sebab2 kegagalannya ?? :'(

Kegagalan eksperimen itu merupakan salah satu bukti yang memperkuat :  HIV bukan penyebab AIDS  .......sudah ada threadnya.

Kapan hari itu ada iklan di TV  :  Cegah HIV,  Hindari Narkoba ........kenapa iklan itu gak muncul lagi yah ??