Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

April 20, 2024, 09:01:18 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 231
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 169
Total: 169

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Makna Peci

Dimulai oleh reborn, Juli 26, 2010, 07:56:58 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

reborn

Hari ini saya membaca posting tentang peci yang disampaikan GM. Ini menarik perhatian saya, karena saya baru sadar ternyata peci punya makna politis yang sangat dalam. berikut saya share buat kawan-kawan.

#peci
apa yg terjadi dengan "peci"? Maksud saya "peci" hitam yg umumnya dari beludru itu? Saya jadi ingat riwayat peci dan pergerakan nasional. Dlm hal ini, Bung Karno memang pelopor. Dlm buku otobiografinya yg ditulis Cindy Adams, Bung Karno bercerita bgm ia bertekad mengenakan peci sbg lambang pergerakan. Di masa itu kaum cendekiawan pro-pergerakan nasional enggan memakai blangkon, misalnya, tutup kepala tradisi Jawa. jika kita lihat gambar Wahidin dan Cipto memakai blangkon, itu sebelum 1920-an. Ada sejarah politik dlm tutup kepala ini. Di sekolah "dokter pribumi", STOVIA, pemerintah kolonial punya aturan: siswa "inlander" (pribumi) tak boleh memakai baju Eropa. Maka para siswa memakai blangkon dan sarung batik jika dari "Jawa". Bagi yg datang dari Maluku atau Menado, misalnya, lain. Bagi siswa asal Manado atau Maluku, yg biasanya beragama Kristen, boleh pakai pakaian Eropa: pantalon, jas, dasi, Mungkin topi. Dari sejarah ini, tampak usaha pemerintah kolonial utk membagi-bagi penduduk dari segi asal-usul "etnis" dan "agama". Maka banyak aktivis pergerakan nasional menolak memakai blangkon. Apalagi mereka umumnya bersemangat "kemajuan", modernisasi. Jadi penolakan thd kostum tradisi mengandung penolakan thd politik kolonial ("divide et impera") dan penolakan thd adat lama. Lalu apa gantinya? Utk pakai topi spt belanda-belanda itu akan terasa menjauhkan diri dari rakyat.

Juni 1921, Bung Karno menemukan solusi. Ia memilih pakai peci. Waktu itu ada pertemuan Jong Java di Surabaya. Bung Karno datang, dan ia memakai peci. Tapi ia sebenarnya takut diketawakan. Tapi ia berkata pd dirinya sendiri, kalau mau jadi pemimpin, bukan pengikut, harus berani memulai sesuatu yg baru. Waktu itu, menjelang rapat mulai, hari sudah agak gelap. Bung Karno berhenti sebentar. Ia bersembunyi di balik tukang sate. Setelah ragu sebentar, ia berkata kpd diri sendiri: "Hayo maju. Pakailah pecimu. Tarik napas yang dalam! Dan masuk SEKARANG!!!"

Lalu ia masuk ke ruang rapat. "Setiap orang memandang heran padaku tanpa kata‐kata", kata Bung Karno mengenangkan saat itu. Utk mengatasi kekikukan, Bung Karno bicara. "Kita memerlukan suatu lambang daripada kepribadian Indonesia." Peci, kata Bung Karno pula, "dipakai oleh pekerja2 dari bangsa Melayu". Dan itu "asli kepunyaan rakyat kita.

Menurut Bung Karno, kata "peci" berasal dari kata "pet" (topi) dan "je", kata Belanda utk mengesankan sifat kecil. Baik dari sejarah pemakaian dan penyebutan namanya, peci mencerminkan Indonesia: satu bangunan "inter-kultural" Maka tak mengherankan bila dari mana pun asalnya, agama apapun yg dianutnya, kaum pergerakan memakai peci.

Ditulis ulang dari artikel yg dikirim oleh namasayaindi

paradoks

wah baru nyadar bung. ia juga sih, tiap pejabat pria kalo di foto "resmi" pasti pake peci
ternyata memang dijadiken identitas bangsa yah.
"ohhhh I wish I could live life five times over...Then I'd be born in five different places, and I'd stuff myself with different food from around the world...I'd live five different lives with five different occupations...and then, for those five times...I'd fall in love with the same person...five times.." ~Bleach, Inoue Orihime~

semut-ireng

kondangan juga pake peci ...........

hikmahnya,  industri kecil peci tumbuh subur dan menyerap tenaga kerja banyak .....

apa perlu dibuat aturan / perda,  semua pegawai negeri pria masuk kantor pake peci ..........