Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 07:21:25 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 231
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 199
Total: 199

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

slow vs fast knowledge

Dimulai oleh peregrin, Maret 05, 2007, 06:06:27 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

peregrin

Barusan ngobrol dg satu prof di sini ttg kemudahan informasi yg skr bisa diakses dr wikipedia, google, dsb. Doi justru menyamakan fast knowledge seperti ini dg fast food (junk food) yg nggak sehat krn bikin org jadi kurang kritis, malas bersusah payah atau berusaha benar2 mengunyah dan mencerna informasi yg sedang dicari.

Buat saya, pandangannya dia menarik sih (*hare genee kagak mau cepat-cepat  ???). Dan memang contoh2 yg dikasih dialami sendiri sih  :-[
Mentang-mentang bisa akses banyak artikel online misalnya, kalau kebetulan ada satu jurnal yg nggak ada versi online-nya, jadi malas cek di buku2 tebal di perpus dan dilewati aja deh...  :P  Padahal bisa aja pengetahuan yg paling berharga justru bisa didapat dr yg artikel cetak tsb.
Kalau pingin tahu sesuatu misalnya, cukup lihat wikipedia, kadang2 cuma baca paragraph pertamanya saja...  :-[  dan udah puas deh, tanpa berusaha menggali lebih dalam lagi. Padahal tahu juga kalau informasi di wikipedia nggak terkontrol seketat textbook dan bisa setiap saat diedit oleh orang lain.

Gimana pengalaman dan pendapat teman2 yg lain?


KutipWe live and work in a society seemingly trapped by the illusions of fastness, and are driven by values celebrating the extremely flexible and mobile.
We tend to confuse information with knowledge, and have dropped the words of wisdom.
The need for time, space and breathing-space for reflection has never been greater.

[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
Free software [knowledge] is a matter of liberty, not price. To understand the concept, you should think of 'free' as in 'free speech', not as in 'free beer'. (fsf)

peregrin

Barangkali ini salah satu contoh tragis  :'(  dr jaman yg serba cepat dan mudah ini. Kalkulasi dan interpretasi data mentah hasil eksperimen skr nggak perlu lagi dikerjakan manual satu per satu krn bisa dibantu komputer. Perusahaan juga berlomba2 mengembangkan berbagai macam software yg mempermudah bahkan mahasiswa dan laboran yg paling junior utk bisa menggunakan instrument mereka, tanpa perlu mengerti terlalu banyak ttg prinsip kerja di baliknya.


Gara-gara kesalahan di software yg digunakan utk mengolah data, Geoffrey Chang, asisten profesor di The Scripp Research Institute, terpaksa menarik 5 paper yg dipublikasikan oleh grup risetnya, nggak tanggung2, dr jurnal2 terkenal (Science, Molecular Biology, Proceedings of the National Academy of Sciences).

Th 2001, Chang mempublikasikan struktur protein MsbA (dari famili ABC-transporters) di jurnal Science. Lima tahun kemudian, Kaspar Locher mempublikasikan struktur protein dari famili yg sama dg hasil yg sama sekali berbeda, menunjukkan struktur protein Chang ternyata salah  :(

KutipLocher suspects that Chang would have caught the mistake if he’d taken more time to obtain a higher resolution structure.
“I think he was under immense pressure to get the first structure, and that’s what made him push the limits of his data,” he says. Others suggest that Chang might have caught the problem if he’d paid closer attention to biochemical findings that didn’t jibe well with the MsbA structure.

Nature 2006, 314:1856-1857

And...

KutipTheir mistake has consequences beyond the damage to the unfortunate young investigator and his team.
For five years, other labs have been interpreting their biophysical and biochemical data in terms of the wrong structures. A number of scientists have been unable to publish their results because they seemed to contradict the published X-ray structures. I personally know of at least one investigator whose grant application was turned down for funding because his biochemical data did not agree with the structures.
One could argue that an entire sub-field has been held back for years due to the inordinately persuasive power of the pretty pictures that structural biology produces.

Genome Biology 2007, 8:103


Baca selengkapnya di attachment:
Miller: A scientist’s nightmare: software problem leads to five retractions. Nature 2006, 314:1856-1857

Kutip
Until recently, Geoffrey Chang’s career was on a trajectory most young scientists only dream about. In 1999, at the age of 28, the protein crystallographer landed a faculty position at the prestigious Scripps Research Institute in San Diego, California. The next year, in a ceremony at the White House, Chang received a Presidential Early Career Award for Scientists and Engineers, the country’s highest honor for young researchers. His lab generated a stream of high-profile papers detailing the molecular structures of important proteins embedded in cell membranes.

Then the dream turned into a nightmare. In September, Swiss researchers published a paper in Nature that cast serious doubt on a protein structure Chang’s group had described in a 2001 Science paper. When he investigated, Chang was horrified to discover that a homemade data-analysis program had flipped two columns of data, inverting the electron-density map from which his team had derived the final protein structure. Unfortunately, his group had used the program to analyze data for other proteins. As a result, Chang and his colleagues retract three Science papers and report that two papers in other journals also contain erroneous structures.

:(
Free software [knowledge] is a matter of liberty, not price. To understand the concept, you should think of 'free' as in 'free speech', not as in 'free beer'. (fsf)

peregrin

#2
Lagi yg masih berhubungan dg slow knowledge dan slow movement:

[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

Kutipthe idea of a Slow School ... brings to mind an institution where students have time to discuss, argue, and reflect upon knowledge and ideas, and so come to understand themselves and the culture they will inherit.

...public education has taken as its model not the moral character of Slow Food but the commercial character of fast food.

...schooling based on standardized tests and targets treats students as vessels to be filled rather than people who want to understand, to be inspired, to make something of themselves.
Free software [knowledge] is a matter of liberty, not price. To understand the concept, you should think of 'free' as in 'free speech', not as in 'free beer'. (fsf)

reborn

bagus banget ini topiknya peregrin. Jadi merasa terpukul bacanya. Bentar dicerna lagi yahh... thanks attachmentsnya ;)

alinc

nice topic.
baru buka , bagus buat renungan gw yg mau serba cepat
;)

reborn

Ada situs bagus banget topiknya sedikit banyak mirip sama slow vs fast knowledge. Tapi yang ini agak keras sedikit bahasanya  ;D

[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

Kutip"If I can operate Google, I can find anything... Google, combined with Wi-Fi, is a little bit like God. God is wireless, God is everywhere and God sees and knows everything. Throughout history, people connected to God without wires. Now, for many questions in the world, you ask Google, and increasingly, you can do it without wires, too."

Alan Cohen, V.P. of Airespace, a new Wi-Fi provider, New York Times, 6/29/03

Nanggapin tulisan dia, banyak benernya juga. Sekarang semuanya serba internet, dikit2 googling... trus tau dari mana data itu valid atau gak nya? Kita sekarang seperti mendewakan internet (termasuk gw  :P). Bahkan media cetak misalnya dengan gampang percaya suatu info dari internet untuk dipublikasikan lagi. Atau pelajar/mahasiswa dengan mudah save as.... (mungkin ada juga yang copy paste :P)  baca dan dijadiin referensi buat tugas-tugasnya.

Sementara mungkin ada situs2 yang berisi informasi yang menarik tapi malah gak nongol atau keindeks di google karena hanya terfokus sama isinya tanpa tau atau peduli tentang SEO dan rank dia di mesin pencari. Sebaliknya banyak orang-orang (spammer) yang emang mempelajari algoritma mesin pencari, bagaimana agar pages mereka selalu di peringkat atas..... yang ironis lebih banyak yang tidak mempedulikan apa isinya atau malah sengaja mempromosikan produk-produknya yang sama sekali tidak berhubungan dengan apa yang kita cari. Kesulitan lain, mesin pencari seperti google memerlukan waktu untuk dapat menampilkan suatu situs.

Hmm... gmn nih komen yang lain tentang situs itu, setuju The internet is shit  ;D


peregrin

baru tahu kalau wiki itu ternyata dari bahasa Hawaii wiki-wiki yang artinya quick  ;D ;D
Free software [knowledge] is a matter of liberty, not price. To understand the concept, you should think of 'free' as in 'free speech', not as in 'free beer'. (fsf)

lakipadada

wah keren nich tulisan,,,,
masalahnya orang indonesia suka yang instan seperti mie instan, uang instan, pengetahuan instan, ijazah instan, restoran, makan di mc donald di banding masak dirumah, masuk kerja lewat jalur instan, masuk ke sekolah lewat jalur instan....

saran penyajian
bangsa instan

peregrin

Kutipmasalahnya orang indonesia suka yang instan seperti mie instan, uang instan, pengetahuan instan, ijazah instan, restoran, makan di mc donald di banding masak dirumah, masuk kerja lewat jalur instan, masuk ke sekolah lewat jalur instan....

masa cuma orang Indonesia aja yg suka serba instan  ::)
barangkali, bangsa yg dikhawatirkan akan menjadi "bodoh" krn tidak lagi berusaha mendalami suatu ilmu selain sekedar gugling di internet, justru bangsa dr negara2 maju.
di negara berkembang, barangkali instant adalah means of survival krn terbatasnya pilihan...

;D
Free software [knowledge] is a matter of liberty, not price. To understand the concept, you should think of 'free' as in 'free speech', not as in 'free beer'. (fsf)

Monox D. I-Fly

Kutip dari: reborn pada Maret 18, 2007, 04:54:56 PM
Nanggapin tulisan dia, banyak benernya juga. Sekarang semuanya serba internet, dikit2 googling... trus tau dari mana data itu valid atau gak nya? Kita sekarang seperti mendewakan internet (termasuk gw  :P). Bahkan media cetak misalnya dengan gampang percaya suatu info dari internet untuk dipublikasikan lagi. Atau pelajar/mahasiswa dengan mudah save as.... (mungkin ada juga yang copy paste :P)  baca dan dijadiin referensi buat tugas-tugasnya.

Kalo' aq sih, untuk urusan referensi, nggak mau ambil dari Wikipedia, apalagi blog... BagiQ referensi kalo' bisa sih berasal dari situs yg spesifik membahas sesuatu yg lagi q cari infonya...
*Kecuali kalo' bentuk pdf, dimana biasanya itu sama saja dg buku (tidak termasuk makalah & karya tulis, kecuali kalo' emang bener2 kepepet)*
Tapi emang nggak bisa dipungkiri, sekarang aq emang terlalu ketergantungan sama Digital World alias internet... Walau cuma terbatas pada bacaan2 serius aja sih... Kalo' bacaan ringan, lebih asyik baca buku fisik...  :P
Gambar di avatar saya adalah salah satu contoh dari kartu Mathematicards, Trading Card Game buatan saya waktu skripsi.

exile_rstd

apa mau dikata, lagi kita bisa buka ForSa juga lewat jaringan internet. seandainya jaringan internet ga ada sehari...
bisa mati rasa aku ga buka ForSa ;D
kadang dlm mengerjakan tugas juga sering merasa ga puas atau merasakan sesuatu yg 'mengganjal' pikiran, karena dgn cepatnya bs mendapatkan materi dr tugas yg diberikan. saya dari SD itu sudah terbiasa mengerjakan tugas mati-matian. (dan karena pada masa itu, saya blm mengenal internet :P).
kalau boleh menyinggung, sebenarnya byk perubahan yg saya rasakan semenjak kenal dgn internet, dan kebanyakan adalah pengaruh negatif, saya rasa..
i adore your intelligence

topazo

#11
Sebetulnya, internet itu ekuivalen dengan dunia nyata... Makanya namanya dunia maya, jadi semua yang terjadi di dunia nyata sebetulnya juga terjadi di dunia maya... Tapi terjadi dalam skala yang lebih cepat... Kenapa? moda transportasi di dunia nyata adalah jalan kaki, sepeda, motor, mobil, pesawat... Sedangkan moda transportasi di internet itu kecepatan listrik/hampir ke kecepatan cahaya (tinggal tergantung kita mampu beli yang mana bandwithnya hehehe)...

Di dunia nyata tukang pos mengirimkan hasil karya Da Vinci dari Itali ke Inggris butuh waktu berminggu2, bahkan berbulan2... Sedangkan arsitek jaman modern bisa ngirim karya rancangannya dari gubuk kecil di kaki Gunung Kelud ke Stasiun Angkasa ISS di orbit hanya butuh waktu setengah detik... Bendanya sama2 karya seni, yang mengirim sama2 arsitek, berarti dua kejadian ini adalah ekuivalen... Jadi, saya kurang setuju kalau internet dibilang sampah, karena itu otomatis mengatakan bahwa dunia nyata adalah sampah juga...

Kenapa internet dibilang membawa masalah... Kecepatan inilah yang membawa masalah (sebelum kita sanggup mencerna suatu informasi, sudah datang 1 juta informasi lainnya), dan menurut saya ini karena kita masih canggung dengan dunia baru yang bernama internet ini... Kejadian yang pada normalnya terjadi dalam skala hari atau minggu, di internet skalanya jadi detik atau malahan milidetik... Ini yang menyababkan jauh lebih banyak sampah di internet, daripada di dunia nyata...

Banyak hal yang tidak bisa dikonfirmasi di internet, ini menjadikan internet lebih sampah daripada di dunia nyata... Jangan salah, di dunia nyata juga banyak hal yang susah dikonfirmasi kebenarannya... Apakah karena dia seorang professor di universitas kelas dunia terus lantas perkataan dia jadi betul? Kan tidak... Jangan mentang2 karena ini dunia nyata kita jadi menelan mentah2 apa yang masuk lo...

Tentang percaya mbah google... Ingat gak, waktu kita masih kecil dulu kita percaya semua kata2 orang tua kita tanpa menyaring dan crosscheck terlebih dahulu... Kejadiannya ekuivalen, kita masih kecil dan muda dalam dunia internet dibandingkan kita di dunia nyata, dan kebetulan mbah google adalah "orang tua" kita di internet...

Intinya, manusia modern harus mencoba untuk melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan para pendahulunya, yaitu... "Hidup menjadi amfibi di 2 dunia, dunia yang sama besarnya, yang sama pentingnya, tetapi dengan peraturan2 yang agak berbeda"...

(Saya lagi curhat nih, lagi nganggur heheheh...)
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

exile_rstd

hehew bagus bagus, pernyataan yg cukup mendalam ;D memang dgn dari anak kecil sampai org tua dgn bebasnya berselancar didunia maya. tidak hanya lewat computer atau laptop. dari hp, Ipad bahkan blackberry yg sdh merajalela dimana-mana. tp saya paling ga setuju anak kecil yg masih belum tau apa-apa dicekoki internet ( blm lg yg memperkenalkannya orang tuanya sendiri :( ). bahkan yg paling miris itu anak kecil blm sekolah blm, masuk TK sdh dikasih blackberry. kalau kehidupannya sdh dimanjakan dgn kemudahan gmn penerus bangsa ini kedepannya? internet memang pnya beberapa kelebihan tp dgn kecepatannya itu bs membuat kita malas dan enggan bersabar kalau loadingnya macet. xixixi 8)
i adore your intelligence

Monox D. I-Fly

Kutip dari: topazo pada Desember 05, 2011, 10:15:59 PM
Sebetulnya, internet itu ekuivalen dengan dunia nyata... Makanya namanya dunia maya, jadi semua yang terjadi di dunia nyata sebetulnya juga terjadi di dunia maya... Tapi terjadi dalam skala yang lebih cepat... Kenapa? moda transportasi di dunia nyata adalah jalan kaki, sepeda, motor, mobil, pesawat... Sedangkan moda transportasi di internet itu kecepatan listrik/hampir ke kecepatan cahaya (tinggal tergantung kita mampu beli yang mana bandwithnya hehehe)...

Khihihi48x... Jadi inget waktu di WtW dulu... Ada yg inget anime Digimon? (sekarang pun juga masih tayang) Anime yg menceritakan ttg monster2 yg hidup dlm Digital World (dunia digital), suatu parallel universe yg ada tercipta di dalam komputer berkat perkembangan teknologi yg dibuat oleh manusia. Konyolnya, ada sekumpulan orang di dunia ini yg percaya kalo' Digimon itu bener2 ada & mereka pengen suatu saat pergi ke Digital World... Waktu di WtW lg ribut2 bahas mereka, admin-nya WtW (orangnya strict banget) bilang: "Digital World does exist, and it's called the internet."...  8)
Gambar di avatar saya adalah salah satu contoh dari kartu Mathematicards, Trading Card Game buatan saya waktu skripsi.