Member baru? Bingung? Perlu bantuan? Silakan baca panduan singkat untuk ikut berdiskusi.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 28, 2024, 02:55:53 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 87
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 40
Total: 40

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Apakah para Nabi sebelum Nabi Muhammad beragama Islam ?

Dimulai oleh sayang, Juli 22, 2012, 09:43:30 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Fariz Abdullah

#30
Kutip dari: agunkramadhani pada Juni 23, 2013, 09:59:42 PM
konsep al wala' wal bara' hanya pada aqidah saja tapi tidak pada muamalah.

Benar, al wala wal bara mengajarkan kebencian berdasarkan perbedaan akidah. Jika akidahnya tidak sama maka harus dibenci. Jika akidahnya sama maka harus dicintai. Keimanan Anda patut dipertanyakan tanpa membenci orang kafir.

Tentu saja berjual beli dengan orang kafir diperbolehkan. Bagaimana umat Islam bisa survive tanpa interaksi perdagangan dengan orang kafir? Itu karena secara ekonomi dan teknologi orang kafir lebih maju. Itu juga sudah terjadi di jaman Nabi Muhammad.

Jadi di satu sisi Anda diwajibkan untuk membenci orang kafir dan di sisi lain, Anda diperbolehkan untuk berjual-beli dengan orang kafir.

Kutip dari: agunkramadhani pada Juni 23, 2013, 09:59:42 PM
id.wikipedia.org/wiki/Ekspedisi_Tabuk

Belum jelas benar apakah turunnya At Taubah sebelum atau setelah perang Tabuk. At Taubah mengultimatum untuk orang-orang kafir, mereka hanya diberi waktu 4 bulan (bulan-bulan suci), dan setelah itu mereka diperintahkan untuk dibunuh/diperangi.

Tidak ada fakta sejarah yang mengatakan Romawi Timur hendak menguasai Hijaz. Di wikipedia yang Anda cuplik tersebut ada daftar sekian banyak pertempuran yang dilakukan oleh Nabi Muhammad. Dan hanya perang Khandaq yang bersifat defensif.

Kutip dari: agunkramadhani pada Juni 23, 2013, 09:59:42 PM

hal itu sebagai hukuman bagi mereka (yahudi quraizah) setelah mereka diberi pengampunan 2x (sebagian penduduk qurqizah adalah pelarian suku nadhir dan qainuqa). sebenarnya hal itu adalah sesuatu yang wajar bagi mereka yang kalah perang (yahudi quraizah telah berkhianat dengan bergabung kepada pasukan ahzab yang menjadi pihak yang "kalah"), berbeda dengan holocaust yang dilakukan oleh nazi yang hanya berdasarkan prasangka belaka (meskipun prasangka tersebut mungkin benar). meskipun sama2 terjadi peristiwa pembunuhan massal, sebenarnya ada beberapa perbedaan antara yang dialami suku quraizah dengan yang dialami yahudi dimasa nazi, yaitu:
* sebelum peristiwa penghukuman tersebut, mereka terlebih dahulu dikepung dan diberi kesempatan untuk   melawan (meskipun mereka tidak mungkin menang tapi ini tetap menjadi suatu hal yang adil).
* mereka diberi kesempatan untuk menyerah dan beriman, tapi mereka tolak.
* vonis hukuman terhadap mereka bukan keluar dari mulut Muhammad, tapi itu berasal dari "hakim" yang ditunjuk oleh mereka sendiri, dan hukuman tersebut sesuai dengan hukum yang ada di kitab mereka, taurat.
* beberapa orang sekutu mereka dari suku khazraj membujuk mereka untuk meminta pengampunan dari hukuman tersebut karena mereka tahu Muhammad pasti mengampuninya, tapi dengan keras kepala mereka menolak usul tersebut dan memilih untuk tetap dihukum.
* hukuman tersebut hanya diberlakukan kepada pria dewasa, sedangkan wanita, anak2, dan orang2 tua tidak dihukum (meskipun memang ada wanita yang dihukum tapi itu sebagai hukuman qisas). jadi, jelas ini tidak sama dengan upaya pembersihan etnis (holocaust) yang dilakukan nazi.
* proses hukuman tersebut lebih manusiawi (maaf jika ada yang tidak setuju) jika dibandingkan dengan apa yang dilakukan oleh nazi kepada mereka (orang2 yahudi).


Katakanlah ada pengkhianatan, dan sesuai undang-undang orang yang berhianat harus dihukum pancung, saya rasa tidak benar jika harus memancung leher semua orang. Jika Indonesia sedang terlibat perang, kemudian Singapura selaku sekutu kita telah berkhianat membantu musuh, apakah kita akan menembak mati semua orang Singapura (minus perempuan dan anak-anak, karena mereka bisa diperbudak)? Itu adalah genocida. Tidakkah cukup para Jenderalnya saja sebagai penjahat perang?

Bukahkah lebih mulia jika kita bisa memberi amnesti?

Maaf, saya tidak melihat ini lebih manusiawi dari Nazi.  Perempuan dan anak-anak itu lebih baik mati saja daripada hidup diperbudak setelah melihat suami, ayah dan familinya dibantai di depan matanya.

Kutip dari: agunkramadhani pada Juni 23, 2013, 09:59:42 PM

sedangkan dalam qur'an (QS Al-Baqarah: 65 dan QS Al-A'raf: 166) itu tidak berarti qur'an telah mengutuk mereka. ayat2 tersebut lebih bersifat kalimat berita saja. sama halnya dengan koran yang memberitakan tentang tsunami di aceh setelah peristiwa itu terjadi, apakah kita akan mengatakan bahwa tsunami tersebut diakibatkan oleh berita di koran tersebut? suatu hal yang aneh sekali.
begitu juga dengan hadis2 di atas yang juga bersifat kalimat berita (tepatnya ramalan). dan bukan merupakan ungkapan kutukan. ramalan tersebut (bagi mereka yang tidak mengimaninya) mungkin bermasalah, tapi kita tidak bisa menghukumi sesuatu yang belum benar2 terjadi.

meskipun kutukan2 tersebut memang ada, tapi islam lebih proporsional dalam menyikapi bangsa yahudi. islam tidak membenci mereka secara individual atau rasial, islam membenci mereka bukan karena mereka keturunan dari orangtua yang berdarah yahudi, tapi islam membenci mereka karena sikap mereka yang juga membenci islam, serta usaha2 mereka dalam pergerakan2 zionis yang merugikan umat islam.


Quran bukanlah berita koran. Cerita di Quran tidak sama dengan berita di koran. Tuhan bercerita di Quran dengan maksud agar kita bisa mengambil hikmah dari cerita tersebut. Apa hikmah diceritakannya tabiat Yahudi sebegitu buruknya sehingga sampai dikutuk menjadi kera dan babi? Agar kita yakin bahwa Yahudi itu jahat dan membenci mereka.

Ini diperkuat oleh hadis yang saya sebutkan di atas. Menurut saya itu bukan ramalan, tetapi ekspresi kebencian.

Kita bisa melihat sendiri efek dari ayat Quran dan Hadis seperti ini terhadap sikap kebencian yang dalam dari umat Islam terhadap Yahudi. Silakan di googling di seluruh internet.

Tidak ada kebencian terhadap Islam di Taurat. Umat Yahudi hidup tenteram dan damai di jazirah Arab selama berabad-abad. Tetapi sejak datangnya Islam, mereka terusir seluruhnya, dan sebagian dibantai. Dan sekarang mereka dituduh membenci Islam.

Kutip dari: agunkramadhani pada Juni 23, 2013, 09:59:42 PM

ayat-ayat Quran memang jelas dan mudah dipahami, tapi itu tidak menutup kemungkinan terjadinya penyimpangan pada tahap penafsiran yang tidak obyektif. seperti halnya ayat2 di dalam KUHP atau UU antikorupsi di negara ini. meskipun saya yakin UU tersebut dibuat dengan kalimat2 yang jelas dan mudah dipahami, tapi itu tidak menjamin para koruptor yang tertangkap dihukum dengan hukuman yang setimpal.

KUHP adalah buatan manusia, tentu lain dengan Kitab buatan Tuhan. Tuhan pasti lebih canggih dalam Kitab-Nya sehingga menutup semua potensi kesalahpahaman dan multitafsir. Apalagi jika kesalahpahaman tersebut bisa berakibat kepada pertumpahan darah.

Satu hal lagi, KUHP tidak mengajarkan kebencian dan perintah membunuh (kecuali hukuman mati).
[move]DOUBT EVERYTHING AND FIND YOUR OWN LIGHT[/move]

The Houw Liong

Para nabi sebelum Muhammad beragama Yahudi dan Kristen. Sebelum Muhammad Islam belum ada.
HouwLiong

mhyworld

once we have eternity, everything else can wait

sayang

OOO gitu , terima kasih ...

setahu saya dalam Quran pun tidak ada agama Islam hanya ada Agama Allah :
وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِى دِينِ اللهِ أَفْوَاجًا
110:2 dan angkau lihat manusia masuk agama Allah berduyun-duyun.

Pi-One

Kutip dari: mhyworld pada Juni 27, 2013, 08:02:41 PM
Zaman Ibrahim dan sebelumnya belum ada Yahudi.
Abraham/Ibrahim disebut sebagai bapak kaum yahudi.

Monox D. I-Fly

Jadi, apakah agama para Nabi sebelum era Nabi Ibrahim? Yang seperti ini juga sering dibahas, dan jawabannya adalah agama Tauhid: Agama yang hanya menuhankan satu Tuhan. Makanya umat Islam sering sensitif sama umat Nasrani di era sekarang yang menganut konsep Trinitas.
Gambar di avatar saya adalah salah satu contoh dari kartu Mathematicards, Trading Card Game buatan saya waktu skripsi.

Pi-One

Kutip dari: mhyworld pada September 21, 2012, 11:26:52 AM
Kalau begitu Sidarta Gautama, Confusius, dan Mahatma Gandhi bisa disebut muslim juga?
Buddha bukan muslim.
Buddha tidak mengajarkan penyembahan pada sosok luar.

Fariz Abdullah

#37
Yang dimaksud TS dengan Nabi, adalah terminologi Islam dan agama monoteistik yang lain seperti Yahudi dan Kristen..Artinya adalah Utusan Tuhan..Sebenarnya menurut Islam, Nabi dan Rasul itu berbeda..Jika Nabi adalah orang yang mendapat wahyu, tetapi tidak disuruh untuk mensyiarkannya..Sedangkan Rasul mendapat wahyu dan diperintahkan untuk menyebarkannya..

Quran tidak pernah menyebut Nabi atau Rasul selain yang diutus untuk  Bani Israil dan Arab..Kecuali Adam tentu saja..Menurut Islam, Tuhan yang mengutus Nabi bernama Allah..Menurut Yahudi,  Yahweh..Menurut Kristen, Allah atau Bapa..Apakah itu merujuk pada sosok yang sama? Menurut Islam, iya..Sebenarnya jika kita membandingkan pribadi Tuhan di Taurat (Perjanjian Lama), di Injil dan di Quran, mereka punya sifat jauh berbeda..Tuhan di Taurat keras dan pencemburu..Tuhan menurut Yesus penuh dengan kasih sayang..Tuhan menurut Quran mirip dengan di Taurat..
[move]DOUBT EVERYTHING AND FIND YOUR OWN LIGHT[/move]

kusmardiyanto

iya...seluruh Nabi (dari Adam as hingga Muhammad saw) ad-din-nya sama (meski syari'atnya beda), yakni at-tauhid (yakni mengesakan Alloh swt, mengabdi/menghambakan-diri/menyembah/beribadah kepada Alloh saja tanpa mensekutukan-Nya dengan sesuatu apapun), dan tauhid itu adalah inti dari pada Islam....dan yang dinamakan muslim ialah "ahlul islam"....mereka para Nabi itu dan para pengikut setianya sering menyebut dirinya sebagai Muslim (atau ahlul islam)...Ibrahim as dan Ismail as menyebut dirinya Muslim (QS 2 ayat 128)...Yusuf as juga (QS 12 ayat 101)...keluarga Ya'qub as juga (QS 2 ayat 132-133)...pengikut Isa anak Maryam as (kaum Hawariyyun) juga (QS 5 ayat 111)...dll