Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 28, 2024, 03:35:55 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 87
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 99
Total: 99

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

beginikah mereka mengaspirasikan jeritan rakyatnya

Dimulai oleh ray, Oktober 16, 2010, 06:10:07 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

ray

salam para calon cendikiawan muda..............

seiring berjalannya negara tercinta ini dan berbagai polemik yang sangat meresahkan kita semua salah satunya adalah para perwakilan kita yg sedang sibuk di gedung yg mereka agung-agungkan (DPR & MPR), klo kita dapat kaji secara pemikiran masyarakat yang awam, sebetulnya apa yg mereka lakukan di sana, mereka berjas, mereka bermobil, bahkan mereka mendapatkan fasilitas yang sangat lengkap. apa yang mereka perjuangkan ketika mereka sedang mengadakan rapat paripurna, bahkan yang lebih ironisnya mereka rela sampai baku hantam, buat apa mereka lakukan seperti itu, apa mereka melakukan untuk rakyatnya? atau ada kepentingan pribadi yang sedang mereka rencanakan.


mohyon teman-teman untuk dapat mendiskusikan ini semua? siapa tau qta dapat mengaspirasikan tulisan kita ini
amiiin.................. ;D ;D ;D   

laZr

masih perlu ditanya apa yang salah dengan kelakuan mereka?
;D ;D ;D

Trias Politica di negara kita tidak punya batasan yang jelas, dan secara teori negara kita presidensial. Tapi batasan kemampuan parlemen menunjukkan tidak.
Everything is compromisable in this country... ;D
salahkan siapa? salahkan orang-orang yang pernah menjajah kita dan tidak bertanggung jawab hingga saat ini.
Mental kebanyakan orang Indonesia sudah rusak karena turunan dari penjajahan dan pembodohan selama 350 tahun lebih.
dulunya 'bledug' sekarang udah jadi laZr ya...

Keep Moving Forward!!

ray

klo bicara trias politica sebenernyakan pembagian kekuasaan adanya legislatif, yudikatif, dan eksekutif, saya sangat setuju dengan argumen anda, apa kita perlu pemutusan generasi seperti negara cina. sebab percuma aja walaupun presiden kita berubah-ubah tapi yang duduk di dewan sana itu-itu aja orangnya atau masih bersangkut paut, contoh presiden kita SBY, walaupun nanti 2014 tidak bisa mencalonkan diri kembali menjadi presiden akan tetapi beliau telah mempersiapkan anaknya, terbukti sekarang anaknya menjadi pembesar di partainya, apa ini yang disebut dengan politik turunan atau warisan.

cronny

sebenar nya ada salah dgn sistem pemilihan kita yg memerlukan dana pribadi yg besar untuk proses pencalonan.
Soalnya kalau jadi anggota dpr butuh 10milyar, pastinya yg dia mao tuh uang kembali lah. Gaji dpr selama 5tahun berapa sih? Kalau ngak korup, break even pun ngak.
God made me an atheist. Who are you to question his wisdom?

laZr

yup setuju, biaya jadi wakil rakyat itu mahal sekali...
sering kali orang yang memperoleh kekuasaan bukan orang yang terbaik untuk memegangnya, tapi orang terkaya...

tapi mental dari sebagian masyarakat juga rada salah sih, setiap ada pemilihan rakyat, ngarep dapat duit...
Mungkin kita memang tidak memiliki figur yang benar-benar memiliki kapabilitas dan kharisma yang dapat membuatnya terpilih tanpa mengeluarkan biaya kampanye yang besar...

Sebenarnya sikap mental sih yang salah, tapi saya juga gak punya solusi untuk merubahnya...
seperti udah turun-temurun...
gak mungkin kita lakukan genosida satu generasi... karena kita juga pasti ikut di dalamnya...
dulunya 'bledug' sekarang udah jadi laZr ya...

Keep Moving Forward!!

Farabi

Biaya memang mahal, tapi apa itu artinya boleh korupsi?
Tidak usah salahkan belanda yang menjajah, memang kitanya saja yang tidak mau berubah dan tidak mau peduli terhadap orang lain.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

laZr

nah, sikap tidak mau peduli itu muncul dari mana?
sepanjang sejarah, metode devide et impera Belanda bekerja dengan cara memanfaatkan kerakusan individu-individu yang sedang berkuasa...

yang sayangnya sikap rakus dan tidak peduli sesama itu masih dibawa sampai sekarang...

coba deh, kamu lihat para anggota legislatif dan pelaksana eksekutif itu...
apa mereka menggelontorkan uang sebanyak itu ke pemilu untuk amal?
mereka misalnya bilang, "ah, gw lagi banyak duit neh, dibuang-buang aja, untung-untungan kalau gw bisa jadi terkenal"..
gak kan?

Mereka dan sponsornya pasti punya tujuan sendiri kenapa mau memperoleh kekuasaan. Mungkin sponsornya ingin punya backing dari pihak regulator bisnis. sedangkan mereka sendiri gak tahu motivasinya apa, setiap orang berbeda.
Masalah moralitas dalam perebutan kekuasaan gak sesederhana itu.
Kalau gak salah saya pernah baca di suatu majalah bisnis tentang Ical Bak*ie...
katanya dia memang memanfaatkan kekuatan politiknya sebagai rahasia kesuksesan bisnisnya...

quote favorit saya dari dia, "Bisnis itu memang kejam"

Masih mau berpikir simplistik masalah moralitas gitu? semuanya ada di utopia...
Karena itu tidak banyak akademisi mau terjun langsung ke dunia politik.
(maaf kalau bahasa saya ada yang kurang menyenangkan)
dulunya 'bledug' sekarang udah jadi laZr ya...

Keep Moving Forward!!

cronny

Kutip dari: Farabi pada Oktober 18, 2010, 10:20:27 AM
Biaya memang mahal, tapi apa itu artinya boleh korupsi?
Tidak usah salahkan belanda yang menjajah, memang kitanya saja yang tidak mau berubah dan tidak mau peduli terhadap orang lain.

Emang nya wakil rakyat itu pada dermawan semua? lah mereka keluarin uang milyaran buat dapatin tuh posisi, kalau ngak korup mana balik modal? yg ada tekor.

Sayang nya gua juga ngak tau solusi nya. Kalau bisa sih ada pemimpin yg bener dan bertangan besi buat beresin yg korup2. Tapi tanpa ada dukungan duit dibelakang dia, mana punya kekuatan dia nya.
Kalau ada dukungan duit, yg keluarin tuh duit pasti minta jatah... mana ada sih yg gratis.
God made me an atheist. Who are you to question his wisdom?

syx

negarawan jaman dulu rumah aja masi ngontrak ato sederhana banget. mereka lebih mentingin negara ketimbang kepentingan pribadi.
politikus (ga ada yang layak disebut negarawan) jaman sekarang rumahnya aja mungkin udah susah diitung pake jari kedua tangan.

Farabi

Kutip dari: cronny pada Oktober 18, 2010, 11:25:18 PM
Kutip dari: Farabi pada Oktober 18, 2010, 10:20:27 AM
Biaya memang mahal, tapi apa itu artinya boleh korupsi?
Tidak usah salahkan belanda yang menjajah, memang kitanya saja yang tidak mau berubah dan tidak mau peduli terhadap orang lain.

Emang nya wakil rakyat itu pada dermawan semua? lah mereka keluarin uang milyaran buat dapatin tuh posisi, kalau ngak korup mana balik modal? yg ada tekor.

Sayang nya gua juga ngak tau solusi nya. Kalau bisa sih ada pemimpin yg bener dan bertangan besi buat beresin yg korup2. Tapi tanpa ada dukungan duit dibelakang dia, mana punya kekuatan dia nya.
Kalau ada dukungan duit, yg keluarin tuh duit pasti minta jatah... mana ada sih yg gratis.

Disinilah gunanya doktrin agama, untuk membuat orang2x berkorban demi idealisme.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

nate river

Sebenernya sih gak semuanya mereka jelek.....akan tetapi hampir semuanya.....hahaha  ;D

Iya...bener...bukannya meributkan masalah kesejahteraan rakyat, tapi malah meributkan kesejahteraan diri mereka sendiri. >:(

Pangkal dari semua masalah salah satunya adalah korupsi. Bersamaan dengan mental bobrok, korupsi juga sudah merasuki system kita. Entah system hukum, birokrasi, dan lain sebagainya, sehingga membuat system kita yang sudah payah menjadi semakin bobrok.

Yang kita butuhkan sebenarnya adalah wakil rakyat yang benar2 mewakili rakyat dan mengerti apa yang benar2 dibutuhkan oleh rakyat. Memecahkan permasalahan bangsa dengan cara yang cerdas dan efektif,serta bersih. Dan semua itu tentu saja harus disertai hadirnya seorang pemimpin yang mau mendengar keluh kesah rakyatnya,serta bereaksi atau bertindak secara cepat dan tepat. Negara kita kan Negara demokratis, pemerintahan dari,oleh dan untuk rakyat. :)
hidup itu seperti asimtot...
meski mustahil mencapai titik kesempurnaan, tapi kita akan selalu berusaha mendekati kesempurnaan....

Monox D. I-Fly

Kutip dari: ray pada Oktober 17, 2010, 08:27:47 PM
klo bicara trias politica sebenernyakan pembagian kekuasaan adanya legislatif, yudikatif, dan eksekutif, saya sangat setuju dengan argumen anda, apa kita perlu pemutusan generasi seperti negara cina. sebab percuma aja walaupun presiden kita berubah-ubah tapi yang duduk di dewan sana itu-itu aja orangnya atau masih bersangkut paut, contoh presiden kita SBY, walaupun nanti 2014 tidak bisa mencalonkan diri kembali menjadi presiden akan tetapi beliau telah mempersiapkan anaknya, terbukti sekarang anaknya menjadi pembesar di partainya, apa ini yang disebut dengan politik turunan atau warisan.

Pemutusan generasi itu maksudnya kayak gimana?
Gambar di avatar saya adalah salah satu contoh dari kartu Mathematicards, Trading Card Game buatan saya waktu skripsi.