Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 28, 2024, 04:57:48 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 87
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 89
Total: 89

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Sejarah Agama Budha

Dimulai oleh danzJr, November 11, 2011, 07:39:24 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Pi-Man

Kutip dari: MonDay pada November 15, 2011, 06:48:20 PM
secara singkat Buddha Gotama pernah menegur "Tuhan"
dan banyak sekali "Tuhan" yang lain lalu Tuhan yang sebenarnya yang mana?
Segala sesuatu yang terbentuk dan berkondisi adalah tidak kekal.
Semua makhluk yang berkondisi, yang tinggal di alam yang berkondisi, adalah tidak kekal. Anda takkan menemukan 'Tuhan yang sebenarnya' di alam manapun.

Kutip dari: kusmardiyanto pada November 15, 2011, 08:48:23 PM
bisakah dibilang agama budha itu adalah jalan hidup (dalam istilah Arab-nya al-millah, ad-din) dari pada Sidharta Gautama?...
Buddhisme memang mengutamakan praktek dalam kehidupan sehari-hari, tapi Buddhisme lebih dari sekedar jalan hidup.
oro?

maxham

Nah, ini menarik juga kalo kita cermatin kok di India sendiri agama Buddha kok kurang kuat pengaruhnya (kalo dilihat dari jumlah pengikutnya)?

Saya pernah diskusi sama seorang diplomat India, kebetulan dia nanganin bidang budaya. Menurut dia sih kurang lebih begini (ini make sense juga sih): Siddharta Gautama muncul bukan untuk menciptakan agama baru ataupun pecah dari Hinduisme, Beliau aja MENOLAK disebut Tuhan, dan Beliau menegaskan "saya hanyalah orang yang mendapat pencerahan Ilahi". Artinya, Siddharta Gautama sendiri hanyalah seorang nabi/rasul (dalam pola pikir agama samawi). Kemunculan ajaran Siddharta Gautama itu ditujukan untuk membenahi praktik ajaran agama Hindu yang selama saat iu telah bid'ah, dimana ajaran agama telah digunakan untuk menindas orang lain (seperti melalui sistem kasta dkk).

Nah sekarang mau ngga mau kita nyinggung agama Hindu: Memang Hinduisme mengenal sistem kasta dan banyak dewa-dewi, tapi, menurut si diplomat tadi lagi, sebenarnya, kasta2 itu hanyalah sebagai identifikasi, sebagai acknowledgement atas apa yang terjadi di masyarakat. Juga, dewa-dewi yang banayak itu jangan disalahartikan ebagai banyak Tughan, tetapi, yang disebut dewa-dewi itu adalah perwujudan sifat-sifat Tuhan Yang Esa.

Artinya, kasta2 itu bukan syariat agama, tetapi hanya sebagai petunjuk tentang kenyataan kehidupan, dan juga, banyakanya dewa-dewi itu hanyalah sebagai perwujudan sifat2 Tuhan Yang Esa, yang kalau dalam konteks Islamnya, Asmaul Husna. Sejalan dengan itu, Hinduisme aja menyebut Sang Khalik sebagai "Sang Hyang Widhi".

So, no wonder kalo Buddhisme nggak ngomong soal Tuhan, karena tujuannya adalah untuk membenahi ajaran yang selama ini telah disalahgunakan.

maxham

(lanjutan)
Dan nggak heran pula kalo banyak pengikut Buddhisme, termasuk bhiksu/bhiksuni berpendapat bahwa Buddhisme bukanlah agama, ini hanya ajaran/filosofi semata. Dari pendapat ini, kita bisa simpulkan kalo Buddhisme itu analog dengan cabang2 filosofi keagamaan lain, seperti sufisme, tasawuf, salafisme, dll.

topazo

Kutip dari: maxham pada November 16, 2011, 10:22:47 AM
Dari pendapat ini, kita bisa simpulkan kalo Buddhisme itu analog dengan cabang2 filosofi keagamaan lain, seperti sufisme, tasawuf, salafisme, dll.
Kalau analog ke sufisme, atau kabbala, atau christian esoteric, kayaknya kurang tepat deh... Soalnya filosofi2 ini berinduk pada agama induuknya (dalam contoh saya, Islam, Yahudi, Kristen)...

Tapi kalau memang pengertiannya seperti itu, mungkin Buddhisme bisa disetarakan dengan Confucianisme ya... Di mana Siddharta Gautama Buddha bisa disetarakan dengan Guru Kong... Dua filsafat ini tidak ada ajaran "Agama induknya", tapi jadi bagian lain dari sebuah pandangan hidup-mati...

Saya jadi sedikit mengerti kenapa kaum Kong Hu Chu Indonesia mau menjadikan agama mereka "Resmi KTP"...

BSJS...
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Pi-One

#34
Kutip dari: maxham pada November 16, 2011, 10:20:52 AM
Nah, ini menarik juga kalo kita cermatin kok di India sendiri agama Buddha kok kurang kuat pengaruhnya (kalo dilihat dari jumlah pengikutnya)?
Buddhisme kehilangan pengaruh akibat tekanan dan serangan pihak lain, termasuk oleh pasukan Hindu dan muslim.

Kutip dari: maxham pada November 16, 2011, 10:20:52 AMSaya pernah diskusi sama seorang diplomat India, kebetulan dia nanganin bidang budaya. Menurut dia sih kurang lebih begini (ini make sense juga sih): Siddharta Gautama muncul bukan untuk menciptakan agama baru ataupun pecah dari Hinduisme, Beliau aja MENOLAK disebut Tuhan, dan Beliau menegaskan "saya hanyalah orang yang mendapat pencerahan Ilahi". Artinya, Siddharta Gautama sendiri hanyalah seorang nabi/rasul (dalam pola pikir agama samawi). Kemunculan ajaran Siddharta Gautama itu ditujukan untuk membenahi praktik ajaran agama Hindu yang selama saat iu telah bid'ah, dimana ajaran agama telah digunakan untuk menindas orang lain (seperti melalui sistem kasta dkk).
Buddha bukan nabi, Buddha tidak mengaku mendapat wahyu atau pencerahan dari pihak lain. Dan Buddha mengajarkan tentang penderitaan dan cara mengatasinya, bukan membenahi agama Hindu. Yang anda sebut lebih merupakan pandangan sebagian Hindu terhadap Buddhisme.

Anda bahkan bisa temukan sebagian kalangan Hindu yang menganggap Buddha sebagai avatar ke=9 Hindu, meski Buddhisme sama sekali tak mengakui hal tersebut.

Kutip dari: maxham pada November 16, 2011, 10:22:47 AM
(lanjutan)
Dan nggak heran pula kalo banyak pengikut Buddhisme, termasuk bhiksu/bhiksuni berpendapat bahwa Buddhisme bukanlah agama, ini hanya ajaran/filosofi semata. Dari pendapat ini, kita bisa simpulkan kalo Buddhisme itu analog dengan cabang2 filosofi keagamaan lain, seperti sufisme, tasawuf, salafisme, dll.
Jika agama adalah satu bentuk penyembahan pada sosok Tuhan/dewa, maka Buddhisme memang bukan agama.

Dan Buddhisme jelas lebih dari sekedar filosofi, karena Buddhisme bukan sebatas pemikiran, tapi menekankan praktek. Entah Bhikkhu/Bhikkhuni mana yang anda temui, yang menyatakan Buddhisme cuma filosofi.


maxham

@Pi-One:
memang Buddhisme ngga cuman sekadar pemikiran, tapi juga praktek. Ya, itu betul, cuman kan gimanapun juga, dalam setiap ajaran, pasti mengandung filosofi. Gitu lho.

Pi-One

Kutip dari: maxham pada November 16, 2011, 01:26:38 PM
@Pi-One:
memang Buddhisme ngga cuman sekadar pemikiran, tapi juga praktek. Ya, itu betul, cuman kan gimanapun juga, dalam setiap ajaran, pasti mengandung filosofi. Gitu lho.
Ada perbedaan mendasar antara 'mengandung filosofi' dengan 'sekedar filosofi'.

MonDay

#37
Kutip dari: maxham pada November 16, 2011, 10:20:52 AM
Nah, ini menarik juga kalo kita cermatin kok di India sendiri agama Buddha kok kurang kuat pengaruhnya (kalo dilihat dari jumlah pengikutnya)?

Saya pernah diskusi sama seorang diplomat India, kebetulan dia nanganin bidang budaya. Menurut dia sih kurang lebih begini (ini make sense juga sih): Siddharta Gautama muncul bukan untuk menciptakan agama baru ataupun pecah dari Hinduisme, Beliau aja MENOLAK disebut Tuhan, dan Beliau menegaskan "saya hanyalah orang yang mendapat pencerahan Ilahi". Artinya, Siddharta Gautama sendiri hanyalah seorang nabi/rasul (dalam pola pikir agama samawi). Kemunculan ajaran Siddharta Gautama itu ditujukan untuk membenahi praktik ajaran agama Hindu yang selama saat iu telah bid'ah, dimana ajaran agama telah digunakan untuk menindas orang lain (seperti melalui sistem kasta dkk).

Nah sekarang mau ngga mau kita nyinggung agama Hindu: Memang Hinduisme mengenal sistem kasta dan banyak dewa-dewi, tapi, menurut si diplomat tadi lagi, sebenarnya, kasta2 itu hanyalah sebagai identifikasi, sebagai acknowledgement atas apa yang terjadi di masyarakat. Juga, dewa-dewi yang banayak itu jangan disalahartikan ebagai banyak Tughan, tetapi, yang disebut dewa-dewi itu adalah perwujudan sifat-sifat Tuhan Yang Esa.

Artinya, kasta2 itu bukan syariat agama, tetapi hanya sebagai petunjuk tentang kenyataan kehidupan, dan juga, banyakanya dewa-dewi itu hanyalah sebagai perwujudan sifat2 Tuhan Yang Esa, yang kalau dalam konteks Islamnya, Asmaul Husna. Sejalan dengan itu, Hinduisme aja menyebut Sang Khalik sebagai "Sang Hyang Widhi".

So, no wonder kalo Buddhisme nggak ngomong soal Tuhan, karena tujuannya adalah untuk membenahi ajaran yang selama ini telah disalahgunakan.

dalam sebuah sutta diceritakan Buddha Gotama sebenarnya tidak berminat mencari pengikut, beliau lebih menjelaskan apa yang dimaksud dengan "berdiam dalam Brahma"

untuk kasta, itu adalah kesalahan aplikasi ajaran Weda, dalam Weda dikenal warna (kelompok masyarakat)

Pi-Man

Kutip dari: MonDay pada November 16, 2011, 05:04:33 PM
dalam sebuah sutta diceritakan Buddha Gotama sebenarnya tidak berminat mencari pengikut, beliau lebih menjelaskan apa yang dimaksud dengan "berdiam dalam Brahma"
Maksud anda 'berdiam dalam Brahma Vihara'?

Kutip dari: MonDay pada November 16, 2011, 05:04:33 PMuntuk kasta, itu adalah kesalahan aplikasi ajaran Weda, dalam Weda dikenal warna (kelompok masyarakat)
Entah kesalahan aplikasi atau bukan, di masa Sang Buddha kasta-kasta ini lumayan ditonjolkan, utamanya oleh sebagian kasta brahmana
oro?