Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 28, 2024, 10:07:39 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 142
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 132
Total: 132

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

evolusi dalam islam (islam only)

Dimulai oleh cignus, November 18, 2009, 07:20:39 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Dhantez

Kutip dari: mhyworld pada April 26, 2012, 10:17:04 PM
Apakah anda mendengar klaim tersebut langsung dari Alloh?
Atau anda tahu dari al-qur'an, yang mengklaim bahwa Alloh mengklaim bahwa al-qur'an adalah kalam Alloh?

That's funny, apakah para evolusionis disini mendengar ide evolusi langsung dari Darwin
Atau hanya tahu dari buku atau artikel atau guru yang mengklaim bahwa Darwin yg mencetuskan ide evolusi??

Yang mendengar langsung dari Darwin tlg saya dipinjami mesin waktunya.. ;)

Kutip dari: mhyworld pada April 26, 2012, 10:40:52 PM
Mengapa Alloh membatasi diri hanya berkomunikasi dengan nabi? Bukankah ini tidak adil bagi orang selain nabi?


Mengapa presiden cm bicara pada org2 kepercayaannya saja, kan tidak adil bagi seluruh masyarakat suatu negara?

Itu baru presiden yg mengatur wilayah yg ditinggali jutaan orang. Bagi orang yg percaya Tuhan, Dia akan berada di atas seluruh semesta. Jika anda percaya multiverse, maka termasuk semesta2 di luar universe kita. Kira2 brp waktu yg dibutuhkan Tuhan utk bicara dg satu persatu makhluk (ga cm manusia) yg ada di jagad ini? Apa lagi klo list pertanyaannya sebanyak pertanyaan Anda. Waduh.

Kutip dari: Pi-One pada April 27, 2012, 01:26:07 PM
Jika sains salah, kita bisa membantah dengan dasar fakta dan bukti ilmiah. Lalu, apa bantahan lu? Cuma modal iman doang. Sains kok dibantah dengan iman? ::)

Inilah kesalahan dari kebanyakan anti evolusionis disini spt bung kusmardiyanto.

Jika anda tidak bisa membantah teori evolusi dg logika yg jelas, cukup katakan: "Baik, saya tdk tahu, tapi krn teori anda tdk memuaskan, saya tetap memilih utk tidak percaya evolusi." TITIK.

Percayalah, Tuhan tidak akan mati hanya karena segelintir orang lebih memilih buku sains ketimbang kitab.

Memakai ayat Alquran disini cm membuat pendukung evolusionis ketawa geli. Mereka lebih percaya pada sesuatu ketika klaim  itu diterbitkan oleh penerbit modern atau dimuat di jurnal sains. Sayangnya memang di jaman Nabi Muhammad dulu belum ada penerbit dan belum ada jurnal sains, jadi ya mau gimana lagi?

Lagipula sains bukanlah jawaban utk semua hal. Sains bukan solusi utk kedamaian hati, sains bukan solusi utk kasih sayang. Contohnya kenapa Ary Ginanjar Agustian atau Mario Teguh jauh lebih terkenal sebagai motivator ketimbang ilmuwan seperti Habibie? Karena jauh di lubuk pikiran tiap manusia, mereka percaya bahwa ada greater power di jagad ini, yang sains mungkin belum dan tidak akan bisa menyentuhnya. Otak mereka tidak terpuaskan hanya oleh jawaban2 yg diberikan oleh sains.

Kebanyakan sains hanya bisa menunjukkan sesuatu memang terjadi, tetapi tidak bisa menjawab pertanyaan HOW dan WHY. Ambil teori Big Bang. Teori itu hanya penarikan kesimpulan dari pengamatan yg menunjukkan benda2 angkasa bergerak saling menjauhi. Oke. Jadi sepertinya dulu pernah terjadi Bang. Tapi mengapa terjadi? bagaimana itu terjadi? Sains tdk bisa bicara banyak.
Oba-chan ga itte ita: Ore wa ten no michi wo iki, subete wo tsukasadoru otoko

Farabi

Tapi tetap saya lebih memilih jawaban saintis daripada pemuka agama.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

mhyworld

Kutip dari: Dhantez pada Mei 05, 2012, 10:35:40 AM
That's funny, apakah para evolusionis disini mendengar ide evolusi langsung dari Darwin
Atau hanya tahu dari buku atau artikel atau guru yang mengklaim bahwa Darwin yg mencetuskan ide evolusi??

Yang mendengar langsung dari Darwin tlg saya dipinjami mesin waktunya.. ;)

Ide evolusi bukan hanya dari Charles Darwin, melainkan sudah jauh berkembang dan terverifikasi dari berbagai pengamatan dan eksperimen. Bukti yang paling kuat justru datang dari biologi molekuler, yang belum tersedia pada masa Darwin.
Saya sarankan sebaiknya anda mempelajari ilmu biologi modern supaya tidak ketinggalan jaman.

Saya menanyakannya karena klaim di atas tidak didukung bukti yang lain.
once we have eternity, everything else can wait

mhyworld

Kutip dari: Dhantez pada Mei 05, 2012, 10:35:40 AM
Mengapa presiden cm bicara pada org2 kepercayaannya saja, kan tidak adil bagi seluruh masyarakat suatu negara?

Itu baru presiden yg mengatur wilayah yg ditinggali jutaan orang. Bagi orang yg percaya Tuhan, Dia akan berada di atas seluruh semesta. Jika anda percaya multiverse, maka termasuk semesta2 di luar universe kita. Kira2 brp waktu yg dibutuhkan Tuhan utk bicara dg satu persatu makhluk (ga cm manusia) yg ada di jagad ini? Apa lagi klo list pertanyaannya sebanyak pertanyaan Anda. Waduh.

Berarti tuhan yang anda maksud berbeda dari yang dimaksud oleh kebanyakan muslim, karena tidak bersifat mahakuasa dan tidak bersifat mahamengetahui. Mereka mengklaim bahwa tidak ada gerakan benda apapun yang terjadi tanpa izin tuhan, tidak ada gerakan benda apapun yang terlepas dari pengamatan tuhan.
Tentu saja ini tidak berlaku untuk presiden. Alasannya sederhana, karena presiden juga manusia yang real, sedangkan tuhan imaginer, bahkan diklaim di luar jangkauan akal manusia.
once we have eternity, everything else can wait

mhyworld

Kutip dari: Dhantez pada Mei 05, 2012, 10:35:40 AM

Inilah kesalahan dari kebanyakan anti evolusionis disini spt bung kusmardiyanto.

Jika anda tidak bisa membantah teori evolusi dg logika yg jelas, cukup katakan: "Baik, saya tdk tahu, tapi krn teori anda tdk memuaskan, saya tetap memilih utk tidak percaya evolusi." TITIK.

Sikap skeptis seperti ini boleh-boleh saja, jika dilakukan dengan konsisten dan batasan yang jelas. Apa yang anda jadikan batas antara memuaskan dan tidak memuaskan anda? Apakah penjelasan versi agama anda, termasuk dalam masalah-masalah yang lain lebih memuaskan?
once we have eternity, everything else can wait

mhyworld

Kutip dari: Dhantez pada Mei 05, 2012, 10:35:40 AM

Percayalah, Tuhan tidak akan mati hanya karena segelintir orang lebih memilih buku sains ketimbang kitab.

Itu adalah klaim dari para pemuka agama untuk mencegah kehilangan pengikut, karena hal itu berarti kehilangan easy money. Ini sudah terjadi pada tuhan agama2 dari Mesir kuno, Yunani, Skandinavia, Indian, Jepang, dll.
Klaim alternatif bisa juga dibuat, meskipun sama-sama tanpa bukti. Misalnya Tuhan tidak akan hidup hanya karena segelintir orang lebih memilih kitab ketimbang buku sains.
once we have eternity, everything else can wait

mhyworld

Kutip dari: Dhantez pada Mei 05, 2012, 10:35:40 AM
Memakai ayat Alquran disini cm membuat pendukung evolusionis ketawa geli. Mereka lebih percaya pada sesuatu ketika klaim  itu diterbitkan oleh penerbit modern atau dimuat di jurnal sains. Sayangnya memang di jaman Nabi Muhammad dulu belum ada penerbit dan belum ada jurnal sains, jadi ya mau gimana lagi?
Jurnal sains hanyalah sarana untuk mengkomunikasikan hasil penelitian di antara ilmuwan, esensinya adalah supaya hasil penelitian bisa diverifikasi atau difalsifikasi oleh peneliti lain, sehingga diperoleh tingkat kepastian dan ketelitian yang lebih tinggi.
Klaim-klaim yang dibuat pada jaman dulu, termasuk ilmu astronomi, fisika, kimia, maupun pengobatan tradisional banyak yang sudah diteliti ulang sampai saat ini, bahkan sampai berkali-kali. Banyak yang umurnya sudah lebih dari 2 millenia. Sebagian terverifikasi, dan sebagian lagi terfalsifikasi. Jadi ada/tidaknya jurnal sains pada saat mengajukan klaim ilmiah bukan kriteria penerimaan/penolakan terhadap klaim tersebut.
once we have eternity, everything else can wait

mhyworld

Kutip dari: Dhantez pada Mei 05, 2012, 10:35:40 AM

Lagipula sains bukanlah jawaban utk semua hal. Sains bukan solusi utk kedamaian hati, sains bukan solusi utk kasih sayang. Contohnya kenapa Ary Ginanjar Agustian atau Mario Teguh jauh lebih terkenal sebagai motivator ketimbang ilmuwan seperti Habibie? Karena jauh di lubuk pikiran tiap manusia, mereka percaya bahwa ada greater power di jagad ini, yang sains mungkin belum dan tidak akan bisa menyentuhnya. Otak mereka tidak terpuaskan hanya oleh jawaban2 yg diberikan oleh sains.

Kalau anda datang ke restoran terus ditanya mau pesan apa, tentunya tidak perlu menjawab secara ilmiah. Kedamaian hati dan kasih sayang juga menjadi obyek penelitian ilmiah, terutama dalam psikologi dan neuroscience. Mungkin anda belum pernah mempelajarinya sehingga berkomentar seperti itu.

IMO, apa yang diajarkan oleh Mario Teguh lebih banyak mengedepankan logika dan common sense. Hanya sedikit yang berupa dogma agama, yang mungkin terbawa akibat latar belakang beliau / pengalaman sejak kecil.
Pada zamannya, Habibie tentu lebih dikenal, terutama di kalangan pelajar, karena prestasinya, bukan karena ajarannya. Karena sekarang sudah pensiun dan tidak lagi disorot media tentunya muncul kesan bahwa beliau tidak seterkenal dulu.

Sebaiknya kita tidak meremehkan kemampuan orang lain, apalagi generasi yang akan datang. Ketidakmampuan kita memahami sesuatu tidak serta merta berarti bahwa hal itu tidak bisa dipahami juga oleh orang lain. Keterbatasan pengetahuan manusia saat ini bukan alasan untuk menyerah dalam berpikir atau malah bersandar pada dogma yang tidak terbukti (atau malah sudah terbukti salah). Seharusnya hal itu mendorong kita untuk berusaha lebih keras mencari jawabannya, dan menjadikannya sebagai room for improvement. Kita tidak akan menjadi penemu dengan mengungkapkan apa yang sudah diketahui oleh masyarakat luas.
once we have eternity, everything else can wait

mhyworld

Kutip dari: Dhantez pada Mei 05, 2012, 10:35:40 AM
Kebanyakan sains hanya bisa menunjukkan sesuatu memang terjadi, tetapi tidak bisa menjawab pertanyaan HOW dan WHY. Ambil teori Big Bang. Teori itu hanya penarikan kesimpulan dari pengamatan yg menunjukkan benda2 angkasa bergerak saling menjauhi. Oke. Jadi sepertinya dulu pernah terjadi Bang. Tapi mengapa terjadi? bagaimana itu terjadi? Sains tdk bisa bicara banyak.
Apa dasar klaim di atas? apakah anda sudah menginventarisir semua teori sains dan memisahkannya berdasarkan jawaban atas pertanyaan how dan why yang diberikan? berapa kira-kira persentasenya?
IMO, sains sudah banyak menjawab pertanyaan how dan why, terutama yang sudah diterapkan dalam bidang teknik. Jika anda belum menemukannya, mungkin karena masih kurang dalam mempelajarinya.

Anda mengambil satu contoh untuk mewakili semua bidang sains. Bukankah ini termasuk logical fallacy? Apalagi yang diambil adalah teori yang relatif baru dan masih berkembang.
IMO, teori evolusi sendiri lebih mudah dipahami daripada beberapa teori fisika klasik, seperti mekanika Newton atau elektromagnetika Maxwell. Sebagian masyarakat lebih sulit menerima teori evolusi hanya karena berseberangan dengan ajaran yang telah mereka yakini sebelumnya karena sudah diajarkan sejak mereka kecil dan belum bisa berpikir secara mandiri, meskipun tidak disertai bukti yang kuat.

Pengetahuan manusia saat ini memang masih terbatas, otherwise kita sudah menguasai alam semesta. Namun dari pengalaman sebelumnya, kita bisa melihat bahwa sains terus berkembang. Apa yang dulu tidak diketahui, sedikit demi sedikit mulai terungkap karena penelitian yang berkelanjutan dengan metode ilmiah, bukan karena wangsit.
Kemajuan suatu bangsa dibandingkan bangsa lain ditentukan oleh penguasaan mereka terhadap sains, bukan dogma ajaran tertentu.
once we have eternity, everything else can wait

?

Kutip dari: Dhantez pada Mei 05, 2012, 10:35:40 AM
That's funny, apakah para evolusionis disini mendengar ide evolusi langsung dari Darwin
Atau hanya tahu dari buku atau artikel atau guru yang mengklaim bahwa Darwin yg mencetuskan ide evolusi??

Yang mendengar langsung dari Darwin tlg saya dipinjami mesin waktunya.. ;)

Mengapa presiden cm bicara pada org2 kepercayaannya saja, kan tidak adil bagi seluruh masyarakat suatu negara?

Itu baru presiden yg mengatur wilayah yg ditinggali jutaan orang. Bagi orang yg percaya Tuhan, Dia akan berada di atas seluruh semesta. Jika anda percaya multiverse, maka termasuk semesta2 di luar universe kita. Kira2 brp waktu yg dibutuhkan Tuhan utk bicara dg satu persatu makhluk (ga cm manusia) yg ada di jagad ini? Apa lagi klo list pertanyaannya sebanyak pertanyaan Anda. Waduh.

Inilah kesalahan dari kebanyakan anti evolusionis disini spt bung kusmardiyanto.

Jika anda tidak bisa membantah teori evolusi dg logika yg jelas, cukup katakan: "Baik, saya tdk tahu, tapi krn teori anda tdk memuaskan, saya tetap memilih utk tidak percaya evolusi." TITIK.

Percayalah, Tuhan tidak akan mati hanya karena segelintir orang lebih memilih buku sains ketimbang kitab.

Memakai ayat Alquran disini cm membuat pendukung evolusionis ketawa geli. Mereka lebih percaya pada sesuatu ketika klaim  itu diterbitkan oleh penerbit modern atau dimuat di jurnal sains. Sayangnya memang di jaman Nabi Muhammad dulu belum ada penerbit dan belum ada jurnal sains, jadi ya mau gimana lagi?

Lagipula sains bukanlah jawaban utk semua hal. Sains bukan solusi utk kedamaian hati, sains bukan solusi utk kasih sayang. Contohnya kenapa Ary Ginanjar Agustian atau Mario Teguh jauh lebih terkenal sebagai motivator ketimbang ilmuwan seperti Habibie? Karena jauh di lubuk pikiran tiap manusia, mereka percaya bahwa ada greater power di jagad ini, yang sains mungkin belum dan tidak akan bisa menyentuhnya. Otak mereka tidak terpuaskan hanya oleh jawaban2 yg diberikan oleh sains.

Kebanyakan sains hanya bisa menunjukkan sesuatu memang terjadi, tetapi tidak bisa menjawab pertanyaan HOW dan WHY. Ambil teori Big Bang. Teori itu hanya penarikan kesimpulan dari pengamatan yg menunjukkan benda2 angkasa bergerak saling menjauhi. Oke. Jadi sepertinya dulu pernah terjadi Bang. Tapi mengapa terjadi? bagaimana itu terjadi? Sains tdk bisa bicara banyak.

Duh, Dhantez, tadinya saya berpikir anda lebih paham tentang beda sains dan agama.

Evolusi adalah teori. Teori berasal dari fenomena. Tidak ada yang lebih mudah untuk terkenal dan memperoleh penghargaan selain membantah teori yang sedang naik daun. Cobalah pahami kalimat tersebut.

Mengenai Presiden dan rakyatnya, apakah anda tahu pidato kenegaraan lewat media televisi? Itu baru Presiden, apalagi Tuhan dengan atribut Maha.

Betul, Tuhan tidak akan mati sekalipun ditentang. Artinya juga tidak perlu dibela untuk bisa hidup.

Anda mengkritik jurnal sains. Apakah anda paham bagaimana sebuah tulisan bisa diterima masuk dalam jurnal sains?

Sains tidak mengajarkan kasih sayang? Oh, apakah anda mau berbicara tentang empati? Sangat disayangkan, bahwa penelitian melibatkan beberapa jenis kera menunjukkan bahwa mereka pun mempunyai empati. Untuk contoh yang sederhana, anda bisa mencari di youtube.

Kalau mau membandingkan motivator dan saintis, coba lihat kontribusinya terhadap realitas.

Mengenai How dan Why, saya sarankan anda bertanya kepada beberapa profesor mengenai hal tersebut. Ilmu justru untuk menjawab How dan Why.

Menurut saya, ada satu keindahan dari ilmu, benar sampai dengan dibuktikan tidak benar.

Sangat jahat kalau ada seseorang yang mencap anda bodoh dan sifatnya itu mutlak.

Pi-One

Kutip dari: Dhantez pada Mei 05, 2012, 10:35:40 AM
That's funny, apakah para evolusionis disini mendengar ide evolusi langsung dari Darwin
Atau hanya tahu dari buku atau artikel atau guru yang mengklaim bahwa Darwin yg mencetuskan ide evolusi??

Yang mendengar langsung dari Darwin tlg saya dipinjami mesin waktunya.. ;)
Analogi idiot :)

Darwin mencetuskan teori evolusi, menuangkan pandangannya dalam buku, dan semua itu terdokumentasi jelas. Bukan sesuatu yang cuma disaksikan atu orang lalu disebarkan dari mulut ke mulut dst.

Kutip dari: Dhantez pada Mei 05, 2012, 10:35:40 AM
Percayalah, Tuhan tidak akan mati hanya karena segelintir orang lebih memilih buku sains ketimbang kitab.
Jika dalam konteks sains, tentu saja lebih baik percaya penjelasan sains (yang memiliki dasar dan bukti yang jelas) ketimbang sekedar klaim kitab suci yang modalnya cuma iman.

Kutip dari: Dhantez pada Mei 05, 2012, 10:35:40 AMMemakai ayat Alquran disini cm membuat pendukung evolusionis ketawa geli. Mereka lebih percaya pada sesuatu ketika klaim  itu diterbitkan oleh penerbit modern atau dimuat di jurnal sains. Sayangnya memang di jaman Nabi Muhammad dulu belum ada penerbit dan belum ada jurnal sains, jadi ya mau gimana lagi?
Kenapa tertawa geli?
Karena mereka membantah teori saons hanya bermodal tafsiran kitab suci, yang tak disertai bukti dan fakta ilmiah.

Kutip dari: Dhantez pada Mei 05, 2012, 10:35:40 AM
Kebanyakan sains hanya bisa menunjukkan sesuatu memang terjadi, tetapi tidak bisa menjawab pertanyaan HOW dan WHY. Ambil teori Big Bang. Teori itu hanya penarikan kesimpulan dari pengamatan yg menunjukkan benda2 angkasa bergerak saling menjauhi. Oke. Jadi sepertinya dulu pernah terjadi Bang. Tapi mengapa terjadi? bagaimana itu terjadi? Sains tdk bisa bicara banyak.
Sains bisa menjelaskan pertanyaan how.
Tapi tidak pertanyaan why, itu pertanyaan filosofis.

Agama bisa menjawab pertanyaan why, tapi jawaban itu di luar konteks sains, karena tanpa pembuktian ilmiah.

mhyworld

Creationist dan pendukung intelligent design merancang hipotesa mereka berdasarkan penafsiran terhadap kitab suci beberapa agama. Kesimpulan mereka berbeda-beda pada level detail karena penafsiran mereka terhadap kitab yang sama pun berbeda-beda. Parahnya, mereka meyakini penafsiran mereka tanpa didasari bukti ilmiah yang terverifikasi, sehingga mustahil mengharapkan titik temu, bahkan di antara mereka sendiri.
once we have eternity, everything else can wait

mhyworld

Dalam dunia industri dikenal suatu teknik bernama 5 why analysis yang digunakan untuk mencari root cause dari suatu kejadian/masalah. Ini adalah contoh sains menjawab pertanyaan why.
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
KutipThe following example demonstrates the basic process:

    The vehicle will not start. (the problem)

    Why? - The battery is dead. (first why)
    Why? - The alternator is not functioning. (second why)
    Why? - The alternator belt has broken. (third why)
    Why? - The alternator belt was well beyond its useful service life and not replaced. (fourth why)
    Why? - The vehicle was not maintained according to the recommended service schedule. (fifth why, a root cause)
    Why? - Replacement parts are not available because of the extreme age of the vehicle. (sixth why, optional footnote)

    Start maintaining the vehicle according to the recommended service schedule. (possible 5th Why solution)
    Purchase a different vehicle that is maintainable. (possible 6th Why solution)

The questioning for this example could be taken further to a sixth, seventh, or higher level: the "five" in 5 Whys is not gospel, but five iterations of asking why is generally sufficient to get to a root cause. The key is to encourage the trouble-shooter to avoid assumptions and logic traps and instead trace the chain of causality in direct increments from the effect through any layers of abstraction to a root cause that still has some connection to the original problem. Note that in this example the fifth why suggests a broken process or an alterable behaviour, which is typical of reaching the root-cause level.

It is interesting to note that the last answer points to a process. This is one of the most important aspects in the 5 Why approach - the real root cause should point toward a process that is not working well or does not exist. Untrained facilitators will often observe that answers seem to point towards classical answers such as not enough time, not enough investments, or not enough manpower. These answers may sometimes be true but in most cases they lead to answers out of our control. Therefore, instead of asking the question why?, ask why did the process fail?

A key phrase to keep in mind in any 5 Why exercise is "people do not fail, processes do".

Bandingkan dengan jawaban beberapa tokoh religius yang menganggap bencana alam seperti tsunami disebabkan oleh cara berpakaian wanita dalam masyarakat yang menjadi korban.
once we have eternity, everything else can wait

?

Saya diajarkan bahwa why adalah penelitian yang bersifat verifikatif.

mhyworld

Kutipwhy - the cause or intention underlying an action or situation
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
IMO, pertanyaan why menginginkan jawaban yang menunjukkan hubungan sebab-akibat.

Memang masih banyak pertanyaan why, how, bahkan what, when, dan where yang belum dapat dijawab secara memuaskan dengan tingkat penguasaan sains saat ini. Namun jawaban non-sains dan supernatural juga tidak mampu menjawab pertanyaan yang sama secara memuaskan, terutama dari segi akurasi dan presisinya. Bahkan banyak yang kemudian terbukti salah setelah sains cukup berkembang dengan ditemukannya bukti-bukti baru. Anehnya, mereka berani mengklaim kebenaran mutlak tanpa bukti-bukti pendukung yang memadai.

once we have eternity, everything else can wait