Member baru? Bingung? Perlu bantuan? Silakan baca panduan singkat untuk ikut berdiskusi.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 05:22:44 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 134
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 124
Total: 124

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

600 ILMUWAN POTENSIAL INDONESIA LEBIH PILIH LUAR NEGERI...

Dimulai oleh rawWARus, Juli 26, 2009, 08:55:54 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

rawWARus

BANDUNG, KOMPAS.com-Sekitar 600 ilmuwan potensial Indonesia saat ini memilih bekerja di perguruan tinggi dan lembaga riset asing di luar negeri.

Di luar negeri para ilmuwan penerima beasiswa program doktor ini umumnya tampil berprestasi.

"Mereka ini ialah orang-orang Indonesia, dulunya para dosen yang menerima beasiswa program doktor, tetapi lantas memilih tetap bekerja di luar," ujar Direktur Kelembagaan Direktorat Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Hendarman di sela-sela peluncuran kelas internasional Institut Manajemen Telkom, Sabtu (11/7) di Bandung, Jawa Barat.

Para ilmuwan ini tersebar di berbagai negara. Namun, kebanyakan berada di Jepang dan Jerman. Ia mencontohkan, Khoirul Anwar, alumnus Elektro Institut Teknologi Bandung dan pemilik paten sistem telekomunikasi 4G berbasis OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) adalah seorang WNI yang kini bekerja di Nara Institute of Science and Technology, Jepang.

"Ada juga ilmuwan kita di luar yang berhasil memiliki hingga 10 paten. Indonesia juga punya salah satu profesor paling muda asal Medan yang kini bekerja di Amerika Serikat dan ia mendapatkan dana penelitian yang sangat besar. Ilmuwan kita sesungguhnya hebat-hebat," kata Hendarman.

Menurutnya, negara tidak bisa menyalahkan mereka yang memilih bekerja di luar negeri demi mengembangkan kariernya. "Ada banyak alasan mereka memilih ke luar. Bisa itu karena kebebasan akademiknya, fasilitas yang lebih canggih, ataupun demi alasan jaminan kesejahteraan," ujarnya.

Di jurnal masih rendah

Di sisi lain, kontribusi peneliti di lembaga riset dan perguruan tinggi Indonesia dalam jurnal-jurnal internasional justru masih sangat rendah. Hanya 0,87 artikel ilmiah per sejuta penduduk Indonesia. Bandingkan dengan negara tetangga, Malaysia, yang sebesar 21,30 atau India yang mencapai 12,00.

"Untuk itu, ke depan, Pak Menteri dan Dirjen (Pendidikan Tinggi) meminta peneliti prominent yang ada di luar negeri juga melakukan riset bareng. Setidaknya, nama perguruan tinggi asal mereka turut ditulis di penelitian yang dikerjakan," katanya. Ini penting untuk meningkatkan citations index di dalam rangka pemeringkatan universitas kelas dunia.

Secara terpisah, Wakil Rektor Senior Bidang Sumber Daya ITB, Carmadi Machub mengatakan, dari 1.020 dosen ITB, sekitar 5 persen di antaranya berperilaku kurang disiplin. Mereka jarang mengajar dan kerap mencari proyek tambahan di luar negeri.

"Ini sempat dipersoalkan dan diusulkan agar mereka ini diberhentikan sebagai pegawai negeri sipil. Ada yang izin pergi ke luar (negeri), tetapi tidak kembali," ujarnya. Diakuinya, dosen-dosen semacam ini sulit ditindak.

Namun, ia meyakini, perilaku dosen seperti ini akan semakin berkurang seiring adanya program sertifikasi dosen yang bisa berimplikasi pada tambahan tunjangan profesi satu kali gaji pokok. Bahkan, khusus guru besar, tunjangannya itu bisa mencapai tiga kali lipat. (jon)



KAPAN NEGARA KITA BISA MAJU KLO TERUS BEGINI??? :( :( :(
SeSuATu KarYa MaNusIa SerIng BeRaWaL dAri MimPI, MaKA eKSpresIkan MImpimU DenGAN Sains...
DaLAm HaL KeDUniAwiAn TAk AdA hAl yG tAk mUNgkin...

Karno Giyantono

insya Allah maju lah, masa diem aja? masa mundur?

hehehe...
"Orang Pintar adalah Orang yang Berusaha Membangun Rumah atau Kehidupan yang Bagus di dunia dan Istana Di Surga"

[move]caranya Belajar dan Bekerja serta Beramal dan Beribadah

udang

tapi penghargaan pemerintah serta masyarakat kita terhadap cendikiawan masih kurang banget...
liat aja tuh pak habibi, teknologi buatan beliau ga dipake di negaranya sendiri
apa pemerintah ga ada duit ya gara2 kebanyakan dikorupsi ?
Take a deep breath, lay down, and gaze upon the sky...

alvin pratama

ya jelas aja kalau mereka pilih luar negeri, masalahnya kalau disana
kemampuan berpikir para ilmuan sangat dihargai dan dibayar mahal.
berbeda jauh dengan diindonesia.
malahan cenderung ilmuan2 itu gak dapet fasilitas dan kehidupan yang layak.
[move]"Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasih

The Houw Liong

Indonesia sepantasnya mau belajar dari China dan India, walaupun ilmuwannya banyak juga yang bekerja di luar negeri, namun ketika negaranya memerlukan, mereka dengan senang hati pulang ke negaranya untuk menyumbangkan pengetahuan bagi negaranya atau walaupun berada di luar negeri mereka bersedia menjadi penghubung supaya ilmuwan yang berada dalam negeri juga bisa mengikuti perkembangan sains dan teknologi.
HouwLiong

Ahazveroz

Seluruh sistem di dunia ini harus ditopang oleh equilibrium.
Tidak terkecuali dengan para ilmuwan kita. Kalau pemerintah memang mau menikmati sumber daya manusia yang baik, ya...harus berinvestasi, lah.

Nasionalisme, Patriotisme dan Harga Diri tidak membuat kita kenyang
Perut berbicara lebih lantang daripada hati :D

rawWARus

mungkin dengan PERANG lagi NASIONALITAS kita bisa bangkit
SeSuATu KarYa MaNusIa SerIng BeRaWaL dAri MimPI, MaKA eKSpresIkan MImpimU DenGAN Sains...
DaLAm HaL KeDUniAwiAn TAk AdA hAl yG tAk mUNgkin...

ksatriabajuhitam

not all the problems could be solved by the sword, but sword holder take control of problems.
ForSa versi mobile: http://www.forumsains.com/forum?wap2

Ahazveroz

Kutip dari: rawWARus pada Agustus 05, 2009, 07:37:04 PM
mungkin dengan PERANG lagi NASIONALITAS kita bisa bangkit

Perang selalu membutuhkan justifikasi. Kalau bukan kita yang diserang
kita ga akan pernah dapat euphoria kebangkitan nasionalisme

kalau kita menyerang? hmmm....contoh aja Nazi Jerman tuh
hehe :D

rawWARus

Ya biasane klo ga ada konflik eksternal pasti ada konflik internal
SeSuATu KarYa MaNusIa SerIng BeRaWaL dAri MimPI, MaKA eKSpresIkan MImpimU DenGAN Sains...
DaLAm HaL KeDUniAwiAn TAk AdA hAl yG tAk mUNgkin...

The Houw Liong

Ilmuwan yang memilih untuk bekerja di luar negeri tidak bermasalah, asal saja jika Indonesia memerlukannya untuk bekerja di Tanah Air nya mereka harus bersedia kembali ke Indonesia.
HouwLiong