Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 02:57:50 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 207
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 1
Guests: 159
Total: 160

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

bukti kebenaran kisah musa

Dimulai oleh zoldik, Oktober 16, 2011, 08:38:28 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

semut-ireng

#15
AQ ( dan Alkitab ) mengandung sejarah,  tapi bukan Buku Sejarah.   Kalo Buku Sejarah,  ditulis oleh para ahli sejarah berdasarkan fakta2 penemuan bukti-bukti sejarah.   Sebagian sejarah yang tertulis di AQ,  bukan dongeng orang zaman dahulu,  namun mengandung hikmah yang sempurna.

Silakan saja kalo ada ilmuwan yang berusaha mencari dan menemukan bukti2 sejarah tentang Musa atau Perahu Nabi Nuh dsbnya,  tapi ingat satu hal saja :  AQ ( dan Alkitab ) bukan Buku Sejarah.

Farabi

Ahli sejarah memangnya bisa menemukan buku tentang hittie dari mana? Apakah buku tentang hittie ada sebelum jaman Musa? Bukankah catatan tertua itu kitab Musa? Bahkan tulisan China kanji pun baru baru ini saja ditemukan, daripada disebut tulisan itu lebih bermakna gambar, karena setiap hurup mempunyai 1 kata, alias simbol. Sedangkan huruf adalah simbol berulang ulang yang berupa suatu vokal, baru bisa mempunyai arti jika telah didefinisikan dan bisa berupa gabungan simbol. Huruf biasanya dipakai berulang ulang secara teratur tapi setiap aturan tidak selalalu mempunyai arti yang sama. Contoh, tulisan ini yang anda baca. Simbol diulang ulang, tapi artinya beda, coba anda tulis chu dalam kanji, beda simbol beda arti, padahal prononsiasinya sama.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

Farabi

#17
Perhatikan simbol simbol dari kitab kitab yang diturunkan di timur tengah.



Metode penghitungan Konvensional


Metode penghitungan Konvensional



Metode penghitungan Modern
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

Pi-One

Kutip dari: zoldik pada Oktober 21, 2011, 01:20:37 PMbukan sebagai beban negara, tapi sebagai budak, kata aperu dan haberu dalam hierogflif diartikan sebagai orang yahudi, pada dinasti hiksos kelihatanya mereka memang disambut baik, tapi pada masa selanjutnya mereka dijadikan pekerja, saya pikir untuk sumber ilmiah juga mengatakan demikian.
Sumber yang kubaca, hieroglyph yang dimaksud membicarakan imigran Israel dalam jumlah besar, sehingga membuat Mesir kerepotan.

Kutip dari: zoldik pada Oktober 21, 2011, 01:20:37 PMmemang beberapa sumber mengatakan bahwa ia melakukan pelanggaran ilmiah, tetapi dari situs-situs yang saya baca, pelanggaran itu hanya mengenai bahtera nuh dan gen yesus. sedangkan mengenai pelanggaran bingkai roda saya hanya melihat dari situs-situs pribadi yang tidak bisa dipertanggung jawabkan (yang menulis bisa saja anti kristian atau atheist yang menolak mentah-mentah pembuktian yang menyangkut agama), sedangkan masalah bingkai roda saya dapat dari majalah magazine, bahwa ia memang menemukannya, saya pikir majalah ini memiliki nama perusahaan yang dipertaruhkan sehingga lebih bisa dijadikan acuan. pada akhirnya hal semacam ini kita serahkan pada pembaca mau percaya atau tidak.
Bisa dibilang, hampir tidak ada (atau emmagn tidak ada?) temuan ROn Wyatt yang diakui dunia arkeologi, bahkan kalangan agama pun banyak yang menolak. Yang dibilang roda kereta pun tak lebih dari formasi karang doang, gak lebih. Juga katanya ada nemu tulang, faktanya tulang dimaksud tak pernah ditunjukkan.

Kutip dari: zoldik pada Oktober 21, 2011, 01:20:37 PMsaya tidak pernah mendapatkan pernyataan semacam ini disumber manapun bisakah anda mencantumkan sumber anda. sedangkan pernyataan saya dapat dilihat dari situs berikut. (kenapa sih gak boleh nyantumin link = [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]. )
Link anda cuma review buku si Maurice Bucaille.
Artikel soal kondisi Merneptah ada di wiki Inggris. Ada juga sumber lain soal penelitian atas mumi Merneptah, bukan oleh Bucaille, tapi aku lupa linknya. Katanya penelitian Bucaille termasuk tingginya akdar garam, jelas itu bisa diabaikan. Semua mumi juga kadar garamnya tinggi, karena mumi dibalsem dengan natron, dan karenanya kadar garamnya tinggi.

Kutip dari: zoldik pada Oktober 21, 2011, 01:20:37 PMbila anda membaca sampai habis blog yang saya ajukan pertama kali, anda akan mendapatkan jawabannya.
Ora ono

Kutip dari: zoldik pada Oktober 21, 2011, 01:20:37 PMsaya juga minta pendapat anda tentang kata hamman yg terdapat dalam kuran dan yang tidak terdapat pada injil dan taurot tetapi terdapat pada hieroglif.
Hanya karena ada kata yang tercantum tak membuktikan apapun.

Kutip dari: rizqi_fs pada Oktober 21, 2011, 10:59:04 PM
sayangnya roda nya itu terbuat dari emas, sehingga masih bisa diselamatkan dan dibersihkan. Dan dicoba direkonstruksi ulang menjadi seperti ini



Itu foto dapat dari mana? Perasaan Ron Wyatt sendiri gak pernah ngangkat roda keretanya. Dan lagi, emang emas bisa jadi bahan roda kereta? Emas terlalu lunak untuk itu. Entah kalau sekedar dilapis doang.

Pi-One

Kutip dari: Farabi pada Oktober 22, 2011, 08:41:54 AM
Ahli sejarah memangnya bisa menemukan buku tentang hittie dari mana? Apakah buku tentang hittie ada sebelum jaman Musa? Bukankah catatan tertua itu kitab Musa? Bahkan tulisan China kanji pun baru baru ini saja ditemukan, daripada disebut tulisan itu lebih bermakna gambar, karena setiap hurup mempunyai 1 kata, alias simbol. Sedangkan huruf adalah simbol berulang ulang yang berupa suatu vokal, baru bisa mempunyai arti jika telah didefinisikan dan bisa berupa gabungan simbol. Huruf biasanya dipakai berulang ulang secara teratur tapi setiap aturan tidak selalalu mempunyai arti yang sama. Contoh, tulisan ini yang anda baca. Simbol diulang ulang, tapi artinya beda, coba anda tulis chu dalam kanji, beda simbol beda arti, padahal prononsiasinya sama.
Emang pengaruh, mau hurufnya bentuk gimana? Yang jelas catatan tetap saja catatan. Dan lagi, mengklaim tulisan Musa sebagai tulisan/catatan tertua? Gak terlalu naif? bahkan sebagian ahli sejarah pun ebrpendapat PL baru disusun dan dicatat selama masa pembuangan, bukan dicatat di zaman Musa sendiri.

Farabi

Kutip dari: danzJr pada Oktober 21, 2011, 07:58:17 PM
History
The Hittite kingdom is conventionally divided into three periods, the Old Hittite Kingdom (ca. 1750–1500 BC), the Middle Hittite Kingdom (ca. 1500–1430 BC) and the New Hittite Kingdom (the Hittite Empire proper, ca. 1430–1180 BC).

The earliest known member of a Hittite speaking dynasty, Pithana, was based at the city of Kussara. In the 18th century BC Anitta, his son and successor, made the Hittite speaking city of Neša into one of his capitals and adopted the Hittite language for his inscriptions there. However, Kussara remained the dynastic capital for about a century until Labarna II adopted Hattusa as the dynastic seat, probably taking the throne name of Hattusili, "man of Hattusa", at that time.

The Old Kingdom, centred at Hattusa, peaked during the 16th century BC. The kingdom even managed to sack Babylon at one point, but made no attempt to govern there, enabling the Kassite to rise to prominence and rule for over 400 years.

During the 15th century BC, Hittite power fell into obscurity, re-emerging with the reign of Tudhaliya I from ca. 1400 BC. Under Suppiluliuma I and Mursili II, the Empire was extended to most of Anatolia and parts of Syria and Canaan, so that by 1300 BC the Hittites were bordering on the Egyptian sphere of influence, leading to the inconclusive Battle of Kadesh in 1274 BC.

Civil war and rivalling claims to the throne, combined with the external threat of the Sea Peoples weakened the Hittites and by 1160 BC, the Empire had collapsed. "Neo-Hittite" post-Empire states, petty kingdoms under Assyrian rule, may have lingered on until ca. 700 BC, and the Bronze Age Hittite and Luwian dialects evolved into the sparsely attested Lydian, Lycian and Carian languages.

Remnants of these languages lingered into Persian times (6th–4th centuries BC) and were finally extinguished by the spread of Hellenism which followed Alexander the Great's conquest of Asia Minor in the 4th century BC.

The Hittite language (or Nesili) is recorded fragmentarily from about the 19th century BC (in the Kültepe texts, see Ishara). It remained in use until about 1100 BC. Hittite is the best attested member of the Anatolian branch of the Indo-European language family.

The language of the Hattusa tablets was eventually deciphered by a Czech linguist, Bedřich Hrozný (1879–1952), who on 24 November 1915 announced his results in a lecture at the Near Eastern Society of Berlin. His book about his discovery was printed in Leipzig in 1917, under the title The Language of the Hittites; Its Structure and Its Membership in the Indo-European Linguistic Family. The preface of the book begins with:

    The present work undertakes to establish the nature and structure of the hitherto mysterious language of the Hittites, and to decipher this language [...] It will be shown that Hittite is in the main an Indo-European language.

For this reason, the language came to be known as the Hittite language, even though that was not what its speakers had called it. The Hittites themselves apparently called their language nešili "(in the manner) of (the city of) Neša" and hence it has been suggested that the more technically correct term, "Nesite", be used instead. Nonetheless, convention continues and "Hittite" remains the standard term used.

Due to its marked differences in its structure and phonology, some early philologists, most notably Warren Cowgill even argued that it should be classified as a sister language to Indo-European languages (Indo-Hittite), rather than a daughter language. By the end of the Hittite Empire, the Hittite language had become a written language of administration and diplomatic correspondence. The population of most of the Hittite Empire by this time spoke Luwian dialects, another Indo-European language of the Anatolian family that had originated to the west of the Hittite region.

Hittite religion and mythology were heavily influenced by their Hattic, Mesopotamian, and Hurrian counterparts. In earlier times, Indo-European elements may still be clearly discerned.

"Storm gods" were prominent in the Hittite pantheon. Tarhunt (Hurrian's Teshub) was referred to as 'The Conqueror', 'The king of Kummiya', 'King of Heaven', 'Lord of the land of Hatti'. He was chief among the gods and his symbol is the bull. As Teshub he was depicted as a bearded man astride two mountains and bearing a club. He was the god of battle and victory, especially when the conflict involved a foreign power.Teshub was also known for his conflict with the serpent Illuyanka.

sumber : [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]


Wow

Kutip
Before the discoveries, the only source of information about Hittites had been the Old Testament (see Biblical Hittites). Francis William Newman expressed the critical view common in the early 19th Century, that if the Hittites existed at all "no Hittite king could have compared in power to the King of Judah...".[4] As archaeological discoveries revealed the scale of the Hittite kingdom in the second half of the 19th Century, Archibald Henry Sayce postulated, rather than to be compared to Judah, the Anatolian civilization "[was] worthy of comparison to the divided Kingdom of Egypt", and was "infinitely more powerful than that of Judah".[5] Sayce and other scholars also mention that Judah and the Hittites were never enemies in the Hebrew texts; in the Book of Kings, they supplied the Israelites with cedar, chariots, and horses, as well as being a friend and allied to Abraham in the Book of Genesis.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

Farabi

Kutip dari: Pi-One pada Oktober 22, 2011, 10:38:59 AM
Emang pengaruh, mau hurufnya bentuk gimana? Yang jelas catatan tetap saja catatan. Dan lagi, mengklaim tulisan Musa sebagai tulisan/catatan tertua? Gak terlalu naif? bahkan sebagian ahli sejarah pun ebrpendapat PL baru disusun dan dicatat selama masa pembuangan, bukan dicatat di zaman Musa sendiri.

Ah kata siapa, dijaman pembuangan itu, ezra menemukan kitab, bukannya kitabnya baru ditulis. Kitab musa itu ditulis turun temurun oleh keturunan harun, kalau sampai mereka mandek, mereka dihukum mati. Cuma melanggar hari sabtu atau api mati saja mereka harus mati, apalagi sampe kitab musa hilang.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

Pi-One

Kutip dari: Farabi pada Oktober 22, 2011, 04:50:02 PM
Ah kata siapa, dijaman pembuangan itu, ezra menemukan kitab, bukannya kitabnya baru ditulis. Kitab musa itu ditulis turun temurun oleh keturunan harun, kalau sampai mereka mandek, mereka dihukum mati. Cuma melanggar hari sabtu atau api mati saja mereka harus mati, apalagi sampe kitab musa hilang.
Ditulis keturunan Harun? Itu berdasar iman kristiani. Tapi sebagian ahli sejarah nampaknya tak sependapat. Sama halnya klaim bahwa 5 kitab musa ditulis oelh Musa sendiri.

Lagipula, kapan Musa hidup? Itu saja juga tak ada kepastian, bahkan apakah Musa itu eksis.

zoldik


Kutip dari: Pi-One pada Oktober 22, 2011, 10:33:26 AM

Link anda cuma review buku si Maurice Bucaille.
Artikel soal kondisi Merneptah ada di wiki Inggris. Ada juga sumber lain soal penelitian atas mumi Merneptah, bukan oleh Bucaille, tapi aku lupa linknya. Katanya penelitian Bucaille termasuk tingginya akdar garam, jelas itu bisa diabaikan. Semua mumi juga kadar garamnya tinggi, karena mumi dibalsem dengan natron, dan karenanya kadar garamnya tinggi.
Ora ono



Prof bucaille tidak pernah mengatakan bahwa kadar garam membuktikan mummi ramses II/merneptah adalah mummi eksodus, justru dalam bukunya Dr. Maurice Bucaille. Firaun dalam Bibel dan Quran. Mizan. 2007. ia membantah hal ini. dalam wikipedia dikatakan bahwa ia mengalami encok (arthitis) dan penyemitan pembulu nadi (arteriosclerosis) bukan radang mulut (curies) yang menyebabkan demam parah seperti ayahnya ramses II.

masalah ron wyat aduh cape deh. entar aku coba ngimel bbc barang kali mereka mau buat film Musa sama seperti mereka pernah mefilmkan kisah NUh. barang kali dibales. biar tidak terjadi kesalah pahaman.


ok tanks ya teman-teman senag berdiskusi dengan kalian

zoldik

sekedar tambahan saya dapet pernyataan semacam ini di BBc

In 1997, on the site of the city of Ramses II, German archeologists unearthed the foundations of an ancient stable. By the end of the dig, they had found enough stables for at least 500 horses and chariots.

sumber [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]


Pi-One

#25
Kutip dari: zoldik pada Oktober 26, 2011, 04:13:16 PM

Prof bucaille tidak pernah mengatakan bahwa kadar garam membuktikan mummi ramses II/merneptah adalah mummi eksodus, justru dalam bukunya Dr. Maurice Bucaille. Firaun dalam Bibel dan Quran. Mizan. 2007. ia membantah hal ini.
Korelasi tulisan Bucaille dan kandungan garam yang tinggi banyak ditemukan di situs-situs/blog-blog muslim

Kutip dari: zoldik pada Oktober 26, 2011, 04:13:16 PMdalam wikipedia dikatakan bahwa ia mengalami encok (arthitis) dan penyemitan pembulu nadi (arteriosclerosis) bukan radang mulut (curies) yang menyebabkan demam parah seperti ayahnya ramses II.
Radang sendi dan penyempitan pembuluh darah mengindikasikan dia mustahil ngejar pelarian dengan kereta perang.

Kutip dari: zoldik pada Oktober 26, 2011, 04:13:16 PMmasalah ron wyat aduh cape deh. entar aku coba ngimel bbc barang kali mereka mau buat film Musa sama seperti mereka pernah mefilmkan kisah NUh. barang kali dibales. biar tidak terjadi kesalah pahaman.
Ron Wyatt memang seorang pseudoarkeolog, sehingga hanya akan jadi lelucon jika anda menggunakan temuannya sebagai bukti. Sama halnya jika anda bantah teori evolusi modal tulisan HY.

Kutip dari: zoldik pada Oktober 26, 2011, 06:27:48 PM
sekedar tambahan saya dapet pernyataan semacam ini di BBc

In 1997, on the site of the city of Ramses II, German archeologists unearthed the foundations of an ancient stable. By the end of the dig, they had found enough stables for at least 500 horses and chariots.

sumber [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
Tak ada yang istimewa dengan temuan itu.
Ramses II adalah seorang penakluk terkenal, apa anehnya ia punya stable yang cukup untuk memuat ratusan kuda dan kereta perang? Toh ditemukan di bekas kota, bukan di laut merah.

Farabi

Kutip dari: Pi-One pada Oktober 22, 2011, 10:38:59 AM
Emang pengaruh, mau hurufnya bentuk gimana? Yang jelas catatan tetap saja catatan. Dan lagi, mengklaim tulisan Musa sebagai tulisan/catatan tertua? Gak terlalu naif? bahkan sebagian ahli sejarah pun ebrpendapat PL baru disusun dan dicatat selama masa pembuangan, bukan dicatat di zaman Musa sendiri.

Apa anda tidak memperhatikan, banyak bangsa membuat buat simbolnya sendiri untuk menceritakan sesuatu, tapi terlampau rumit, karena tidak tahu ilmunya, akhirnya hilang lenyap. Setiap orang bisa membuat hal yang rumit, tapi dibutuhkan kejeniusan untuk membuat hal yang rumit menjadi sederhana atau simpel. Siapapun pengarang kitab Yahudi, Kristen, Islam, paham betul dalam hal ini.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

Pi-One

Kutip dari: Farabi pada Oktober 28, 2011, 05:07:31 PM
Apa anda tidak memperhatikan, banyak bangsa membuat buat simbolnya sendiri untuk menceritakan sesuatu, tapi terlampau rumit, karena tidak tahu ilmunya, akhirnya hilang lenyap. Setiap orang bisa membuat hal yang rumit, tapi dibutuhkan kejeniusan untuk membuat hal yang rumit menjadi sederhana atau simpel. Siapapun pengarang kitab Yahudi, Kristen, Islam, paham betul dalam hal ini.
Lalu? Standar kejeniusan itu apa?
Anda bisa bilang PL itu karya jenius, tapi aku bukan satu-satunya yang akan bilang PL itu berantakan, misalnya. Apa mengatakan bumi muncul lebih dulu dari matahari, atau tanaman berbiji sudah ada sebelum matahari, adalah kejeniusan?

Farabi

Buat sekarang saya masih iman. Mungkin nanti ada penjelasannya dengan seizin Allah.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

danzJr

dari awal saya baca ga ada bukti realnya nihh  :-[ :-X :-\ :'(
[move]sesuatu itu dimulai dari mimpi, diusahakan dan menjadi kenyataan[/move]