Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 28, 2024, 07:23:12 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 112
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 115
Total: 115

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Teh Hijau

Dimulai oleh syx, Juli 05, 2008, 01:12:33 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

syx

Teh Hijau   

Teh merupakan minuman yg sudah dikenal oleh penduduk bumi ini. Dari berbagai macam tipe teh setidaknya ada 3 kategori utama: teh hijau, teh oolong dan teh hitam. Teh hitam dibuat dari dengan cara melakukan fermentasi terhadap daun teh. Selama proses produksi teh hitam, sebagian besar senyawa-senyawa yg ada akan teroksidasi. Teh oolong dibuat dengan memfermentasi sebagian. Sedangkan teh hijau mengalami proses pengeringan untuk mencegah proses oksidasi lebih lanjut hingga zat yang terkandung tetap dalam kondisi utuh.

Senyawa berkhasiat utama dalam daun teh adalah (-)-epigalocatechin gallate (EGCG). Dari cara pembuatan beragam teh tersebut di atas ditemukan bahwa EGCG dalam teh hijau lebih tinggi daripada dalam teh oolong dan jauh lebih tinggi dari pada dalam teh hitam. (Lin et al, 2003)

Telah banyak bukti yg menyatakan secara in vitro bahwa chatechins teh hijau memiliki peranan penting dalam melindungi tubuh terhadap penyakit degeneratif. EGCG dalam teh hijau memiliki banyak aktivitas, antara lain antikarsinogenik - mencegah kanker (Beltz et al, 2006; Fujiki et al, 2005; Spinella et al, 2006), antioksidan (Luximon-Ramma et al, 2006), antimikrobial (Paul et al, 2006; Watson et al, 2006), dan antidiabetes (Tsuneki et al, 2004).

Masyarakat di eropa, terutama prancis, sangat mengagung-agungkan red wine sebagai sumber antioksidan mereka, resveratrol. Ternyata teh hijau tidak kalah dasyat dengan adanya EGCG. Lagipula peneliti Jepang juga mengakui bahwa teh hijau dari Indonesia (Camellia sinensis var asamica) kandungan EGCG-nya lebih tinggi ketimbang milik mereka (Camellia sinensis var sinenesis).

Teh Hijau dan Obesitas

Teh hijau dapat digunakan untuk membantu menurunkan resiko penyakit jantung dan stroke. Salah satu indikasi orang yang memiliki resiko tinggi penyakit kardiovaskuler tersebut adalah mereka yang mengalami kelebihan lemak perut (abdominal fat). Sering kali perut yang membusung dianggap sebagai lambang kemakmuran. Memang benar karena mereka sangat banyak mendapat asupan energi berlebih dari makanan hingga akhirnya tertimbun menjadi lemak di perut. Abdominal fat adalah timbunan lemak yang jahat. Maka dari itu kita hendaknya berusaha mencegah atau menguranginya. Teh hijau telah terbukti mampu menurunkan abdominal fat ini (Nagao et al, 2007). Penelitian lain menyebutkan bahwa teh hijau juga mampu merusak kolesterol LDL yang jahat. (Nagao et al, 2005)

Teh Hijau dan Zat Besi

Kandungan tinggi tanin dalam teh, termasuk dalam teh hijau, telah terbukti menurunkan penyerapan zat besi. Penderita defisiensi zat besi hendaknya tidak mengkonsumsi the terlalu banyak.

Dosis dan Cara Penyajian

Banyak penelitian yang menunjukkan kegunaan teh hijau bagi kesehatan berdasarkan jumlah asupan dari negara-negara Asia, yaitu sekitar 3 cangkir per hari, yang bisa memberikan 240 – 320 mg polifenol. Satu cangkir teh hijau bisa memasok 20 – 35 mg EGCG.

Untuk menyajikannya dengan menggunakan air mendidih yang telah didiamkan selama 3 menit biar suhu agak turun menjadi antara 65 – 80ΒΊ. Air tersebut untuk digunakan untuk menyeduh teh selama 2 - 3 menit saja. Penyeduhan jangan lebih dari 5 menit karena banyak tanin yang bakal terlarut dan berpotensi menyebabkan sembelit.
.
Teh hijau hendaknya disimpan dalam lemari yang kering, terhindar dari sinar matahari langsung. Jangan disimpan dalam lemari es karena rentan terkena lembab dan terkontaminasi bau dari makanan yang tersimpan dalam lemari es tersebut.

Minum teh hijau secara teratur dan jadikan budaya dalam hidup anda. Harapan saya anda sekalian tetap sehat dan terhindar dari penyakit degeneratif. Terima kasih.

Referensi:

Lin YS, Tsai YJ, Tsai JS, dan Lin JK, 2003. Factors affecting the levels of the polyphenols and caffeine in tea leaves. J. Agric. Food Chem. 51(7): 1864-73. (Abstract)

Beltz LA, Bayer DK, Moss AL dan Simet IM, 2006. Mechanisms of cancer prevention by green tea and black tea polyphenols. Anticancer Agent Med. Chem. 6(5): 389-406. (Abstract)

Fujiki H, Suganuma M, Matsuyama S, dan Miyazaki K, 2005. Cancer prevention with green tea polyphenols for the general population, and for patients following cancer treatment. Current Cancer Therapy Reviews 1: 109-114. (Full Text)

Spinella F, Rosano L, DiCastro V, Decandia S, Albini A, Nicotra MR, Natali PG dan Bagnato A, 2006. Green tea polyphenol epigallocatechin-3-gallate inhibits the endothelin axis and downstream signaling pathways in ovarian carcinoma. Mol Cancer Ther. 5:1483-1492 (Abstract)

Luximon-Ramma A, Neegheen VS, Bahorun T, Crozier A, Zbarsky V, Datla KP, Dexter DT, Arouma OI, 2006. Characterization of the antioxidant functions of flavonoids and proanthocyanidins in Mauritian black teas. Biofactors 27(1-4):79-91. (Abstract)

Paul DS, Saroj S, Yukihiko H, dan Peter WT, 2006. Potentiation of Catechin Gallate-Mediated Sensitization of Staphylococcus aureus to Oxacillin by Nongalloylated Catechins. Antimicrob. Agents Chemother. 50(2): 752-755. (Full Text)

Watson JL, Vicario M, Wang A, Moreto M, McKay DM, 2005. Immune cell activation and subsequent epithelial dysfunction by Staphylococcus enterotoxin B is attenuated by the green tea polyphenol (-)-epigallocatechin gallate. Cell Immunol. 237(1):7-16. (Abstract)

Tsuneki H, Ishizuka M, Terasawa M, Wu JB, Sasaoka T, Kimura I., 2004. Effect of green tea on blood glucose levels and serum proteomic patterns in diabetic (db/db) mice and on glucose metabolism in healthy humans. BMC Pharmacol. 26;4:18. (Abstract)

Nagao T, Hase T, dan Tokimitsu I, 2007. A Green Tea Extract High in Catechins Reduces Body Fat and Cardiovascular Risks in Humans. Obesity 15:1473-1483. (Abstract)

Nagao T, Komine Y, Soga S, Meguro S, Hase T, Tanaka Y, Tokimitsu I. Ingestion of a tea rich in catechins leads to a reduction in body fat and malondialdehyde-modified LDL in men. Am J Clin Nutr. 2005 Jan;81(1):122-9.

reborn

wuih... mantap nih. boleh nanya ya ;D
Yang dijelasin kan baru manfaatnya aja nih, menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler, berat badan, dll.
Nah, kerugian/efek sampingnya apa aja?
Trus ada kontraindikasi apa aja?

syx

bukannya udah tuh... di bagian teh dan zat besi.

reborn

ah iya, mangap  :-X
Jadi selain penderita anemia, relatif aman minum teh hijau?

syx

aman aja. mungkin juga perlu diberi peringatan hati-hati bagi penderita hipertensi berat karena adanya kandungan kafein. meski kafein yang ada di daun teh lebih tinggi ketimbang kopi tapi dari cara penyeduhannya kafein yg bisa terekstraksi dari  serbuk daun teh lebih dikit ketimbang dari serbuk biji kopi. jadi efeknya mild aja.
tapi kafein bagus juga kok. bisa mencegah penyakit degeneratif seperti pikun. beberapa dugaan kalo kafein bisa menyebabkan osteoporosis, kanker, dan penyakit lainnya udah tidak terbukti.

izumi

sowry mau gabung nih,,, btw ada yang bilang katanya teh menghambat penyerapan kalsium n krn itu orang hamil pantang minum teh,, betul nda???
truz tata cara minum teh yang baik tu gimana biar zat2 yang ada nda hilang...???
yang sy tau cuman diseduh di air hangat 80 derajat C, truz disedu tidak lebih dari 2 menit, n diminum tidak lewat dari 20 menit setelah dibuat, n tidak pke tambahan apapun....betul nda???
truz lagi gimana cara membedakan teh hijau yang ada di pasaran???kan ada tuh jenis teh yang tidak mencantumkan teh hujau atau teh hitam....atau setengah oksidasi,,,dijawab ya

syx

#6
tata cara penyeduhan udah dituliskan di artikel di atas. tujuan dari cara penyeduhan tersebut adalah mengoptimalkan pengambilan bahan yang baik tanpa banyak kerusakan dan mencegah larutnya beberapa bahan yang dianggap bisa memberikan efek samping besar. salah satu bahan yg dihindari ini adalah tanin. nah, tanin ini bisa menurunkan penyerapan kalsium dan bikin sembelit. selama cara nyeduhnya bener efek samping tersebut bisa dihindari. kalo diare kadang kita bisa hentikan pake teh pekat karena kadar taninnya tinggi.
untuk waktu minum emang seharusnya secepat mungkin (tentu biarin rada dingin dulu biar lidah ga melepuh). alasannya adalah untuk mencegah kerusakan EGCG terlalu banyak. EGCG adalah antioksidan terkuat. karena itu EGCG sangat mudah sekali rusak karena pengaruh oksigen di udara selama pendiaman. kalo minumnya kelamaan tentu aja kadar EGCGnya jadi tinggal dikit banget dan hasilnya kurang optimal.
pastinya ada keharusan menyertakan label jenis teh pada kemasannya. teh hijau warna air seduhannya hijau kekuningan, sedangkan teh hitam warna seduhannya cenderung kemerahan. saya pernah coba beberapa teh hijau yang ada di pasaran. beberapa yang baik antara lain yg ada gambar orang tuanya. kalo yg sw ga bagus, malah ga jelas antara ijo ato item.

izumi

mukanya orang tuanya gimana???
supaya gampang didapatnya....
klo teh cap botol atau teh bandulan???
teh dari daun tuh.....kan katanya lebih bagus dari daun yg utuh...
tu teh hujau bukan yah???

syx

yg beda di sini bukan bentuk daunnya, tapi proses bikinnya berkaitan dengan proses fermentasi. liat post pertama...
sekarang gw masi cari-cari masalah teh putih. apaan sih itu?

izna

@syx
teh putih ??  :o
emang ada ya ?
tar klo udh tau cpt2 dipost-in ya, aku jd penasaran nih,..
pengen tau jg, ;)
DeNgan CiNta HiDup jaDi InDah, DeNgan iLmu HiDup jaDi MuDah, DeNgan iMan HiDup jaDi TerArah

syx

teh putih juga dari tanaman Camellia sinensis. terbuat dari daun pucuk yang belum terbuka alias masi kuncup. saat itu pucuk masi tertutup rambuh putih halus... dari sini namanya berasal. berikutnya diproses sama seperti teh ijo, yaitu tanpa proses fermentasi. rasa dianggap lebih ringan dan lebih manis ketimbang teh ijo. kadar kafeinnya juga diklaim lebih rendah ketimbang teh yang lain. efek? blom banyak penelitian. tapi kemungkinan ga banyak beda dari teh ijo.

insan sains

Boleh menyimpulkan nggak dari pertanyaannya Izumi :

Kutip dari: izumi pada Juli 08, 2008, 11:35:14 AM
sowry mau gabung nih,,, btw ada yang bilang katanya teh menghambat penyerapan kalsium n krn itu orang hamil pantang minum teh,, betul nda???

Terus dijawab sama mod Syx dengan :

Kutip dari: syx pada Juli 08, 2008, 01:02:13 PM
tata cara penyeduhan udah dituliskan di artikel di atas. tujuan dari cara penyeduhan tersebut adalah mengoptimalkan pengambilan bahan yang baik tanpa banyak kerusakan dan mencegah larutnya beberapa bahan yang dianggap bisa memberikan efek samping besar. salah satu bahan yg dihindari ini adalah tanin. nah, tanin ini bisa menurunkan penyerapan kalsium dan bikin sembelit. selama cara nyeduhnya bener efek samping tersebut bisa dihindari. kalo diare kadang kita bisa hentikan pake teh pekat karena kadar taninnya tinggi.
(dst....)

Berarti intinya : Cara penyajian yang tepat, dapat membuat efek menghambat penyerapan kalsium itu bisa dihindari. Betulkah demikian kesimpulannya?

Oia.. kebetulan pernah baca juga di majalah New Scientist tentang masalah teh ini. Cuman makin banyak baca, jadi makin tambah bingung. Begini katanya :

"Untuk menyeduh teh gunakanlah air yang masih segar, bukan air yang telah dimasak berkali-kali"

Yang membuat bingung adalah penjelasannya. Mana yang benar antara :
# karena kandungan oksigennya yang telah berkurang
# ataukah karena kandungan alumuinium yg larut dalam air
ataukah ada penjelasan lain?
Menuju Indonesia sebagai THE COUNTRY MASTER OF TECHNOLOGY, 2030

syx

yup... tergantung cara penyeduhannya. kalo misalnya anda mengalami diare ya silakan aja celup lama-lama biar taninnya banyak yang terekstraksi.

kalo masalah air segar ato telah dimasak berulang kali saya ga tau alasannya secara pasti. kalo alasannya kandungan oksigennya berkurang kan malah tambah bagus karena bisa menjaga kadar EGCG-nya tanpa dirusak oleh oksigen. kalo alasannya ada unsur logam dari wadah pemanasannya mungkin lebih masuk akal...


izna

@syx
teh ijo ma teh putih bagusan mana bt kesehatan?
trus resikonya lbh rendah ngonsumsi teh ijo atau teh putih?
jelasin secara rinci donks..manfaat dari teh putih,

thx b4  :) ;) :D
DeNgan CiNta HiDup jaDi InDah, DeNgan iLmu HiDup jaDi MuDah, DeNgan iMan HiDup jaDi TerArah

insan sains

Kutip dari: syx pada Juli 16, 2008, 04:30:18 PM
yup... tergantung cara penyeduhannya. kalo misalnya anda mengalami diare ya silakan aja celup lama-lama biar taninnya banyak yang terekstraksi.

kalo masalah air segar ato telah dimasak berulang kali saya ga tau alasannya secara pasti. kalo alasannya kandungan oksigennya berkurang kan malah tambah bagus karena bisa menjaga kadar EGCG-nya tanpa dirusak oleh oksigen. kalo alasannya ada unsur logam dari wadah pemanasannya mungkin lebih masuk akal...

Dalam buku yang pernah saya posting resensinya di sini. Ada salah satu jawaban mengenai pertanyaan cara penyeduhan teh dengan menggunakan air segar :

KutipAlasan air yang baru sekali mendidih lebih efektif untuk membuat teh dibanding air yang telah dididihkan dua kali adalah yang pertama memiliki kandungan oksigen lebih tinggi. Ini menghasilkan rasa lebih lezat sebab lebih banyak teh akan terekstraksi dari daun-daun teh.

Ini dapat diperagakan dengan mudah dengan menempatkan daun teh yang sama banyak dalam dua buah gelas besar. Gelas pertama diisi dengan air yang baru sekali mendidih sedangkan gelas kedua diisi dengan air yang sudah berulang kali mendidih. Pemeriksaan pada kedua gelas setelah tiga menit menunjukkan air seduhan pada gelas pertama lebih merah dan lebih beraroma.

J.R. Stanfford
Marks & Spencer
London, Inggris

Saya sendiri kurang begitu yakin dengan alasan yang disebutkan.

Nah, nambah lagi diskusinya yach....!! (selain yang ditanyakan sama Izna)

Tadi awal di posting sampai postingan ini, kita berbicara mengenai cara penyeduhan teh dengan menggunakan air panas (setidaknya yg saya tangkap begitu!). Terus, bagaimana dengan produk-produk teh hijau sekarang yang banyak dijual di pasaran dengan kemasan botolan? Adakah efek samping seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya dapat terjadi?
Menuju Indonesia sebagai THE COUNTRY MASTER OF TECHNOLOGY, 2030