Member baru? Bingung? Perlu bantuan? Silakan baca panduan singkat untuk ikut berdiskusi.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 08:54:08 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 231
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 216
Total: 216

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Darwin dan holocaust

Dimulai oleh Farabi, Juni 12, 2011, 03:01:38 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

cronny

Kutip dari: familycode pada Juni 17, 2011, 10:54:59 AM
Bla bla bla, kalau memang teori evolusi di di manusia sudah terbukti secara kualitatif yaitu pada pasti punya hubungan kekerabatan dengan simpanse dan sebagainya apa buktinya? saya tunggu pembuktian dari anda.

Ini video dari ken miller, seorang theis yg percaya ama evolusi.
http://www.youtube.com/watch?v=Gs1zeWWIm5M&feature=related

Kalau mao video lengkap nya
http://www.youtube.com/watch?v=JVRsWAjvQSg&feature=related
God made me an atheist. Who are you to question his wisdom?

Pi-One

Kutip dari: familycode pada Juni 17, 2011, 10:54:59 AM
Bla bla bla, kalau memang teori evolusi di di manusia sudah terbukti secara kualitatif yaitu pada pasti punya hubungan kekerabatan dengan simpanse dan sebagainya apa buktinya? saya tunggu pembuktian dari anda.
Masalahnya, apa anda paham cara membuktikannya? Korelasi antara kesamaan genom dan kekerabatan sudah dipelajari dalam biologi. Sudah diterapkan dalam menentukan kekerabatan manusiak, termasuk kapan mereka terpisah atau bermigrasi misalnya. Dalam skalalebih jauh, juga sudah digunakan untuk menentukan kapan dua spesies terpisah.Misal menentukan kapan dua spesies burung terpisah, atau kapan dua spesies latimeria (coelacanth) yang masih eksis terpisah, dan tentunya juga kapan manusia dan simpanse terpisah.

Jika mau bantah, sekalian gugat saja cabang biologi molekuler... :)

familycode

Kutip dari: Pi-One pada Juni 17, 2011, 02:20:40 PM
Masalahnya, apa anda paham cara membuktikannya? Korelasi antara kesamaan genom dan kekerabatan sudah dipelajari dalam biologi. Sudah diterapkan dalam menentukan kekerabatan manusiak, termasuk kapan mereka terpisah atau bermigrasi misalnya. Dalam skalalebih jauh, juga sudah digunakan untuk menentukan kapan dua spesies terpisah.Misal menentukan kapan dua spesies burung terpisah, atau kapan dua spesies latimeria (coelacanth) yang masih eksis terpisah, dan tentunya juga kapan manusia dan simpanse terpisah.

Jika mau bantah, sekalian gugat saja cabang biologi molekuler... :)
Secara hakekat untuk pembuktian bahwa manusia pasti kerabat simpanse masih kuantitatif pendekatannya karena sekali lagi kemiripan berapa persen bukan berarti suatu kepastian karena keseluruhan bahan genetik yang membawa semua informasi pendukung kehidupan pada suatu makhluk hidup adalah kurang, genom mencakup semua informasi genetik yang dibawa DNA, DNA untuk pembuktian adalah kurang, dengan kurangnya ini membawa hasil jelas kuantitiatif, jika anda mengatakan ini sudah terbukti semua 100% secara kualitatif maka ini semakin membuktikkan kebegoan anda. :)

isaactaruma23

wah topiknya berat nih.. saya murid baru.. nuhun bimbingannya :)

Pi-One

Kutip dari: familycode pada Juni 17, 2011, 06:20:51 PM
Secara hakekat untuk pembuktian bahwa manusia pasti kerabat simpanse masih kuantitatif pendekatannya karena sekali lagi kemiripan berapa persen bukan berarti suatu kepastian karena keseluruhan bahan genetik yang membawa semua informasi pendukung kehidupan pada suatu makhluk hidup adalah kurang, genom mencakup semua informasi genetik yang dibawa DNA, DNA untuk pembuktian adalah kurang, dengan kurangnya ini membawa hasil jelas kuantitiatif, jika anda mengatakan ini sudah terbukti semua 100% secara kualitatif maka ini semakin membuktikkan kebegoan anda. :)

belum cukup celoteh anda tentang hakekat hakecot? Jelas-jelas anda tidak tahu apa-apa tentang metode uji molekuler. yang anda tahu, evolusi manusia bertentangan dengan dogma anda, dan karenanya anda akan melakukan apapun untuk membantahnya, meski anda gak ngerti.

Lagian siapa yang bicara soal 100 persen benar? Sains tak pernah bicara tentang kebenaran macam itu. Cuma dogma yang mengklaim begitu, dan itu karena dogma gak bisa dibantah!

Jika anda gak suka teori evolusi dan anda anggap gak sesuai iman dan dogma anda, terserah. Tapi berhenti ngoceh soal hahekat atau sejenisnya dan bantah teori ilmiah modal dogma anda. Biarkan yang ngerti yang bahas.

Bilang uii molekuler genetika untuk membuktikan kekerabtan itu gak valid sama saja bilang uji dna untuk menguji identitas seseorang atau menguji apakah seseorang keturunan orang lain itu juga gak valid. karena dasar ilmunya sama.

familycode

Kutip dari: Pi-One pada Juni 17, 2011, 09:42:07 PM
belum cukup celoteh anda tentang hakekat hakecot? Jelas-jelas anda tidak tahu apa-apa tentang metode uji molekuler. yang anda tahu, evolusi manusia bertentangan dengan dogma anda, dan karenanya anda akan melakukan apapun untuk membantahnya, meski anda gak ngerti.

Lagian siapa yang bicara soal 100 persen benar? Sains tak pernah bicara tentang kebenaran macam itu. Cuma dogma yang mengklaim begitu, dan itu karena dogma gak bisa dibantah!

Jika anda gak suka teori evolusi dan anda anggap gak sesuai iman dan dogma anda, terserah. Tapi berhenti ngoceh soal hahekat atau sejenisnya dan bantah teori ilmiah modal dogma anda. Biarkan yang ngerti yang bahas.

Bilang uii molekuler genetika untuk membuktikan kekerabtan itu gak valid sama saja bilang uji dna untuk menguji identitas seseorang atau menguji apakah seseorang keturunan orang lain itu juga gak valid. karena dasar ilmunya sama.
Bla bla bla, goblok, kapan saya bilang molekuler genetika tidak valid, anda gagal menangkap konteks yang saya bawa, jelas-jelas saya dalam konteks hakekat keseluruhan, yang dimana apakah pembuktian manusia pasti 100% kerabat simpanse telah terbukti semua? nohh lihat, anda malah ngomongin dalam tataran sub, tidak nyambung, disini sub forum filosofi dan agama, tentu sah-sah saja orang mau lihat dari sudut pandang apa, memang anda siapa ngatur-ngatur, capek dehh ::)

Pi-One

#36
Dalam sains, siapa yang bicara tentang kebenaran seratus persen? Siapa yang bicara soal 'terbukti semua? Yang bicara begitu cuma yang gak ngerti sains. Dan kalau orang yang GTA begitu ngoceh soal teori sains, ya abaikan saja si goblok itu...

Sudah dibilang, jika ingin bantah kekerabatan simpanse dan manusia, sodorkan argumen atau bukti ilmiah, bukan celoteh omong kosong.

Lagian percuma kalau thread ini malah beralih jadi penjelasan teori evolusi untuk noob. Ini thread untuk membahas (tidak adanya) korelasi teori evolusi dan holocaust.

hoaemm....

rizqi_fs

Kutip dari: Pi-One pada Juni 17, 2011, 11:33:32 PM
Dalam sains, siapa yang bicara tentang kebenaran seratus persen? Siapa yang bicara soal 'terbukti semua? Yang bicara begitu cuma yang gak ngerti sains. Dan kalau orang yang GTA begitu ngoceh soal teori sains, ya abaikan saja si goblok itu...

Sudah dibilang, jika ingin bantah kekerabatan simpanse dan manusia, sodorkan argumen atau bukti ilmiah, bukan celoteh omong kosong.

Lagian percuma kalau thread ini malah beralih jadi penjelasan teori evolusi untuk noob. Ini thread untuk membahas (tidak adanya) korelasi teori evolusi dan holocaust.

hoaemm....
Gubrak......y adalah
saintist lah yang bicara kebenaran 100% dengan cara melakuakan pengujian-pengujian terhadap calon kebenaran 100% itu dari dan berdasar kebenaran2 100% yang telah diketahui sebelumnya

Lunaris


familycode

#39
Kutip dari: Pi-One pada Juni 17, 2011, 11:33:32 PM
Dalam sains, siapa yang bicara tentang kebenaran seratus persen? Siapa yang bicara soal 'terbukti semua? Yang bicara begitu cuma yang gak ngerti sains. Dan kalau orang yang GTA begitu ngoceh soal teori sains, ya abaikan saja si goblok itu...
Tentu menjadikan suatu hal menjadi objek pemikiran itu belum tentu semua hal harus dilihat dari sisi sains, ini sub forum filosofi dan agama, suatu teori sains dapat dijadikan suatu objek pemikiran di filsafat, karena memang ini sub forum filosofi dan agama, goblok anda itu.

Kutip dari: Pi-One pada Juni 17, 2011, 11:33:32 PM
Sudah dibilang, jika ingin bantah kekerabatan simpanse dan manusia, sodorkan argumen atau bukti ilmiah, bukan celoteh omong kosong.
Baru tahu kalau pendekatan melihat suatu hal dengan pendekatan filsafat dianggap celoteh omong kosong, ya sudahlah, disini jelas anda hanya ingin menguasai suatu hal dengan sudut pandang anda sendiri, kalau ada yang melihat sudut pandang lainnya. ya libas, secara substansi tidak ada bedanya dengan bicara tumimbal lahir. :)

Kutip dari: Pi-One pada Juni 17, 2011, 11:33:32 PM
Lagian percuma kalau thread ini malah beralih jadi penjelasan teori evolusi untuk noob. Ini thread untuk membahas (tidak adanya) korelasi teori evolusi dan holocaust.
Kalau anda ngotot tidak terima mejadikan teori evolusi dijadikan objek pemikiran di filsafat, maka silahkan anda pindah ke sub forum biologi, disana anda puas tanpa gangguan, propaganda atas nama sains tidak bisa melakukan intervensi ke ranah lain dalam tataran filsafat, penjelasan teori evolusi di sub forum filosofi dan agama tanpa melihat secara hakekatnya, dapat terjebak pada semakin noob secara hakekat, jika anda ingin membahas membahas korelasi teori evolusi dan holocaust ya silahkan saja tidak ada yang melarang, begitu juga saya tidak dapat anda larang untuk melihat dari sudut pandang berbeda.

Pi-One

#40
Kutip dari: familycode pada Juni 18, 2011, 04:16:16 AMciap ciap ciap...
mau celoteh di thread lain aja. Bosan ooT maksa melulu...

Kutip dari: rizqi_fs pada Juni 17, 2011, 11:55:42 PM
Gubrak......y adalah
saintist lah yang bicara kebenaran 100% dengan cara melakuakan pengujian-pengujian terhadap calon kebenaran 100% itu dari dan berdasar kebenaran2 100% yang telah diketahui sebelumnya
Sejak kapan sains mengklaim kebenaran 100 persen? Fakta saja gak pernah dikatakan sains sebagai kebenaran mutlak. Baca definisi fakta ilmiah dulu:
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

rizqi_fs

Kutip dari: Pi-One pada Juni 18, 2011, 01:46:15 PM
mau celoteh di thread lain aja. Bosan ooT maksa melulu...
Sejak kapan sains mengklaim kebenaran 100 persen? Fakta saja gak pernah dikatakan sains sebagai kebenaran mutlak. Baca definisi fakta ilmiah dulu:
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

Bagai mana logika matematika bisa jalan tanpa kebenaran 100 persen?
komputer ga akan bisa jalan tanpa kebenaran 100%
klo ngambang malah bikin error

link yang anda ajukan tadi:

scientific fact

noun
an observation that has been confirmed repeatedly and is accepted as true (although its truth is never final)

Itu karena dibatasi oleh boundry yang telah didefinisikan sebelumnya, dan itu adalah definisi dari sebuah fakta percobaan.

Link Yang kedua hampir mirip

Intinya kedua link tersebut mau mengatakan ilmu pengetahuan itu terus berkembang, karena penelitian2 yang sekarang itu dibatasi oleh batasa2an masalah yang dibuat ketika penelitian, ketika batasan2 itu dikembangkan tentu nanti ada kemungkinan hasil yang berbeda atau berkembang.

Sebuah kebenaran 100% itu harus didefinisikan. Klo toh tidak bisa mencapai 100%, nanti akan dibubuhi variabel error untuk menjadikan persamaan, model matematika atau formula menjadi 100% benar.

Farabi

Bagus kan, makin banyak agama menentang ilmu pengetahuan makin bodoh mereka, karena penemuan penemuan mereka mentok di dogma. Dengan kata lain, mereka akan semakin sulit untuk mengekang hidup kita. Jadi lebih baik saya buang saja agama, dan melihat lebih dalam dengan science. Tapi bagaimana pun saya masih tetap percaya Tuhan itu ada.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

Pi-One

Kutip dari: rizqi_fs pada Juni 18, 2011, 03:17:10 PM
Bagai mana logika matematika bisa jalan tanpa kebenaran 100 persen?
komputer ga akan bisa jalan tanpa kebenaran 100%
klo ngambang malah bikin error
Emang komputer itu bebas error 100 persen?  :D

Kutip dari: rizqi_fs pada Juni 18, 2011, 03:17:10 PMlink yang anda ajukan tadi:

scientific fact

noun
an observation that has been confirmed repeatedly and is accepted as true (although its truth is never final)

Itu karena dibatasi oleh boundry yang telah didefinisikan sebelumnya, dan itu adalah definisi dari sebuah fakta percobaan.

Link Yang kedua hampir mirip

Intinya kedua link tersebut mau mengatakan ilmu pengetahuan itu terus berkembang, karena penelitian2 yang sekarang itu dibatasi oleh batasa2an masalah yang dibuat ketika penelitian, ketika batasan2 itu dikembangkan tentu nanti ada kemungkinan hasil yang berbeda atau berkembang.

Sebuah kebenaran 100% itu harus didefinisikan. Klo toh tidak bisa mencapai 100%, nanti akan dibubuhi variabel error untuk menjadikan persamaan, model matematika atau formula menjadi 100% benar.

Nah, anda salah. Fakta dalam sains tidak sebatas percobaan, tapi juga pengamatan. Kedua link menyatakan bahwa apa yang disebut fakta dalam sains adalah sesuatu yang dikonfirmasi sebagai kebenaran, bukan sesuatu yang mutlak benar. Dan dalam sebagian terbesar kasus (minus matematika tentunya), kebenaran 100 persen tak pernah didefinisikan, dan rentang toleransi kesalahan tak pernah bisa didefinisikan.

Misal, berapa persen error dalam teori gravitasi? Siapa yang bisa tentukan?

rizqi_fs

#44
Kutip dari: Pi-One pada Juni 18, 2011, 10:33:40 PM
Emang komputer itu bebas error 100 persen?  :D
Ketika komputer error, berarti dia ada kesalahan, kesalahan artinya dia menyimpang dari kebenaran 100% yang telah didefinisikan

Kutip dari: Pi-One pada Juni 18, 2011, 10:33:40 PM
Nah, anda salah. Fakta dalam sains tidak sebatas percobaan, tapi juga pengamatan. Kedua link menyatakan bahwa apa yang disebut fakta dalam sains adalah sesuatu yang dikonfirmasi sebagai kebenaran, bukan sesuatu yang mutlak benar. Dan dalam sebagian terbesar kasus (minus matematika tentunya), kebenaran 100 persen tak pernah didefinisikan, dan rentang toleransi kesalahan tak pernah bisa didefinisikan.

Misal, berapa persen error dalam teori gravitasi? Siapa yang bisa tentukan?
Percobaan juga membutuhkan pengamatan, itu udah menjadi satu kesatuan dalam penelitian.
Apakah anda pernah melakukan penilitian ilmiah?

Berapa % error dalam teori gravitasi? mudah saja, lakukan aja percobaan
bawa stopwatch, sensor posisi dan benda yang sudah diketahui kebenaran 100% berat atau masanya.
jatuhkan n hitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk jatuh.
Lakukan kalkulasi dan bandingkan konstanta yang ditemukan dengan nilai gravitasi yang telah diketahui :)
Gampang kan