apa yang seharusnya kita pertindak jika melihat ada teori yang berlawanan antara dua ilmuwan yang 'dianggap' hebat ??

dan bagaimana seharusnya tindakan kita jika kita membaca sebuah buku yang yang mengatakan bahwa sejarah sekarang banyak yang diubah bahkan sengaja dirancang untuk kepntingan sebuah organisasi??
seolah2 kita semua ini diperbodoh dengan ini dan itu...
mata ini seolah2 tertutp (bahkan juga fikiran) ketika melihat kenyataan memang ada yang benar dlam 'suatu perancangan piola hidup'...


minta pendapat bagi para professor2 yang ada disinii...

kita bisa menggunakan prinsip [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]... Saya juga kadang memakainya, tapi yang paling penting, percayalah insting sendiri, jangan mau diombang ambing orang... Jangan percaya dua ilmuwan hebat itu, tapi telitilah sendiri untuk mendapatkan "yang paling benar" menurut kita pribadi...

Gunakan otak untuk menganalisa dan memahami. Rajon membandingkan informasi dari berbagai sumber, utamanya yang cukup valid.
Kalau gak mampu, ya jangan terlalu ngotot percaya yan satu dan mengabaikan yang lain...

nah, mungkin dari sini baik saya kembali ke agama saya dan tidak mmplajarinya..

Menurut saya, kebenaran bukanlah milik kalangan tertentu, dan untuk mencapai kebenaran tersebut kita harus melihat segalanya dari segala sudut pandang yg ada.Terkadang, untuk mendapatkannya kita harus melepas apa yg kita percayai sekarang untuk melihat keseluruhan.

Saya mengambil analogi begini, misalnya kita memotret suatu objek dari atas, kemudian beranjak ke samping, depan, belakang, dan arah lainnya sedemikian rupa untuk mendapatkan hasil lain. Setelah kita melakukanya, lalu hasil potret yg kita dapatkan tadi digabung dan di-scan, maka akan menghasilkan suatu citra 3 dimensi yg sama persis dengan objek yg kita potret tsb.

Many a doctrine is like a window pane. We see truth through it but it divides us from truth.
(Khalil Gibran)

People prefer to choose and believe a sweet lie than a bitter truth.

Intinya, jangan terpaku pada suatu hal, karena keterpakuan anda menutup pikiran dan perasaan anda untuk mengetahui dan memahami hal yg baru anda kenal dan melihat secara keseluruhan.

Jika pandangan anda terpaku pada daun, anda tidak bisa melihat dahan.
Jika pandangan anda terpaku pada dahan, anda tidak bisa melihat pohon.
Jika pandangan anda terpaku pada pohon, anda tidak bisa melihat hutan.

Kutip dari: Balya pada September 30, 2011, 08:34:35 PM
nah, mungkin dari sini baik saya kembali ke agama saya dan tidak mmplajarinya..

Anda ingin mengatakan agama anda bertentangan dengan sains?

tapi sebenarnya sulit juga membuat penilaian objektif, mana yg benar. Kita cenderung suka pada satu pendapat. Kita biasanya mencari bukti yg menguatkan pendapat itu.... dan kita mengabaikan bukti bukti lain yg bertentangan. Ketika kita dapatkan sebuah fakta yg bertentangan dg pandangan kita, biasanya kita mencari pembenaran. Itu semua terjadi secara tidak sadar.
Kemarin teman saya membuka history komputer lab yg biasa saya pakai, dan dia temukan banyak situsyg membahas relativitas, teori yg saya sukai. Kemudian dia bilang: ada temuan bahwa neutrino lebih cepat dari cahaya. Kemudian saya sadari, dari sekian banyak alamat situs yg mendukung relativitas, hanya satu yg memuat berita itu. Secara tidak saya sadari, saya mengabaikan berita yg bertentangan dg teori yg saya sukai.

Tapi menurut saya rasa kita harus tetap belajar mendengar dan memikirkan semua pendapat, biarpun tidak kita sukai.

Kutip dari: Pi-Man pada September 30, 2011, 11:18:52 PM
Anda ingin mengatakan agama anda bertentangan dengan sains?

sisi saya berfikir begitu dari mana?

Kutip dari: Anton_Soepriyanto pada Oktober 01, 2011, 01:52:00 PM
Tapi menurut saya rasa kita harus tetap belajar mendengar dan memikirkan semua pendapat, biarpun tidak kita sukai.

saya kutip lagi ini...