Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 05:45:44 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 134
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 160
Total: 160

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Menentukan titik garis lurus

Dimulai oleh Farabi, Oktober 29, 2011, 10:50:38 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

mhyworld

Kutip dari: nandaz pada November 06, 2011, 07:33:51 PM
Maaf, saya mau komen mengenai titik :). Bukannya titik ada disetiap dimensi? mulai dari satu dimensi ke dimensi berapapun? perbedaannya adalah dalam segi ke akuratan penempatan. kalo tidak ada titik yang kontiniu di dimensi satu, maka tidak akan ada garis, dan kalo tidak ada garis maka tidak akan ada bidang begitu seterusnya hingga kita dapat menafsirkan begini bahwa suatu benda sesungguhnya terdiri dari titik-titik yang tak terhingga banyaknya....
hmmm?  ??? bagaimana mungkin? benda itu dapat kita lihat dan dapat kita ukur. terus kenapa  benda itu terdiri dari takterhingga titik, seolah benda itu hampir seluas alam semesta? ada yang bisa menjawabnya?
Titik, garis, bidang, dan ruang hanyalah model matematis untuk membantu perhitungan geometri dari objek yang diukur. Berdasarkan definisi, ukuran titik adalah 0. Untuk membentuk suatu garis dengan panjang tertentu, diperlukan titik-titik yang tak terhingga banyaknya. Perkalian antara 0 dan tak terhingga adalah undefined, sehingga harus dihitung melalui pendekatan limit. Umumnya menghasilkan nilai yang terhingga/finite.

Kalau belajar kalkulus, tentu mengenal differensial dan integral. Di situ sering dijumpai notasi dy atau dx, yang berarti perubahan nilai y atau x yang sangat kecil, mendekati 0. Namun karena jumlahnya sangat banyak, mendekati tak terhingga, akhirnya diperoleh nilai yang terhingga/finite, seperti dalam perhitungan luas atau volume suatu bangun.
once we have eternity, everything else can wait

Farabi

Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

Farabi

Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

nandaz

#18
wah, om farabi...gambar manusianya kok agak syerem.... :P
Kutip dari: mhyworld pada November 06, 2011, 11:01:47 PM
Titik, garis, bidang, dan ruang hanyalah model matematis untuk membantu perhitungan geometri dari objek yang diukur. Berdasarkan definisi, ukuran titik adalah 0. Untuk membentuk suatu garis dengan panjang tertentu, diperlukan titik-titik yang tak terhingga banyaknya. Perkalian antara 0 dan tak terhingga adalah undefined, sehingga harus dihitung melalui pendekatan limit. Umumnya menghasilkan nilai yang terhingga/finite.

Kalau belajar kalkulus, tentu mengenal differensial dan integral. Di situ sering dijumpai notasi dy atau dx, yang berarti perubahan nilai y atau x yang sangat kecil, mendekati 0. Namun karena jumlahnya sangat banyak, mendekati tak terhingga, akhirnya diperoleh nilai yang terhingga/finite, seperti dalam perhitungan luas atau volume suatu bangun.

hmm, entah kenapa kalo disambungin ke limit jadi inget paradoknya zeno...oh tidak  :o bisa bahaya kalo dilanjutin, OOt tau

Btw, jawaban dari pertanyaanku sebelumnya sebenarnya sangat sederhana, Mas mhyworld sudah menunjukkan jawabannya sih. Alasannya yang cukup realistis  karena suatu benda itu konvergen(artinya benda itu menuju suatu titik) kata tak terhingga disini jika di bentuk kedalam limit pastinya menuju 0 \lim_{x \to\inf}1/x=0 maksudnya jika ukuran benda itu di teliti semakin dan semakin kecil hingga kasat mata meski diakui kecil sekali pastilah benda itu akan berukuran sama dengan tidak ada atau 0 , sesuai pendefinisian limit benda itu akan lebih kecil lagi dari pada \epsilon (epsilon)
disinilah nampak perbedaan tak hingga itu, apakah konvergen atau divergen...aku yakin menjawab ukuran suatu benda adalah konvergen
starting by doing what is necessary, then what is possible and suddenly you are doing the impossible...
\dia\cal{ANONYMOUS}\cl

Farabi

Contoh dari limit ini biasanya (kalau saya tidak salah paham) disebut ray. Sebuah garis lurus dengan nilai tak hingga, itu sebabnya sebuah cahaya disebut ray, karena lurus dan panjangnya tak hingga, jika di luar angkasa.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

mhyworld

Yang saya ingat dari pelajaran SD dulu, garis itu kedua ujungnya tak terhingga, oleh karena itu kedua ujungnya digambarkan dengan anak panah.

Kalau sinar, salah satu ujungnya saja yang tak terhingga. Ujung lainnya berhenti pada satu titik, yang disebut titik asal. Ujung yang satu diberi tanda panah, sedangkan ujung satunya diberi tanda titik atau ruas garis tegak lurus.

Kalau kedua ujungnya terbatas disebut ruas garis. Gambarnya pada kedua ujung diberi tanda berupa titik atau ruas garis pendek yang tegak lurus dari ruas garis yang digambarkan.

once we have eternity, everything else can wait

Farabi

Mod, thread saya yang ini tolong dihapus.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.