Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

April 20, 2024, 06:10:26 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 231
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 185
Total: 185

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

meningkatkan kualitas pendidikan

Dimulai oleh dummy, Januari 27, 2014, 10:58:08 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

dhany10487

Perubahan-Perubahan Yang Perlu Dilakukan Untuk Pendidikan Yang Berkualitas Setara Dengan SEKOLAH BERBASIS INTERNASIONAL Tanpa Perlu Biaya Yang Besar

* Guru

o Buatlah mereka saling berkompetisi untuk mendapatkan gelar guru favorit dari para siswanya. Lakukanlah kompetisi tersebut tidak hanya setiap setahun sekali, melainkan setiap hari, jadi murid ibarat juri yang memberikan poin/skor/nilai terhadap kreativitas & kualitas guru dalam mengajar"setiap hari". Sehingga, selain kita yang suatu saat merasa payah ketika mendapatkan peringkat kelas paling rendah, guru juga turut merasakan kekurangannya dalam mendapatkan hati dari peserta didiknya, hal itu dapat dinilai dari peringkat guru idola mulai dari yang tertinggi sampai terendah. Tahu kan jika kita mendapatkan nilai yang kurang memuaskan? Kita akan berusaha untuk memperbaikinya. Bagaimana jika guru yang mengalaminya? Mereka secara naluri pasti berusaha merubah pola mengajar yang diterapkan supaya lebih baik dan menarik sehingga tidak membuat bosan para siswanya. maka, kita tidak lagi mengenal guru yang memanfaatkan profesinya untuk sekedar mendapatkan gaji demi memberi nafkah keluarga, tetapi memang benar-benar memiliki niat serius untuk mencerdaskan peserta didiknya.

o Setiap guru harus berobat jika mengidap penyakit berikut, yaitu TBC/GAPTEK (Tidak Bisa Komputer/Gagap Teknologi). Mengapa? Zaman modern, kualitas hidup modern, kualitas pendidikanpun juga harus modern sehingga dapat bersaing dengan negara-negara lain di dunia. Pendidikan berkualitas modern yang sesungguhnya hanya bisa diperoleh jika gurupun memiliki kemampuan pola didik yang modern, dan didukung pula dengan teknologi yang modern. Saat ini komputer merupakan produk teknologi yang perkembangannya lumayan pesat. Jika guru tidak mampu ber_adaptasi dengan cepat, tepat, baik, dan efektif dalam memanfaatkan komputer sebagai sarana mengkomunikasikan ilmu pengetahuan kepada peserta didiknya, maka kita akan sulit bersaing di kancah persaingan dunia.

* Lingkungan

o Lingkungan berpengaruh pada "mood" dari peserta didik. Jadikan suasana di sekolah seakan tidak seperti di tempat yang menyeramkan, di tempat yang kumuh, ataupun seperti di dalam penjara. Tetapi seakan seperti di suatu taman belajar yang indah dan menyenangkan, hal itu juga dapat dipengaruhi oleh guru. Pernahkah kalian mendengar istilah "Guru Killer"? yang pasti guru tersebut tidaklah benar-benar seorang pembunuh bayaran, dan kita juga berharap guru tersebut bukanlah pembunuh"mood". Jadilah guru yang dirindukan murid-muridnya, bukannya guru yang sangat diharapkan ketidakhadirannya.

o Kita berpendapat bahwa hanya sekolah berprestasilah yang pantas memiliki arsitektur bangunan yang bagus dan menarik, lalu, bagaimana dengan sekolah berkualitas rendahan? Siswanya tukang bolosan, gurunya juga sering mangkir, sekolahnya pun kumuh. Namun salahkah jika sekolah berkualitas sedang atau lumayan rendah tersebut memiliki arsitektur bangunan yang menarik dan penuh warna seperti halnya SBI? Membangun minat belajar dan minat didik dengan baik dimulai dengan kondisi & suasana yang mendukung, kalau kita memandang hanya sekolah SBI yang pantas memiliki arsitektur bangunan yang menarik, maka kita akan kesulitan dalam memajukan kualitas pendidikan, siswa yang minat belajarnya sedang-sedang saja atau bahkan tidak memiliki minat belajar keadaannya akan semakin terpuruk. Kita tidak menginginkan dana yang besar, yang kita inginkan hanyalah peran seluruh warga sekolah dalam memainkan kreatifitasnya sebaik mungkin untuk menjadikan sekolah seakan seperti surga '"dunia pendidikan" bagi seluruh siswa.

o Sebagai warga negara yang baik kita tentunya sangat mencintai negara Indonesia, jadi apa salahnya kalau saat jam istirahat dimainkan lagu-lagu wajib nasional melalui pengeras suara yang dimiliki oleh sekolah, guna terus meningkatkan rasa nasionalisme kita terhadap negara ini, dan hal itu mungkin juga dapat memberikan semangat baru bagi para siswa untuk belajar lebih giat. Atau bisa juga dengan memainkan lagu-lagu daerah.

deftones

kenapa konsennya ke eksekutor bro? kenapa ga ke sistem nya?  ;D

nʇǝʌ∀

idenya bagus tapi tetap berbiaya besar. saya menangkap ada beberapa ide yang bisa diambil dari kalimat TS yang menurut saya bisa memakan biaya besar apabila direalisasikan :

Kutip
guru harus mampu menggunakan komputer atau tidak gaptek

berarti harus ada kursus khusus guru atau penambahan syarat untuk jadi guru dengan atau tanpa sertifikasi. itu artinya dibutuhkan lebih banyak biaya untuk membangun orang bermental guru. imbasnya, guru akan minta kenaikan gaji karena pengorbanan biaya mereka lebih besar untuk menjadi guru sekarang ketimbang yang dulu-dulu.

Kutip
sekolah harus memiliki kondisi fisik yang baik mulai dari bangunan, lapangan, dll.

ya ini juga pasti membutuhkan biaya besar. sekolah jumlahnya banyak. dan sekolah dengan kondisi fisik memprihatinkan juga banyak. dengan meningkatkan kondisi fisik sekolah, tentu dibutuhkan biaya lebih besar kalau kondisinya dibuat harus lebih bagus. ibarat membandingkan pembangunan dan perawatan rumah dengan gubuk. itu artinya biaya sekolah akan naik, dan tuntutan dana ke pemerintah juga lebih tinggi.

singkatnya, manakala standar kualitas ditingkatkan, maka pengorbanan lebih besar dibutuhkan.
itu sudah hukum alam.

sebenarnya saya percaya negara ini punya kemampuan mengatasi 2 masalah di atas kalau hanya persoalan biaya. uang mungkin bisa dihasilkan lewat SDA yang melimpah ruah. tinggal masalahnya apakah masyarakatnya rajin dan amanah. etos kerja memang jadi persoalan disini. banyak orang ga sabar pingin hidup mapan jadi lebih memilih mengambil dana orang lain ketimbang bekerja keras bareng yang belum pasti hasilnya.

                |'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''|
       __/""|"|--------nʇǝʌ∀ inc.------|
> (|__|_|!!|__________________|
      (o)!""""""(o)(o)!"""""""""""(o)(o)!

MuhammadRyan

Saya malah cenderung suka mengganti sistem pendidikan di Indonesia krn udh parah banget
Kalian mau belajar nyanyi disaat kalian pengen jadi Dokter, mana suara lu cempreng (Ojo nesu... hihihi)

Orang yg bodoh adalah orang yg pintar dalam sesuatu yg tidak dia butuhkan utk terus hidup...

Jadi intinya, pemfokusan pada suatu bidang tertentu dibutuhkan... misalnya, klo mau jadi dokter; kita tinggal kasih apapun kecuali IPS, PKN, SENI, B. INDONESIA (Utk beberapa materi dasar, wajib diajarkan)  :kribo:, dan laen laen... yg terasa gak perlu.

Dan oh ya, Guru guru juga harus profesional... utk 1 Juta guru profesional di Indonesia bisa diberi suatu gelar yaitu 'The Volunteer Knight', sama dikasih pita atau sesuatu yg membuat mereka PeDe dan meneruskan perjuangan disaat kita sebagai 'pemerintah' cuman ngeluarin sedikit biaya (Pita sedikit pling cuman 1500-an di Pak Hasyim)

Utk murid-murid, saya rasa juga harus ada penegasan pada moral moral. Moral murni Indonesia sudah tercemar brow... kita bisa suguhin propaganda propaganda baik yg menyuruh para siswa utk tidak meniru budaya barat.

Media pendidikan sekiranya cukup, ajang ajang pendidikan (Lomba dan kawan kawan) ditingkatkan... pendidikan dasar sekiranya cukup itu, dan utk menciptakan kalangan militer yg berkualitas utk menyeimbangkan kuantitas. Setelah lulus SD, para siswa yg ingin masuk golongan militer dpt nyalon ke AKBRI. Kita mendapat pasukan elit yg dididik dari kecil brow (Seperti Janissary dgn berkah tanah jajahan utk Kesultanan Ottoman-nya)

Universitas adalah kunci buat inovasi2, 7 Universitas di setiap provinsi wajib menyuguhkan minimal 1 inovasi per tahun atau gelar mereka sbg 'The Big Seven' akan dihapus utk 4 tahun kedepan (Serem juga ya, dan gelar ini juga menandakan bahwa universitas itu favorit... jdi menambah 'Prestige' universiti juga). Dalam beberapa event, universitas harus men-share pengetahuannya ke sosial, mereka mengetahui cara menanam dan memanen supaya hasilnya bagus, bisa langsung diterapkan ke sawah terdekat. Pengetahuan jgn diambil sendiri, harus dishare supaya hasilnya keliatan. Apalagi klo dibuang percuma (Cuman buat nilai bolong)

Dan diatas semuanya, saya punya 1 usulan...
Propaganda, ya itu bisa menjadi sebuah senjata yg kuat bagi negara yg terpuruk utk menguasai satu continent.
Ada yg tau Jerman, gimana kondisinya saat 1933 (Parah...) dan apa yg mereka lakukan 1939 (Parah...). Keren juga utk negara dgn divisit ekonomi yg tinggi, di injak injak oleh sekutu, bisa bangkit membalas dendam.

Kita sbg bangsa terjajah, bangsa yg tersingkirkan punya peluang dgn propaganda. Ini bisa meningkatkan semangat dan dorongan utk terus berusaha mengalahkan bangsa lain. Sama ada pemimpin dgn orasi yg keras (Kyk Hitler dan kyk saya gituw, wkwkwkwkwk)... tpi beneran, ini bagus banget utk Era baru Indonesia. ALL BRAVE NEW INDONESIA!

Makacih :)



"Saat gerah keterlaluan"
"MATAHARI ADA DUA!!!"
"Liat ABG Kumisan..."
"Asli gak tahan, pake ini itu gak mempaaaan!"

ytridyrevsielixetuls

thread tentang dunia pendidikan indonesia makin banyak aja yah.
secara garis besar saya ingin tekankan beberapa kekurangan dari dunia pendidikan di negara ini :

1. seperti kata salah seorang mentalis terkenal, di sekolah setiap murid dituntut untuk menjadi "guru" bagi semua mata pelajaran. ini menjadi beban yang sebagian di antaranya tidak perlu karena setiap orang berbeda minat dan bakat. stres akan meningkat karena semua bidang harus dikuasai.

2. beberapa even atau aktifitas tidak perlu lebih baik ditiadakan saja. kalau pun ada yang suka, maka tidak perlu diwajibkan kepada semua murid. even atau aktifitas sekunder sebaiknya jangan dijadikan kewajiban.

3. standar ganda dalam pembangunan mental disiplin oknum dunia pendidikan. murid wajib masuk tepat waktu sementara guru boleh telat. murid terancam skorsing, mendapat poin pelanggaran, atau disetrap kalau telat sedangkan guru yang telat tidak dipotong gajinya. padahal guru punya tanggung jawab sebagai pendidik.

4. pemanfaatan waktu luang yang tidak efisien. waktu terbuang sia-sia. kadang2, ketika guru lagi males ngajar, mereka hanya ngasih latihan dengan open book. atau ujian dadakan yang sebenarnya tidak menambah nilai apapun, sekedar menghabiskan jam mengajar. kadang2 di sela2 kegiatan itu, mereka malah curhat...

5. perasaan paling superior dan paling penting oleh guru dibandingkan dengan guru lain. sebagian guru merasa ilmu mereka paling dibutuhkan oleh dunia. ada-ada aja.. yang guru matematika bilang matematika memegang peranan paling penting, guru fisika bilang fisika, guru biologi bilang biologi, bahkan guru agama pun nga mau kalah. ketimbang menganggap ilmu itu setara mereka berusaha mendoktrin anak didiknya supaya memandang mereka lebih tinggi dibandingkan guru lain.

6. murid juga terkadang tidak punya etos kerja (belajar) yang baik. banyak sekali pelajar di negara ini yang memilih nyontek ketimbang berusaha sendiri. kadang-kadang pake bullying. ada yang tukang ngadu tapi sendirinya suka melanggar diam2. saling menjatuhkan. terjebak tawuran, narkoba, dll.

7. pengkultusan sekolah. indoktrinasi kepada masyarakat bahwa sekolah menjadi satu-satunya atau pilihan terbaik bagi kesuksesan. ini tidak benar. bahkan lebih gawatnya lagi, mereka yang sukses tanpa sekolah seringkali dianggap memiliki kesuksesan palsu. kasus lain, orang mudah sekali dipandang rendah cuma karena tidak sekolah.

8. selebihnya adalah tidak amanah dalam menjalankan kewajiban. sistem apapun pasti akan jadi rusak oleh orang yang tidak menjalankan amanah. katakanlah murid punya kebebasan memilih bidang sesuai minat dan bakat, tapi masih suka bullying, masih suka nyontek, masih tawuran. guru sudah disiplin tidak telat. tapi dana untuk sekolah malah diselewengkan. ya tetap aja amburadul...

segini aja dulu. mungkin ada yg kelupaan.. tapi untuk saat ini. cuma ini yg terlintas di benak saya.
[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|

deftones

masih pada tau ga, masih ada guru2 yang gajihnya cuma 150rb/bulan? sama dosen yang gajihnya cuma 500rb/bulan? nah kalo ini udah beres hayu kita obrolin MENINGKATKAN PENDIDIKAN :D 

__________

sistem pendidikan harus fleksibel bagi setiap karakter siswa bukan cuma diarahkan menjadi satu kelompok monoton saja. semuanya harus A saja. padahal A bukan satu-satunya hal positif. tentu bagi yang berminat dan berbakat A maka mereka diuntungkan dan bagi yang tidak maka mereka dirugikan. oh ya saya setuju dengan pendapat yg mengatakan bahwa tidak bagus mengarahkan semua murid untuk menjadi wajib menguasai semua pelajaran.

Monox D. I-Fly

Kutip dari: deftones pada Februari 25, 2014, 12:00:39 PM
masih pada tau ga, masih ada guru2 yang gajihnya cuma 150rb/bulan? sama dosen yang gajihnya cuma 500rb/bulan? nah kalo ini udah beres hayu kita obrolin MENINGKATKAN PENDIDIKAN :D 

Ah, iya juga ya... Realita yang terlupakan di tengah-tengah khayalan tentang utopia pendidikan... Gimana mutu pendidikan bisa ditingkatkan kalau gurunya aja susah hidup?
Gambar di avatar saya adalah salah satu contoh dari kartu Mathematicards, Trading Card Game buatan saya waktu skripsi.