Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 28, 2024, 03:21:42 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 87
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 85
Total: 85

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Perubahan Iklim Hanyalah Rutinitas Bumi???

Dimulai oleh planethijau, April 23, 2010, 09:37:12 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

planethijau

Perubahan Iklim Adalah Siklus Seratus Ribu Tahunan Bumi Mengorbit

Banyak ilmuwan melihat gas rumah kaca sebagai penyebab utama pemanasan global. Berbagai macam riset dilakukan untuk mengetahui sejauh mana gas-gas tersebut mempengaruhi perubahan iklim. Hanya saja ada ilmuwan-ilmuwan lain yang mencoba mengambil sudut pandang lain tentang pemanasan global. Salah satunya adalah Lorraine Lisiecki, ahli geologi dari University of California di Santa Barbara AS.

Lisiecki melakukan penelitian terhadap sedimen-sedimen lautan dari 57 lokasi di dunia. Sebagai seorang geologist, Lisiecki mendapatkan kesimpulan bahwa ada kaitan antara iklim dan orbit bumi.

Sebagai informasi, orbit bumi dalam mengelilingi matahari selalu berubah setiap 100.000 tahun, dari bentuknya (eccentricity) yang bulat hingga lebih lonjong selama interval tersebut. Sementara itu, sudut kemiringan bumi terhadap sumbunya juga berubah dalam siklus 41.000 tahun.

Berdasar riset pembentukan glacier atau lapisan es di permukaan bumi terjadi setiap 100.000 tahun, siklus yang sama dengan berubahnya bentuk orbit bumi. Lisiecki mendapati fakta bahwa waktu terjadinya perubahan iklim dan eccentricity berkaitan. Data hasil risetnya memang memperkuat hal tersebut.

Selain relasi tersebut, ada sebuah temuan yang juga mengejutkan, yaitu siklus pembentukan glacier terbesar terjadi pada saat perubahan yang paling lemah dari bentuk orbit bumi dan begitu juga sebaliknya. Menurut Lisiecki, artinya iklim bumi mempunyai ketidakstabilan internal akibat sensitivitas perubahan orbit.

Di akhir laporan risetnya yang juga diterbitkan di jurnal Nature Geoscience, Lorraine Lisiecki menyimpulkan bahwa perubahan iklim juga memiliki pola selama lebih dari jutaan tahun dan terkait dengan tiga sistem orbit yang berbeda, yaitu kemiringan terhadap sumbu dan bentuk orbit serta perubahan orientasi pada sumbu rotasi.

Meski tampaknya hasil riset tersebut sedikit melegakan, tetapi tidak berarti umat manusia harus menunggu selama 100.000 tahun agar lapisan es, baik di kutub maupun puncak gunung kembali seperti semula tanpa melakukan apapun untuk mengurangi laju pemanasan global yang diakibatkan oleh manusia.

sumber : [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
Be a friend of earth

raiiiz

#1
ya emang, bisa saja. planet-planet lain saat ini suhunya lebih dari rata-rata. di planet jupiter sekarang makin banyak terlihat 'mata' yang mana merupakan badai/topan di planet tersebut akibat semakin panas atmosfernya. bayangkan klo semakin panas kan partikel udara semakin cepat geraknya. jadi kalau menurut ini wajar saja bumi tambah panas, karena emang tata surya sedang memanas.hehe
~~~Take it Easy~~~