Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 01:10:28 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 102
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 105
Total: 105

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Artifisial Inteligens dan Kesadaran (Artificial Intelligence and Consciousness)

Dimulai oleh The Houw Liong, November 27, 2017, 05:57:57 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

The Houw Liong

Artificial Intelligence dan Kesadaran Manusia


Oleh Putu Lingga

diambil dari newsoffice.mit.ed

Pembahasan tulisan ini akan mencoba untuk merefleksikan secara filosofis mengenai peran dari Ilmu atau hasil dari ilmu pengetahuan terhadap hidup manusia. Telah kita tahu bahwa manusia (human) merupakan pusat untuk memepelajari alam. Dan teknologi meruapakan hasil dari metdoe yang dilakukan manusia untuk menjelaskan bahkan memanfaatkan alam. Terutama yang dibahas pada tulisan ini yaitu peranan Artificial Intelligence dalam kesadaran manusia.
Kesadaran

Kesadaran dalam [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.] medefinisikan (1) keinsafan; keadaan mengerti: — akan harga dirinya timbul krn ia diperlakukan secara tidak adil; (2) hal yg dirasakan atau dialami oleh seseorang. Robert Pepperell (2009: 22) menunjukan kesadaran mrujuk pada semua sifat yang kita hubungkan dengan kepekaan manusia seperti pikiran, emosi, memori, kesadaran, pengetahuan-diri,rasa mengada (sense of being), dan sebagainya.

Analisis

Dengan menyusun 'neuron-neuron' elektronik individual dalam jaringan yang kompleks, para ilmuwan computer mampu membangun sistem yang memiliki kemampuan untuk belajar dari pengalaman. Teknik-teknik semacam itu dituntut untuk menyamai, denganh cara sederhana, operasi otak manusia, yang tentu saja dilihat sebagai matriks raksasa dari sel-sel saraf yang saling terhubung. 'jaringan-jaringan saraf' ini terdiri dari susunan-susunan 'neuron' virtualnya yang diaturn di dalam memori sebuah computer, masing-masing terhubung dengan yang lain, sebagian melakukan kalkulasi dan yang lain menampilkan hasil dari kalkulasi itu. Pada awalnya susunan itu diberi niali random, tapi dengan data input regular sistem itu mulai menstabilkan dan menampilkan output regular yang berkaitan dengan input melalui berbagai cara; demikianlah, sistem itu mempelajari sesuatu. Yang diharapkan oleh para ilmuwan koognitif adalah bahwa melalui pendekatan ini maka akan dimungkinkan untuk mengembangkan computer-komputer cerdas yang bisa berfikir, merasakan, menalar dan belajar dari pengalaman. Inilah pandangan, misalnya, dari prang seperti Marvin Minsky (1986) di MIT dan Igor Aleksander (2001) di Imperial College, London (Pepperell,2009: 12-13)


https://www.youtube.com/watch?v=6lHHxcxurhQ
HouwLiong