Member baru? Bingung? Perlu bantuan? Silakan baca panduan singkat untuk ikut berdiskusi.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Desember 06, 2024, 06:49:19 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 47
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 50
Total: 50

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Al-Quran dan Darwin-buat nambah iman

Dimulai oleh FAHMI_T, April 29, 2011, 07:36:03 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Pi-One

Kutip dari: familycode pada Juni 02, 2011, 06:23:53 PM
Jadi sudah jelas sampai mana pembuktian berdasar DNA-nya bahwa jika misal dikatakan DNA merupakan bukti dominan (misal), maka secara hakekat sulitkan pembuktiannya secara pendekatan kualitatif?
Aku tak tahu batasnya sejauh mana jika menurut standar anda.
Namun bisa dibilang uji dna merupakan salah satu emtode yang diakui secara ilmiah untuk mengukur kedekatan kekerabatan.

Kutip dari: familycode pada Juni 02, 2011, 06:23:53 PMSetiap kemungkinan bukannya selalu ada karena bukannya kita tidak pernah tahu hakekat dari dunia ini secara lengkap 100%, hanya saja disains pembuktian ada kriteria-kriterianya, saya rasa jelas apa maksud saya.
Tidak. Karena agama hanya menyodorkan iman dan dogma, tanpa memberi pembuktian ilmiah. Selama begitu, agama takkan pernah punya celah.

Kutip dari: familycode pada Juni 02, 2011, 06:23:53 PMUntuk pembuktian itu tolok ukurnya indera kita, yang jadi masalah teori ini masih melakukan bentuk-bentuk pendekatan yang 100% belum pasti, apalagi dalam konteks DNA, begitu terbatas misal tentang menguji dna manusia ke ergaster memang tidak ada caranya.
Mana ada pembuktian 100 persen dalam sains? Entah kalau matematika tentunya.
Yang mengklaim 100 persen benar cuma dogma (itu juga bukan berarti 100 persen benar, hanya dogma menolak pengujian dan keraguan). Sains tak kenal kebenarna mutlak.

familycode

#226
Kutip dari: Pi-One pada Juni 03, 2011, 10:04:53 AM
Aku tak tahu batasnya sejauh mana jika menurut standar anda.
Namun bisa dibilang uji dna merupakan salah satu emtode yang diakui secara ilmiah untuk mengukur kedekatan kekerabatan.
Pendekatan DNA memang dapat ilmiah untuk menjawab dalam pendekatan kuantitatif, tapi jika ada pernyataan bahwa manusia pasti ada hubungan dengan simpanse atau nenaderthal merupakan percabangan terpisah dari manusia itu masih belum dapat terbukti termasuk juga ada hubungan linear dengan ergaster jika tolok ukur pada DNA dan jika misal dikatakan penilaian DNA merupakan bukti dominan maka artinya Pendekatan kuantitatif maka untuk menjawab suatu pernyataan diatas maka hasilnya adalah belum tentu linear dengan pendekatan kualitatif, dan saya melihat ini masih cukup jauh karena ergaster belum dapat dibuktikkan secara DNA mempunyai hubungan linear dengan manusia.

Kutip dari: Pi-One pada Juni 03, 2011, 10:04:53 AM
Tidak. Karena agama hanya menyodorkan iman dan dogma, tanpa memberi pembuktian ilmiah. Selama begitu, agama takkan pernah punya celah.
Disini anda telah melakukan generalisasi, melihat cerita yang ada di agama cukup dengan iman tapi terlepas dari itu dalam substansi adam dan hawa, secara hakekat agama dapat ditinjau secara lebih ilmiah, contoh dalam peneliti sedang meneliti alkitab dapat saja memiliki banyak pendekatan misal teologi, hermeneutika, untuk pembuktian, misal secara arkeologi, sejarah dan sebagainya dalam substansi-substansi tertentu.

Pembuktian untuk adam dan hawa dalam ranah sains memang belum ada karena ada sains mempunyai kriterianya sendiri, adam dan hawa ada dipercaya karena iman dan tidak ada paksaan anda untuk percaya.

Kutip dari: Pi-One pada Juni 03, 2011, 10:04:53 AM
Mana ada pembuktian 100 persen dalam sains? Entah kalau matematika tentunya.
Memang, tapi anda dalam berdiskusi banyak melakukan tolok ukur logika empiris dalam "menyerang", disini tentu anda tidak bisa melakukan serangan ke bentuk yang sifatnya adalah hakekat, mungkin anda bisa mempertanyakannya jika itu dalam contoh konteks sains, disini anda perlu yang namanya melihat konteks.

Kutip dari: Pi-One pada Juni 03, 2011, 10:04:53 AM
Yang mengklaim 100 persen benar cuma dogma (itu juga bukan berarti 100 persen benar, hanya dogma menolak pengujian dan keraguan). Sains tak kenal kebenarna mutlak.
Memang orang theis dapat percaya 100% karena iman dan dogma, sekali lagi melihat cerita yang ada di agama cukup dengan iman tapi terlepas dari itu dalam substansi adam dan hawa secara hakekat agama dapat ditinjau secara lebih ilmiah, contoh peneliti dalam meneliti tentang alkitab dapat saja memiliki banyak pendekatan misal teologi, hermeneutika, untuk pembuktian, misal secara arkeologi, sejarah dan sebagainya dalam substansi-substansi tertentu.

Terlepas ada substansi-substansi yang anda tidak percaya, maka bukan berarti anda dapat seenaknya menyerang apa yang dipercaya dengan apa yang yang anda tidak percaya, misal anda tidak percaya agama tertentu, bukan berarti anda boleh menyerang, disini bukan forum untuk mendebatkan agama, tentu anda tahu rules disini.

belive a dream

maaf saya orang baru ingin ikut nimbrung nih...menurut saya diskusi ini terlalu mendalam, karena bisa merusak aqidah s'kelompok orang...apabila mau memberikan komentar tolonglah jangan menyinggung suatu agama...karena kn ssuatu yang berbau agama itu sifatnya amat sangat sensitif...

belive a dream

Kutip dari: familycode pada Juni 03, 2011, 11:04:35 AM
Pendekatan DNA memang dapat ilmiah untuk menjawab dalam pendekatan kuantitatif, tapi jika ada pernyataan bahwa manusia pasti ada hubungan dengan simpanse atau nenaderthal merupakan percabangan terpisah dari manusia itu masih belum dapat terbukti termasuk juga ada hubungan linear dengan ergaster jika tolok ukur pada DNA dan jika misal dikatakan penilaian DNA merupakan bukti dominan maka artinya Pendekatan kuantitatif maka untuk menjawab suatu pernyataan diatas maka hasilnya adalah belum tentu linear dengan pendekatan kualitatif, dan saya melihat ini masih cukup jauh karena ergaster belum dapat dibuktikkan secara DNA mempunyai hubungan linear dengan manusia.
Disini anda telah melakukan generalisasi, melihat cerita yang ada di agama cukup dengan iman tapi terlepas dari itu dalam substansi adam dan hawa, secara hakekat agama dapat ditinjau secara lebih ilmiah, contoh dalam peneliti sedang meneliti alkitab dapat saja memiliki banyak pendekatan misal teologi, hermeneutika, untuk pembuktian, misal secara arkeologi, sejarah dan sebagainya dalam substansi-substansi tertentu.

Pembuktian untuk adam dan hawa dalam ranah sains memang belum ada karena ada sains mempunyai kriterianya sendiri, adam dan hawa ada dipercaya karena iman dan tidak ada paksaan anda untuk percaya.
Memang, tapi anda dalam berdiskusi banyak melakukan tolok ukur logika empiris dalam "menyerang", disini tentu anda tidak bisa melakukan serangan ke bentuk yang sifatnya adalah hakekat, mungkin anda bisa mempertanyakannya jika itu dalam contoh konteks sains, disini anda perlu yang namanya melihat konteks.
Memang orang theis dapat percaya 100% karena iman dan dogma, sekali lagi melihat cerita yang ada di agama cukup dengan iman tapi terlepas dari itu dalam substansi adam dan hawa secara hakekat agama dapat ditinjau secara lebih ilmiah, contoh peneliti dalam meneliti tentang alkitab dapat saja memiliki banyak pendekatan misal teologi, hermeneutika, untuk pembuktian, misal secara arkeologi, sejarah dan sebagainya dalam substansi-substansi tertentu.

Terlepas ada substansi-substansi yang anda tidak percaya, maka bukan berarti anda dapat seenaknya menyerang apa yang dipercaya dengan apa yang yang anda tidak percaya, misal anda tidak percaya agama tertentu, bukan berarti anda boleh menyerang, disini bukan forum untuk mendebatkan agama, tentu anda tahu rules disini.
saya sangat setuju dengan familycode..karena kalau diskusinya terlalu condong terhadap kepercayaan agama, itu bisa jadi bumerang bagi kita.. :D

Pi-One

#229
Kutip dari: familycode pada Juni 03, 2011, 11:04:35 AM
Pendekatan DNA memang dapat ilmiah untuk menjawab dalam pendekatan kuantitatif, tapi jika ada pernyataan bahwa manusia pasti ada hubungan dengan simpanse atau nenaderthal merupakan percabangan terpisah dari manusia itu masih belum dapat terbukti termasuk juga ada hubungan linear dengan ergaster jika tolok ukur pada DNA dan jika misal dikatakan penilaian DNA merupakan bukti dominan maka artinya Pendekatan kuantitatif maka untuk menjawab suatu pernyataan diatas maka hasilnya adalah belum tentu linear dengan pendekatan kualitatif, dan saya melihat ini masih cukup jauh karena ergaster belum dapat dibuktikkan secara DNA mempunyai hubungan linear dengan manusia.
Bla bla bla...
Sudah dibilang uji DNA bukan metode untuk mengaitkan sapiens sapiens dan ergaster. metode untuk itu gak cuma uji DNA.

Kutip dari: familycode pada Juni 03, 2011, 11:04:35 AMDisini anda telah melakukan generalisasi, melihat cerita yang ada di agama cukup dengan iman tapi terlepas dari itu dalam substansi adam dan hawa, secara hakekat agama dapat ditinjau secara lebih ilmiah, contoh dalam peneliti sedang meneliti alkitab dapat saja memiliki banyak pendekatan misal teologi, hermeneutika, untuk pembuktian, misal secara arkeologi, sejarah dan sebagainya dalam substansi-substansi tertentu.
Bla bla bla...
Bisa kasih contoh bukti ilmiah pembuktian eksistensi Adam-Hawa?

Kutip dari: familycode pada Juni 03, 2011, 11:04:35 AMPembuktian untuk adam dan hawa dalam ranah sains memang belum ada karena ada sains mempunyai kriterianya sendiri, adam dan hawa ada dipercaya karena iman dan tidak ada paksaan anda untuk percaya.
Apa ini sedang bahas soal pemaksaan eksistensi Adam-Hawa?

Kutip dari: familycode pada Juni 03, 2011, 11:04:35 AMMemang, tapi anda dalam berdiskusi banyak melakukan tolok ukur logika empiris dalam "menyerang", disini tentu anda tidak bisa melakukan serangan ke bentuk yang sifatnya adalah hakekat, mungkin anda bisa mempertanyakannya jika itu dalam contoh konteks sains, disini anda perlu yang namanya melihat konteks.
Aku bicara teori evolusi, artinya aku bicara dalam konteks sains. Jika anda bilang itu sama saja menyerang, berarti anda menyatakan agama anda bertentangan dengan sains.

Kutip dari: familycode pada Juni 03, 2011, 11:04:35 AMMemang orang theis dapat percaya 100% karena iman dan dogma, sekali lagi melihat cerita yang ada di agama cukup dengan iman tapi terlepas dari itu dalam substansi adam dan hawa secara hakekat agama dapat ditinjau secara lebih ilmiah, contoh peneliti dalam meneliti tentang alkitab dapat saja memiliki banyak pendekatan misal teologi, hermeneutika, untuk pembuktian, misal secara arkeologi, sejarah dan sebagainya dalam substansi-substansi tertentu.
Lalu? Mana buktinya? Secara historis-arkeologis, tidak ada bukti eksistensi Adam-hawa, selain sebagai kisah tua yang dipercaya penganut samawi.

Kutip dari: familycode pada Juni 03, 2011, 11:04:35 AMTerlepas ada substansi-substansi yang anda tidak percaya, maka bukan berarti anda dapat seenaknya menyerang apa yang dipercaya dengan apa yang yang anda tidak percaya, misal anda tidak percaya agama tertentu, bukan berarti anda boleh menyerang, disini bukan forum untuk mendebatkan agama, tentu anda tahu rules disini.
Ya ya...menyatakan ketidaksetujuan = menyerang? mau anda mesti manggut-manggut? Anda bilang boleh tidak percaya, tapi menyatakan alasan ketidakpercayaan dibilang nyerang? Great :)

Kutip dari: belive a dream pada Juni 03, 2011, 12:43:20 PM
maaf saya orang baru ingin ikut nimbrung nih...menurut saya diskusi ini terlalu mendalam, karena bisa merusak aqidah s'kelompok orang...apabila mau memberikan komentar tolonglah jangan menyinggung suatu agama...karena kn ssuatu yang berbau agama itu sifatnya amat sangat sensitif...
Mestinya sejak awal gak usah mengait-ngaitkan agama dan sains.

familycode

#230
Kutip dari: Pi-One pada Juni 03, 2011, 05:41:21 PM
Bla bla bla...
Sudah dibilang uji DNA bukan metode untuk mengaitkan sapiens sapiens dan ergaster. metode untuk itu gak cuma uji DNA.
Bla bla bla...
Memang bukan, lihat konteks yang saya post yang dimana konteksnya sudah jelas yang saya sampaikan, jika saya tidak membawa konteks yang jelas maka dapat saja anda mempertanyakan dan saya juga tidak pernah bilang bahwa hanya uji DNA, lihat dengan benar tulisan diatas.

Kutip dari: Pi-One pada Juni 03, 2011, 05:41:21 PM
Bisa kasih contoh bukti ilmiah pembuktian eksistensi Adam-Hawa?
Tidak, bukannya saya sudah menjelaskan bahwa melihat cerita yang ada di agama cukup dengan iman tapi terlepas dari itu dalam substansi adam dan hawa, secara hakekat agama dapat ditinjau secara lebih ilmiah, contoh dalam peneliti sedang meneliti alkitab dapat saja memiliki banyak pendekatan misal teologi, hermeneutika, untuk pembuktian, misal secara arkeologi, sejarah dan sebagainya dalam substansi-substansi tertentu.

Kutip dari: Pi-One pada Juni 03, 2011, 05:41:21 PM
Apa ini sedang bahas soal pemaksaan eksistensi Adam-Hawa?
Tidak, siapa yang memulai membawa bahasan tentang adam dan hawa kesini? bukannya anda sendiri? ini bahasan apa, anda bahas apa.

Kutip dari: Pi-One pada Juni 03, 2011, 05:41:21 PM
Aku bicara teori evolusi, artinya aku bicara dalam konteks sains. Jika anda bilang itu sama saja menyerang, berarti anda menyatakan agama anda bertentangan dengan sains.
Disini adalah sub forum agama dan filsafat, jadi jelas apa topik isi sub forum ini, bicara teori evolusi dalam konteks sains memang tentang adam dan hawa tidak memenuhi disains kriteria-kriterianya untuk bisa dibuktikkan, dengan tidak bisa dibuktikkan secara sains terus apa lalu anda berhak memaksa orang lain untuk tidak kepada adam dan hawa ? ya tentu tidak, adam dan hawa itu dipercaya dengan iman, dan ini sudah saya sampaikan sebelumnya.

Kutip dari: Pi-One pada Juni 03, 2011, 05:41:21 PM
Lalu? Mana buktinya? Secara historis-arkeologis, tidak ada bukti eksistensi Adam-hawa, selain sebagai kisah tua yang dipercaya penganut samawi.
Baca dengan baik-baik apa yang saya sampaikan ( .. tapi terlepas dari itu dalam substansi adam dan hawa .. ), sudah jelas konteks apa yang saya bawa, apa anda tidak membaca dengan cermat apa yang saya sampaikan.

Kutip dari: Pi-One pada Juni 03, 2011, 05:41:21 PM
Ya ya...menyatakan ketidaksetujuan = menyerang? mau anda mesti manggut-manggut? Anda bilang boleh tidak percaya, tapi menyatakan alasan ketidakpercayaan dibilang nyerang? Great :)
Siapa yang menganggap ketidaksetujuan itu menyerang, ngawur anda itu, anda ya tidak setuju ya itu hak anda.

Lihat apa yang anda lakukan ditopik sebelah, yang anda lakukan itu bukan bentuk ketidaksetujuan lagi tapi memang sudah terang-terangan "menyerang". Saya tidak menyinggung apa yang anda percaya, saya juga tidak bicara tentang sains, disitu ketidaksetujuan anda adalah hak anda tapi bukan berarti anda bisa melakukan tafsir suka-suka, melihat post sepotong lalu dijawab dengan asal bunyi, penuh generalisasi dan sebagainya, padahal disini bukan forum untuk mendebatkan agama, tapi anda terus memaksa mendebatkannya, saya rasa sudah jelas.

Kutip dari: Pi-One pada Juni 03, 2011, 05:41:21 PM
Mestinya sejak awal gak usah mengait-ngaitkan agama dan sains.
Hahaha, siapa ya yang mulai mengkait-kaitkan adam dan hawa ke sini?

Pi-One

Kutip dari: familycode pada Juni 03, 2011, 08:45:55 PMTidak, bukannya saya sudah menjelaskan bahwa melihat cerita yang ada di agama cukup dengan iman tapi terlepas dari itu dalam substansi adam dan hawa, secara hakekat agama dapat ditinjau secara lebih ilmiah, contoh dalam peneliti sedang meneliti alkitab dapat saja memiliki banyak pendekatan misal teologi, hermeneutika, untuk pembuktian, misal secara arkeologi, sejarah dan sebagainya dalam substansi-substansi tertentu.
Aku sudah bilang bukan? Untuk urusan iman, mau percaya eksistensi Adam-Hawa ya suka-suka saja. Tapi jika ingin mengaitkan ke sejarah,biologi dsb di konteks sains, tak bisa. Karena kisah itu tak pernah dibuktikan secara ilmiah.

Kutip dari: familycode pada Juni 03, 2011, 08:45:55 PMTidak, siapa yang memulai membawa bahasan tentang adam dan hawa kesini? bukannya anda sendiri? ini bahasan apa, anda bahas apa.
Apakah aku TS?

Kutip dari: familycode pada Juni 03, 2011, 08:45:55 PMDisini adalah sub forum agama dan filsafat, jadi jelas apa topik isi sub forum ini, bicara teori evolusi dalam konteks sains memang tentang adam dan hawa tidak memenuhi disains kriteria-kriterianya untuk bisa dibuktikkan, dengan tidak bisa dibuktikkan secara sains terus apa lalu anda berhak memaksa orang lain untuk tidak kepada adam dan hawa ? ya tentu tidak, adam dan hawa itu dipercaya dengan iman, dan ini sudah saya sampaikan sebelumnya.
Dan aku bicara dalam konteks sains, bahwa kisah Adam-Hawa tak bisa dimasukkan ke konteks ilmiah.

Kutip dari: familycode pada Juni 03, 2011, 08:45:55 PMBaca dengan baik-baik apa yang saya sampaikan ( .. tapi terlepas dari itu dalam substansi adam dan hawa .. ), sudah jelas konteks apa yang saya bawa, apa anda tidak membaca dengan cermat apa yang saya sampaikan.
Dan siapa yang mencak-mencak, saat kublang kisah Adam-Hawa tidak terbukti secara arkeologis, historis dan ilmiah?

Kutip dari: familycode pada Juni 03, 2011, 08:45:55 PMSiapa yang menganggap ketidaksetujuan itu menyerang, ngawur anda itu, anda ya tidak setuju ya itu hak anda.

Lihat apa yang anda lakukan ditopik sebelah, yang anda lakukan itu bukan bentuk ketidaksetujuan lagi tapi memang sudah terang-terangan "menyerang". Saya tidak menyinggung apa yang anda percaya, saya juga tidak bicara tentang sains, disitu ketidaksetujuan anda adalah hak anda tapi bukan berarti anda bisa melakukan tafsir suka-suka, melihat post sepotong lalu dijawab dengan asal bunyi, penuh generalisasi dan sebagainya, padahal disini bukan forum untuk mendebatkan agama, tapi anda terus memaksa mendebatkannya, saya rasa sudah jelas.
Memaksa mendebatkannya? Siapa yang memulai thread? Siapa yang mencoba mengaitkan kisahnya ke teori ilmiah? Jika kubantah, itu menyerang?

Kutip dari: familycode pada Juni 03, 2011, 08:45:55 PMHahaha, siapa ya yang mulai mengkait-kaitkan adam dan hawa ke sini?
Lacak sendiri. Aku bahkan bukan TS (thread starter)

familycode

Kutip dari: Pi-One pada Juni 04, 2011, 09:53:37 AM
Aku sudah bilang bukan? Untuk urusan iman, mau percaya eksistensi Adam-Hawa ya suka-suka saja. Tapi jika ingin mengaitkan ke sejarah,biologi dsb di konteks sains, tak bisa. Karena kisah itu tak pernah dibuktikan secara ilmiah.
Bukannya anda yang bawa-bawa adam dan hawa (dalam konteks diskusi anda dan saya)

Kutip dari: Pi-One pada Juni 04, 2011, 09:53:37 AM
Apakah aku TS?
Dan aku bicara dalam konteks sains, bahwa kisah Adam-Hawa tak bisa dimasukkan ke konteks ilmiah.
Disini dalam konteks diskusi anda dan saya, jika TS itu berbeda lagi.

Kutip dari: Pi-One pada Juni 04, 2011, 09:53:37 AM
Dan siapa yang mencak-mencak, saat kublang kisah Adam-Hawa tidak terbukti secara arkeologis, historis dan ilmiah?
Loh memang saya bilang kisah Adam-Hawa terbukti secara arkeologis, historis dan ilmiah, ngawur anda itu, baca lagi deh dengan bener, yang saya itu dalam konteks agama dan alkitab yang dibahas bukan substansi adam dan hawa, bukannya saya jelas mengatakan ..terlepas dari itu dalam substansi adam dan hawa.., dan saya juga mengatakan tentang cerita di alkitab dalam substansi-substansi tertentu? dan kisah adam dan hawa pasti masuk? ya tentu tidak, namanya juga substansi tertentu yang bisa tentang kisah-kisah yang memang linear dengan penemuan-penemuan arkeologi, sejarah, tentang dari sejarah sekuler, misal menurut sejarah tentang Tuhan Yesus yang ada hubungannya dengan pilatus, (Tacitus (55-120 M), yang merupakan seorang sejarawan terbesar dari Romawi kuno, berkata, "Christus, the founder of the name (Christians), was put to death by Pontius Pilate, procurator in Judea in the reign of Tiberius." Nama-nama sejarawan lain yang menerima kematian Yesus akibat penyaliban adalah Suetinius, Pliny, Thallus, dan Phlegon). contoh arkeologi, penemuan dead sea scroll yang menguatkan isi perjanjian lama dan sebagainya, saya rasa sudah jelas konteks yang saya bawa, apa anda terlalu sulit memahami sesuatu meskipun sudah diberikan batasan konteks yang cukup jelas?

Kutip dari: Pi-One pada Juni 04, 2011, 09:53:37 AM
Memaksa mendebatkannya? Siapa yang memulai thread? Siapa yang mencoba mengaitkan kisahnya ke teori ilmiah? Jika kubantah, itu menyerang?
Anda lebih baik cek di thread "Untuk bani israel", itu bahasan tentang apa, TS membahas tentang PL yang mencoba mengkait-kaitkan dengan apa yang dia percaya yaitu kitab setelah kekristenan, bagian mana yang behubungan dengan teori ilmiah yang anda maksud?

Kutip dari: Pi-One pada Juni 04, 2011, 09:53:37 AM
Lacak sendiri. Aku bahkan bukan TS (thread starter)
Ini dalam konteks anda dan saya, saya rasa jelas.

Pi-One

Kutip dari: familycode pada Juni 04, 2011, 10:54:14 AM
bla bla bla...
1. Eksistensi Adam-Hawa tidak bisa dibuktikan secara ilmiah, historis, arkeologis. maka tak bisa dicampur aduk dan diadu dengan teori ilmiah seperti teori evolusi. Anda mau percaya kisah itu silakan. tapi jangan disodorkan saat bahas teori ilmiah. Jika anda keberatan, gak usah bahas lagi soal Adam-Hawa di sini.

2. Catatan historis tentang Yesus di masa-masa yang sama atau sedikit lebih muda dari masa Yesus di luar alkitab hanya catatan entang Pilatus yang menyalib seseorang bernama Kristus. Catatan yang sama tidak pernah mencatat lebih lanjut misal Yesus melakukan berbagai keajaiban, atau ada gempa luar biasa dan orang mati hidup lagi saat penyalibannya. Dan bahasan ini gak ada korelasinya. bahwa Yesus eksis tidak membuktikan Adam-Hawa eksis. Bahwa Yesus eksis tidak membuktikan yesus itu Tuhan, atau yesus memang disalib untuk menebu dosa. Beda konteksnya.

3. Di thread untuk bani israel aku hanya menunjukkan pandanganku dan poin-poin yang tak bisa kuterima. Aku tak bilang kalau anda harus terima pandanganku bukan?

Dan biarkan yang lain bahas lagi thread ini sesuai tema threadnya.

familycode

Kutip dari: Pi-One pada Juni 04, 2011, 01:53:26 PM
1. Eksistensi Adam-Hawa tidak bisa dibuktikan secara ilmiah, historis, arkeologis. maka tak bisa dicampur aduk dan diadu dengan teori ilmiah seperti teori evolusi. Anda mau percaya kisah itu silakan.
Saya tidak pernah mengatakan bahwa adam dan hawa dapat dibuktikkan secara ilmiah.

Kutip dari: Pi-One pada Juni 04, 2011, 01:53:26 PM
tapi jangan disodorkan saat bahas teori ilmiah. Jika anda keberatan, gak usah bahas lagi soal Adam-Hawa di sini.
loh siapa yang menyodorkan, justru anda yang memulai menyinggung adam dan hawa (konteks saya dan anda), sebaiknya anda melihat dengan benar apa yang saya sampaikan. Oke saya tidak membahasnya lagi.

Kutip dari: Pi-One pada Juni 04, 2011, 01:53:26 PM
2. Catatan historis tentang Yesus di masa-masa yang sama atau sedikit lebih muda dari masa Yesus di luar alkitab hanya catatan entang Pilatus yang menyalib seseorang bernama Kristus. Catatan yang sama tidak pernah mencatat lebih lanjut misal Yesus melakukan berbagai keajaiban, atau ada gempa luar biasa dan orang mati hidup lagi saat penyalibannya. Dan bahasan ini gak ada korelasinya. bahwa Yesus eksis tidak membuktikan Adam-Hawa eksis. Bahwa Yesus eksis tidak membuktikan yesus itu Tuhan, atau yesus memang disalib untuk menebu dosa. Beda konteksnya.
Saya melihat secara hakekat, melihat cerita yang ada di agama cukup dengan iman tapi terlepas dari itu dalam substansi adam dan hawa, secara hakekat agama dapat ditinjau secara lebih ilmiah, contoh dalam peneliti sedang meneliti alkitab dapat saja memiliki banyak pendekatan misal teologi, hermeneutika, untuk pembuktian, misal secara arkeologi, sejarah dan sebagainya dalam substansi-substansi tertentu.

Kutip dari: Pi-One pada Juni 04, 2011, 01:53:26 PM
3. Di thread untuk bani israel aku hanya menunjukkan pandanganku dan poin-poin yang tak bisa kuterima. Aku tak bilang kalau anda harus terima pandanganku bukan?

Dan biarkan yang lain bahas lagi thread ini sesuai tema threadnya.
Sudah jelas poin-poin yang anda simpulkan itu tafsir suka-suka dan asbun, melihat sebagian tanpa tidak melihat latar dibelakangnya, melakukan generalisasi dan sebagainya, terlepas dari yang anda sampaikan, si semut yang memberikan pandangannya tentang agama anda, responnya anda mencak-mencak, termasuk dengan apa tuduhan balik theis ke non theis, apa anda tidak sadar kalau anda mau menang sendiri dengan lawan diskusi anda, anda melakukan tafsir suka-suka dan asbun pada kepercayaan lain, tapi orang lain tidak boleh memberikan pandangan yang berbeda pada ke kepercayaan anda, sekarang saya mau tanya, anda tidak harus terima pandangan si semut kan? Lalu kenapa anda sering mempermasalahkan pandangan dia? sebaiknya anda belajar melihat diri anda sendiri sebelum menilai orang lain.

Oke, saya memberikan yang lain untuk memberikan pendapatnya sesuai tema disini.

Pi-One

#235
Kutip dari: familycode pada Juni 04, 2011, 06:03:23 PM
Saya tidak pernah mengatakan bahwa adam dan hawa dapat dibuktikkan secara ilmiah.
Atau aku salah tangkap, bahwa anda berharap Adam-Hawa dapat dibuktikan secara historis/arkeologis?

Kutip dari: familycode pada Juni 04, 2011, 06:03:23 PMloh siapa yang menyodorkan, justru anda yang memulai menyinggung adam dan hawa (konteks saya dan anda), sebaiknya anda melihat dengan benar apa yang saya sampaikan. Oke saya tidak membahasnya lagi.
Cukup end of discussion.

Kutip dari: familycode pada Juni 04, 2011, 06:03:23 PMSudah jelas poin-poin yang anda simpulkan itu tafsir suka-suka dan asbun, melihat sebagian tanpa tidak melihat latar dibelakangnya, melakukan generalisasi dan sebagainya, terlepas dari yang anda sampaikan, si semut yang memberikan pandangannya tentang agama anda, responnya anda mencak-mencak, termasuk dengan apa tuduhan balik theis ke non theis, apa anda tidak sadar kalau anda mau menang sendiri dengan lawan diskusi anda, anda melakukan tafsir suka-suka dan asbun pada kepercayaan lain, tapi orang lain tidak boleh memberikan pandangan yang berbeda pada ke kepercayaan anda, sekarang saya mau tanya, anda tidak harus terima pandangan si semut kan? Lalu kenapa anda sering mempermasalahkan pandangan dia? sebaiknya anda belajar melihat diri anda sendiri sebelum menilai orang lain.
Pernyataan ini harus kukembalikan ke anda. :)

End of discussion soal topik di luar tema thread.

familycode

Kutip dari: Pi-One pada Juni 04, 2011, 08:24:54 PM
Atau aku salah tangkap, bahwa anda berharap Adam-Hawa dapat dibuktikan secara historis/arkeologis?
Apakah berharap selalu sama dengan adanya kemungkinan, saya bilang kemungkinan secara hakekat, memang salahnya dimana bilang kemungkinan secara hakekat? historis dan arkeologis? anda lebih baik belajar melihat konteks yang saya bawa.

Kutip dari: Pi-One pada Juni 04, 2011, 08:24:54 PM
Pernyataan ini harus kukembalikan ke anda. :)
End of discussion soal topik di luar tema thread.
Anda selamat melihat diri sendiri :)

Oke

Pi-One


superstring39

Bagi Saudara2ku seiman yang ada di thread ini. Saya cuma mau mengingatkan saja, jangan berdebat dengan orang yang suka memperolok-olok ayat2 Al Quran, tinggalkanlah mereka dengan kezliman mereka. Sesuai dengan Firman Allah:

Dan sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam,(Q.S. An Nisaa : 140)