Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Desember 04, 2024, 04:08:57 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 43
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 3
Guests: 45
Total: 48

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Awal Alam Semesta dan Awal Kehidupan

Dimulai oleh The Houw Liong, Oktober 08, 2009, 06:35:46 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 2 Pengunjung sedang melihat topik ini.

The Houw Liong

Apakah awal alam semesta dan awal kehidupan terjadi secara kebetulan (by chance) atau terjadi karena suatu rancangan (by design) ?
HouwLiong

humaam dz.

sebelumnya..
bagaimana anda bisa menyimpulkan bahwa alam semesta dan kehidupan terjadi secara kebetulan?
[move]akan ada pengorbanan di setiap mimpi yang kita perjuangkan.[/move]

Pi-One

Apakah sesuatu yang terjadi karena sesuai hukum-hukum dikatakan kebetulan atau didesain khusus?

The Houw Liong

#3
Contoh by design :
Mobil, komputer, kamus, ......

Untuk merancang mobil, komputer dst. tentu saja dipakai hukum alam, namun untuk bisa terbentuknya mobil, komputer dst diperlukan manusia yang inteligen. Tidak mungkin "by chance" + hukum alam saja.

[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

Saya memandang argumentasi Fr. Robert J. Spitzer, S.J, PhD dan  H. Yahya benar dari segi filsafat.
HouwLiong

Pi-One

Bagaimana dengan reaksi fusi oleh bintang? Itu proses alami. Perlu ada yang merancang? Bagaimana dengan proses pembentukan sistem bintang dan planet? Ada kalanya proses tersebut gagal lho. Apakah kalau prosesnya punya kemungkinan gagal, bisa disebut 'rancangan cerdas'?

The Houw Liong

#5
Fokus dahulu pada awal alam semesta dan awal kehidupan yang secara logis harus "by design" bukan "by chance".

Segala proses yang terjadi dalam alam mulai dari keadaan awal alam semesta. Jadi memang "by design" yang dipandu oleh hukum alam yang dikenal sebagai hukum kausalitas.
HouwLiong

Sky

Dalam mendesain mobil, komputer dan semacamnya memang mengharuskan kita meminimalisasi efek-efek kebetulan...
Tapi dalam pembuatan game, simulasi dan sebagainya, sangat penting untuk mendesain efek-efek pengacakan..

Andaikata  alam semesta secara logis harus "by design", tidak ada salahnya/mungkin perlu adanya efek-efek kebetulan yang "by chance", untuk membuat dinamisasi alam semesta...

Namun jika alam semesta secara logis harus "by chance", saya pikir tidak mungkin suatu kebetulan dapat menciptakan suatu desain baik.

The Houw Liong

Manusia mengatakan  "by chance", karena pengetahuannya tidak pernah lengkap, misalnya melempar dadu. Hasilnya dikatakan hanya bisa dinyatakan dengan teori probabilitas. Sebetulnya dari kondisi awal dadu tsb dan hukum Newton dapat diprediksi hasilnya.
HouwLiong

Pi-One

Kutip dari: The Houw Liong pada Oktober 09, 2009, 06:02:59 AM
Manusia mengatakan  "by chance", karena pengetahuannya tidak pernah lengkap, misalnya melempar dadu. Hasilnya dikatakan hanya bisa dinyatakan dengan teori probabilitas. Sebetulnya dari kondisi awal dadu tsb dan hukum Newton dapat diprediksi hasilnya.
Yang mengatakan 'by chance' itu kreasionis. Ilmuwan biasa mengatakan 'random'. Kondisi di alam random karena tak bisa dipastikan, tapi semua berjalan sesuai hukum alam, tak ada pelanggaran atas hukum-hukum tersebut.

The Houw Liong

#9
Keberadaan hukum alam juga menunjukkan keberadaan "Intelligent Designer".

Einstein ketika merumuskan (discover) Hukum Relativitasnya menyatakan : "The most important thing is to know the mind of God"

Istilah "by Chance" dipakai oleh Darwin. Ketika ia tidak tahu Hukum Alam apa yang bisa memunculkan organisme hidup ia mengatakan "Let us call it by Chance"
HouwLiong

Pi-One

Kutip dari: The Houw Liong pada Oktober 09, 2009, 09:06:54 AM
Keberadaan hukum alam juga menunjukkan keberadaan "Intelligent Designer".
Itu hanya klaim dan argumen kreasionis. Realitanya, kita tak pernah melacak designer di balik hukum alam.

Kutip dari: The Houw Liong pada Oktober 09, 2009, 09:06:54 AMEinstein ketika merumuskan (discover) Hukum Relativitasnya menyatakan : "The most important thing is to know the mind of God"
Dan 'God' macam apa yang diterima Einstein yang cenderung agnostik? Tuhan Spinoza? Atau Tuhan apa?

Kutip dari: The Houw Liong pada Oktober 09, 2009, 09:06:54 AMIstilah "by Chance" dipakai oleh Darwin. Ketika ia tidak tahu Hukum Alam apa yang bisa memunculkan organisme hidup ia mengatakan "Let us call it by Chance"
Hukum evolusi sekarang sudah jauh berkembang dibanding teori Darwin, jadi amat konyol kalau kreasionis membahas teori evolusi berdasar teori Darwin.

The Houw Liong

#11
Tuhan yang dipercaya oleh Einstein ialah Intelligent Designer of the Law of Nature.

[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
HouwLiong

Pi-One

#12
Bagian mana dari quotenya yang mendukung adanya Intelligent Design? Apalagi oleh Tuhan yang memiliki kehendak dan mengatur segalanya?

Ini tulisan tentang Einstein yang kutemukan:
KutipIn 1954 or 1955 Einstein received a letter citing a statement of his and a seemingly contradictory statement by a noted evolutionist concerning the place of intelligence in the Universe. Here is a translation of the German draft of a reply. It is not known whether a reply was actually sent:

    The misunderstanding here is due to a faulty translation of a German text, in particular the use of the word "mystical." I have never imputed to Nature a purpose or a goal, or anything that could be understood as anthropomorphic. What I see in Nature is a magnificent structure that we can comprehend only very imperfectly, and that must fill a thinking person with a feeling of "humility." This is a genuinely religious feeling that has nothing to do with mysticism.
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

The Houw Liong

#13
Einstein : "I want to know God's thoughts; the rest are details."

Hukum alam merupakan God's thoughts.

Tuhan merancang alam semesta melalui hukum alamNya.

Kita tahu manusia bisa merancang jika ia menguasai hukum alam.
HouwLiong

Pi-One

Hanya quote singkat itu, anda berani mengatakan Einstein mengakui Tuhan (personal), apalagi mengakui ID? Bukankah dasar argumen macam itu amat sangat lemah? bagaimana dengan tulisan seperti ini?

KutipThe sense of the religious, which is released through the experience of potentially nearing a logical grasp of these deep-lying world relations, is ... a feeling of awe and reverence for the manifest Reason which appears in reality. It does not lead to the assumption of a divine personality—a person who makes demands of us and takes an interest in our individual being. In this there is no Will, nor Aim, nor an Ought, but only Being.