Member baru? Bingung? Perlu bantuan? Silakan baca panduan singkat untuk ikut berdiskusi.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 01:29:46 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 102
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 105
Total: 105

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Partikel Nano yang Tidak Beracun Dapat Mengantar dan Menjejak Pergerakan Obat

Dimulai oleh raisuien, Februari 11, 2010, 08:18:57 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

raisuien

Sebuah partikel nano tidak beracun yang dikembangkan oleh para peneliti Penn State terbukti sebagai sistem transportasi yang efektif baik untuk obat-obat terapis ataupun zat pewarna fluorosens yang dapat melacak proses pengantarannya.

Dalam edisi online terbaru Nano Letters, sekelompok ilmuwan dari bidang ilmu dan teknik material, kimia, bioteknologi, fisika, dan farmasi menunjukkan bahwa partikel kalsium fosfat dengan ukuran 20 hingga 50 nanometer dapat masuk ke sel dan terurai dengan aman, melepaskan beban yang dibawa baik berupa obat ataupun zat pewarna.

Peter Butler, seorang calon professor di bidang bioteknologi, dan para mahasiswanya menggunakan laser berkecepatan tinggi untuk mengukur ukuran partikel yang mengandung zat pewarna fluorosen dari difusinya di dalam larutan.

"Kami menggunakan teknik yang dinamakan pengukuran photon tunggal dengan korelasi waktu", ungkap Butler. "Teknik ini menggunakan gelombang sinar laser dalam mengukur waktu, dalam ukuran nano detik, untuk molekul-molekul memendarkan sinar."

Dengan metode ini, kelompoknya berhasil mengukur ukuran partikel-partikel dan dispersinya di dalam larutan, dalam hal ini berupa larutan garam standar mengandung posfat yang digunakan sebagai model sederhana untuk darah.

"Yang kami lakukan dalam penelitian ini adalah mengubah pH netral dari larutan, yang menyerupai darah, menjadi lebih asam, seperti yang terdapat di sekeliling tumor dan di bagian-bagian dari sel yang mengumpulkan cairan mengandung nano partikel di luar membran sel dan membawanya masuk ke dalam sel. Ketika kami menurunkan pH, lingkungan asam mengurai partikel kalsium posfat," tambahnya.

"Dapat kita amati bahwa ukuran partikel menjadi sangat kecil, sampai seukuran zat warna bebas yang berada dalam partikel. Hal ini memberikan bukti bahwa perubahan pH dapat digunakan sebagai mekanisme untuk melepas berbagai obat yang terkandung dalam partikel-partikel," demikian penjelasan Butler.

Walaupun penggunaan utama bagi partikel-partikel ini ditujukan untuk mengobati kanker, kelompok Butler justru tertarik dalam kemampuannya untuk mengantarkan berbagai jenis obat yang terbukti menghambat pertumbuhan sel yang dapat dengan menyebabkan penyakit pembuluh darah.

Beberapa obat yang digunakan pada kultur terlihat menjanjikan dalam mengurangi pengerasan arteri dan penyempitan pembuluh darah setelah balloon angioplasty. Butler mengatakan bahwa masalahnya adalah bagaimana cara membawa obat-obat ini menuju sasarannya.

Ceramide, sebuah molekul kemoterapi yang memicu kematian sel kanker, juga memiliki kemampuan untuk mengurangi pertumbuhan sel-sel yang sehat.

Mark Kester, seorang profesor di bidang farmasi, dan Jong Yun, calon profesor bidang farmasi, keduanya dari Fakultas Farmasi Penn State, telah mengoptimasi ceramide baik untuk penyakit kanker maupun penyakit pembuluh darah.

Kelompok mereka menemukan bahwa dengan menggunakan otot pembuluh manusia yang halus secara in vitro, ceramide yang dikapsul dalam partikel nano kalsium posfat dapat mengurangi pertumbuhan sel otot sampai 80% dengan jumlah 25 kali lebih sedikit dibandingkan ceramide yang digunakan secara bebas, tanpa menimbulkan kerusakan pada sel.

Partikel nano kalsium posfat dikembangkan oleh James Adair, professor ilmu dan teknik material, dan para mahasiswanya. Partikel nano tersebut memiliki beberapa keuntungan yang tidak dimiliki system transportasi obat lainnya, menurut penulis Thomas Morgan, mahasiswa pasca sarjana dalam bidang kimia.

Tidak seperti bintik kuantum, yang tersusun dari logam-logam beracun, kalsium posfat merupakan mineral alam alami yang aman, yang telah ada dalam jumlah yang besar di dalam darah.

"Yang membedakan metode yang kami gunakan (dengan metode lainnya − red) adalah (kami menggunakan) partikel-partikel yang lebih kecil (untuk dibawa k e dalam sel), tidak terjadi aglomerasi (partikel terdispersi secara merata di larutan), dan kami menyimpan obat-obatan atau zat warna dalam partikel, ketimbang di permukaan," ujar Morgan. "Untuk alasan yang belum kami ketahui, zat pewarna fluorens yang dibungkus dalam partikel nano kami empat kali lebih cerah daripada zat warna bebas."

"Obat dan zat warna sangat mahal," lanjutnya, "akan tetapi keuntungan dari pengapsulan adalah jumlah (obat-obatan dan pewarna) yang dibutuhkan lebih sedikit. Kita dapat membuatnya dalam konsentrasi yang tinggi di laboratorium, dan mengencerkannya dan masih tetap efektif. Kami bahkan percaya kami dapat mengkombinasikan pengiriman obat dan zat warna untuk penjejakan dan pengobatan secara bersamaan. Itu adalah salah satu hal yang saat ini sedang kami kerjakan."

Peneliti lain di proyek ini adalah Erhan Altinoglu dan Amra Tabakovic, mahasiswa pascasarjana bidang teknik material, dan mantan anggota, Sara Rouse, doktor di bidang material; mahasiswa pascasarjan bioteknologi, Hari Muddana and Tristan Tabouillot; fisikawan Timothy Russin; farmakator Sriram Shanmugavelandy; dan Peter Eklund, profesor terkemuka bidang fisika dan teknik material.

[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]