Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

April 20, 2024, 04:50:40 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 231
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 201
Total: 201

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Sejarah Perkembangan Beladiri Jepang

Dimulai oleh maxham, November 22, 2011, 01:36:57 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

maxham

Kalau kita perhatikan, apakah kita sadar bahwa dalam dunia seni beladiri, kebanyakan masyarakat diseluruh dunia, termasuk kita-kita yang di Indonesia, paling banyak mengenal beladiri Jepang, selain beladiri setempat. Sebut saja karate, judo, kendo, jujutsu, aikido. Dan menariknya, secara budaya Jepang itu terpengaruh oleh budaya China, dan memang kalo bicara tentang budaya China itu luar biasa dalemnya. Tapi bagaimana beladiri Jepang dapat lebih terkenal dibanding gurunya?

Kita memang boleh menjawab bahwa karena selama seabad terakhir ini, Jepang memang bangkit menjadi kekuatan ekonomi, sosial, dan politik yang sangat dominan dikawasan Asia, semenjak zaman Restorasi Meiji (1867-1868). Jawaban ini tidak salah, memang, tetapi ada satu faktor lain yang bisa dibilang lebih krusial daripada masalah kekuatan ekonomi, sosial, politik, yakni faktor yang mendasari kekuatan itu. Faktor X itu adalah Modernisasi, faktor yang sama dibelakang kemajuan pesat Jepang selama itu.

Nah, mari kita menyinggung tentang sejarah beladiri Jepang itu sendiri. Sejarah beladiri Jepang sendiri memang bernapaskan agama Shinto, yang didasarkan pada filosofi "jalan"("do/michi" (道) yang analog/senapas dengan prinsip ajaran agama Tao dari China), juga agama Buddha dari India, dimana kedua aliran besar agama ini menyatu dalam sinkretisme yang dikenal sebagai "filosofi Zen("Chan" dalam bahasa China), yang dibawa ke Jepang selama awal milenium pertama Masehi oleh para pendeta dan ahli2 dari Korea (yang sudah menerima pengaruh budaya China terlebih dahulu) dan China itu sendiri.

Dewasa ini, menurut Dai Nippon Butoku Kai/DNBK (kanji:大日本武徳会, asosiasi beladiri nasional Jepang), beladiri Jepang yang lazim dikenal dengan istilah bugei (kanji: 武芸, "seni beladiri") dapat dipecah menjadi 2 kategori, menurut zaman ditemukannya: Kobudo (kanji: 古武道, "old martial way") atau Bujutsu (kanji: 武術, "seni perang") dan Gendai Budo (kanji: 現代武道, "modern martial way"). Kobudo didefinisikan oleh DNBK sebagai beladiri yang ditemukan sebelum era Restorasi Meiji, khususnya sebelum sekitar Dekrit Haitorei (1876) yang melarang kepemilikan senjata, dalam hal ini, pedang dan senjata api, oleh pihak selain aparat penegak hukum (polisi dan tentara, dimana Jepang mengikuti sistem ala Barat, dan melucuti para samurai yang non-aparat penegak hukum). Sedangkan Gendai Budo adalah beladiri yang ditemukan kurang lebih SETELAH Dekrit Haitorei. Dan Gendai Budo inilah yang kemudian menyebar hingga keseluruh dunia.

Tak dapat disangkal lagi, Dekrit Haitorei memegang peranan yang luar biasa besar dalam mentransformasi pola hidup masyarakat Jepang saat itu menyambut modernisasi, yang ditandai dengan dominannya hal-hal berbau Barat. Kobudo ini bernapaskan pada tujuan spiritual dan perang sesungguhnya, didominasi oleh penguasaan ilmu senjata dan dalam pola pendidikannya yang tradisional, menggunakan pendekatan pola-prinsip, sangat rumit dan relatif kurang sistematis, banyak akan aliran-aliran, dan cenderung non-kompetitif. Kenjutsu, jujutsu, jojutsu, ninjutsu, iaijutsu semua merupakan cabang dari Kobudo. Daito-ryu Aikijujutsu (kanji: 大東流合気柔術 atau sering dikenal juga sebagai "Aikijutsu" (合気術), "Aikijujutsu" (合気柔術) atau "Daito-ryu jujutsu" (大東流柔術) saja), menurut DNBK, adalah termasuk Kobudo yang paling muda, yang ditemukan (lebih tepatnya, mengemuka) antara kurang lebih pada 1876-1900. Selain itu, menurut DNBK pula, meskipun Daito-ryu Aikijujutsu ini namanya termasuk kategori "jujutsu", Kobudo ini sebenarnya adalah adaptasi tangan kosong dari beberapa aliran kenjutsu dan beladiri senjata lainnya (antara lain tongkat dan tombak), dan secara prinsip masih menggunakan prinsip senjata (khususnya pedang), meskipun polanya kemudian banyak menggunakan metode tangan kosong. Dan, Daito-ryu Aikijujutsu ini adalah yang kemudian menurunkan beladiri yang sekarang kita kenal sebagai Aikido, seperti halnya Judo yang diturunkan dari gabungan beberapa aliran jujutsu, khususnya Tenjin Shinyo-ryu (天神真楊流) dan Kito-ryu (起倒流), Kendo dari terutama Kashima Shinden Jikishinkage-ryu Kenjutsu (鹿島神傳直心影流), maupun Karate-do dari Shuri-te (首里手), Naha-te (那覇手), Tomari-te (泊手), dan beberapa Kobudo Okinawa yang lain.

Memasuki era modern, pasca Restorasi Meiji dan Dekrit Haitorei, pengaruh pemikiran dan gaya hidup Barat pun juga masuk hingga ke ranah beladiri Jepang. Berbeda dengan Kobudo, Gendai Budo ini bertujuan cendeurng untuk melatih pikiran dan jiwa yang sehat dan kuat seperti olahraga modern (kecuali Aikido, Iaido, dan beberapa beladiri lain, dimana beladiri2 ini masih menekankan aspek spiritualitas), kurikulumnya lebih sistematis dan lebih simpel, dan didominasi oleh penguasaan ilmu tangan kosong.

Dr Kano Jigoro (1863-1938), penemu Judo, tak pelak dikenal sebagai "Bapak Gendai Budo", yang ditandai dengan ditemukannya Kodokan Judo pada tahun 1882. Selain mensintesis dan merangkum ilmu dari beberapa aliran jujutsu yang kemudian dinamainya "judo", juga mensistematiskan kurikulumnya, Kano pula-lah yang juga memperkenalkan sistem ujian dan pembagian tingkat kyu sampai dan yang kita kenal dewasa ini, juga seragam latihan beladiri/keikogi. Setelahnya, menyusullah kemunculan beladiri seperti kendo, jodo, iaido, kyudo, karate-do, aikido, juga shorinji kempo. Seiring dengan kebangkitan imperialisme dan militer Jepang, Gendai Budo dan pengaruhnya ini akhirnya menyebar keseluruh dunia, pertama-tama di Asia melalui daerah jajahan Jepang, melalui peran militer dan pemerintah kolonial Jepang. Judo, karate, dan kendo berturut-turut adalah beladiri Jepang yang paling populer diseluruh dunia dimana militer dan pemerintah kolonial Jepang berperan besar dalam menyebarluaskan 3 beladiri ini (khususnya militer bagi karate). Setelah PD II, Yang mulai menyebarkan beladiri Jepang keseluruh dunia adalah selain militer AS yang menduduki Jepang, juga masyarakat umum baik Jepang sendiri maupun internasional yang mempelajari ilmu beladiri Jepang, entah di Jepang sendiri maupun tempat lain, lalu menyebarluaskannya. Di dunia Barat, Prancis, Amerika Serikat, dan Inggris merupakan tiga negara utama yang terkenal dalam memperkenalkan-menyebarluaskan beladiri Jepang.

Nah, jika bicara soal faktor dibalik kesuksesan dakwah beladiri Jepang, sekali lagi, saya katakan, adalah karena semangat pembaharuan/modernisasi yang begitu kuat dalam memperbaiki beladiri tersebut. Berkat modernisasi, Jepang dapat mensintesiskan ajaran-ajaran beladiri tradisional, dengan tuntutan dan perkembangan zaman, sehingga beladiri ini setidaknya menjadi lebih mudah dipelajar, sehingga dapat lebih mudah dikembangkan dan lestari. Karena memang, sebuah ilmu akan menjadi mubazir selain karena manfaatnya yang tidak jelas, juga karena sulit dipelajari, dan karenanya, diperlukan para inovator yang dapat membuat segala sesuatu yang sulit menjadi mudah. Meskipun memang harus diakui karena terlalu kebarat-baratan, sehingga aspek adiluhung dalam beladiri Jepang menjadi luntur, setidaknya fenomena modernisasi Jepang ini dapat menjadi contoh baik bagi kita, masyarakat Timur lain, dalam mentransformasikan ilmu2 tradisional kita, seperti pencak silat, kuntao, marma, dll agar bisa menjadi lebih mudah dicerna tanpa mengorbankan manfaatnya.







skuler

artikel yg mnarik.spantasnya dipajang di halaman depan forsa.

Gw sendiri perna belajar beladiri jepang.hal tersebut didasari oleh pengaruh dan propaganda media yg terdapat di film2 holiwood.

Bgmana dengan temen2  yg lain?ada yg mau sharing pengalaman dan pengetahuannya?
"Who controls the present now controls the past. Who controls the past now controls the future."-- RATM, 1999.

maxham

Nah, kalo saya perhatiin kondisi sosial-ekonomi waktu itu, yang membuat propaganda Hollywood tentang beladiri Jepang kenceng bgt (terutama karate + ninjutsu, betul?), adalah karena sejak taon 1964, Jepang ud mulai "lepas landas", lebih2 pas setelah zaman Rezeki Minyak I (1973-1974), pengaruh dominasi ekonomi Jepang bisa dibilang mulai muncak, bahkan ngalahin Jerman Barat. Bahkan Jepang jadi negara kreditor buat Amrik yang mulai ambruk pasca-Perang Vietnam. Kalo taon 1980-1990an ya nggak heran lah, karena itu emang puncak kejayaan Jepang.

Cuman kalo diperhatiin ttg Hollywood, kenapa karate yg paling dijorjorin, bukannya judo ato kendo yang di Jepang sendiri lebih populer? Ya karena kalo ditelisik, dominasi Amerika itu kentel banget di Okinawa (karena ada pangkalan militer Amerika disana), sehingga kalo dipiki2 ya orang Amerika lebih gampang/banyak yg blajar karate.

topazo

Saya mau nambahin yang saya tau ah...
Saya ingin menarik kisah bela diri jepang ini jauh ke masa lampau...

Jepang kan punya beladiri asli tuh, salah satunya yang dari Ryukyu, kobudo okinawa dan karate murni... Karate dan kobudo, adalah bela diri asli masyarakat Jepang jaman dulu, yang awalnya merupakan modifikasi dari pendatang dari China... Mereka membawa bela diri asli China, salah satunya [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.] dari Perguruan Shaolin Selatan... Tapi tahukah teman2, ada yang menarik lebih dari ini lo... Terutama kalau kita menilik leluhur dari bela diri Jepang, yaitu bela diri Shaolin...

Bela diri Shaolin, diceritakan diajarkan oleh [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.], seorang bikhsu dan pengelana dari India pada sekitar abad 5 masehi... Perjalanannya kemungkinan melalui laut...
Disebutkan bahwa Bodhidarma adalah ahli bela diri, dari manakah dia belajar bela diri? Mungkin dari Negri asalnya India (bela diri [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]), atau mungkin juga belajar bela diri selama perjalanannya menuju ke China...
Perjalanan Bodhidarama menuju China, jika lewat laut, hampir pasti melewati Nusantara, dan pada abad ke 5, Nusantara punya sebuah kerajaan besar yang sangat kuat, bernama Sriwijaya... Kerajaan kuat tentu punya bela diri yang kuat juga donk... Apalagi kalau bukan silat...

Jadi, ada kemungkinan Bodhidarma pernah belajar silat, terus memodifikasinya menjadi ilmu bela diri shaolin, yang lama kelamaan berubah menjadi karate di kepulauan Ryukyu...
Menarik kan? bahwa kemungkinan silat adalah leluhur dari kungfu shaolin dan karate... Sekarang tidak ada alasan untuk malu dengan silat... Dan saatnya mempopulerkan silat kembali hehehehe...

Ini sekadar asumsi saya berdasarkan baca2 lo, BSJS...
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Monox D. I-Fly

Kutip dari: maxham pada November 22, 2011, 01:36:57 PMDan, Daito-ryu Aikijujutsu ini adalah yang kemudian menurunkan beladiri yang sekarang kita kenal sebagai Aikido, seperti halnya Judo yang diturunkan dari gabungan beberapa aliran jujutsu, khususnya Tenjin Shinyo-ryu (天神真楊流) dan Kito-ryu (起倒流), Kendo dari terutama Kashima Shinden Jikishinkage-ryu Kenjutsu (鹿島神傳直心影流), maupun Karate-do dari Shuri-te (首里手), Naha-te (那覇手), Tomari-te (泊手), dan beberapa Kobudo Okinawa yang lain.

Kok Kanjinya Karate-do nggak ditulis? Padahal saya penasaran "Kara" itu Kanjinya gimana...
Gambar di avatar saya adalah salah satu contoh dari kartu Mathematicards, Trading Card Game buatan saya waktu skripsi.