Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 06:57:05 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 134
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 70
Total: 70

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

"SEJARAH INDONESIA BANYAK YG TAK SESUAI FAKTA"katanya

Dimulai oleh rawWARus, Agustus 13, 2008, 04:49:07 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

rawWARus

Banyak acara2 ditv yg membahas tentang kesalahan penulisan sejarah indonesia, baik itu mengenai super semar ataupun mengenai beberapa organisasi masa pada saat itu, bagaimana tuh klo yg selama kita pelajari dari SD mpe SMU ternyata banyak yg salah  ;D
SeSuATu KarYa MaNusIa SerIng BeRaWaL dAri MimPI, MaKA eKSpresIkan MImpimU DenGAN Sains...
DaLAm HaL KeDUniAwiAn TAk AdA hAl yG tAk mUNgkin...

lem

Kutip dari: rawWARus pada Agustus 13, 2008, 04:49:07 PM
Banyak acara2 ditv yg membahas tentang kesalahan penulisan sejarah indonesia, baik itu mengenai super semar ataupun mengenai beberapa organisasi masa pada saat itu, bagaimana tuh klo yg selama kita pelajari dari SD mpe SMU ternyata banyak yg salah  ;D

ya diperbaiki......
Dengan lem kita rekatkan persatuan dan kesatuan.....

mozzpunkz

Kutip dari: lem pada September 02, 2008, 09:48:04 PM
Kutip dari: rawWARus pada Agustus 13, 2008, 04:49:07 PM
Banyak acara2 ditv yg membahas tentang kesalahan penulisan sejarah indonesia, baik itu mengenai super semar ataupun mengenai beberapa organisasi masa pada saat itu, bagaimana tuh klo yg selama kita pelajari dari SD mpe SMU ternyata banyak yg salah  ;D

gimana caranya??? sementara pelaku sejarahnya saja banyak yg sudah tiada??? dan pelaku sejarah yg masih ada kebanyakan diam atau mau angkat bicara tapi dibatasin bahkan disudutkan???? ayoo...ayoo...kasih solusi dong....

ya diperbaiki......
Belajarlah dari kesalahan orang lain. Anda tak dapat hidup cukup lama untuk melakukan semua kesalahan itu sendiri.

lem

dikasi perlindungan bagi para saksi... kemudian ceritanya dicocok kan dengan fakta fakta yang ada...
Dengan lem kita rekatkan persatuan dan kesatuan.....

crown

Jadikan pelajaran untuk kita,
Jangan sampe kejadian kayak gitu terulang.
;D

ninja_sakti

tertutupnya fakta sejarah Indonesia adalah tanggung jawabnya konspirasi gelobal.

reborn

Yah, sejarah kan artinya history (baca : his story  :P)

ninja_sakti

"His" itu siapa? Apakah "His" yang anda maksud sama dengan "His" yang ada di pikiran saya? (tatap mata saya....)  ;D

ksatriabajuhitam

sejarah itu ditentukan oleh siapa yang berkuasa  8)

mengutip [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.] "Apa jadinya sikap sejarah jikalau pencuri kecil Ken Arok tidak berhasil dalam pemberontakannya menantang Kertajaya? Akankah dia dikenang sebagai raja besar yang melahirkan raja-raja agung Jawa?"
not all the problems could be solved by the sword, but sword holder take control of problems.
ForSa versi mobile: http://www.forumsains.com/forum?wap2

rawWARus

yang jelas setelah suharto wafat banyak pelaku sejarah muali berani unjuk gigi...sekarangkan jamannya reformasi katanya...
setuju dgn bajaireng sejarah yg menentukan penguasa...
SeSuATu KarYa MaNusIa SerIng BeRaWaL dAri MimPI, MaKA eKSpresIkan MImpimU DenGAN Sains...
DaLAm HaL KeDUniAwiAn TAk AdA hAl yG tAk mUNgkin...

nants

sejarah memang selalu menarik. ini kenapa saya pernah bete sama seseorang yang bilang, "ngapain sih diskusiin sejarah yang udah kemaren kejadiannya!" Betenya yang utama adalah dia guru sejarah. Lah, pendaringan ndiri kok malah tidak dihargai! Walau guru sejarah yang baik juga ada, kenapa saya suka sejarah. Melihatnya sebagai terra incognita bagi bangsa pelupa seperti bangsa Indonesia. (kita bukan bangsa pendokumentasi yang baik, hanya mengandalkan ingatan yang berbaur dengan mitos dan waham kebaikan diri sendiri)

Berbicara sejarah, negara selalu punya versi resmi. namun apakah negara selalu bernafsu untuk selalu menjadikan versinya tanpa kontestasi yang cukup. Ini artinya tidak dibangun untuk berdialog. Saya dalam hal ini cukup salut dengan AS soal cara mereka memandang peristiwa Perang Sipil. Dalam versi resmi tentunya pihak Union (utara) yang menang, namun dalam pop culture versi selatan juga diberi kesempatan untuk tampil. Bukan berarti perbudakan adalah kebenaran. Namun ada sisi lain bahwa pihak utara yang industrialis itu terlalu menghakimi praktek perbudakan yang sangat berpengaruh dalam sistem pertanian yang banyak di selatan. Yang perlu digugat adalah praktek rasialisme yang berbarengan dengan kekejaman dalam perbudakan. Bahkan dalam pertempuran besar di Gettysburg, pihak utara dan selatan digambarkan dengan keunggulan dan kelemahan yang cukup memadai. Di sini menarik bahwa dalam tiap versi kita masih dapat berbeda pendapat.

Sebenarnya diskusi sejarah yang baik arah idealnya adalah agar kita tidak terlalu menghakimi dan melihat semata "kita vs mereka" dalam sebuah narasi peristiwa. karena toh kita tidak selamanya hitam-putih.

oh iya ada berita dan komentar soal pembredelan buku John Roosa di situs goodreads di url [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

semoga saya posting di "jalan yang benar" hehehe dah lama tidak main ke sini jadi agak lupa caranya. rada gatek memang :D

salam,

Nant'S

reborn

Halo om nanto! Salam kenal ya  ;D
Maap nih langsung main hajar aja jadiin moderator forum Ilmu Sosial. Kita di sini emang kekurangan banget pakar ilmu sosial dan peregrin yang kasih rekomendasi. Katanya nants jagoannya ilmu-ilmu sosial di GoodReads  ;D Makasih banget ya dah bersedia berkontribusi di ForSa.

Kutip dari: nants pada September 11, 2008, 01:33:06 AM
semoga saya posting di "jalan yang benar" hehehe dah lama tidak main ke sini jadi agak lupa caranya. rada gatek memang :D
Wadoh, jalan yang benar ini maksudnya apa ya? Kalo urusan posting, terserah ajalah, entar kalo ada yang kurang pas kan bisa diedit. Kalo soal topiknya, wahhh nyerah deh. Justru saya nih yang berharap posting di "jalan yang benar". Met datang dan makasih sekali lagi ya!

Kembali ke topik :

Ngomongin sejarah, ada beberapa pertanyaan yang ngeganjel nih. Misalnya topik ini aja, gimana caranya menentukan sejarah yang benar (versi mana yang benar)? Kalo dari postingnya nants, jelas adanya dokumentasi sangat ngebantu. Lah kalo ga ada kek Indonesia, alternatifnya gimana?

Pertanyaan besarnya adalah : apa ada sejarah yang benar-benar benar? Apalagi kalo kejadiannya ratusan tahun yang lalu.

eky

bukannya sejarah suatu negara sudah seharusnya didokumentasikan?

peregrin

Kutip dari: reborn pada September 11, 2008, 03:52:22 AM
peregrin yang kasih rekomendasi.

eitss.... jaka sembung bawa golok  ;D


Kutip dari: nants pada September 11, 2008, 01:33:06 AM
oh iya ada berita dan komentar soal pembredelan buku John Roosa di situs goodreads di url [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

wah iya, udah lama ngga cek gudrids. Thanks info-nya, aku gabung sekalian di topik pembredelan buku ya.

Ada satu kutipan dr buku J. Roosa yg menarik buat saya di situ:
KutipSerious investigations into the who, where, when and how questions about the killings reveal that the army was primarily responsible and that Suharto must have at least approved of them if he did not give an explicit oral or written order for them

Pertanyaan saya mungkin mirip dg pertanyaan reborn di atas. Kalau kasus2 yg tidak ada bukti dokumentasi, gimana cara membuktikan bahwa si penulis sejarah tidak asal ngomong? Seperti kutipan di atas misalnya, "serious investigations" --> ini siapa yg menginvestigasi? si penulis tentunya. Bagaimana cara menginvestigasinya? Dari mana kita bisa yakin kalau investigasi ini benar2 dilakukan, dengan cara yg benar, dan hasilnya bisa dipertanggungjawabkan?
*ini yg nanya beginian orang lab nih hehehe  ;D

Kalau dari reply pakde Nant's di atas, sepertinya sejarah itu selalu subyektif, interpretasi peristiwa akan selalu dari kaca mata penulisnya. Tapi jadinya susah dong membedakan antara sejarah dengan rumor/gosip/mitos/legenda/propaganda/dsb  ???  Ujung2nya ya versi penguasa yg umumnya lebih dipercaya, krn dianggap 'lebih resmi'  ???  (ya kecuali bagi para akademisi / sejarawan yg memang benar2 mengkaji issue tsb)


Kutip dari: nants pada September 11, 2008, 01:33:06 AM
Sebenarnya diskusi sejarah yang baik arah idealnya adalah agar kita tidak terlalu menghakimi dan melihat semata "kita vs mereka" dalam sebuah narasi peristiwa. karena toh kita tidak selamanya hitam-putih.

Menarik. Tapi apa mungkin diskusi yg mencerahkan seperti ini terjadi di masyarakat? Sepertinya cuma bisa di antara (sebagian) akademisi saja, di menara gading?


Kutip dari: nants pada September 11, 2008, 01:33:06 AM
semoga saya posting di "jalan yang benar" hehehe dah lama tidak main ke sini jadi agak lupa caranya. rada gatek memang :D

Di Forsa mah santai aja  ;D ;D ;D


Kutip dari: ksatriabajuhitam pada September 07, 2008, 05:35:47 PM
"Apa jadinya sikap sejarah jikalau pencuri kecil Ken Arok tidak berhasil dalam pemberontakannya menantang Kertajaya? Akankah dia dikenang sebagai raja besar yang melahirkan raja-raja agung Jawa?"

haha bagus  ;D


Kutip dari: eky pada September 11, 2008, 04:03:00 AM
bukannya sejarah suatu negara sudah seharusnya didokumentasikan?

lha, supersemar yg asli aja bisa hilang tuh  ;D
Free software [knowledge] is a matter of liberty, not price. To understand the concept, you should think of 'free' as in 'free speech', not as in 'free beer'. (fsf)

nants

salam kenal juga Om Reborn, dan semuanya juga

soal posisi moderator mengalir saja yah... suka buka tapi entah kenapa masih aja kurang familiar sama fiturnya (baca: emang lemot aja sayanya). Jadi mau reply aja pake pusing, "kemaren klik apa yah biar keluar menu jawab" :D

masuk ke diskusi, saya sebenarnya bukan ahli sejarah dan bukan sarjana sejarah. Di sini saya menempatkan diri sebagai seorang social scientist yang memang menggunakan sejarah sebagai bagian dari metode penelitiannya.

soal dokumentasi sih setau saya ada kepentingan memang gak semuanya dibuka, tapi ini pun ada masa pembukaan dokumen. artinya jika melihat pada hak untuk akses terhadap informasi dari setiap warga negara. (saya gak ngikutin undang-undangnya sejauh mana).

Namun kembali lagi, akhirnya untuk masa panjang sejarah indonesia, dokumentasi itu masih banyak yang gelap. selain itu bisa mengandalkan sejarah lisan, disini tantangannya beda lagi, karena namanya memori orang akan bercampur dengan penilaian.

singkatnya sih, penulisan sejarah yang baik itu bisa menjadi sebuah pijakan bagi pengembangan budaya dialog. di sini saya juga memperhatikan kedewasaan audiens, artinya ada tingkat keterbukaan di mana dialog itu dilakukan. Seperti yang dikatakan oleh Peregrin, "menara gading" mungkin, namun ini saja masih belum banyak terjadi. Untuk tulisan di goodreads soal masalah 65 aja ada yang menduga saya seorang pro-komunis, hehehe saya cukup senyum saja karena dia hanya melihat sekilas dari yang saya tulis. Lagi pun saya juga suka dituduh "beragama" sama kaum yang mantahbiskan dirinya kiri hehehe entah lah saya tidak mau ideologi itu jadi sekat. Yang bikin saya miris sebenarnya adalah lawan dialog saya itu adalah orang yang berpendidikan sarjana. S2 malah, namun keterbukaannya dalam menilai kerukunan dan penilaian massa lalu. Ini yang membuat saya untuk sebuah dialog akademis saja masih diperlukan usaha yang cukup intens. Apalagi dialog dengan massa yang latar belakang pengetahuan dan kedewasaannya bisa jadi jauh lebih bervariasi.

begitulah,

sedikit melenceng mungkin, pernah ada pertanyaan kenapa sejarah Indonesia selalu ditulis oleh orang dari negara lain? saya cuma nyeletuk kepada diri saya sendiri, karena kita mungkin tidak berani menelanjangi diri kita sendiri, melihat wajah perjalanan "Indonesia" sebagai bangsa secara jujur. Kalau dalam genre sejarah pribadi seseorang, perlu dipertanyakan ini sebuah biografi atau hagiografi? Bila biografi sudah wajar seseorang punya nilau plus dan minus. Tapi jika penulisan itu semata hagiografi yang seringnya muncul dalam buku tokoh politik yang akan naik gelanggang maka tulisan riwayat hidup itu melulu berisi pujian yang kebanyakan kosong. Pertanyannya buat kita adalah sudah seberapa berani kita melihat masa lalu ini secar fair, ketika mencela tidak lupa ada sisi positif, ketika memuji juga tau ada keburukan didalamnya yang biasa terjadi dalam lintasan peristiwa.

ok segitu dulu,

nanti dilanjut lagi


Salam

Nant'S