Member baru? Bingung? Perlu bantuan? Silakan baca panduan singkat untuk ikut berdiskusi.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 12:24:51 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 169
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 166
Total: 166

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

saatnya Indonesia menuju negara sains

Dimulai oleh akatsuki, September 26, 2008, 02:34:14 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

akatsuki

di Indonesia saat ini sedang marak2nya pemberitaan tentang pilkada di berbagai daerah. dengan bermacam warna dan bentuk partai politik bermunculan. mulai dari partai yang sangat gurem, partai gurem, sampai pada partai raksasa. bermacam bentuk dan rupa pemimpin dikerahkan di gembar-gemborkan sampai pada tatanan penyinggungan terhadap agama pun dilakukan.
akibatnya tidak sedikit kasus kekerasan yang terjadi akibat dari meningkatnya suhu politik belakangan ini.
lebih ironis lagi, hampir semua kaum intelektual dari berbagai macam disiplin ilmupun ikut berlomba-lomba dalam pertarungan balap karung menuju kursi pemerintahan. ternyata Indonesia terlalu hanyut terbuai dalam bidang politik sehingga hampir-hampir sangat melupakan dan mengenyampingkan hal-hal lain yang justru sangat krusial dan vital. sebagai contohnya bidang ekonomi dan sains.
Indonesia yang seharusnya kaya raya subur dan makmur hampir sama sekali tidak kelihatan akibat banyaknya persinggungan dan perebutan kekuasaan yang seakan-akan tiada habis-habisnya.
sementara pada belahan dunia lain, orang berlomba-lomba untuk menemukan sesuatu yang baru, sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak sesuatu yang dapat mengarahkan masyarakat menuju masyarakat yang mandiri. sedangkan kita terus-menerus menyuburkan kebiasaan hidup mewah, materi, dan konsumtif.
ibarat sebuah pohon, jika seluruh komponen pohon berkeinginan untuk menjadi daun maka pohon tersebut tidak akan tumbuh menjadi pohon yang kuat dan besar. seharusnya diantara komponen pohon harus ada yang menjadi daun, akar, batang, dan lain sebagainya.
jika kita ingin bangkit sejajar dengan negara lain, kita harus bersifat konsisten pada bidang kita.
jika kita sebagai insan sains, jadilah insan sains yang dapat menemukan sesuatu yang dapat bermanfaat bagi masyarakat. tidak perduli apakah sesuatu itu merupakan sesuatu yang sangat rumit atau sesuatu yang sederhana. yang penting sesuatu itu dapat digunakan oleh masyarakat.

bersambung........
[move]think globally act locally[/move]

biobio

bung akatsuki,disambung kapan nih?udah hampir 3 bln ga disambung2.hahaha.
"The pen is mightier than the sword"

Lunaris

Kayaknya kalah sama orang yang ingin Indonesia jadi negara teokratis.

biobio

Kutip dari: Lunaris pada Desember 24, 2008, 09:47:13 PM
Kayaknya kalah sama orang yang ingin Indonesia jadi negara teokratis.
ah,jangan ketus gt dnk bung...he3
"The pen is mightier than the sword"

ksatriabajuhitam

#4
hm, maksudnya negara sains apa ya?

seandainya saya bisa menentukan, saya lebih cenderung pada pola begini (ini kondisi ideal ya, cuma angan2):
1. kembangkan ekonomi; tingkatkan produksi hasil laut (ingat nenek moyangku seorang pelaut), pertanian dan hutan (alam kita masih luas), pertambangan (tapi politiknya kenceng di sini), dan manufacture (kita punya banyak buruh).
2. kembangkan militer dan pendidikan; biasanya ada aja negara yang ngga suka ngeliat negara lain maju, pengennya ikut campur. kalo duit di step 1 udah kenceng, suntikan untuk pengembangan militer dan pendidikan. terutama angkatan laut. pendidian juga pada tahap ini lebih diarahkan pada riset untuk menghasilkan produk "biasa", semisal cara pengemasan ikan, pemantauan laut, bibit unggul. teknologi yg "ekstrim"nya nanti aja.
3. kalo militer udah kuat, barulah boleh mengembangkan teknologi yang lebih efisien dan "ekstrim", misal nuklir. kalo ada yang mau macem2, kita punya militer yang kuat. kalo militer udah kuat, kuasai selat malaka! itu jalur perdagangan penting, kalo berhasil dimanfaatkan (a.k.a. yang lewat dipalakin) bisa untung gede. cegah malaysia atau thailand ngeruk daratannya buat bikin terusan (bikin ini bakal sangat lama dan costly, tapi kalo 2 negara ini krjsma dan berhasil bikin terusan, mampus kita), kalo mau krjsma aja kita sama malaysia (thailand yg ditendang).
4. kalo tiga step ini udah berhasil, rasanya kita sudah bebas bergerak. terserah setelah itu mau ngapain, misal ekspansi ideologi.

tapi untuk itu harus ada spirit dan pemimpin yg agak diktator.

ini angan2 idealnya loh...realitanya bisa sangat kompleks...
not all the problems could be solved by the sword, but sword holder take control of problems.
ForSa versi mobile: http://www.forumsains.com/forum?wap2

biobio

menurutku awal kemajuan sebuah negara adalah edukasi. Jika hal itu terlaksana dengan baik, pasti hal-hal baik lainnya akan mengekor.
"The pen is mightier than the sword"

Lunaris

Edukasinya yang bagaimana dulu.

Edukasi tentang mengenal alam atau indoktrinasi agama. Yang satu bisa meningkatkan jumlah ilmuan, yang satunya bisa meningkatkan jumlah "orang bebal". Yang satunya menuju negara sains, yang satunya menuju negara "scientifically retard".

Kutip dari: ksatriabajuhitam pada Desember 25, 2008, 06:59:51 AM
hm, maksudnya negara sains apa ya?

seandainya saya bisa menentukan, saya lebih cenderung pada pola begini (ini kondisi ideal ya, cuma angan2):
1. kembangkan ekonomi; tingkatkan produksi hasil laut (ingat nenek moyangku seorang pelaut), pertanian dan hutan (alam kita masih luas), pertambangan (tapi politiknya kenceng di sini), dan manufacture (kita punya banyak buruh).
2. kembangkan militer dan pendidikan; biasanya ada aja negara yang ngga suka ngeliat negara lain maju, pengennya ikut campur. kalo duit di step 1 udah kenceng, suntikan untuk pengembangan militer dan pendidikan. terutama angkatan laut. pendidian juga pada tahap ini lebih diarahkan pada riset untuk menghasilkan produk "biasa", semisal cara pengemasan ikan, pemantauan laut, bibit unggul. teknologi yg "ekstrim"nya nanti aja.
3. kalo militer udah kuat, barulah boleh mengembangkan teknologi yang lebih efisien dan "ekstrim", misal nuklir. kalo ada yang mau macem2, kita punya militer yang kuat. kalo militer udah kuat, kuasai selat malaka! itu jalur perdagangan penting, kalo berhasil dimanfaatkan (a.k.a. yang lewat dipalakin) bisa untung gede. cegah malaysia atau thailand ngeruk daratannya buat bikin terusan (bikin ini bakal sangat lama dan costly, tapi kalo 2 negara ini krjsma dan berhasil bikin terusan, mampus kita), kalo mau krjsma aja kita sama malaysia (thailand yg ditendang).
4. kalo tiga step ini udah berhasil, rasanya kita sudah bebas bergerak. terserah setelah itu mau ngapain, misal ekspansi ideologi.

tapi untuk itu harus ada spirit dan pemimpin yg agak diktator.

ini angan2 idealnya loh...realitanya bisa sangat kompleks...

yang paling penting adalah kemampuan suatu negara membedakan yang mana yang sains yang mana yang tidak. Bereskan masalah ini dulu baru bisa bergerak maju dalam bidang sains.

Pengembangan ekonomi dan militer akan lebih mudah kalau negara itu mengenal sains lebih banyak. Dengan mengenal sains, teknologi tidak perlu lagi diimpor dan teknologilah yang sekarang memegang peran penting dalam pengembangan ekonomi dan militer.

BTW. kita sudah menguasai teknologi nuklir sejak jaman Soekarno, cuma ada masalah dalam pengaplikasianya, secara politik bukan secara teknik. Selama 5 tahun kuliah di Yogyakarta dulu, saya kuliah didepan salah satu dari tiga reaktor nuklir yang kita punyai dan tidak ada masalah apa2.

biobio

sy rasa indoktrinasi agama meskipun ada benarnya dapat meningkatkan jumlah org bebal,tp hal ini tidak selalu begitu,kan?
"The pen is mightier than the sword"

Lunaris

Indoktrinasi agama pasti menghasilkan orang bebal. Karena bagi mereka, kebenaran itu diberikan bukan dicari. Dan mereka itu manusia yang paling susah untuk berubah.

Kelanjutanya hanya apakah pemerintah di negara itu waras atau tidak.

Kita bandingkan antara Amerika dan Turki. Kedua negara ini jumlah creationinya hampir sama. Perbedaanya adalah pemerintah Amerika lebih waras dalam masalah sains. Karena itu meskipun 80% penduduk nya creationist, pengembangan sains tetap jalan terus karena selalu didanai oleh pemerintah. Ada sedikit konflik antara pemerintah dan scientist sejak Bush terpilih, yang menyebabkan banyak scientist Amerika mau pindah ke eropa, meskipun Arnold "Terminator" Schwarzenegger mendinginkan situasi sehingga para ilmuan tersebut hanya perlu pindah ke California.

Turki, dengan 80% creationist sebaliknya sangat anti sains. Para ilmuan turki di terror dimana-mana terutama oleh anggota BAV.

rawWARus

Klo mnrt sy,mulai dr pendi2kan moral dlm agama masing2,mulai dr keluarga sampe institusi pendidikn formal tetapi dlakukan secara benar2 agar terpaku pd jiwa tdk cm formalitas, jk moral dan ahlaq baik sudah tertancap dg kuat mk hal lain akn mudah dan bnr utk djalankan, tdk spt skrg sptnya agama cm sbg formalitas akibatnya smua ddasarkan pd tujuan duniawi akhirnya egoisme individu lah yg brmain yg mncptakan korupsi dmn2, acuh tak acuh n sakit jiwa yg akhirnya brujung narkoba atau miras yg mmbuat generasi muda bobrox, sptnya jg ada granddisign yg ingin mmbuat generasi muda indonesia hancur oleh narkoba miras dan sex bebas,dmn brasal dr kmerosotan moral yg mngacuhkn agama, klo generasi muda udah loyo n bobrox ya tinggal nunggu djajah n dkudeta aja dh
SeSuATu KarYa MaNusIa SerIng BeRaWaL dAri MimPI, MaKA eKSpresIkan MImpimU DenGAN Sains...
DaLAm HaL KeDUniAwiAn TAk AdA hAl yG tAk mUNgkin...

Lunaris


The Houw Liong

Tentu saja, syarat menjadi negara maju ialah sains harus maju.
Ilmuwan Indonesia harus meguasai kompetensi global, berarti kemampuan yang setara dengan ilmuwan internasional dan harus bisa berperan secara nasional yang berarti harus bisa memacahkan masalah yang ada di Indonesia dengan metodal ilmiah.

HouwLiong

rawWARus

Apa si hakikat dr sains?
Sains tanpa moral n niat atau ahlak baik mk akn dsalah gunakan
sains hanyalah sbg alat utk mncari kebenaran yg haq ats kuasa Tuhan
adapun karya sains mrpkn bonus,jd meski bnyk saintis yg menemukan alat at penemuan lain jk tdk dgunakan utk kebaikan mk percuma sj, bnyk saintis  yg mndptkn penemuan2 brhrg tp krn tujuane materi mk djual knegara lain dan yg dpt paten bkn qt
solusi lain negara qt mustinya mendirikan lembaga yg mau mmbiayai riset2 atau ide2 kreatif anak2 bgs shg tdk diincar negara lain tak jrg sbg iming2nya beasiswa
SeSuATu KarYa MaNusIa SerIng BeRaWaL dAri MimPI, MaKA eKSpresIkan MImpimU DenGAN Sains...
DaLAm HaL KeDUniAwiAn TAk AdA hAl yG tAk mUNgkin...

rawWARus

Sbnrnya bnyk saintist indonesia yg mlakukan penemuan2 brhrg,tp kurang dperhatikan negara,dan bnyk ank bgs yg pny ide kreatif tp terkendala dana riset shg minta bantuan lembaga asing shg akirnya paten milik mereka,qt cm konsumen
SeSuATu KarYa MaNusIa SerIng BeRaWaL dAri MimPI, MaKA eKSpresIkan MImpimU DenGAN Sains...
DaLAm HaL KeDUniAwiAn TAk AdA hAl yG tAk mUNgkin...

Lunaris

Kutip dari: The Houw LiongIlmuwan Indonesia harus meguasai kompetensi global, berarti kemampuan yang setara dengan ilmuwan internasional dan harus bisa berperan secara nasional yang berarti harus bisa memacahkan masalah yang ada di Indonesia dengan metodal ilmiah.

Memecahkan masalah dengan metode ilmiah lah yang menjadi kendala kita saat ini.

Kutip dari: rawWARus
Sbnrnya bnyk saintist indonesia yg mlakukan penemuan2 brhrg,tp kurang dperhatikan negara,dan bnyk ank bgs yg pny ide kreatif tp terkendala dana riset shg minta bantuan lembaga asing shg akirnya paten milik mereka,qt cm konsumen

Masalahnya cuma satu. Disini ilmuan kurang dihargai.