Forum Sains Indonesia

Diskusi Umum => Agama dan Filosofi => Topik dimulai oleh: MonDay pada Mei 27, 2011, 06:38:24 PM

Judul: Konsep God of the gap
Ditulis oleh: MonDay pada Mei 27, 2011, 06:38:24 PM
sekedar tambahan pengetahuan
para atheis juga memiliki Tuhan versi mereka



(http://i53.tinypic.com/2mhuagl.jpg)
Goddess of Eternal Loli
Tuhan diibaratkan sebagai gadis kecil imut2 yang suka bermain2 dengan ciptaannya, manusia diibaratkan boneka bagiNya yang bisa diperlakukan apa dan bagaimana saja. Yup, salah seorang kita mengimaninya hehe


(http://2.bp.blogspot.com/-VDrjVJqbuvM/TcacaKEMqOI/AAAAAAAAABA/Viuxbk9aEBU/s1600/Invisible-Pink-unicorns-10253041-400-279.jpg)
Invisible Pink Unicorn
"Unicorn Merah Muda yang Tak Tampak adalah sosok dengan kekuatan spiritual yang besar. Kita tahu akan hal itu sebab ia tak tampak, tetapi bisa berwarna merah muda dalam waktu yang sama. Sama seperti semua agama, kepercayaan Unicorn Merah Muda yang Tak Tampak didasarkan pada logika dan iman. Kami mengimani bahwa ia berwarna merah; secara logika kami tahu bahwa ia tak terlihat karena kami tak bisa melihatnya." — Steve Eley


(http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/thumb/6/6e/Touched_by_His_Noodly_Appendage.jpg/330px-Touched_by_His_Noodly_Appendage.jpg)
Flying Spaghetti Monster
Monster Spageti Terbang (Bahasa Inggris: Flying Spaghetti Monster, FSM) adalah sosok dewa pencipta sebuah agama parodi[1][2], The Church of the Flying Spaghetti Monster,[3] yang diciptakan oleh Bobby Henderson pada tahun 2005 sebagai protes sindiran terhadap keputusan Badan Pendidikan Negara Bagian Kansas yang mengharuskan diajarkannya teori perancangan cerdas sebagai teori alternatif terhadap evolusi. Oleh karena gerakan perancangan cerdas menggunakan rujukan yang ambigu terhadap 'Perancang Cerdas' yang tidak disebutkan dengan jelas untuk menghindari putusan pengadilan yang melarang adanya pengajaran kreasionisme sebagai sains, hal ini membuka peluang terhadap adanya kemungkinan berbagai macam sosok imajinasi yang dapat mengisi peran Perancang Cerdas ini.


(http://www.scenicreflections.com/ithumbs/Mesprit_azelf_and_uxie_Wallpaper__yvt2.jpg)
Pokemon
Beberapa pokemon dianggap sebagai deities (dewa) yang menguasai kemampuan2 tertentu seperti pokemon penguasa dan pencipta ruang dan waktu, penguasa emosi, penguasa pengetahuan, penguasa kekuatan dsb


(http://1.bp.blogspot.com/_OoHURlk7gDg/TAIMYc1H_rI/AAAAAAAAAbo/08hUJnV-_5g/s320/google-is-god.jpg)
Google
Ada ajaran baru bernama Googlism. Ajaran ini membuktikan bahwa Google adalah Tuhan, sebagaimana kenyataan2 berikut ini:
1. Google adalah sesuatu yang paling mendekati pada Maha Tahu.
2. Google ada dimana-mana dalam satu waktu.
3. Google menjawab penyembahnya (yang melakukan googling).
4. Google akan tidak akan pernah mati.
5. Google tidak terbatas dan terus tumbuh selamanya.
6. Google mengingat segalanya.
7. Google tidak melakukan kejahatan.
8. Google dicari lebih banyak daripada seluruh nama-nama Tuhan digabungkan.
9. Bukti keberadaan Google sangat banyak.

Entah gereja google itu benar atau cuma main-main. Tapi "Tuhan Google" ditentukan bergender perempuan (Her). Mereka juga melakukan doa dengan cara menyanyikan lagu 2. Ini contohnya:

By Texas Schultz
Hail Google, full of hits.
Our searches are with thee.
Blessed art thou amongst search engines,
and blessed is the fruit of thy servers.
Holy Google, Mother of Searches.
pray for us sinners,
now and at the hour of our disk crash.
Amen.
Sumber: [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]



semoga keimanan anda tidak terganggu dengan tulisan ini
salam :)
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Mei 27, 2011, 09:31:56 PM
Bakais akhirnya menunjukkan batang hidungnya.

Tidak ada satu ilustrasi pun yang bisa mewakili keimutan GoEL ~ GoELis

GoEL adalah versi imut dari Flying paghetty Monster (yang gak ada imut-imutnya), namun sama-sama tak lebih dari sindiran atas konsep God of the gap. Cuma aho (idiot) yang temakan propaganda bakais :)

Flying Spaghetty Monster, Invisible Pink Unicorn, GoEL, semua pada dasarnya adalah sindiran atas konsep God of the gap. Kenapa ada idiot yang menunjuk mereka sebagai tuhan atheis? Jika mereka adalah tuhan atheis, maka atheis bukan lagi atheis. Kecuali dia memang terlalu idiot untuk memahami apa pengertian 'atheis'  ::) ::) :D :D ;D ;D
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: MonDay pada Mei 27, 2011, 10:31:58 PM
haaah misunderstanding ni, sy tau koq itu sindiran sj
sprt yang anda tulis: thanks God Im still atheis
atau cronny: God made me an atheist. Who are you to question his wisdom?
apa bedanya dengan tulisan sy: Atheis God
zZz
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: MonDay pada Mei 27, 2011, 10:40:23 PM
(http://15.media.tumblr.com/xYXG04TarqlatehtwB0gP8e7o1_500.jpg)
Teko Teh Russel
Teko teh Russell, kadang-kadang dijuluki teko teh selestial, teko teh kosmik, atau teko teh Bertrand, adalah analogi yang dicetuskan oleh filsuf Bertrand Russell (1872–1970). Russell menulis:

Apabila aku mengusulkan bahwa antara Bumi dan Mars ada teko teh Cina yang mengitari matahari dalam orbit elips, tidak akan ada yang mampu menyangkal pernyataanku karena aku telah menambahkan bahwa teko teh itu terlalu kecil untuk dilihat oleh teleskop tercanggih kita. Namun bila aku tetap berkata begitu, karena pernyataanku tak bisa dibantah, adalah sifat akal manusia untuk meragukannya, sehingga pernyataanku akan dianggap omong kosong. Tetapi jika keberadaan teko semacam itu ditegaskan dalam buku-buku kuno, diajarkan sebagai kebenaran suci setiap Minggu, dan ditanamkan dalam pikiran anak-anak di sekolah, keengganan untuk memercayai keberadaannya akan menjadi tanda sebuah keanehan dan menggiring orang yang meragukannya ke psikiater pada abad pencerahan atau kepada anggota Inkuisisi pada masa lebih awal.

semoga keimanan anda tidak terganggu dengan tulisan ini
salam :)
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: MonDay pada Mei 27, 2011, 10:54:53 PM
sy kasi nb deh biar ga ada kesalahpahaman

nb:
*semoga keimanan anda tidak terganggu dengan tulisan ini
*oh ya sebagai tambahan, mereka menulis Tuhan versi di atas bukan berarti mereka mengimani dan memujanya, tak lebih dari sekedar parodi sindiran konsep God of the gaps dan pertanyaan2 mereka tentang Tuhan yang tak kunjung terjawab
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: semut-ireng pada Mei 28, 2011, 08:09:03 AM
itu ya konsep tuhannya mereka ?  hehehe .......... :D
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: MonDay pada Mei 28, 2011, 10:01:56 AM
Kutip dari: semut-ireng pada Mei 28, 2011, 08:09:03 AM
itu ya konsep tuhannya mereka ?  hehehe .......... :D
atheis tidak percaya Tuhan, jd bs dipahami apa yg sy maksud dgn 'Atheis God'
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Mei 28, 2011, 10:05:36 AM
*Tuh, ada asbuner yang langsung makan umpan... ::)


Kutip dari: MonDay pada Mei 27, 2011, 10:31:58 PM
haaah misunderstanding ni, sy tau koq itu sindiran sj
Kesalahan terbesar anda adalah mencantumkan gambar para loli untuk mewakili GoEL.
Seperti kubilang: Tidak ada satu ilustrasi pun yang bisa mewakili keimutan GoEL  8)
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: semut-ireng pada Mei 28, 2011, 10:57:24 AM
Kutip dari: MonDay pada Mei 28, 2011, 10:01:56 AM
atheis tidak percaya Tuhan, jd bs dipahami apa yg sy maksud dgn 'Atheis God'

mereka tidak percaya Tuhan,  tapi bicara tentang Goddess of Eternal Loli,  manusia ibarat boneka,  sama juga dengan boneka seperti wayang golek gitu ya,  atau boneka lain yang terbuat dari kulit,  tepatnya wayang kulit.

wayang kulit juga tergantung Ki Dalangnya,  kok mirip ya  ??  Dari mana sih asalnya wayang kulit ? :D
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Mei 28, 2011, 02:27:00 PM
AFAIK, the only GoELis here is me, and I'm agnostic, not atheist.

Can expect nothing from idiot asbuner ::)
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: rafek pada Mei 28, 2011, 05:32:55 PM
Mungkin lebih tepatnya konsep Tuhan para theis menurut sudut pandang atheis. Btw, selain yg telah disebutkan di atas, apa masih ada lagi? Jadi penasaran. :)
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Mei 28, 2011, 08:24:28 PM
Yang disebut TS bukanlah konsep Tuhan versi atheis, melainkan sindiran untuk konsep God of the gap yang sering digunakan theis. Sindiran macam itu biasa diguankan atheis maupun agnostik, untuk menunjukkan bahwa konsep God of the gap itu nirmakna.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: rafek pada Mei 28, 2011, 11:49:31 PM
Saya juga tahu, tapi kata tsb bisa menimbulkan miskonsepsi. Secara pribadi, saya juga tidak percaya konsep god of the gaps.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: semut-ireng pada Mei 29, 2011, 07:01:23 AM
Saya melihatnya TS bermaksud baik menjelaskan istilah2 yang sering digunakan di kalangan atheis,  Goddess of Eternal Loli dll,  tapi gak salah kalo ada yang mengartikan judul topik Atheis God itu sindiran untuk atheis.

TS orang beragama,  tidak mungkin dia membuat thread menyindir agamanya sendiri.

Bagimu tuhanmu dan agamamu,  bagiku TuhanKu dan agamaku.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Mei 29, 2011, 07:43:48 AM
Jadi inget ada yang pernah berdebat bahwa semua agama adalah tuhannya sama, menurut saya, tiap agama bisa berbeda tuhannya, sindirian atheis atau agnostik untuk theis kalau dilihat dari ranah kepercayaan maka tidak bisa atheis atau agnostik melakukan sindiran semacam itu dalam lingkup ideologi multikultralisme, karena tiap agama punya tuhannya sendiri, jika misal atheis tidak percaya kepada Tuhan maka itu adalah hak dia, tapi dia tidak bisa melakukan sindiran, karena kepercayaan adalah ranah privacy, ranah pribadi, walaupun dapat diberitakan kepercayaannya ke orang lain asal tidak memaksa.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Mei 29, 2011, 10:39:47 AM
Kutip dari: familycode pada Mei 29, 2011, 07:43:48 AM
Jadi inget ada yang pernah berdebat bahwa semua agama adalah tuhannya sama, menurut saya, tiap agama bisa berbeda tuhannya, sindirian atheis atau agnostik untuk theis kalau dilihat dari ranah kepercayaan maka tidak bisa atheis atau agnostik melakukan sindiran semacam itu dalam lingkup ideologi multikultralisme, karena tiap agama punya tuhannya sendiri, jika misal atheis tidak percaya kepada Tuhan maka itu adalah hak dia, tapi dia tidak bisa melakukan sindiran, karena kepercayaan adalah ranah privacy, ranah pribadi, walaupun dapat diberitakan kepercayaannya ke orang lain asal tidak memaksa.
Masalahnya adalah kapan non-theis melakukan sindiran tadi. Sindiran tadi sejatinya bukan menyerang iman theis. Tapi saat ada permasalahan, dan theis mencoba menjawabnya, seringkali sudah melampaui ranah iman semata (misal dalam menjawab permasalahan sains), maka sindiran itu akan keluar.

Misal saat mencoba menjelaskan asal kehidupan, asal manusia, atau asal alam semesta, theis seringkali mengklaim: 'segala sesuatu pasti ada pencipta', dan 'kalau bukan Tuhan, siapa lagi?'

Misal kasus di forum tetangga:
T: Segala sesuatu pasti ada pencipta, dan pencipta itu adalah Tuhan
NT: Apa bukti kalau Tuhan yang menciptakan?
T: Kalau bukan Tuhan, siapa lagi?
P: GoEL
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Mei 29, 2011, 11:50:01 AM
Kutip dari: Pi-One pada Mei 29, 2011, 10:39:47 AM
Masalahnya adalah kapan non-theis melakukan sindiran tadi. Sindiran tadi sejatinya bukan menyerang iman theis. Tapi saat ada permasalahan, dan theis mencoba menjawabnya, seringkali sudah melampaui ranah iman semata (misal dalam menjawab permasalahan sains), maka sindiran itu akan keluar.

Misal saat mencoba menjelaskan asal kehidupan, asal manusia, atau asal alam semesta, theis seringkali mengklaim: 'segala sesuatu pasti ada pencipta', dan 'kalau bukan Tuhan, siapa lagi?'

Misal kasus di forum tetangga:
T: Segala sesuatu pasti ada pencipta, dan pencipta itu adalah Tuhan
NT: Apa bukti kalau Tuhan yang menciptakan?
T: Kalau bukan Tuhan, siapa lagi?
P: GoEL
Jika konteksnya terlepas dari disiplin ilmu tertentu, kenapa tidak dijawab dengan mengatakan bahwa setiap orang punya kepercayaan masing-masing, jika anda mengatakan tidak percaya karena belum atau tidak pernah melihat sehingga artinya anda percaya logika empirisnya semata yang melihat ada maka percaya dalam hal tersebut, kalau mereka percaya itu sebagai suatu bentuk iman maka itu bukan masalahkan. Masalah kita tidak mempercayai atau tidak itu kembali ke diri masing-masing, seperti anda percaya adanya reinkanasi, itu kepercayaan anda yang sebenarnya dapat saja disampaikan ke orang lain, terlepas orang lain mau percaya atau tidak.

Jika sudah masuk disiplin ilmu tertentu maka itu dapat beda lagi kalau misal sudah masuk ranah disiplin ilmu fisika, yang theis juga rasanya tidak mungkin menjawab soal fisika dengan jawaban agamakan, karena tentu dapat disalahkan dengan guru fisika. Kalau saya lihat, ini hanya masalah bagaimana orang dapat saling memahami dan memberikan pemahaman.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: imi pada Mei 29, 2011, 01:47:46 PM
"Jika sudah masuk disiplin ilmu tertentu maka itu dapat beda lagi kalau misal sudah masuk ranah disiplin ilmu fisika, yang theis juga rasanya tidak mungkin menjawab soal fisika dengan jawaban agamakan, karena tentu dapat disalahkan dengan guru fisika."

Maaf, agama itu bukan untuk menjelaskan fenomena.
Allah memberikan sebagian kecil ilmu-Nya melalui ayat qauliyah dan ayat kauniyah. Ayat kauniyah ini terdapat di alam semesta, meliputi fenomena-fenomena alam (tidak hanya fisika).
Kita bisa lihat, fenomena yang dijelaskan oleh seorang ilmuwan atau filosof bisa saja salah, berubah abad akan ada perbaikan dari ilmuwan selanjutnya. Contohnya Aristoteles yang mengatakan teori geosentrisnya kemudian digantikan menjadi teori heliosentris (untuk cakupan tata surya saja). Namun, ayat-ayat Allah akan tetap tidak berubah. Ayat kauniyah ini sangat berarti bagi kaum yang berpikir, contohnya para ilmuwan yang memiliki kerendahan hati (tidak dibutakan kecerdasannya) akan mempercayai bahwa yang menciptakan alam semesta beserta isinya adalah Dzat yang Maha Kuasa dan hanya ada satu, Tuhan Yang Maha Esa.
Hanya meluruskan pemahaman seorang atheis tanpa mencoba memaksakan kepercayaan yang saya anut.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Mei 29, 2011, 02:13:40 PM
Kutip dari: imi pada Mei 29, 2011, 01:47:46 PM
Maaf, agama itu bukan untuk menjelaskan fenomena.
Coba anda lihat objek kasusnya, itu adalah misalkan dalam contoh yang saya sampaikan yang untuk menjawab misalkan dari si pi-one.
KutipMisal saat mencoba menjelaskan asal kehidupan, asal manusia, atau asal alam semesta, theis seringkali mengklaim: 'segala sesuatu pasti ada pencipta', dan 'kalau bukan Tuhan, siapa lagi?'
Dari objek kasus itu saya mencoba membagi 2 hal.
1. Jika berdasarkan terlepas dari konteks disiplin ilmu tertentu
2. Jika dalam konteks ilmu tertentu
Jadi anda bilang agama bukan untuk menjelaskan fenomena maka anda lihat kasus yang disampaikan, lihat konteksnya apa.

Kutip dari: imi pada Mei 29, 2011, 01:47:46 PM
Allah memberikan sebagian kecil ilmu-Nya melalui ayat qauliyah dan ayat kauniyah. Ayat kauniyah ini terdapat di alam semesta, meliputi fenomena-fenomena alam (tidak hanya fisika).
Tadi katanya bukan untuk menjelaskan fenomena, kok jadi paradoks yang anda katakan.

Kutip dari: imi pada Mei 29, 2011, 01:47:46 PM
Kita bisa lihat, fenomena yang dijelaskan oleh seorang ilmuwan atau filosof bisa saja salah, berubah abad akan ada perbaikan dari ilmuwan selanjutnya. Contohnya Aristoteles yang mengatakan teori geosentrisnya kemudian digantikan menjadi teori heliosentris (untuk cakupan tata surya saja). Namun, ayat-ayat Allah akan tetap tidak berubah.
Ayat kauniyah ini sangat berarti bagi kaum yang berpikir, contohnya para ilmuwan yang memiliki kerendahan hati (tidak dibutakan kecerdasannya) akan mempercayai bahwa yang menciptakan alam semesta beserta isinya adalah Dzat yang Maha Kuasa dan hanya ada satu, Tuhan Yang Maha Esa.
Ini menurut agama anda? Apakah anda yakin penganut Budha juga berpikir sama dengan anda?

Kutip dari: imi pada Mei 29, 2011, 01:47:46 PM
Hanya meluruskan pemahaman seorang atheis tanpa mencoba memaksakan kepercayaan yang saya anut.
Pemahaman atheis memang bagaimana? Di atas anda menjelaskan tentang kepercayaan yang anda anutkan, kok jadi ga jelas begini?
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Mei 29, 2011, 10:46:52 PM
Kutip dari: familycode pada Mei 29, 2011, 11:50:01 AM
Jika konteksnya terlepas dari disiplin ilmu tertentu, kenapa tidak dijawab dengan mengatakan bahwa setiap orang punya kepercayaan masing-masing, jika anda mengatakan tidak percaya karena belum atau tidak pernah melihat sehingga artinya anda percaya logika empirisnya semata yang melihat ada maka percaya dalam hal tersebut, kalau mereka percaya itu sebagai suatu bentuk iman maka itu bukan masalahkan. Masalah kita tidak mempercayai atau tidak itu kembali ke diri masing-masing, seperti anda percaya adanya reinkanasi, itu kepercayaan anda yang sebenarnya dapat saja disampaikan ke orang lain, terlepas orang lain mau percaya atau tidak.

Jika sudah masuk disiplin ilmu tertentu maka itu dapat beda lagi kalau misal sudah masuk ranah disiplin ilmu fisika, yang theis juga rasanya tidak mungkin menjawab soal fisika dengan jawaban agamakan, karena tentu dapat disalahkan dengan guru fisika. Kalau saya lihat, ini hanya masalah bagaimana orang dapat saling memahami dan memberikan pemahaman.
Sori, tapi 'melihat' bukan satu-satunya metode pembuktian. Karena jika begitu, orang buta tak akan bisa membuktikan apapun.

Bahkan untuk percaya pun kita memerlukan alasan, termasuk untuk menghapus keraguan. Entah apa dasar theis percaya, tapi jka disuruh percaya semata karena 'itu dari Tuhan' atau 'itu ada di kitab suci' atau 'itu dipercaya mayoritasorang', bagiku itu bukan alasan untuk percaya.

Sebaiknya anda tahu dulu kapan theis mencetuskan God of the gap, dan kapan non-theis menanggapinya. Biasa justru theis yang mencoba meyakinkan non-theis dengan konsep God of the gap, baru non-theis menanggapinya denan sindiran tadi.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Mei 30, 2011, 07:28:43 AM
Kutip dari: Pi-One pada Mei 29, 2011, 10:46:52 PM
Sori, tapi 'melihat' bukan satu-satunya metode pembuktian. Karena jika begitu, orang buta tak akan bisa membuktikan apapun.
Disini arti melihat yang saya maksud adalah sebagai salah satu indera untuk metode pendekatan pembuktian, ini hanya contoh, jika tidak punya mata masih ada indera lain untuk melakukan metode pendekatan pembuktian, intinya bukan berarti mata adalah satu-satunya metode pendekatan pembuktian, masih ada indera lain untuk melakukan metode pendekatan pembuktian terhadap suatu hal.

Kutip dari: Pi-One pada Mei 29, 2011, 10:46:52 PM
Bahkan untuk percaya pun kita memerlukan alasan, termasuk untuk menghapus keraguan. Entah apa dasar theis percaya, tapi jka disuruh percaya semata karena 'itu dari Tuhan' atau 'itu ada di kitab suci' atau 'itu dipercaya mayoritasorang', bagiku itu bukan alasan untuk percaya.
Percaya apakah pasti dan harus memerlukan alasan yang obyektif? bukankah dasarnya manusia itu bukan mahluk rasional, manusia menggunakan berbagai pengetahuannya untuk dirinya, termasuk untuk kepuasan batin, lagi pula theis percaya pada teori penciptaan salah satunya sudah banyak disampaikan yang lain, contohnya bahwa dunia ini begitu sangat teratur, tidak mungkin tiba-tiba muncul begitu saja tanpa ada pencipta, maka sangat wajar para theis jika menggunakan alasan tersebut, dalam ideologi multikultur kalau misalkan anda tidak setuju maka anda dapat melakukan dengan mengatakan alasannya yang dimana jika ahkirnya tidak ada kesepakatan ya cukup tinggal mengatakan yang intinya ya kembali kepada kepercayaan masing-masingkan?

Kutip dari: Pi-One pada Mei 29, 2011, 10:46:52 PM
Sebaiknya anda tahu dulu kapan theis mencetuskan God of the gap, dan kapan non-theis menanggapinya. Biasa justru theis yang mencoba meyakinkan non-theis dengan konsep God of the gap, baru non-theis menanggapinya denan sindiran tadi.
Apa yang salah theis yang mencoba meyakinkan non-theis dengan konsep apa yang dia percaya, bukankah didunia ini semua orang berusaha saling mempengaruhi, asal tidak memaksa dan tidak mengancam kebersamaan ya tidak masalahkan, mengancam kebersamaan maksudnya seperti menjadi teroris (ajakan bom bunuh diri), disini jelas jika mereka percaya itu sebagai suatu bentuk iman maka itu bukan masalah. Masalah ada yang tidak mempercayai atau tidak itu kembali ke diri masing-masing, Berbeda halnya dengan  sindiran, jika dapat melukai suatu kepercayaan tertentu apakah tindakan itu sudah sesuai dengan ideologi multikultur, kan itu pertanyaannya, karena itu saya bilang ini hanya masalah bagaimana orang dapat saling memahami dan memberikan pemahaman.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Mei 30, 2011, 08:12:53 AM
Kutip dari: familycode pada Mei 30, 2011, 07:28:43 AM
Disini arti melihat yang saya maksud adalah sebagai salah satu indera untuk metode pendekatan pembuktian, ini hanya contoh, jika tidak punya mata masih ada indera lain untuk melakukan metode pendekatan pembuktian, intinya bukan berarti mata adalah satu-satunya metode pendekatan pembuktian, masih ada indera lain untuk melakukan metode pendekatan pembuktian terhadap suatu hal.
Bisa dibilang diperlukan 'alasan' untuk percaya, dan pembuktian untuk menepis keraguan. Bukan sekedar percaya.

Kutip dari: familycode pada Mei 30, 2011, 07:28:43 AMPercaya apakah pasti dan harus memerlukan alasan yang obyektif? bukankah dasarnya manusia itu bukan mahluk rasional, manusia menggunakan berbagai pengetahuannya untuk dirinya, termasuk untuk kepuasan batin, lagi pula theis percaya pada teori penciptaan salah satunya sudah banyak disampaikan yang lain, contohnya bahwa dunia ini begitu sangat teratur, tidak mungkin tiba-tiba muncul begitu saja tanpa ada pencipta, maka sangat wajar para theis jika menggunakan alasan tersebut, dalam ideologi multikultur kalau misalkan anda tidak setuju maka anda dapat melakukan dengan mengatakan alasannya yang dimana jika ahkirnya tidak ada kesepakatan ya cukup tinggal mengatakan yang intinya ya kembali kepada kepercayaan masing-masingkan?
Nah, ini yang disebut konsep God of the gap. Dunia begitu teratur, tidak mungkin muncul tiba-tiba, pasti ada pencipta dsb. Di sini theis mengisi ketidaktahuan mereka dengan variabel yang disebut Tuhan, tapi tidak pernah membuktikan peranan Tuhan sebagai pencipta. Mereka hanya percaya. Di sanalah variabel itu bsia diganti sesuka hati tanpa mengubah nilai kalimatnya.

Kutip dari: familycode pada Mei 30, 2011, 07:28:43 AMApa yang salah theis yang mencoba meyakinkan non-theis dengan konsep apa yang dia percaya, bukankah didunia ini semua orang berusaha saling mempengaruhi, asal tidak memaksa dan tidak mengancam kebersamaan ya tidak masalahkan, mengancam kebersamaan maksudnya seperti menjadi teroris (ajakan bom bunuh diri), disini jelas jika mereka percaya itu sebagai suatu bentuk iman maka itu bukan masalah. Masalah ada yang tidak mempercayai atau tidak itu kembali ke diri masing-masing, Berbeda halnya dengan  sindiran, jika dapat melukai suatu kepercayaan tertentu apakah tindakan itu sudah sesuai dengan ideologi multikultur, kan itu pertanyaannya, karena itu saya bilang ini hanya masalah bagaimana orang dapat saling memahami dan memberikan pemahaman.
Tidak ada yang salah, sebagaimana tidak ada salahnya non-theis menolak dogma yang ditawarkan theis tersebut. Theis merasa mengajak non-theis melakukan hal yang baik, di sisi lain mereka sadar atau tidak sadar menempatkan diri mereka lebih tinggi, lebih baik, dan memandang non-theis sebagai makhluk tersesat yang harus diarahkan ke 'jalan yang benar' versi mereka. Justru karena itu, theis tidak merasa slah atau tidak sadar sudah merendahkan non-theis, langsung atau tidak langsung. Jika dalam kondisi itu sekedar dibalas sindiran atas konsep God of the gap yang theis tawarkan, begitu burukkah?
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Mei 30, 2011, 11:17:35 AM
Kutip dari: Pi-One pada Mei 30, 2011, 08:12:53 AM
Bisa dibilang diperlukan 'alasan' untuk percaya, dan pembuktian untuk menepis keraguan. Bukan sekedar percaya.
Seseorang mempercayai itu bisa banyak faktor, contoh seorang beragama percaya kepada kitabnya, tentu pertama kali diperkenalkan agama oleh orang yang dekat dengan kita waktu kecil dan secara umum adalah keluarga, dari situ kita mengenal Tuhan, kita dapat berpikir bahwa tidak mungkin begitu sempurna tanpa ada penciptanya, dalam Alkitab, dunia ini diciptakan oleh Tuhan, dalam agama kristen ada ajaran kasih dan sebagainya, disini akumuasi yang ada tentu tidak hanya satu faktor tapi akumulasi faktor-faktor yang membuat kita semakin percaya, jadi alasan banyaknya faktor itu sudah lebih dari cukup untuk percaya dan ini ranah pribadi, percaya dan memberitahukan ke yang lain adalah dapat sebagai ungkapan iman.

Kutip dari: Pi-One pada Mei 30, 2011, 08:12:53 AM
Bisa dibilang diperlukan 'alasan' untuk percaya, dan pembuktian untuk menepis keraguan. Bukan sekedar percaya.
Nah, ini yang disebut konsep God of the gap. Dunia begitu teratur, tidak mungkin muncul tiba-tiba, pasti ada pencipta dsb. Di sini theis mengisi ketidaktahuan mereka dengan variabel yang disebut Tuhan, tapi tidak pernah membuktikan peranan Tuhan sebagai pencipta. Mereka hanya percaya. Di sanalah variabel itu bsia diganti sesuka hati tanpa mengubah nilai kalimatnya.
Bukannya manusia itu mempunyai kepercayaannya sendiri-sendiri dan bebas menentukan apa yang dipercaya, jika anda merasa terhegemoni oleh yang namanya agama theis, maka bukan berarti dapat melakukan sindiran yang dapat melukaikan kepercayaan orang lainkan dalam konteks berada dalam lingkup ideologi multikultur, contoh anda tidak setuju dengan hegemoni suatu hal bukankah lebih baik mencari cara bagaimana agar saling memahami kedua kepercayaan berbeda, sehingga ahkirnya disimpulkan lebih baik dikembalikan kepada kepercayaan masing-masing.

Kutip dari: Pi-One pada Mei 30, 2011, 08:12:53 AM
Tidak ada yang salah, sebagaimana tidak ada salahnya non-theis menolak dogma yang ditawarkan theis tersebut. Theis merasa mengajak non-theis melakukan hal yang baik, di sisi lain mereka sadar atau tidak sadar menempatkan diri mereka lebih tinggi, lebih baik, dan memandang non-theis sebagai makhluk tersesat yang harus diarahkan ke 'jalan yang benar' versi mereka. Justru karena itu, theis tidak merasa slah atau tidak sadar sudah merendahkan non-theis, langsung atau tidak langsung. Jika dalam kondisi itu sekedar dibalas sindiran atas konsep God of the gap yang theis tawarkan, begitu burukkah?
Jangankan theis dengan non theis, satu pemeluk agama X dengan pemeluk agama Y, mungkin ada yang merasa terhegemoni, contoh agama X adalah mayoritas, agama Y adalah minoritas, tentu hal seperti itu ada pemeluk agama Y merasa terhegemoni walaupun kadang ada yang tidak ingin mengakui yang dapat dengan berbagai alasan, disini juga sama, non theis yang merasa terhegemoni oleh theis mungkin dapat mencoba menempatkan diri seperti agama Y yang minoritas yang sama terhegemoninya walaupun ini bukan keharusan seperti itu, contoh ada tempat ibadah agama Y didirusak dan dibakar, tapi tetap berusaha untuk tidak membalas. Mungkin itu yang dapat dijadikan refleksi
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: semut-ireng pada Mei 30, 2011, 11:20:44 AM
Kutip dari: Pi-One pada Mei 30, 2011, 08:12:53 AM
Bisa dibilang diperlukan 'alasan' untuk percaya, dan pembuktian untuk menepis keraguan. Bukan sekedar percaya.

Mereka yang beriman kepada Tuhan,  dan kemudian mendaki anak tangga keimanan,  mereka sudah menemukan bukti2 yang mana semakin memperkuat kadar keimanannya.   Dan mereka tidak punya kewajiban menjelaskan bukti2 tersebut kepada mereka yang tidak beriman.

Sama juga dengan Pi One mengaku sudah bertemu dengan UFO,  lalu yakin bahwa UFO itu ada,  dan lalu bilang misalnya,  persetan dengan mereka yang gak percaya adanya UFO !
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Mei 30, 2011, 08:13:07 PM
Kutip dari: familycode pada Mei 30, 2011, 11:17:35 AM
Seseorang mempercayai itu bisa banyak faktor, contoh seorang beragama percaya kepada kitabnya, tentu pertama kali diperkenalkan agama oleh orang yang dekat dengan kita waktu kecil dan secara umum adalah keluarga, dari situ kita mengenal Tuhan, kita dapat berpikir bahwa tidak mungkin begitu sempurna tanpa ada penciptanya, dalam Alkitab, dunia ini diciptakan oleh Tuhan, dalam agama kristen ada ajaran kasih dan sebagainya, disini akumuasi yang ada tentu tidak hanya satu faktor tapi akumulasi faktor-faktor yang membuat kita semakin percaya, jadi alasan banyaknya faktor itu sudah lebih dari cukup untuk percaya dan ini ranah pribadi, percaya dan memberitahukan ke yang lain adalah dapat sebagai ungkapan iman.
Bagi theis mungkin berlaku demikian. Bagi non theis, tidak cukup hanya karna itu ada di kitab suci lalu iman yang berperan. Anda bicara akumulasi untuk percaya, tapi jika bicara tentang non-theis, maka kita bicara akumulasi untuk tak percaya.

Kutip dari: familycode pada Mei 30, 2011, 11:17:35 AMBukannya manusia itu mempunyai kepercayaannya sendiri-sendiri dan bebas menentukan apa yang dipercaya, jika anda merasa terhegemoni oleh yang namanya agama theis, maka bukan berarti dapat melakukan sindiran yang dapat melukaikan kepercayaan orang lainkan dalam konteks berada dalam lingkup ideologi multikultur, contoh anda tidak setuju dengan hegemoni suatu hal bukankah lebih baik mencari cara bagaimana agar saling memahami kedua kepercayaan berbeda, sehingga ahkirnya disimpulkan lebih baik dikembalikan kepada kepercayaan masing-masing.
Non-theis tidak mempermasalahkan theis mau percaya apa. Sindiran terhadap God of the gap adalah jawaban non-theis saat theis mencoba menggunakan konsep God of the gap untuk meyakinkan non-theis. Jika theis tidak bisa menanggapinya, mereka takkan bisa meyakinkan non-theis.

Kutip dari: familycode pada Mei 30, 2011, 11:17:35 AMJangankan theis dengan non theis, satu pemeluk agama X dengan pemeluk agama Y, mungkin ada yang merasa terhegemoni, contoh agama X adalah mayoritas, agama Y adalah minoritas, tentu hal seperti itu ada pemeluk agama Y merasa terhegemoni walaupun kadang ada yang tidak ingin mengakui yang dapat dengan berbagai alasan, disini juga sama, non theis yang merasa terhegemoni oleh theis mungkin dapat mencoba menempatkan diri seperti agama Y yang minoritas yang sama terhegemoninya walaupun ini bukan keharusan seperti itu, contoh ada tempat ibadah agama Y didirusak dan dibakar, tapi tetap berusaha untuk tidak membalas. Mungkin itu yang dapat dijadikan refleksi
Dan sekali lagi, konsep-konsep seperti FSM dsb adalah sekedar tanggapan non-theis saat theis mencoba menggunakan konsep God of the gap untuk meyakinkan mereka. Jika theis tidak mengusik mereka, non theis umumnya takkan berbuat apa-apa. Toh non-theis tidak mendapat keuntungan apa-apa meski theis kehilangan keyakinan.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: MonDay pada Mei 31, 2011, 12:05:19 AM
Beberapa alasan mengapa mereka pada akhirnya memilih menjadi atheis

Kutip
1. Agama mengklaim mempunyai pengetahuan absolut yang tidak mungkin salah. Klaim seperti itu jelas berbahaya. Hal ini akan membawa pada pengambilan keputusan yang ngawur tanpa didasari fakta dan menafikan setiap pemahaman baru. Apa yang dibilang kitab suci meski dikarang ribuan tahun lalu saat manusia masih menaiki kuda dianggap absolut benar hingga titik-komanya.



2. Agama menghambat perkembangan akal yang akhirnya akan menghambat perkembangan peradaban. Jika kitab suci bilang A, tidak boleh ada perdebatan. Akal dan inovasi mesti dikalahkan.



3. Agama menghalangi perkembangan sains. Jika tidak karena agama mungkin pesawat jet sudah ditemukan 1000 tahun lalu. Tapi lihatlah kenyataannya. Galileo yang berpendapat bumi mengelilingi matahari mesti mendapat ancaman hukuman mati karena berbeda pendapat dengan otoritas agama.



4. Agama tidak sesuai dengan realitas, dengan menunjukkan hal salah sebagai sesuatu yang tepat. Matahari mengelilingi bumi, manusia merupakan keturunan Adam, banjir Nuh, merupakan beberapa contoh dari mitos-mitos agama yang tidak sesuai fakta.



5. "Konflik terhadap realitas" hanya akan berujung pada rasa frustrasi. Orang beragama mengalami stress sebab bukti riil banyak yang bertentangan dengan kepercayaan mereka.

Salah satu contoh: orang beragama percaya ada kehidupan yang lebih baik setelah mati. Namun kenyataannya, tak ada seorang pun yang bersedia cepat-cepat mati. Mereka masih tetap takut akan kematian. Ini menunjukkan, kepercayaan agama sebenarnya tidak mampu menenangkan jiwa mereka.



6. Agama menjadikan manusia terkotak-kotak. Pengkotakan yang umumnya diiringi kebencian kepada yang berbeda. Pengkotakan ini selalu diwariskan dari generasi ke generasi, seperti virus komputer yang semakin menyebar. Manusia mesti dihargai dan dinilai karena kualitas kemanusiaan mereka, bukan karena agamanya. Agama justru menyalahi fitrah manusia.



7. Agama menjadi penghambat kehidupan demokrasi, kebebasan berpendapat, dan perkembangan masyarakat. Agama tak boleh dikritisi jika tak ingin membuat pemeluknya marah. Mereka marah karena sesungguhnya sadar, kepercayaan mereka tak lebih baik dari dongeng peri dan dewa-dewi. Perilaku agresif merupakan manifestasi dari rasa tidak percaya diri itu sendiri.

sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=8581869

atheis sering dicap sombong karena meniadakan kuasa Tuhan
dimana seorang theis seharusnya juga berkaca, theis sering menyombongkan Tuhannya (agamanya), sesuatu yang bahkan theis belum tentu mengenali dan memahaminya

kaum atheis justru kebanyakan lebih mengetahui dan mendalami agama dibanding theis *hasil survey di AS
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: semut-ireng pada Mei 31, 2011, 06:21:15 AM
dan oleh karena itu mereka memilih  Goddess of Eternal Loli sebagai tuhannya.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: imaginary_number pada Mei 31, 2011, 10:07:55 AM
Kutip dari: familycode pada Mei 29, 2011, 07:43:48 AM
Jadi inget ada yang pernah berdebat bahwa semua agama adalah tuhannya sama, menurut saya, tiap agama bisa berbeda tuhannya, sindirian atheis atau agnostik untuk theis kalau dilihat dari ranah kepercayaan maka tidak bisa atheis atau agnostik melakukan sindiran semacam itu dalam lingkup ideologi multikultralisme, karena tiap agama punya tuhannya sendiri, jika misal atheis tidak percaya kepada Tuhan maka itu adalah hak dia, tapi dia tidak bisa melakukan sindiran, karena kepercayaan adalah ranah privacy, ranah pribadi, walaupun dapat diberitakan kepercayaannya ke orang lain asal tidak memaksa.
ya tiap agama bs berbeda Tuhannya.
tetapi bila sang pencipta itu ada, maka pencipta itu hanyalah satu. Tuhan yang menciptakan hanyalah dan saya hanyalah satu. (Kecuali bila anda bisa membuktikan bila dalam proses penciptaan Tuhan berkolaborasi :lol). Tapi seperti apakah Tuhan ? Bagaimana sifat2nya? itu yang menjadi pertanyaan, saya tidak memiliki cukup pengetahuan akan hal itu
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Mei 31, 2011, 10:43:58 AM
Kutip dari: imaginary_number pada Mei 31, 2011, 10:07:55 AM
ya tiap agama bs berbeda Tuhannya.
tetapi bila sang pencipta itu ada, maka pencipta itu hanyalah satu. Tuhan yang menciptakan hanyalah dan saya hanyalah satu. (Kecuali bila anda bisa membuktikan bila dalam proses penciptaan Tuhan berkolaborasi :lol). Tapi seperti apakah Tuhan ? Bagaimana sifat2nya? itu yang menjadi pertanyaan, saya tidak memiliki cukup pengetahuan akan hal itu
Dalam konteks sudah banyak agama untuk agar tidak saling menyerang makanya dibuat istilah bahwa tiap agama bisa berbeda tuhannya, disini terasa lebih pas kalau memisahkan pada kriteria seperti apa tuhannya itu dikatakan berbeda dan pada kriteria apa dapat dikatakan sama yang dimana terlepas dari hal itu secara realitas Tuhan pecipta alam semesta hanya satu.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Mei 31, 2011, 05:31:22 PM
......

Hm, sebagai pencetus, juga satu-satunya GoELis, apa sekalian aku ajukan copyright dan trademark atas 'Goddess of Eternal Loli' ya? Kalau gak, bakal dipakai seenak udel dalam tafsiran idiot si asbuner...
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Mei 31, 2011, 06:20:05 PM
Kutip dari: Pi-One pada Mei 30, 2011, 08:13:07 PM
Bagi theis mungkin berlaku demikian. Bagi non theis, tidak cukup hanya karna itu ada di kitab suci lalu iman yang berperan. Anda bicara akumulasi untuk percaya, tapi jika bicara tentang non-theis, maka kita bicara akumulasi untuk tak percaya.
Tidak ada paksaan untuk percaya bahwa dunia ini diciptakan.

Kutip dari: Pi-One pada Mei 30, 2011, 08:13:07 PM
Non-theis tidak mempermasalahkan theis mau percaya apa. Sindiran terhadap God of the gap adalah jawaban non-theis saat theis mencoba menggunakan konsep God of the gap untuk meyakinkan non-theis. Jika theis tidak bisa menanggapinya, mereka takkan bisa meyakinkan non-theis.
Jika anda melakukan itu maka yang ada adalah dapat debat kusir, contoh anda dengan si semut, mengatakan  God of the gap adalah tuhannya atheis, sindiran dibalas sindiran, maka kapan selesainya?

Kutip dari: Pi-One pada Mei 30, 2011, 08:13:07 PM
Dan sekali lagi, konsep-konsep seperti FSM dsb adalah sekedar tanggapan non-theis saat theis mencoba menggunakan konsep God of the gap untuk meyakinkan mereka. Jika theis tidak mengusik mereka, non theis umumnya takkan berbuat apa-apa. Toh non-theis tidak mendapat keuntungan apa-apa meski theis kehilangan keyakinan.
Mengusik dalam arti bagaimana? Setahu saya orang bebas mengungkapkan imannya kepada orang lain asal tidak memaksa, orang bebas menyebarkan apa yang dipercaya asal tidak memaksa dan tidak mengancam kebersamaan ya tidak masalahkan, mengancam kebersamaan maksudnya seperti menjadi teroris (ajakan bom bunuh diri).

Intinya kalau sindiran dibalas sindiran maka dapat tidak ada habisnya, lebih baik mencari cara bagaimana agar dapat saling memahami.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Mei 31, 2011, 08:11:53 PM
Kutip dari: familycode pada Mei 31, 2011, 06:20:05 PM
Tidak ada paksaan untuk percaya bahwa dunia ini diciptakan.
Ini bukan soal paksaan untuk percaya, ini soal 'reason to believe'.

Kutip dari: familycode pada Mei 31, 2011, 06:20:05 PMJika anda melakukan itu maka yang ada adalah dapat debat kusir, contoh anda dengan si semut, mengatakan  God of the gap adalah tuhannya atheis, sindiran dibalas sindiran, maka kapan selesainya?
Mengusik dalam arti bagaimana? Setahu saya orang bebas mengungkapkan imannya kepada orang lain asal tidak memaksa, orang bebas menyebarkan apa yang dipercaya asal tidak memaksa dan tidak mengancam kebersamaan ya tidak masalahkan, mengancam kebersamaan maksudnya seperti menjadi teroris (ajakan bom bunuh diri).
Anda theis, anda tidak pernah merasakan berada di posisi non-theis. Ajakan theis pada non-theis itu macam-macam,mulai yang halus, sekedar mengajukan ayat-ayat, memaksakan iman dalam bahasan non iman, atau yang rada kasar menuduh non-theis itu ini itu (amoral, hedonis dsb). Ada juga yang nebar segala kisah pengakuan (yang kadang lebih mirip kisah komedi saking konyolnya), atau nebar segalaancaman bagi yang tak percaya atau tak meluk agama tertentu...

Kutip dari: familycode pada Mei 31, 2011, 06:20:05 PMIntinya kalau sindiran dibalas sindiran maka dapat tidak ada habisnya, lebih baik mencari cara bagaimana agar dapat saling memahami.
Dibanding segala makian atau cacian dan klaim negatif dari theis sendiri, sindiran terhadap konsep God of the gap masih tergolong tak ada apa-apanya :)
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Mei 31, 2011, 09:49:51 PM
Kutip dari: Pi-One pada Mei 31, 2011, 08:11:53 PM
Ini bukan soal paksaan untuk percaya, ini soal 'reason to believe'.
Percaya karena iman adalah alasan yang cukup, manusia bebas berkepercayaan.

Kutip dari: Pi-One pada Mei 31, 2011, 08:11:53 PM
Anda theis, anda tidak pernah merasakan berada di posisi non-theis. Ajakan theis pada non-theis itu macam-macam,mulai yang halus, sekedar mengajukan ayat-ayat, memaksakan iman dalam bahasan non iman, atau yang rada kasar menuduh non-theis itu ini itu (amoral, hedonis dsb). Ada juga yang nebar segala kisah pengakuan (yang kadang lebih mirip kisah komedi saking konyolnya), atau nebar segala ancaman bagi yang tak percaya atau tak meluk agama tertentu...
Mengapa anda berbicara seakan-akan non-theis mengalami posisi yang paling sulit, sepertinya banyak yang lebih parah dari itu, contohnya tidak perlu saya sebutkan, mulai dari kekerasan dan sebagainya, saya rasa anda tahu sendiri.

Jika ada orang yang menuduh seperti amoral, hedonis dsb, maka coba dicari penyebabnya. bisa saja dia mengatakan seperti itu dikarenakan dia mempunyai teman atau kenalan non-theis seperti itu lalu dasar dia mengatakan itu dari pengalamannya itu.

Mengapa seperti itu? Bukannya dasarnya manusia itu bukan mahluk rasional, secara umum banyak yang suka melakukan generalisir, sehingga lebih baik memberikan pengertian seperti misal belum tentu semua non-theis seperti itu.

Jika memang mau dilihat lebih jauh maka dapat menggunakan pendekatan penelitian apa benar non-theis itu hidupnya amoral dan hedonis? Bisa saja kalau ada yang mau meneliti yang tentu metodenya kuantitatif kan karena menggunakan sample-sample, tentu ini lebih fairkan.

Kembali ke perdebatan, kalau masing-masing fokus untuk berdebat tanpa mencari jalan bagaimana untuk saling memahami dan berahkir ke kepercayaan masing-masing, bukannya ini sama saja debat kusir?

Kutip dari: Pi-One pada Mei 31, 2011, 08:11:53 PM
Dibanding segala makian atau cacian dan klaim negatif dari theis sendiri, sindiran terhadap konsep God of the gap masih tergolong tak ada apa-apanya :)
Dan ada yang mengatakan God of the gap adalah tuhannya non-theis mungkin dianggap tak ada apa-apa yang ahkirnya isinya debat kusir..
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 01, 2011, 12:02:52 PM
Kutip dari: familycode pada Mei 31, 2011, 09:49:51 PM
Percaya karena iman adalah alasan yang cukup, manusia bebas berkepercayaan.
Cukup bagi theis yang dogmatis.

Kutip dari: familycode pada Mei 31, 2011, 09:49:51 PMMengapa anda berbicara seakan-akan non-theis mengalami posisi yang paling sulit, sepertinya banyak yang lebih parah dari itu, contohnya tidak perlu saya sebutkan, mulai dari kekerasan dan sebagainya, saya rasa anda tahu sendiri.
Aku tak bilang non-theis berada di posis paling sulit. Aku hanya mengatakan berdasar pengalaman, non-theis sering diperlakukan tak adil oleh theis. Termasuk mengklaim non-theis=amoral dsb.

Kutip dari: familycode pada Mei 31, 2011, 09:49:51 PMJika ada orang yang menuduh seperti amoral, hedonis dsb, maka coba dicari penyebabnya. bisa saja dia mengatakan seperti itu dikarenakan dia mempunyai teman atau kenalan non-theis seperti itu lalu dasar dia mengatakan itu dari pengalamannya itu.
Nope, dalam sebagian besar kasus yang kutemui, karena sejak dini dia didokrin seperti itu.

Kutip dari: familycode pada Mei 31, 2011, 09:49:51 PMMengapa seperti itu? Bukannya dasarnya manusia itu bukan mahluk rasional, secara umum banyak yang suka melakukan generalisir, sehingga lebih baik memberikan pengertian seperti misal belum tentu semua non-theis seperti itu.
Tidak semua theis seperti itu, karenanya perlakuan pada masing-masing theis juga beda. Apa yang anda lakukan, maka itu pula apa yang anda terima sebagai gantinya.

Kutip dari: familycode pada Mei 31, 2011, 09:49:51 PMJika memang mau dilihat lebih jauh maka dapat menggunakan pendekatan penelitian apa benar non-theis itu hidupnya amoral dan hedonis? Bisa saja kalau ada yang mau meneliti yang tentu metodenya kuantitatif kan karena menggunakan sample-sample, tentu ini lebih fairkan.
Termasuk engara yang tergolong paling rendah tingkat kejahatannya, mayoritas penduduknya theis atau non-theis? :)

Kutip dari: familycode pada Mei 31, 2011, 09:49:51 PMKembali ke perdebatan, kalau masing-masing fokus untuk berdebat tanpa mencari jalan bagaimana untuk saling memahami dan berahkir ke kepercayaan masing-masing, bukannya ini sama saja debat kusir?
Sekali lagi kubilang, pahami dulu dalam konteks apa non-theis mengeluarkan balasan God of the gap tadi. Anda terus bicara panjang lebar, tapi saranku untuk 'memahami' saja tak pernah anda lakukan :)

Kutip dari: familycode pada Mei 31, 2011, 09:49:51 PMDan ada yang mengatakan God of the gap adalah tuhannya non-theis mungkin dianggap tak ada apa-apa yang ahkirnya isinya debat kusir..
Gak masalah. Yang bilang sindiran God of the gap yang dicetuskan non-theis sebagai Tuhannya atheis sama saja mengklaim diri sendiri idiot. Kita punya satu sampelnya... :)
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Juni 01, 2011, 01:25:30 PM
Kutip dari: Pi-One pada Juni 01, 2011, 12:02:52 PM
Aku tak bilang non-theis berada di posis paling sulit. Aku hanya mengatakan berdasar pengalaman, non-theis sering diperlakukan tak adil oleh theis. Termasuk mengklaim non-theis=amoral dsb.
Ya secara umum manusia banyak melakukan tolok ukur suatu hal didasarkan pengalamannnya, bagaimana dengan non-theis yang tidak pernah mengalami seperti bisa kontradiksi dengan apa yang anda alami.

Kutip dari: Pi-One pada Juni 01, 2011, 12:02:52 PM
Nope, dalam sebagian besar kasus yang kutemui, karena sejak dini dia didokrin seperti itu.
Mengapa anda bisa yakin mereka mengatakan itu adalah sebagian besar adalah doktrin? bukan karena faktor lain? atau setidaknya ada gabungan faktor-faktor yang ada walaupun ada doktrinnya juga.

Kutip dari: Pi-One pada Juni 01, 2011, 12:02:52 PM
Tidak semua theis seperti itu, karenanya perlakuan pada masing-masing theis juga beda. Apa yang anda lakukan, maka itu pula apa yang anda terima sebagai gantinya.
Yang itu masih satu konteks, anda melakukan bentuk pemisahan seolah-olah beda konteks, dalam orang melakukan generalisir itu tidak hanya terjadi pada masing-masing theis, tapi bisa terjadi di theis maupun non theis.

Kutip dari: Pi-One pada Juni 01, 2011, 12:02:52 PM
Termasuk engara yang tergolong paling rendah tingkat kejahatannya, mayoritas penduduknya theis atau non-theis? :)
Negara yang penduduknya mayoritas non theis mana yang paling rendah kejahatannya? yakin lebih rendah tingkat kejahatannya jika dibandingkan dengan Vatikan?

Kutip dari: Pi-One pada Juni 01, 2011, 12:02:52 PM
Sekali lagi kubilang, pahami dulu dalam konteks apa non-theis mengeluarkan balasan God of the gap tadi. Anda terus bicara panjang lebar, tapi saranku untuk 'memahami' saja tak pernah anda lakukan :)

Gak masalah. Yang bilang sindiran God of the gap yang dicetuskan non-theis sebagai Tuhannya atheis sama saja mengklaim diri sendiri idiot. Kita punya satu sampelnya... :)

Kita lihat objek contoh yang anda berikan

T: Segala sesuatu pasti ada pencipta, dan pencipta itu adalah Tuhan
NT: Apa bukti kalau Tuhan yang menciptakan?
T: Kalau bukan Tuhan, siapa lagi?
P: GoEL

Disitu anda membuat contoh theis melakukan statement, tapi belum tentu menyerang non-theis, itu bisa saja dia mengatakan sebagai bentuk iman, itu sah-sah sajakan.

Nah saat Non-theis mengatakan GoEL maka tentu penafsiran orang bisa fleksibel, bisa itu sindiran bisa juga bukan di mata yang melihat, jika itu sindiran, maka non-theis apa salah melakukan sindiran juga, jika sudah dalam posisi ini, apakah sindiran hanya milik satu kelompok saja dan yang lain tidak boleh melakukannya juga ? karena ini lingkupnya tidak terikat pada disiplin ilmu tertentukan?

Terlepas dari apa yang terjadi dan ada saling menyindir, debat kusir, mungkin saya lebih tertarik untuk duduk dan menjadi penonton. apakah anda ada berniat untuk membelikan saya satu bungkus popocorn dan satu gelas pepsi?
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 01, 2011, 07:07:31 PM
Kutip dari: familycode pada Juni 01, 2011, 01:25:30 PM
Ya secara umum manusia banyak melakukan tolok ukur suatu hal didasarkan pengalamannnya, bagaimana dengan non-theis yang tidak pernah mengalami seperti bisa kontradiksi dengan apa yang anda alami.
Apa yang anda dapatsesuai apa yang anda lakukan. Seperti kataku, tanggapan non-theis sesuai perilaku theis. Tanggapan mereka terhadap satu theis mungkin beda dengan tanggapan pada theis lain. Itu generalisasi?

Kutip dari: familycode pada Juni 01, 2011, 01:25:30 PMMengapa anda bisa yakin mereka mengatakan itu adalah sebagian besar adalah doktrin? bukan karena faktor lain? atau setidaknya ada gabungan faktor-faktor yang ada walaupun ada doktrinnya juga.
Seperti kataku, pengalaman.Belasan tahu di dunia maya, belasan tahun pulaaku temukan theis yang amat keras mengklaim ini itu terhadap atheis, dan in fact mereka tidak tahu apa-apa tentang atheisme selain dokrin yang tertanam pada mereka sejak dini. beda dengan theis yang bersikap lebih tenang, tidak main klaim.

Kutip dari: familycode pada Juni 01, 2011, 01:25:30 PMYang itu masih satu konteks, anda melakukan bentuk pemisahan seolah-olah beda konteks, dalam orang melakukan generalisir itu tidak hanya terjadi pada masing-masing theis, tapi bisa terjadi di theis maupun non theis.
Seperti kataku, lihat konteks bagaimana tanggapan non-theis terhadap theis yang main klaim dan theis yang toleran. Tanggapan mereka beda,lantas anda masih mengklaim generalisasi?

Kutip dari: familycode pada Juni 01, 2011, 01:25:30 PMNegara yang penduduknya mayoritas non theis mana yang paling rendah kejahatannya? yakin lebih rendah tingkat kejahatannya jika dibandingkan dengan Vatikan?
Sori, sudah lupa datanya. Ini dari debat kisaran 2 tahun lalu di forum tetangga.

Kutip dari: familycode pada Juni 01, 2011, 01:25:30 PMT: Segala sesuatu pasti ada pencipta, dan pencipta itu adalah Tuhan
NT: Apa bukti kalau Tuhan yang menciptakan?
T: Kalau bukan Tuhan, siapa lagi?
P: GoEL

Disitu anda membuat contoh theis melakukan statement, tapi belum tentu menyerang non-theis, itu bisa saja dia mengatakan sebagai bentuk iman, itu sah-sah sajakan.
Makanya, apa anda terlibat dalam debat waktu itu? Ini adalah kasus yang terjadi di forum tetangga, anda harus lihat bahasan awalnya dulu. Bagaimana theis yang mengklaim saat itu menuduh atheis itu goblok, gak berpikir, gak ini itu dan gak ngerti 'logika sederhana' dst. Apa anda tak sadar, kalau P di sana mewakili inisial? :)

Kutip dari: familycode pada Juni 01, 2011, 01:25:30 PMNah saat Non-theis mengatakan GoEL maka tentu penafsiran orang bisa fleksibel, bisa itu sindiran bisa juga bukan di mata yang melihat, jika itu sindiran, maka non-theis apa salah melakukan sindiran juga, jika sudah dalam posisi ini, apakah sindiran hanya milik satu kelompok saja dan yang lain tidak boleh melakukannya juga ? karena ini lingkupnya tidak terikat pada disiplin ilmu tertentukan?
Dalam kasus di atas, ya.lebih parah,theis yang mengklaim waktu itu sudah melakukan insult. :)

Kutip dari: familycode pada Juni 01, 2011, 01:25:30 PMTerlepas dari apa yang terjadi dan ada saling menyindir, debat kusir, mungkin saya lebih tertarik untuk duduk dan menjadi penonton. apakah anda ada berniat untuk membelikan saya satu bungkus popocorn dan satu gelas pepsi?
Nope. Aku tak punya waktu untuk itu :)
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Juni 01, 2011, 09:26:57 PM
Kutip dari: Pi-One pada Juni 01, 2011, 07:07:31 PM
Apa yang anda dapatsesuai apa yang anda lakukan. Seperti kataku, tanggapan non-theis sesuai perilaku theis. Tanggapan mereka terhadap satu theis mungkin beda dengan tanggapan pada theis lain. Itu generalisasi?
Generalisasi maksudnya jika melakukan bentuk statement dimana seseorang yang belum tentu melakukan seperti itu dianggap seperti itu karena suatu hal yang didapat dari pengalaman dan sebagainya.

Kutip dari: Pi-One pada Juni 01, 2011, 07:07:31 PM
Seperti kataku, pengalaman.Belasan tahu di dunia maya, belasan tahun pulaaku temukan theis yang amat keras mengklaim ini itu terhadap atheis, dan in fact mereka tidak tahu apa-apa tentang atheisme selain dokrin yang tertanam pada mereka sejak dini. beda dengan theis yang bersikap lebih tenang, tidak main klaim.
Saya tanya lagi itu dapat gabungan faktor-faktor atau pasti 100% doktrin? tentu perlu dibedakan kan? untuk pengalaman anda itu subyektifitas anda yang dimana pengalaman ini belum tentu dialami oleh non-theis lainnya, kecuali anda melakukan bentuk penelitian dan pny berapa sample itu lebih dapat dipertanggungjawabkan.

Kutip dari: Pi-One pada Juni 01, 2011, 07:07:31 PM
Seperti kataku, lihat konteks bagaimana tanggapan non-theis terhadap theis yang main klaim dan theis yang toleran. Tanggapan mereka beda,lantas anda masih mengklaim generalisasi?
Memang bisa berbeda, tapi yang saya bahas yang main klaim itu apa murni karena doktrin atau karena generalisir atau gabungan keduanya, itu loh maksudnya, sepertinya anda salah mengerti.

Kutip dari: Pi-One pada Juni 01, 2011, 07:07:31 PM
Makanya, apa anda terlibat dalam debat waktu itu?
Tidak

Kutip dari: Pi-One pada Juni 01, 2011, 07:07:31 PM
Ini adalah kasus yang terjadi di forum tetangga, anda harus lihat bahasan awalnya dulu. Bagaimana theis yang mengklaim saat itu menuduh atheis itu goblok, gak berpikir, gak ini itu dan gak ngerti 'logika sederhana' dst. Apa anda tak sadar, kalau P di sana mewakili inisial? :)
Dalam kasus di atas, ya.lebih parah,theis yang mengklaim waktu itu sudah melakukan insult. :)
Saya hanya melihat objek kasus yang anda berikan seperti itu, saya tidak tahu untuk kasus lain.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 02, 2011, 10:07:33 AM
Kutip dari: familycode pada Juni 01, 2011, 09:26:57 PM
Generalisasi maksudnya jika melakukan bentuk statement dimana seseorang yang belum tentu melakukan seperti itu dianggap seperti itu karena suatu hal yang didapat dari pengalaman dan sebagainya.
Sekali lagi, jika itu dilakukan bergantung orangnya, masih dibilang generalisasi?

Kutip dari: familycode pada Juni 01, 2011, 09:26:57 PMSaya tanya lagi itu dapat gabungan faktor-faktor atau pasti 100% doktrin? tentu perlu dibedakan kan? untuk pengalaman anda itu subyektifitas anda yang dimana pengalaman ini belum tentu dialami oleh non-theis lainnya, kecuali anda melakukan bentuk penelitian dan pny berapa sample itu lebih dapat dipertanggungjawabkan.
Indokrinisasi adalah point yang sangat menonjol dari mereka, karena terbukti saat diuji dalam debat lanjutan, pengetahuan mereka tentang non-theis nyaris nol besar. Dan anda yang tak pernah berada dalam posisi non-theis, mungkin debat dengan non theis juga jarang-jarang, mana yang penilaiannya bakal lebih subyektif? :)

Kutip dari: familycode pada Juni 01, 2011, 09:26:57 PMMemang bisa berbeda, tapi yang saya bahas yang main klaim itu apa murni karena doktrin atau karena generalisir atau gabungan keduanya, itu loh maksudnya, sepertinya anda salah mengerti.
Dan apa anda sendiri mengerti apa yang kumaksudkan?

Kutip dari: familycode pada Juni 01, 2011, 09:26:57 PMTidak
Maka anda tak tahu apa-apa.

Kutip dari: familycode pada Juni 01, 2011, 09:26:57 PMSaya hanya melihat objek kasus yang anda berikan seperti itu, saya tidak tahu untuk kasus lain.
Dan di sini justru anda yang sudah melakukan generalisasi.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Juni 02, 2011, 01:08:39 PM
Kutip dari: Pi-One pada Juni 02, 2011, 10:07:33 AM
Sekali lagi, jika itu dilakukan bergantung orangnya, masih dibilang generalisasi?
Tidak tapi itu sudut pandang subyektif

Kutip dari: Pi-One pada Juni 02, 2011, 10:07:33 AM
Indokrinisasi adalah point yang sangat menonjol dari mereka, karena terbukti saat diuji dalam debat lanjutan, pengetahuan mereka tentang non-theis nyaris nol besar. Dan anda yang tak pernah berada dalam posisi non-theis, mungkin debat dengan non theis juga jarang-jarang, mana yang penilaiannya bakal lebih subyektif? :)
Dan apa anda sendiri mengerti apa yang kumaksudkan?
Disini anda mengatakan sangat menonjol jadi pointnya bahwa tidak hanya tuduhan yang anda berikan tapi ada juga faktor lain

Kutip dari: Pi-One pada Juni 02, 2011, 10:07:33 AM
Maka anda tak tahu apa-apa.
Dan di sini justru anda yang sudah melakukan generalisasi.
Disini saya hanya fokus pada objek contoh yang anda bawa.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 02, 2011, 05:24:41 PM
Kutip dari: familycode pada Juni 02, 2011, 01:08:39 PM
Tidak tapi itu sudut pandang subyektif
Subyektif sama dengan generaalisasi?
bagaimana seseorang bersikap pada orang lain tentu tak lepas dari subyektivitas.

Kutip dari: familycode pada Juni 02, 2011, 01:08:39 PMDisini anda mengatakan sangat menonjol jadi pointnya bahwa tidak hanya tuduhan yang anda berikan tapi ada juga faktor lain
Bisa dibilang langka jika tindakan seseorang hanya didasari oleh satu alasan semata. Tapi selalu ada alsan utama yang lebih menonjol.

Kutip dari: familycode pada Juni 02, 2011, 01:08:39 PMDisini saya hanya fokus pada objek contoh yang anda bawa.
Dan aku membawa contoh kasus debat di forum sebelah. tapi anda hanya melihat postku, dan mengambil kesimpulan cepat - yang jika mau aku generalisasi akan bilang: khas theis kolot :)
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Juni 02, 2011, 05:56:54 PM
Kutip dari: Pi-One pada Juni 02, 2011, 05:24:41 PM
Subyektif sama dengan generaalisasi?
Tidak, walaupun begitu manusia bisa saja melakukan subyektifitas tapi belum tentu generalisasi, Manusia bisa melakukan kedua-duanya.
Apakah generalisasi pasti subyektif? manusia berusaha dengan berbagai pendekatan utk obyektif.

Kutip dari: Pi-One pada Juni 02, 2011, 05:24:41 PM
bagaimana seseorang bersikap pada orang lain tentu tak lepas dari subyektivitas./
Memang tapi disini subyektifitas tentu ada bentuk ukuran dimana manusia ada subyektifitas tanpa ada ingin merasakan melihat subyektifitas orang lain tapi ada juga subyektif yang ingin melihat subyektifitas orang lain sebagai bentuk refleksi, sehingga ahkirnya ada rasa saling memahami dan kesadaran bahwa masing-masing punya kepercayaan sendiri dan tidak perlu ada pemaksaan.

Kutip dari: Pi-One pada Juni 02, 2011, 05:24:41 PM
Bisa dibilang langka jika tindakan seseorang hanya didasari oleh satu alasan semata. Tapi selalu ada alsan utama yang lebih menonjol.
Nah itu maksud saya, tentu agar lebih jelas perlu memberikan alasan yang tidak dominan, sehingga tidak semata melihat yang dominan, terlepas dari kasusnya, sehingga tidak seakan-akan terlihat generalisir semata-mata hanya satu faktor.

Kutip dari: Pi-One pada Juni 02, 2011, 05:24:41 PM
Dan aku membawa contoh kasus debat di forum sebelah. tapi anda hanya melihat postku, dan mengambil kesimpulan cepat - yang jika mau aku generalisasi akan bilang: khas theis kolot :)
Saya generalisir bagaimana, anda baru memberitahukan di ahkir-ahkir post ini, disini anda tidak memberikan bentuk batas ada hal lain dibelakang, tapi seakan-akan satu paket dengan yang sebelumnya saya tidak tahu ada bentuk kasus lain.

Anda mengatakannya kesimpulan cepat, tapi menurut saya ini adalah kesimpulan yang sudah sesuai yang didasarkan objek kasus sebelumya, kecuali anda mengatakan sebelumnya ada kasus lain dibalik itu, itu beda lagi, tapi itu gpp, saya hanya ingin anda lebih jelas apa yang saya maksud.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 03, 2011, 09:58:31 AM
Kutip dari: familycode pada Juni 02, 2011, 05:56:54 PM
Tidak, walaupun begitu manusia bisa saja melakukan subyektifitas tapi belum tentu generalisasi, Manusia bisa melakukan kedua-duanya.
Apakah generalisasi pasti subyektif? manusia berusaha dengan berbagai pendekatan utk obyektif.
Memang tapi disini subyektifitas tentu ada bentuk ukuran dimana manusia ada subyektifitas tanpa ada ingin merasakan melihat subyektifitas orang lain tapi ada juga subyektif yang ingin melihat subyektifitas orang lain sebagai bentuk refleksi, sehingga ahkirnya ada rasa saling memahami dan kesadaran bahwa masing-masing punya kepercayaan sendiri dan tidak perlu ada pemaksaan.
Nah itu maksud saya, tentu agar lebih jelas perlu memberikan alasan yang tidak dominan, sehingga tidak semata melihat yang dominan, terlepas dari kasusnya, sehingga tidak seakan-akan terlihat generalisir semata-mata hanya satu faktor.
Saya generalisir bagaimana, anda baru memberitahukan di ahkir-ahkir post ini, disini anda tidak memberikan bentuk batas ada hal lain dibelakang, tapi seakan-akan satu paket dengan yang sebelumnya saya tidak tahu ada bentuk kasus lain.

Anda mengatakannya kesimpulan cepat, tapi menurut saya ini adalah kesimpulan yang sudah sesuai yang didasarkan objek kasus sebelumya, kecuali anda mengatakan sebelumnya ada kasus lain dibalik itu, itu beda lagi, tapi itu gpp, saya hanya ingin anda lebih jelas apa yang saya maksud.
Intinya saja, biar gak sekedar penuh kata-kata puitis. Anda mau ngotot kalau theis sah-sah saja menawarkan dokrin dan dogma ke non-theis, boleh nyodorin ajakan panjang lebar tinggitapi non-theis gak boleh nolak dengan alasan yang sekiranya bisa nyinggung theis?

Sekali lagi, anda tak pernah terlibat dalam debat dimaksud, maka anda tak bisa ngasih penilaian obyektif (meski melihat post anda di sini, bahkan melihat pun anda otomatis akan membela theis - tanpa menilai lebih obyektif)

Konsep God of the gap adalah jawaban non-theis untuk menanggapi dan sekaligus menunjukkan apda theis betapa lemah konsep yang diajukan theis untuk meyakinkan mereka, sekaligus alasan mereka menolak ajakan theis. Dibilang sindiran bisa juga. Dan sekali lagi, ini juga gak bakal sembarang dicetuskan kecuali kondisinya memang sesuai untuk itu.

Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Juni 03, 2011, 11:26:00 AM
Kutip dari: Pi-One pada Juni 03, 2011, 09:58:31 AM
Intinya saja, biar gak sekedar penuh kata-kata puitis. Anda mau ngotot kalau theis sah-sah saja menawarkan dokrin dan dogma ke non-theis, boleh nyodorin ajakan panjang lebar tinggitapi non-theis gak boleh nolak dengan alasan yang sekiranya bisa nyinggung theis?
Saya tidak ngotot dan ini bukan puitis, ini bukan sastra, kapan saya mengatakan non-theis gak boleh nolak, ngawur anda, saya bilang tidak boleh memaksakan, non theis juga bs memberikan pendapat dan theis juga boleh menolak, anda tidak dapat memaksakan, artinya apa ya kembali pada kepercayaan masing-masing, masalah menyinggung itu beda lagi, jika misal non-theis menyinggung maka theis bisa juga menyinggung, jika sama-sama menyinggung maka sama saja debat kusir. saya sudah mengatakan intinya seperti itu berkali-kali, masa anda tidak paham-paham.

Kutip dari: Pi-One pada Juni 03, 2011, 09:58:31 AM
Sekali lagi, anda tak pernah terlibat dalam debat dimaksud, maka anda tak bisa ngasih penilaian obyektif (meski melihat post anda di sini, bahkan melihat pun anda otomatis akan membela theis - tanpa menilai lebih obyektif)
Kasusnya tidak tahu secara detail maka apa yang mau dinilai, anda itu lucu.

Kutip dari: Pi-One pada Juni 03, 2011, 09:58:31 AM
Konsep God of the gap adalah jawaban non-theis untuk menanggapi dan sekaligus menunjukkan apda theis betapa lemah konsep yang diajukan theis untuk meyakinkan mereka, sekaligus alasan mereka menolak ajakan theis. Dibilang sindiran bisa juga. Dan sekali lagi, ini juga gak bakal sembarang dicetuskan kecuali kondisinya memang sesuai untuk itu.
Kalau begitu sama juga kan jika ada theis mengatakan bahwa God of the gap adalah tuhannya non-theis, saya sudah mengatakan beberapa kali bahwa orang itu bebas memberikan konsep asal tidak memaksa dan dapat merugikan banyak orang misal bom bunuh diri dan sebagainya, apa anda tidak bosan dengan penjelasan saya yang sudah saya jelaskan berkali-kali anda susah mengerti maksud saya.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 03, 2011, 05:52:17 PM
Kutip dari: familycode pada Juni 03, 2011, 11:26:00 AM
Saya tidak ngotot dan ini bukan puitis, ini bukan sastra, kapan saya mengatakan non-theis gak boleh nolak, ngawur anda, saya bilang tidak boleh memaksakan, non theis juga bs memberikan pendapat dan theis juga boleh menolak, anda tidak dapat memaksakan, artinya apa ya kembali pada kepercayaan masing-masing, masalah menyinggung itu beda lagi, jika misal non-theis menyinggung maka theis bisa juga menyinggung, jika sama-sama menyinggung maka sama saja debat kusir. saya sudah mengatakan intinya seperti itu berkali-kali, masa anda tidak paham-paham.
Melihat anda di forum sini, pandangannya dibantah langsung bilang 'menyerang'. Sudah berapa kali kejadian nih... ::)

Kutip dari: familycode pada Juni 03, 2011, 11:26:00 AMKasusnya tidak tahu secara detail maka apa yang mau dinilai, anda itu lucu.
Anda yang lucu.
Intinya, anda gak tahu kejadian, anda tak bisa menilai.

Kutip dari: familycode pada Juni 03, 2011, 11:26:00 AMKalau begitu sama juga kan jika ada theis mengatakan bahwa God of the gap adalah tuhannya non-theis, saya sudah mengatakan beberapa kali bahwa orang itu bebas memberikan konsep asal tidak memaksa dan dapat merugikan banyak orang misal bom bunuh diri dan sebagainya, apa anda tidak bosan dengan penjelasan saya yang sudah saya jelaskan berkali-kali anda susah mengerti maksud saya.
Dan mengajukan konsep tolol itu bagus? Jika mereka menjadikan God of the gap sebagai Tuhan, emang mereka masih bisa dibilang 'non-theis'?
Yah, jika anda ingin menyamai semut-asbun, silakan saja ::)
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Juni 03, 2011, 09:01:07 PM
Kutip dari: Pi-One pada Juni 03, 2011, 05:52:17 PM
Melihat anda di forum sini, pandangannya dibantah langsung bilang 'menyerang'. Sudah berapa kali kejadian nih... ::)
Disini anda tidak ingin memahami apa yang saya post tapi malah lari ke topik lain.

Oke deh gpp lari ke topik lain, saya ikuti saja.

Lihat apa yang anda lakukan ditopik sebelah, saya tidak menyinggung apa yang anda percaya, saya juga tidak bicara tentang sains, disitu ketidaksetujuan anda adalah hak anda tapi bukan berarti anda bisa melakukan tafsir suka-suka, melihat post sepotong lalu dijawab dengan asal bunyi, penuh generalisasi dan sebagainya, padahal isini bukan forum untuk mendebatkan agama, baca rules disini tapi anda terus memaksa mendebatkannya secara asbun, memang anda tidak sadar dengan apa yang anda lakukan?

Kutip dari: Pi-One pada Juni 03, 2011, 05:52:17 PM
Anda yang lucu.
Intinya, anda gak tahu kejadian, anda tak bisa menilai.
Loh siapa yang menilai, saya menilai objek contoh kasus yang anda post disini, kalau masalah kasus lainnya ya saya tidak tahu, untuk hal lain memang saya punya indera ke 6 bisa tahu apa yang menimpa anda secara persis, hahaha

Kutip dari: Pi-One pada Juni 03, 2011, 05:52:17 PM
Dan mengajukan konsep tolol itu bagus? Jika mereka menjadikan God of the gap sebagai Tuhan, emang mereka masih bisa dibilang 'non-theis'?
Yah, jika anda ingin menyamai semut-asbun, silakan saja ::)
Anda masih tidak memahami apa yang saya sampaikan? coba anda pahami apa yang saya post dengan pikiran jernih.

Untuk masalah sindir-menyindir theis dan non theis, saya lebih suka jadi penonton, saya tidak tertarik main sindir-sindiran yang tidak ada ujung, memang apa yang anda dapat melakukan hal itu, yang ada juga menambah debat kusir semakin panjang, kalau debat kusir sudah menjadi sub kultur anda ya saya mau blg apa. :)
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 04, 2011, 09:58:31 AM
Kutip dari: familycode pada Juni 03, 2011, 09:01:07 PM
Disini anda tidak ingin memahami apa yang saya post tapi malah lari ke topik lain.

Oke deh gpp lari ke topik lain, saya ikuti saja.

Lihat apa yang anda lakukan ditopik sebelah, saya tidak menyinggung apa yang anda percaya, saya juga tidak bicara tentang sains, disitu ketidaksetujuan anda adalah hak anda tapi bukan berarti anda bisa melakukan tafsir suka-suka, melihat post sepotong lalu dijawab dengan asal bunyi, penuh generalisasi dan sebagainya, padahal isini bukan forum untuk mendebatkan agama, baca rules disini tapi anda terus memaksa mendebatkannya secara asbun, memang anda tidak sadar dengan apa yang anda lakukan?
Loh siapa yang menilai, saya menilai objek contoh kasus yang anda post disini, kalau masalah kasus lainnya ya saya tidak tahu, untuk hal lain memang saya punya indera ke 6 bisa tahu apa yang menimpa anda secara persis, hahaha
Anda masih tidak memahami apa yang saya sampaikan? coba anda pahami apa yang saya post dengan pikiran jernih.

Untuk masalah sindir-menyindir theis dan non theis, saya lebih suka jadi penonton, saya tidak tertarik main sindir-sindiran yang tidak ada ujung, memang apa yang anda dapat melakukan hal itu, yang ada juga menambah debat kusir semakin panjang, kalau debat kusir sudah menjadi sub kultur anda ya saya mau blg apa. :)
Halooo....?

Aku bicara tentang penggunaan 'God of the gap' di forum sebelah, dimana anda tak ikut terlibat, tak ikut debat dan tak pernah baca. Karena itu, anda tak punya kompetensi untuk menilainya.

Dan anda mengklaim aku menafsirkan suka-suka? Menafsirkan soal apa? Soal dosa asal? Karena kubilang penebusan darah dan dosa asal itu gak masuk akal dan gak adil, anda tuduh menafsirkan suka-suka?

Satu hal yang tak bisa disangkal: anda menggunaan 'iman', sementara aku sudah lama membuang itu jika punya...
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Juni 04, 2011, 11:09:12 AM
Kutip dari: Pi-One pada Juni 04, 2011, 09:58:31 AM
Aku bicara tentang penggunaan 'God of the gap' di forum sebelah, dimana anda tak ikut terlibat, tak ikut debat dan tak pernah baca. Karena itu, anda tak punya kompetensi untuk menilainya.
Yang saya komentari adalah objek contoh yang anda bawa disini, bukan yang diforum sebelah. Memang saya tidak boleh menilai contoh yang anda post, kalau tidak boleh kenapa anda post disini contohnya? jelaskan?

Kutip dari: Pi-One pada Juni 04, 2011, 09:58:31 AM
Dan anda mengklaim aku menafsirkan suka-suka? Menafsirkan soal apa? Soal dosa asal? Karena kubilang penebusan darah dan dosa asal itu gak masuk akal dan gak adil, anda tuduh menafsirkan suka-suka?
Tidak hanya itu juga hal-hal lain, masuk akalkan menurut anda, bagi saya masuk akal dan saya mempercayai ini dengan iman, saya tidak memaksa anda untuk percaya, tapi bukan berarti anda tafsir suka-suka dan asbun, tidak adil karena anda mengabaikan sebab akibat, latar belakang, itu bukan tuduhan tapi memang anda telah melakukan tafsir suka-suka dan asbun. :)

Kutip dari: Pi-One pada Juni 04, 2011, 09:58:31 AM
Satu hal yang tak bisa disangkal: anda menggunaan 'iman', sementara aku sudah lama membuang itu jika punya...
Tumimbal lahir bukan dengan iman ya, apakah tumimbal lahir ilmiah itu menurut anda? :)
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 04, 2011, 01:57:28 PM
Kutip dari: familycode pada Juni 04, 2011, 11:09:12 AM
Yang saya komentari adalah objek contoh yang anda bawa disini, bukan yang diforum sebelah. Memang saya tidak boleh menilai contoh yang anda post, kalau tidak boleh kenapa anda post disini contohnya? jelaskan?
Contoh singkat yang kubawa hanya penyederhanaan. Jika gak tahu ujung pangkal lalu main kesimpulan, ya gitu dah... ::)

Kutip dari: familycode pada Juni 04, 2011, 11:09:12 AMTidak hanya itu juga hal-hal lain, masuk akalkan menurut anda, bagi saya masuk akal dan saya mempercayai ini dengan iman, saya tidak memaksa anda untuk percaya, tapi bukan berarti anda tafsir suka-suka dan asbun, tidak adil karena anda mengabaikan sebab akibat, latar belakang, itu bukan tuduhan tapi memang anda telah melakukan tafsir suka-suka dan asbun. :)
Anda bilang aku gak wajib percaya, tapi saat aku mengungkapkan poin alasan ketidakpercayaan, anda mengklaim aku main tafsir dan asbun? jadi sebatas itu saja toleransi 'silakan tidak percaya' anda? ::)

Kutip dari: familycode pada Juni 04, 2011, 11:09:12 AMTumimbal lahir bukan dengan iman ya, apakah tumimbal lahir ilmiah itu menurut anda? :)
Tumimbal lahir bukan dengan iman. Jika cuma percaya, gak ada manfaat yang bsia didapatkan. :)

Dan dengan dogmatisme yang tecermin di atas, kurasa percuma membahasnya dengan anda :)
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Juni 04, 2011, 05:20:49 PM
Kutip dari: Pi-One pada Juni 04, 2011, 01:57:28 PM
Contoh singkat yang kubawa hanya penyederhanaan. Jika gak tahu ujung pangkal lalu main kesimpulan, ya gitu dah... ::)
Anda memang anda dari awal mengatakan bahwa itu hanya penyederhanaan? Jawabnya tidak, apakah anda posting tentang misalnya itu tidak boleh dikomentari? ini substansinya, jika tidak boleh, seharusnya anda bilang dari awal, setelah saya tanggapi justru anda mencak-mencak, lalu buat pelebaran kasus secara tiba-tiba, dan melakukan generalisir bahwa saya intinya saya tidak dapat mengomentari, halooooo, yang saya komentari itu misalnya yang objek anda sebelumnya, bukan pelebaran kasus yang anda berikan, setelah itu anda disini tiba-tiba mengatakan hanya penyederhanaan, ehm, disini makin jelas siapa yang tidak tahu ujung pangkalnya ::)

Kutip dari: Pi-One pada Juni 04, 2011, 01:57:28 PM
Anda bilang aku gak wajib percaya, tapi saat aku mengungkapkan poin alasan ketidakpercayaan, anda mengklaim aku main tafsir dan asbun? jadi sebatas itu saja toleransi 'silakan tidak percaya' anda? ::)
Itu bukan sekedar poin tidak kepercayaan, lebih dari itu, dengan membuat analogi sendiri yang jauh dari isi, lalu menafsirkan secara suka-suka dan asbun ::), melakukan generalisir setelah di tafsirkan asbun, anda masih belum sadar juga, jika misal si semut mempunyai tafsirannya sendiri tentang agama budha anda mencak-mencak tidak karuan, sebaliknya anda melakukan itu ke yang berbeda dengan anda, anda anggap tindakan anda benar, lebih baik  anda belajar melihat diri anda sendiri :)

Kutip dari: Pi-One pada Juni 04, 2011, 01:57:28 PM
Tumimbal lahir bukan dengan iman. Jika cuma percaya, gak ada manfaat yang bsia didapatkan. :)

Dan dengan dogmatisme yang tecermin di atas, kurasa percuma membahasnya dengan anda :)
Anda tidak menjawab pertanyaan saya, anda sudah berapa kali lari dari apa yang saya tanyakan, saya katakan lagi apakah tumimbal lahir itu ilmiah menurut anda?
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 04, 2011, 08:43:03 PM
Kutip dari: familycode pada Juni 04, 2011, 05:20:49 PM
Anda memang anda dari awal mengatakan bahwa itu hanya penyederhanaan? Jawabnya tidak, apakah anda posting tentang misalnya itu tidak boleh dikomentari? ini substansinya, jika tidak boleh, seharusnya anda bilang dari awal, setelah saya tanggapi justru anda mencak-mencak, lalu buat pelebaran kasus secara tiba-tiba, dan melakukan generalisir bahwa saya intinya saya tidak dapat mengomentari, halooooo, yang saya komentari itu misalnya yang objek anda sebelumnya, bukan pelebaran kasus yang anda berikan, setelah itu anda disini tiba-tiba mengatakan hanya penyederhanaan, ehm, disini makin jelas siapa yang tidak tahu ujung pangkalnya ::)
Tergantung. Untuk level anda, jujur saja, jawabnya tidak. Anda belum cukup level.

Kutip dari: familycode pada Juni 04, 2011, 05:20:49 PMItu bukan sekedar poin tidak kepercayaan, lebih dari itu, dengan membuat analogi sendiri yang jauh dari isi, lalu menafsirkan secara suka-suka dan asbun ::), melakukan generalisir setelah di tafsirkan asbun, anda masih belum sadar juga, jika misal si semut mempunyai tafsirannya sendiri tentang agama budha anda mencak-mencak tidak karuan, sebaliknya anda melakukan itu ke yang berbeda dengan anda, anda anggap tindakan anda benar, lebih baik  anda belajar melihat diri anda sendiri :)
Waktu aku bilang konsep dosa asal ibarat tuan tanah bagi uang agar petani bisa bayar utang? Itu adalah pandanganku - untuk mengungpa betapa aneh dan tidak adil konsep itu. Perkara anda mau pecaya dan terima konsep itu, itu kan hak anda.

Beda dengan semut asbun, aku menyebut p[andanganku sebagai pandanganku. Sedang semut-asbun membuat tafsiran sendiri dan mengklaimnya ke mana-mana.

Kutip dari: familycode pada Juni 04, 2011, 05:20:49 PMAnda tidak menjawab pertanyaan saya, anda sudah berapa kali lari dari apa yang saya tanyakan, saya katakan lagi apakah tumimbal lahir itu ilmiah menurut anda?
Maaf, aku tidak sadar level anda begitu kurang. :)
Aku bilang konsep Tumimbal lahir tidak masuk ranah ilmiah.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: semut-ireng pada Juni 05, 2011, 05:33:25 AM
kebenaran itu relatif,  dan  ngotot mengklaim kebenaran berdasarkan pandangan pribadinya sendiri,  itu juga bisa datang dari orang yang penalarannya error.   makanya orang2 yang hobi mencari kebenaran banyak yang belajar ke Aristoteles dll itu,  yang mengajarkan logika dan cara penalaran yang benar / asas-asas berpikir benar. :)
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Juni 05, 2011, 05:53:13 AM
Kutip dari: Pi-One pada Juni 04, 2011, 08:43:03 PM
Tergantung. Untuk level anda, jujur saja, jawabnya tidak. Anda belum cukup level.
Anda lari dari substansi yang saya bawa :)

Kutip dari: Pi-One pada Juni 04, 2011, 08:43:03 PM
Waktu aku bilang konsep dosa asal ibarat tuan tanah bagi uang agar petani bisa bayar utang? Itu adalah pandanganku - untuk mengungpa betapa aneh dan tidak adil konsep itu. Perkara anda mau pecaya dan terima konsep itu, itu kan hak anda.

Beda dengan semut asbun, aku menyebut p[andanganku sebagai pandanganku. Sedang semut-asbun membuat tafsiran sendiri dan mengklaimnya ke mana-mana.
Saya sudah menunjukkan hal-hal yang dimana jauh sekali analoginya dari isi, jika anda katakan itu analogi? saya pikir anda perlu belajar apa itu analogi :)

Anda pikir, anda baru pertama melakukan tafsir suka-suka dan asbun tentang kepercayaan yang lain?
Kalau si semut membuat tafsiran dan klaimnya sendiri seharusnya itu hak dia, toh anda tidak percaya, kenapa anda jadi yang repot jadi mencak-mencak, sudah jelas anda tidak dapat menerima pandangan dia yang merupakan hak dia untuk mempercayai hal demikian.

Kutip dari: Pi-One pada Juni 04, 2011, 08:43:03 PM
Maaf, aku tidak sadar level anda begitu kurang. :)
Aku bilang konsep Tumimbal lahir tidak masuk ranah ilmiah.
Saya sudah memberikan jawaban tentang opini ini sebelum anda mengatakan itu dalam konteks saya dan anda, saya hanya memastikan menurut anda.

Lalu dengan apa anda percaya Tumimbal lahir? secara filosofi? memang unsur filosofi itu tidak ada unsur iman? anda kurang lebih pernah mengatakan sudah lama meninggalkan yang  namanya iman, pertanyaannya, apakah anda tidak mengimani agama Budha? yang dimana selain tidak bisa dibuktikkan secara ilmiah juga tidak bisa dinalar konsepnya, seperti dimana mahluk hidup itu semakin banyak, misalkan mahluk hidup dari pada suatu jaman hanya 20 milyar lalu dengan perjalanan waktu yang cukup lama menjadi 1 trilyun. Apakah mungkin ya mungkin saja, misal mahluk-mahluk hidup itu subur, dan manusia memaksakan diri untuk memperbanyak dari sebelumnya, dan yang mahluk hidup sebelumnya dibiarkan saja hidup, mungkin? ya mungkin saja, kalau anda memaksakan tidak bisa, artinya kemungkinan secara sains dibatasi oleh agama anda, disinilah anda akan dijegal oleh apa yang anda percaya.

Dari situ anda bisa simpulkan sendiri Tumimbal lahir bisa dinalar atau tidak. :)
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 05, 2011, 10:57:09 AM
Kutip dari: familycode pada Juni 05, 2011, 05:53:13 AM
Anda lari dari substansi yang saya bawa :)
Tidak, hanya saja anda yang gagal menangkap maksudnya. :)

Kutip dari: familycode pada Juni 05, 2011, 05:53:13 AMSaya sudah menunjukkan hal-hal yang dimana jauh sekali analoginya dari isi, jika anda katakan itu analogi? saya pikir anda perlu belajar apa itu analogi :)
Ya, dengan iman anda, anda anggap itu berbeda. Anda tak mau melihat poin yang dimaksud, cukup bahwa itu beda, titik - selesai :)

Kutip dari: familycode pada Juni 05, 2011, 05:53:13 AMAnda pikir, anda baru pertama melakukan tafsir suka-suka dan asbun tentang kepercayaan yang lain?
Kalau si semut membuat tafsiran dan klaimnya sendiri seharusnya itu hak dia, toh anda tidak percaya, kenapa anda jadi yang repot jadi mencak-mencak, sudah jelas anda tidak dapat menerima pandangan dia yang merupakan hak dia untuk mempercayai hal demikian.
Saya sudah memberikan jawaban tentang opini ini sebelum anda mengatakan itu dalam konteks saya dan anda, saya hanya memastikan menurut anda.
Yang emncak-mencak siapa? Aku tidak percaya konsep dosa asal, bagiku itu tak bsia diterima. Yang lain mau terima, itu hak mereka. What's the problem?

Kutip dari: familycode pada Juni 05, 2011, 05:53:13 AMLalu dengan apa anda percaya Tumimbal lahir? secara filosofi? memang unsur filosofi itu tidak ada unsur iman? anda kurang lebih pernah mengatakan sudah lama meninggalkan yang  namanya iman, pertanyaannya, apakah anda tidak mengimani agama Budha? yang dimana selain tidak bisa dibuktikkan secara ilmiah juga tidak bisa dinalar konsepnya, seperti dimana mahluk hidup itu semakin banyak, misalkan mahluk hidup dari pada suatu jaman hanya 20 milyar lalu dengan perjalanan waktu yang cukup lama menjadi 1 trilyun. Apakah mungkin ya mungkin saja, misal mahluk-mahluk hidup itu subur, dan manusia memaksakan diri untuk memperbanyak dari sebelumnya, dan yang mahluk hidup sebelumnya dibiarkan saja hidup, mungkin? ya mungkin saja, kalau anda memaksakan tidak bisa, artinya kemungkinan secara sains dibatasi oleh agama anda, disinilah anda akan dijegal oleh apa yang anda percaya.
Jika iman itu menerima begitu saja tanpa keraguan, tanpa mempertanyakan, ya, aku sudah lama membuangnya. Tumimbal lahir bukan sekedar dipercaya, itu harus dipahami, kalau perlu dibuktikian oleh diri sendiri.

Dan anda baru menunjukkan bahwa anda tidak tahu apa-apa soal konsep kelahiran kembali, termasuk bahwa konsep itu tidak membatasi hanya kelahiran sebagai manusia, dan tidak terbatas di satu planet kecil porimitif yang kita sebut bumi. Selain anda tak punya dasar untuk membahas, juga OoT. jadi tak perlu diteruskan. :)

Kutip dari: familycode pada Juni 05, 2011, 05:53:13 AMDari situ anda bisa simpulkan sendiri Tumimbal lahir bisa dinalar atau tidak. :)
Bisa. Tapi tidak oleh mereka yang gelasnya penuh :)
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Juni 05, 2011, 04:20:13 PM
Kutip dari: Pi-One pada Juni 05, 2011, 10:57:09 AM
Tidak, hanya saja anda yang gagal menangkap maksudnya. :)
Kalau begitu anda perlu belajar memberi suatu konteks yang jelas sebelum anda memberikan misal, bahkan kalau perlu bilang "awas jangan beri komentar pada contoh yang saya berikan jika tidak pernah ikut forum sebelah ya, biar ini jadi pajangan, karena jika saya komentarnya tepat mengenai non-theis, nanti saya akan melebarkannya, dan kalau masih meneruskan saya akan menekankan bahwa ini penyederhanaan dan bla bla". :)

Kutip dari: Pi-One pada Juni 05, 2011, 10:57:09 AM
Ya, dengan iman anda, anda anggap itu berbeda. Anda tak mau melihat poin yang dimaksud, cukup bahwa itu beda, titik - selesai :)
Tidak, kalau dengan iman adalah apa yang ada dalam isi, tapi analogi anda itu sangat jauh dengan isi, contohnya sudah saya berikan di thread tersebut, sekali lagi, silahkan belajar analogi :)

Kutip dari: Pi-One pada Juni 05, 2011, 10:57:09 AM
Yang emncak-mencak siapa? Aku tidak percaya konsep dosa asal, bagiku itu tak bsia diterima. Yang lain mau terima, itu hak mereka. What's the problem?
Hahaha, anda itu bicara apa sih, coba perhatikan apa yang saya tulis.

"si semut membuat tafsiran dan klaimnya sendiri seharusnya itu hak dia, toh anda tidak percaya, kenapa anda jadi yang repot jadi mencak-mencak, sudah jelas anda tidak dapat menerima pandangan dia yang merupakan hak dia untuk mempercayai hal demikian."

Memang si semut percaya sama dosa asal, disini dapat terlihat nalar anda makin kacau ::)

Kutip dari: Pi-One pada Juni 05, 2011, 10:57:09 AM
Jika iman itu menerima begitu saja tanpa keraguan, tanpa mempertanyakan, ya, aku sudah lama membuangnya. Tumimbal lahir bukan sekedar dipercaya, itu harus dipahami, kalau perlu dibuktikian oleh diri sendiri.

Dan anda baru menunjukkan bahwa anda tidak tahu apa-apa soal konsep kelahiran kembali, termasuk bahwa konsep itu tidak membatasi hanya kelahiran sebagai manusia, dan tidak terbatas di satu planet kecil porimitif yang kita sebut bumi. Selain anda tak punya dasar untuk membahas, juga OoT. jadi tak perlu diteruskan. :)
Dibuktikkan dengan diri sendiri? hahaha, itu sih sama saja subyektif dan tidak dapat diterima oleh yang lain, secara substansi apa bedanya dengan iman, hahaha.

Manusia itu sebagai contoh, anda sama sekali tidak memahami dan menjawab apa subtansi yang saya bawa, memang saya bilang pasti hanya bumi? tidakkan? Untuk substansi yang saya bawa memang seisi alam semesta ini terikat sama konsep tumimbal lahir di agama anda, yang dimana beranakpinak di alam semesta pasti ada batasnya, ini jelas bertentangan dengan sains yang dimana mahluk hidup dapat beranakpinak terus bertambah tanpa ada batas selama kriteria-kriteria menurut disains terpenuhi.

Ini belum ditambah lagi jika anda percaya dengan teori big bang dimana kehidupan tentu dimulai dari yang paling sedikit lalu ke yang banyak, di sini sudah semakin runtuh apa yang anda percaya. :)

Kutip dari: Pi-One pada Juni 05, 2011, 10:57:09 AM
Bisa. Tapi tidak oleh mereka yang gelasnya penuh :)
Ketidakmungkinan beranakpinak lagi jika "kuota" sudah habis adalah hal yang tidak logis.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 05, 2011, 05:17:58 PM
Kutip dari: familycode pada Juni 05, 2011, 04:20:13 PM
Kalau begitu anda perlu belajar memberi suatu konteks yang jelas sebelum anda memberikan misal, bahkan kalau perlu bilang "awas jangan beri komentar pada contoh yang saya berikan jika tidak pernah ikut forum sebelah ya, biar ini jadi pajangan, karena jika saya komentarnya tepat mengenai non-theis, nanti saya akan melebarkannya, dan kalau masih meneruskan saya akan menekankan bahwa ini penyederhanaan dan bla bla". :)
Sori, aku biasa debat dengan yang levelnya lebih tinggi. jadi gak sadar kalau ada yang levelnya kurang :)

Kutip dari: familycode pada Juni 05, 2011, 04:20:13 PMTidak, kalau dengan iman adalah apa yang ada dalam isi, tapi analogi anda itu sangat jauh dengan isi, contohnya sudah saya berikan di thread tersebut, sekali lagi, silahkan belajar analogi :)
Silakan anda ngotot sesuka anda :)

Kutip dari: familycode pada Juni 05, 2011, 04:20:13 PMHahaha, anda itu bicara apa sih, coba perhatikan apa yang saya tulis.

"si semut membuat tafsiran dan klaimnya sendiri seharusnya itu hak dia, toh anda tidak percaya, kenapa anda jadi yang repot jadi mencak-mencak, sudah jelas anda tidak dapat menerima pandangan dia yang merupakan hak dia untuk mempercayai hal demikian."
Si semut-asbun mau nafsirkan apa suka-suka dia. tapi jika dia sok menanggapi pertanyaan orang lain soal Buddhisme sampai mengklaim dia yang ebnar, yang lain ngawur, itu sudah mesti ditanggapi. dan meanngapi tafsiran seenak udel itu dibilang mencak-mencak?

Kutip dari: familycode pada Juni 05, 2011, 04:20:13 PMDibuktikkan dengan diri sendiri? hahaha, itu sih sama saja subyektif dan tidak dapat diterima oleh yang lain, secara substansi apa bedanya dengan iman, hahaha.
Dia yang mempraktekkan, dia yang membuktikan. Emang gimana orang lain tahu kalau dia ingat kehidupannya yang lampau? Diceritakan? itu anmanya eprcaya cerita orang doang.

Kutip dari: familycode pada Juni 05, 2011, 04:20:13 PMManusia itu sebagai contoh, anda sama sekali tidak memahami dan menjawab apa subtansi yang saya bawa, memang saya bilang pasti hanya bumi? tidakkan? Untuk substansi yang saya bawa memang seisi alam semesta ini terikat sama konsep tumimbal lahir di agama anda, yang dimana beranakpinak di alam semesta pasti ada batasnya, ini jelas bertentangan dengan sains yang dimana mahluk hidup dapat beranakpinak terus bertambah tanpa ada batas selama kriteria-kriteria menurut disains terpenuhi.
Jelas anda membatasi hanya dalam lingkup sempit, tanpa tahu tumimbal lahir batasannya mencakup apa. Dan ini di luar bahasan thread ini. Jadi gak usah multiposting.

Balik ke thread semula, judul yang dibuat TS salah. Apa yang dia sebut bukan Tuhannnya atheis. Kalau masih punya Tuhan, apa masih dibilang atheis?

*Dan mudah tertangkap kalau anda sedang 'balas dendam' :)
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: MonDay pada Juni 05, 2011, 05:35:51 PM
Kutip dari: semut-ireng pada Mei 31, 2011, 06:21:15 AM
dan oleh karena itu mereka memilih  Goddess of Eternal Loli sebagai tuhannya.

dan bagaimana menurut anda om semut
ketika anda mengatakan Tuhan itu cemerlang bersinar terang dan baik hati, sedangkan saya mengatakan Tuhan itu sebaliknya? lalu apa bedanya analogi tsb dgn theis dan atheis?
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Juni 05, 2011, 07:34:32 PM
Kutip dari: Pi-One pada Juni 05, 2011, 05:17:58 PM
Sori, aku biasa debat dengan yang levelnya lebih tinggi. jadi gak sadar kalau ada yang levelnya kurang :)
Bla bla, anda masih saja lari dari substansi masalah ::)

Kutip dari: Pi-One pada Juni 05, 2011, 05:17:58 PM
Silakan anda ngotot sesuka anda :)
Silahkan belajar lagi tentang analogi :)

Kutip dari: Pi-One pada Juni 05, 2011, 05:17:58 PM
Si semut-asbun mau nafsirkan apa suka-suka dia. tapi jika dia sok menanggapi pertanyaan orang lain soal Buddhisme sampai mengklaim dia yang ebnar, yang lain ngawur, itu sudah mesti ditanggapi. dan meanngapi tafsiran seenak udel itu dibilang mencak-mencak?
Bagaimana dengan anda yang menafsirkan suka-suka dan asbun tentang kepercayaan lain? ::)

Kutip dari: Pi-One pada Juni 05, 2011, 05:17:58 PM
Dia yang mempraktekkan, dia yang membuktikan. Emang gimana orang lain tahu kalau dia ingat kehidupannya yang lampau? Diceritakan? itu anmanya eprcaya cerita orang doang.
Jelas anda membatasi hanya dalam lingkup sempit, tanpa tahu tumimbal lahir batasannya mencakup apa. Dan ini di luar bahasan thread ini. Jadi gak usah multiposting.
Mempraktekkan lalu hasilnya apa? terbukti? itu pointnya, kalau tidak ya subyektif dan tidak dapat diterima oleh yang lain, secara substansi apa bedanya dengan iman, anda itu bener-bener paham tidak sih arti iman? Benar-benar deh level anda "tinggi" ::)   

Untuk tentang teori big bang, anda mempercayai selain alam ini ada alam lain? Jika anda percaya teori big bang, dan jawabnya percaya terhadap ada alam lain, sebelum terjadi mengembangnya alam semesta apa alam yang dimaksud sudah ada atau jadi ikut ada karena pengembangan alam semesta? Silahkan dijelaskan dithread sebelah saja, biar thread ini jalan sesuai topik.

Kutip dari: Pi-One pada Juni 05, 2011, 05:17:58 PM
Balik ke thread semula, judul yang dibuat TS salah. Apa yang dia sebut bukan Tuhannnya atheis. Kalau masih punya Tuhan, apa masih dibilang atheis?
Kalau saya lihat itu sindiran theis ke non-theis, dalam konteks si non-theis menyindir duluan, jadi tidak aneh kalau balik disindir. :)

Masalah atheis punya tuhan atau tidak, ya namanya juga sindiran balik, ya tergantung bagaimana melihatnya.

Kutip dari: Pi-One pada Juni 05, 2011, 05:17:58 PM
*Dan mudah tertangkap kalau anda sedang 'balas dendam' :)
Disini saya mempertanyakan yang konon katanya tidak lagi menggunakan iman. :)
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 06, 2011, 10:22:13 AM
Kutip dari: familycode pada Juni 05, 2011, 07:34:32 PM
Bla bla, anda masih saja lari dari substansi masalah ::)
Bla bla bla...dan anda yang sejak awal gak sanggup nanggapi. Jika gak sanggup mencerna, gak usah bahas. Gitu aja kok repot... ::)

Kutip dari: familycode pada Juni 05, 2011, 07:34:32 PMSilahkan belajar lagi tentang analogi :)
Bagaimana dengan anda yang menafsirkan suka-suka dan asbun tentang kepercayaan lain? ::)
Ya, aku sudah  belajar banyak analogi, termasuk sejumlah analogi maksa theis, yang selalu memaksakan analogi perlunya pencipta dengan produk buatan manusia. Atau analogi maksa kreasionis soal abiogenesis dengan topan bikin boeing...

Yang bilang menafsirkani suka-suka dan asbun itu anda, ya mau gimana? Tiap orang bebas beropini, termasuk aku bilang anda cuma mengklaim 'banteng sialan' :)

Setidaknya saat menafsirkan, aku bilang menurutku atau menurut pendapatku. Aku gak mengklaim pandanganku pasti benar. Beda dengan 'nabi semut-asbun'. Ah, anda gak peduli itu, anda kan sedang dalam misi 'balas dendam' ;D

Bicara soal tafsiran, anda sendiri mau mentafsirkan tahta daud itu apa? Daud itu raja dalam artian politis atau bukan? Yesus itu raja dalam artian politis? Atau anda mau menafsirkan sendiri?

Kutip1:32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya,
1:33 dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."
Apa keturunan Yakub sekarang mengakui Yesus sebagai raja mereka?

*Jika memang berniat 'menyerang', aku bisa angkat banyak bahasan.Tapi gakminat melakukannya, gak ada untungnya menyernag agama lain. Entah kalau menunjukkan point kenapa tak percaya juga dituduh menyerang.

Kutip dari: familycode pada Juni 05, 2011, 07:34:32 PMMempraktekkan lalu hasilnya apa? terbukti? itu pointnya, kalau tidak ya subyektif dan tidak dapat diterima oleh yang lain, secara substansi apa bedanya dengan iman, anda itu bener-bener paham tidak sih arti iman? Benar-benar deh level anda "tinggi" ::)
Ada hal-hal yang hanya bisa dibuktikan oleh diri sendiri, dan orang lain pun bisa membuktikan jika mereka mencobanya. jadi bukan sekedar percaya. Iman? Aku sudah kenyang dijejali ini selama sekian lama debat di berbagai forum.

Kutip dari: familycode pada Juni 05, 2011, 07:34:32 PMUntuk tentang teori big bang, anda mempercayai selain alam ini ada alam lain? Jika anda percaya teori big bang, dan jawabnya percaya terhadap ada alam lain, sebelum terjadi mengembangnya alam semesta apa alam yang dimaksud sudah ada atau jadi ikut ada karena pengembangan alam semesta?
Big bang itu untuk semesta kita. Aku menerima konsep semeta yang ebrulang kali terbentuk dan hancur. Dan apa alam lain itu mesti ikutan hancur karena semesta kita hancur?

*Dibahas di sebelah saja

Kutip dari: familycode pada Juni 05, 2011, 07:34:32 PMSilahkan dijelaskan dithread sebelah saja, biar thread ini jalan sesuai topik.
Kalau saya lihat itu sindiran theis ke non-theis, dalam konteks si non-theis menyindir duluan, jadi tidak aneh kalau balik disindir. :)
Tuh, ego keluar kan? Sudah dibilang konsep ala FSM dkk itu justru adalah tanggapan terhadap theis, bukan sebaliknya. :)

Kutip dari: familycode pada Juni 05, 2011, 07:34:32 PMMasalah atheis punya tuhan atau tidak, ya namanya juga sindiran balik, ya tergantung bagaimana melihatnya.
Disini saya mempertanyakan yang konon katanya tidak lagi menggunakan iman. :)
Dan jika anda ngotot atheis punya Tuhan, ya udah. Sama saja anda mendeklarasikan diri sebagai idiot :)

*Dan berhenti bahas hal-hal yang sudah gak sesuai thread ini, apalagi anda crossposting. Segitu dendamnya? :D
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Juni 06, 2011, 12:20:13 PM
Kutip dari: Pi-One pada Juni 06, 2011, 10:22:13 AM
Bla bla bla...dan anda yang sejak awal gak sanggup nanggapi. Jika gak sanggup mencerna, gak usah bahas. Gitu aja kok repot... ::)
bla bla bla, anda masih saja lari dari substansi masalah ::)

Kutip dari: Pi-One pada Juni 06, 2011, 10:22:13 AM
Ya, aku sudah  belajar banyak analogi, termasuk sejumlah analogi maksa theis, yang selalu memaksakan analogi perlunya pencipta dengan produk buatan manusia. Atau analogi maksa kreasionis soal abiogenesis dengan topan bikin boeing...
Silahkan belajar lagi tentang analogi ::)

Kutip dari: Pi-One pada Juni 06, 2011, 10:22:13 AM
Yang bilang menafsirkani suka-suka dan asbun itu anda, ya mau gimana? Tiap orang bebas beropini, termasuk aku Setidaknya saat menafsirkan, aku bilang menurutku atau menurut pendapatku. Aku gak mengklaim pandanganku pasti benar. Beda dengan 'nabi semut-asbun'. Ah, anda gak peduli itu, anda kan sedang dalam misi 'balas dendam' ;D
bla bla anda yang sudah terbukti tafsir suka-suka dan asbun, malah menuduh balik, opini yang tafsir suka-suka dan asbun :)

Kutip dari: Pi-One pada Juni 06, 2011, 10:22:13 AM
Ada hal-hal yang hanya bisa dibuktikan oleh diri sendiri, dan orang lain pun bisa membuktikan jika mereka mencobanya. jadi bukan sekedar percaya. Iman? Aku sudah kenyang dijejali ini selama sekian lama debat di berbagai forum.
Bla bla bla, anda tahu tidak sih arti iman? anda tidak menjawab pertanyaan saya

Kutip dari: Pi-One pada Juni 06, 2011, 10:22:13 AM
Tuh, ego keluar kan? Sudah dibilang konsep ala FSM dkk itu justru adalah tanggapan terhadap theis, bukan sebaliknya. :)
Memang saya tidak boleh melihat dengan sudut pandang berbeda? anda memang siapa melarang-larang orang melihat dengan sudut pandang berbeda? ::)

Kutip dari: Pi-One pada Juni 06, 2011, 10:22:13 AM
Dan jika anda ngotot atheis punya Tuhan, ya udah. Sama saja anda mendeklarasikan diri sebagai idiot :)
Anda tidak dapat melihat mana sindiran mana yang tidak, separah itukah anda :)

Anda tidak menjawab apa yang saya tanyakan, anda hanya berputar-putar ditempat.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 06, 2011, 06:38:07 PM
Kutip dari: familycode pada Juni 06, 2011, 12:20:13 PMoekk...oekkk...
*bosan, ignored*

Kutip dari: familycode pada Juni 06, 2011, 12:20:13 PMoekk...oekkk...
*bosan, ignored*

Kutip dari: familycode pada Juni 06, 2011, 12:20:13 PMoekk...oekkk...
*bosan, ignored*


Kutip dari: familycode pada Juni 06, 2011, 12:20:13 PMoekk...oekkk...
*bosan, ignored*

Kutip dari: familycode pada Juni 06, 2011, 12:20:13 PMoekk...oekkk...
*bosan, ignored*

Back to topic, silakan next...
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Juni 07, 2011, 04:50:02 AM
Kutip dari: Pi-One pada Juni 06, 2011, 06:38:07 PM
*bosan, ignored*
*bosan, ignored*
*bosan, ignored*

*bosan, ignored*
*bosan, ignored*

Back to topic, silakan next...
Dengan kebiasaan anda suka berkhayal maka orang akan berpikir bahwa lebih tepat jika dia mengirimkan anda untuk tugas mendongeng untuk anak-anak dan saya akan mengucapkan selamat mendongeng ::)

Silahkan dilanjut sesuai topik, yang lainnya silahkan :)
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 07, 2011, 02:28:09 PM
Kutip dari: familycode pada Juni 07, 2011, 04:50:02 AMoekkk oekkk...
*ignored*
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: MonDay pada Juni 07, 2011, 06:27:47 PM
btw Goddess of Eternal Loli sudah menjelma lho ke dunia

(http://www.asianoffbeat.com/photos/jiuzhaigou-little-loli_5487.jpg)

peace ah ;D
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 07, 2011, 07:03:39 PM
Kutip dari: MonDay pada Juni 07, 2011, 06:27:47 PM
btw Goddess of Eternal Loli sudah menjelma lho ke dunia

(http://www.asianoffbeat.com/photos/jiuzhaigou-little-loli_5487.jpg)

peace ah ;D
Sekali lagi, GoEL terlalu imut untuk bisa diwujudkan dalam ilustrasi atau foto apapun. Bahkan gadis paling imut di dunia pun tak ada apa-apanya dibanding GoEl

*Mungkin lain kali mesti cantumin:
GoEL - copyright by Pi-One
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: semut-ireng pada Juni 08, 2011, 05:26:24 AM
pencetus GoEL bukannya HY ?
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Lunaris pada Juni 09, 2011, 08:34:02 PM
Makin lama makin tambah sepi ya ini forum. Kualitas diskusinya kok tambah turun dibanding taun lalu. Kayaknya kurang atheis tulen ini forum.

Kutip dari: MonDay pada Mei 27, 2011, 06:38:24 PM
sekedar tambahan pengetahuan
para atheis juga memiliki Tuhan versi mereka

Kalo saja tidak megoleksi perangko bisa disebut sebagai hobi. Atau botak itu termasuk warna rambut. Atheis bisa dibilang bertuhan tuh. Dari segi statistik juga nga salah. Theis punya tuhan sebanyak satu atau lebih, atheis punya 0.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Juni 10, 2011, 05:16:19 AM
Kutip dari: Lunaris pada Juni 09, 2011, 08:34:02 PM
Kalo saja tidak megoleksi perangko bisa disebut sebagai hobi. Atau botak itu termasuk warna rambut. Atheis bisa dibilang bertuhan tuh. Dari segi statistik juga nga salah. Theis punya tuhan sebanyak satu atau lebih, atheis punya 0.
Bukannya atheis kuat hanya percaya sesuatu yang didasarkan pada logika empiris semata, dapat saja dibilang tuhannya atheis adalah logika empirisnya itu sendiri sehingga belum tentu tentu 0. :)
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Monox D. I-Fly pada Juni 10, 2011, 08:13:54 AM
Kutip dari: familycode pada Juni 10, 2011, 05:16:19 AM
Bukannya atheis kuat hanya percaya sesuatu yang didasarkan pada logika empiris semata, dapat saja dibilang tuhannya atheis adalah logika empirisnya itu sendiri sehingga belum tentu tentu 0. :)

Maksudnya jumlah tuhannya adalah himpunan kosong gitu kah?  ???
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: semut-ireng pada Juni 10, 2011, 08:30:32 AM
bukan.

gOel.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Juni 10, 2011, 10:16:21 AM
Kutip dari: Monox D. I-Fly pada Juni 10, 2011, 08:13:54 AM
Maksudnya jumlah tuhannya adalah himpunan kosong gitu kah?  ???
Semua tergantung konteksnya dilihat dari sisi apa, intinya kemampuan logika empiris itu dapat membantu kita untuk menguji sesuatu yang dimana kita dapat saja tidak mudah percaya apa yang dikatakan oleh orang lain, disini artinya kemampuan logika empiris itu perlu digunakan untuk hal-hal tertentu bukan semua hal secara hakekat, karena kemampuan logika empiris tidak dapat menyelamatkan manusia dari kematian, sehingga manusia perlu mencari siapakah yang menciptakan dia. Disini kita perlu meletakkan logika empiris adalah sebagai alat untuk membantu manusia dalam kehidupannya bukan dijadikan sebagai patokan secara hakekat.

Berbeda dengan atheis kuat, dia dapat menganggap logika empiris itu sendiri adalah tuhannya, dimana ini artinya yang merasa dia atheis kuat cenderung mengarah pada keyakinan bahwa segalanya perlu diliat dengan logika empiris, seorang atheis kuat yang demikian seharusnya sadar bahwa dirinya itu bukan mahluk yang rasional. Kalau dia tetap ngotot semua hal harus dilihat secara empiris artinya atheis tuhannya adalah logika empiris, jika dikaitkan dengan Goddess of Eternal Loli, mungkinkah dapat tuhannya atheis adalah Goddess of Eternal Loli ?

(http://www.asianoffbeat.com/photos/jiuzhaigou-little-loli_5487.jpg)

Sekarang kita logika kemungkinannya dalam konteks sindiran, bahwa tuhannya atheis adalah logika empiris, jika misal dia tiba-tiba melihat gadis kecil dan imut lalu ada atheis kuat ingin menyembahnya dengan alasan imut dan dapat dirasakan kehadirannya secara empiris, apakah itu memungkinkan untuk atheis?
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 10, 2011, 11:20:45 AM
Kutip dari: familycode pada Juni 10, 2011, 10:16:21 AM
Semua tergantung konteksnya dilihat dari sisi apa, intinya kemampuan logika empiris itu dapat membantu kita untuk menguji sesuatu yang dimana kita dapat saja tidak mudah percaya apa yang dikatakan oleh orang lain, disini artinya kemampuan logika empiris itu perlu digunakan untuk hal-hal tertentu bukan semua hal secara hakekat, karena kemampuan logika empiris tidak dapat menyelamatkan manusia dari kematian, sehingga manusia perlu mencari siapakah yang menciptakan dia. Disini kita perlu meletakkan logika empiris adalah sebagai alat untuk membantu manusia dalam kehidupannya bukan dijadikan sebagai patokan secara hakekat.

Berbeda dengan atheis kuat, dia dapat menganggap logika empiris itu sendiri adalah tuhannya, dimana ini artinya yang merasa dia atheis kuat cenderung mengarah pada keyakinan bahwa segalanya perlu diliat dengan logika empiris, seorang atheis kuat yang demikian seharusnya sadar bahwa dirinya itu bukan mahluk yang rasional. Kalau dia tetap ngotot semua hal harus dilihat secara empiris artinya atheis tuhannya adalah logika empiris,
Memakai logika adalah metode yang digunakan. Bukan Tuhan.

Kutip dari: familycode pada Juni 10, 2011, 10:16:21 AMjika dikaitkan dengan Goddess of Eternal Loli, mungkinkah dapat tuhannya atheis adalah Goddess of Eternal Loli ?
Mutlak tidak.
Jika atheis menyembah sesuatu, mereka bukan lagi atheis.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: cronny pada Juni 10, 2011, 12:26:14 PM
emang tuhan bisa menyelamatkan manusia dari kematian?
kalau berdoa bisa ngak mati?

loe mao percaya apa ngak ama tuhan, ngak hubungan nya. mati mah pasti.
kalau tuhan mu bisa bikin gua immortal ngak mati2, gua pasti jadi pengikut setia tuh tuhan deh.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Herwitz pada Juni 10, 2011, 12:35:42 PM
@ Familycode

||kemampuan logika empiris tidak dapat menyelamatkan manusia dari kematian..||

Logika empiris secara tidak langsung dapat menyelamatkan manusia dari kematian, walaupun tidak selalu demikian. Contohnya, seseorang yang dalam keadaan darurat lebih memilih ditolong oleh kawannya yang secara empiris terbukti benar ada daripada meminta pertolongan pada "Peri Gigi".. ^^

||..sehingga manusia perlu mencari siapakah yang menciptakan dia||

Asumsikan sosok yang menciptakan manusia juga ada, namun apakah ia juga selalu mampu dan mau menyelamatkan manusia dari kematian..?? Ingat, pencipta tidak selalu penyelamat bagi ciptaannya.. ^^

||Berbeda dengan atheis kuat, dia dapat menganggap logika empiris itu sendiri adalah tuhannya, dimana ini artinya yang merasa dia atheis kuat cenderung mengarah pada keyakinan bahwa segalanya perlu diliat dengan logika empiris, seorang atheis kuat yang demikian seharusnya sadar bahwa dirinya itu bukan mahluk yang rasional. Kalau dia tetap ngotot semua hal harus dilihat secara empiris artinya atheis tuhannya adalah logika empiris||

Btw, apa definisi Tuhan menurut anda..?? Dari pernyataan di atas, tampaknya anda memiliki definisi yang berbeda tentang Tuhan daripada orang kebanyakan. Menyesuaikan dengan cara berpikir anda, orang yang ngotot kalau semua hal harus dilihat secara empiris dan keimanan, artinya orang tersebut Tuhan-nya adalah logika empiris dan keimanan. Sebab jika Tuhan-nya adalah Allah, tentu ia harus ngotot kalau semua hal harus dilihat dengan Allah.. ;D

Salam ;)
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Juni 10, 2011, 12:41:20 PM
Kutip dari: Pi-One pada Juni 10, 2011, 11:20:45 AM
Memakai logika adalah metode yang digunakan. Bukan Tuhan.
Apakah ketidakmungkinan seseorang menyembah suatu metode? mengingat agama maradona dan agama google saja ada.

Kutip dari: Pi-One pada Juni 10, 2011, 11:20:45 AM
Mutlak tidak.
Jika atheis menyembah sesuatu, mereka bukan lagi atheis.
Bagaimana jika seseorang menyembah metode logika empiris? dia atheis bukan?
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Juni 10, 2011, 12:52:59 PM
Kutip dari: cronny pada Juni 10, 2011, 12:26:14 PM
emang tuhan bisa menyelamatkan manusia dari kematian?
Jika pertanyaannya bisa atau tidak maka jawabnya bisa, jika anda tanya dasarnya, maka dasarnya adalah iman

Kutip dari: cronny pada Juni 10, 2011, 12:26:14 PM
kalau berdoa bisa ngak mati?
Mati jasmani atau mati rohani?

Kutip dari: cronny pada Juni 10, 2011, 12:26:14 PM
loe mao percaya apa ngak ama tuhan, ngak hubungan nya. mati mah pasti.
Sok tahu anda, tergantung mati jasmani atau mati rohani.

Kutip dari: cronny pada Juni 10, 2011, 12:26:14 PM
kalau tuhan mu bisa bikin gua immortal ngak mati2, gua pasti jadi pengikut setia tuh tuhan deh.
Semua orang dapat mati jasmani tapi belum tentu dapat mati rohani.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Juni 10, 2011, 01:06:42 PM
Kutip dari: Herwitz pada Juni 10, 2011, 12:35:42 PM
Logika empiris secara tidak langsung dapat menyelamatkan manusia dari kematian, walaupun tidak selalu demikian. Contohnya, seseorang yang dalam keadaan darurat lebih memilih ditolong oleh kawannya yang secara empiris terbukti benar ada daripada meminta pertolongan pada "Peri Gigi".. ^^
Disini dalam konteks dimana semua manusia pasti akan mati jasmani, bukan dalam hal seperti yang anda sampaikan,

Kutip dari: Herwitz pada Juni 10, 2011, 12:35:42 PM
Asumsikan sosok yang menciptakan manusia juga ada, namun apakah ia juga selalu mampu dan mau menyelamatkan manusia dari kematian..?? Ingat, pencipta tidak selalu penyelamat bagi ciptaannya.. ^^[/b]
Manusia mempunyai kehendak bebas diberikan oleh Tuhan, manusia ingin selamat atau tidak adalah tergantung manusia itu sendiri.

Kutip dari: Herwitz pada Juni 10, 2011, 12:35:42 PM
Btw, apa definisi Tuhan menurut anda..?? Dari pernyataan di atas, tampaknya anda memiliki definisi yang berbeda tentang Tuhan daripada orang kebanyakan. Menyesuaikan dengan cara berpikir anda, orang yang ngotot kalau semua hal harus dilihat secara empiris dan keimanan, artinya orang tersebut Tuhan-nya adalah logika empiris dan keimanan. Sebab jika Tuhan-nya adalah Allah, tentu ia harus ngotot kalau semua hal harus dilihat dengan Allah.. ;D[/b]
Makanya tergantung konteks, misal ada orang mengklaim logika empiris adalah tuhannya kan mungkin saja, dia atheis? ya belum tentu, kan dia menuhankan logika empiris, Atheis = Tidak bertuhan, disini melihat tergantung konteksnya.

Orang yang seperti itu artinya dia otomatis dapat sebagai atheis dalam konteks berarti tidak percaya kepada Tuhan (Tuhan pencipta alam semesta), karena dia belum pernah melihat Tuhan (Tuhan pencipta alam semesta), disini yang jadi permasalahan, seorang atheis belum tentu dia tidak percaya Tuhan (Tuhan pencipta alam semesta) karena bertolok ukur pada logika empiris bisa saja karena suatu hal lain diluar itu.

Sehingga seseorang menjadi atheis, tergantung apa konteksnya, jika dia tidak berTuhan karena logika empiris, tapi dia pernah bilang bahwa tuhannya logika empiris dan ini jadi paradoks.

Kutip dari: Herwitz pada Juni 10, 2011, 12:35:42 PM
Salam ;)
Salam juga
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: cronny pada Juni 10, 2011, 02:19:07 PM
Kutip dari: familycode pada Juni 10, 2011, 12:52:59 PM
Jika pertanyaannya bisa atau tidak maka jawabnya bisa, jika anda tanya dasarnya, maka dasarnya adalah iman
Mati jasmani atau mati rohani?
Sok tahu anda, tergantung mati jasmani atau mati rohani.
Semua orang dapat mati jasmani tapi belum tentu dapat mati rohani.
oh... jadi tuhan ngak bisa cegah mati jasmani?
mati rohani??? ckckck.... emang tau mati rohani kaya apa?

cegah yg mati yg jelas aja ngak mampu... ini ngomongin mati yg ngak jelas. tuhan nya lebay tuh.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Juni 10, 2011, 02:48:57 PM
Kutip dari: cronny pada Juni 10, 2011, 02:19:07 PM
oh... jadi tuhan ngak bisa cegah mati jasmani?
Semua manusia pasti akan mati jasmani dalam konteks agama kristen, hal itu dikarenakan dosa asal manusia, jadi bukan karena Tuhan.

Tuhan Yesus pernah menghidupkan orang mati, itu contoh bahwa Tuhan dapat melakukan hal tersebut, tapi dosa asal tetap ada, walau dia sudah hidup kembali, karena itu ahkirnya orang itu tetap mati jasmani ahkirnya.

Kutip dari: cronny pada Juni 10, 2011, 02:19:07 PM
mati rohani??? ckckck.... emang tau mati rohani kaya apa?
Mati rohani adalah kondisi dimana manusia terpisah dari Tuhan akibat dosa karena tidak lagi mengikuti kehendak Tuhan.

Kutip dari: cronny pada Juni 10, 2011, 02:19:07 PM
cegah yg mati yg jelas aja ngak mampu...
Manusia mati karena dosa, bukan karena Tuhan, Tuhan Yesus rela mati di kayu salib untuk menyelamatkan dosa-dosa manusia, walaupun manusia ahkirnya dapat mati jasmani, tapi mati rohani dapat dicegah dengan menerima Yesus sebagai juru selamat.

Kutip dari: cronny pada Juni 10, 2011, 02:19:07 PM
ini ngomongin mati yg ngak jelas.
Mati ada 2, mati secara jasmani dan rohani, dua-duanya jelas.

Kutip dari: cronny pada Juni 10, 2011, 02:19:07 PM
tuhan nya lebay tuh.
Tuhan tidak lebay, anda tidak dapat memahami apa yang saya posting.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: cronny pada Juni 10, 2011, 08:29:25 PM
gua bukan bilang semua manusia ngak akan mati.

Yg gua bilang tuhan ngak bakal bisa mencegah kematian... Emang ada manusia yg ngak bakal mati karena tuhan?
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 10, 2011, 09:16:13 PM
Kutip dari: familycode pada Juni 10, 2011, 12:41:20 PM
Apakah ketidakmungkinan seseorang menyembah suatu metode? mengingat agama maradona dan agama google saja ada.
Bagaimana jika seseorang menyembah metode logika empiris? dia atheis bukan?
Sudah dibilang, metode itu untuk digunakan, bukan untuk disembah.
Apakah anda menyembah ajaran kristen? Atau menjalankannya?

Tolong jangan ikutan jadi idiot seperti asbuner sebelumnya, yang mengklaim sebodoh ini...
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Juni 11, 2011, 04:30:35 AM
Kutip dari: cronny pada Juni 10, 2011, 08:29:25 PM
gua bukan bilang semua manusia ngak akan mati.

Yg gua bilang tuhan ngak bakal bisa mencegah kematian... Emang ada manusia yg ngak bakal mati karena tuhan?
Makanya kalau menyampaikan sesuatu itu diberikan konteks yang jelas, Tuhan bisa mencegah kematian rohani, untuk yang mati jasmani sudah saya berikan contoh diatas.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: semut-ireng pada Juni 11, 2011, 04:55:00 AM
Kutip dari: familycode pada Juni 11, 2011, 04:30:35 AM
Makanya kalau menyampaikan sesuatu itu diberikan konteks yang jelas, Tuhan bisa mencegah kematian rohani, untuk yang mati jasmani sudah saya berikan contoh diatas.

Sementara saya jadi penonton saja,  Bung.   Sedikit ngasih tahu saja,  teman diskusi anda itu belum mengerti arti kata / definisi Iman,  Ada yang ngaku beragama,  tapi juga belum mengerti arti kata / definisi Agama. :D
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Juni 11, 2011, 04:58:23 AM
Kutip dari: Pi-One pada Juni 10, 2011, 09:16:13 PM
Sudah dibilang, metode itu untuk digunakan, bukan untuk disembah.
Apakah anda menyembah ajaran kristen? Atau menjalankannya?

Tolong jangan ikutan jadi idiot seperti asbuner sebelumnya, yang mengklaim sebodoh ini...
Saya tidak mengatakan bahwa semua atheis menyembah suatu metode, disini saya menggunakan kata "dapat" dari awal, silahkan dicek, artinya bisa dapat saja ada yang mengklaim, namanya juga kemungkinan, tapi walaupun menggunakan metode logika empiris belum tentu dia menyembah metode, disini menyembah dalam arti benar-benar dimana secara hakekat kemungkinan kasus tertentu bisa saja ada, bukan benar-benar pasti ada seperti itu, anda lemot sekali menangkap apa maksud saya.

Bukannya anda sering melakukan generalisir suatu hal yang belum tentu itu terjadi dengan cara-cara kemungkinan.

Keidiotan anda dari awal diskusi sampai saat ini adalah sering melakukan generalisir apa yang dipost orang lain yang artinya sering pasti maksudnya seperti itu, padahal belum tentu seperti itu.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 11, 2011, 11:20:48 AM
Kutip dari: familycode pada Juni 11, 2011, 04:58:23 AM
Saya tidak mengatakan bahwa semua atheis menyembah suatu metode, disini saya menggunakan kata "dapat" dari awal, silahkan dicek, artinya bisa dapat saja ada yang mengklaim, namanya juga kemungkinan, tapi walaupun menggunakan metode logika empiris belum tentu dia menyembah metode, disini menyembah dalam arti benar-benar dimana secara hakekat kemungkinan kasus tertentu bisa saja ada, bukan benar-benar pasti ada seperti itu, anda lemot sekali menangkap apa maksud saya.

Bukannya anda sering melakukan generalisir suatu hal yang belum tentu itu terjadi dengan cara-cara kemungkinan.

Keidiotan anda dari awal diskusi sampai saat ini adalah sering melakukan generalisir apa yang dipost orang lain yang artinya sering pasti maksudnya seperti itu, padahal belum tentu seperti itu.
Tidak ada atheis yang menyembah sesuatu, apalagi menyembah metode. Apa gak ada komentar yang lebih bodoh lagi, sampai bilang 'menyembah metode'? :D
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Juni 11, 2011, 11:46:28 AM
Kutip dari: Pi-One pada Juni 11, 2011, 11:20:48 AM
Tidak ada atheis yang menyembah sesuatu, apalagi menyembah metode. Apa gak ada komentar yang lebih bodoh lagi, sampai bilang 'menyembah metode'? :D
Bukannya saya post sebelumnya orang seperti itu belum tentu atheis, namanya juga melihat kemungkinan secara hakekat dan juga bentuk sindiran, ini kurang lebih sama seperti komentar dari atheis tentang GoEL yang jelas perlu dibuktikkan, tidak bisa asal sindiran, jika tidak maka sebenarnya yang bego adalah yang memberikan julukan kan :) terlepas dari itu, ada yang namanya atheis lemah, dimana individu tersebut dapat menghindari untuk percaya pada tuhan, tidak tegas seperti atheis kuat, sehingga atheis sendiri punya ukuran, bukan sesuatu yang pasti.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Juni 11, 2011, 01:36:08 PM
Saya akan mencoba melihat tentang sindiran berupa GoEL dengan contoh.

Theis = Bertuhan
Atheis = Tidak bertuhan

Dapat saja si individu theis melakukan kesalahan dengan masuk ke ranah sains membawa-bawa agama dia, tapi jika si individu atheis menyindir dengan GoEL untuk theis adalah jelas bentuk generalisasi dimana ini tidak logis dan tidak terbukti, maka atheis sudah memposisikan sebagai orang yang tidak rasional, karena yang melakukan individu tapi yang di generalisasikan seakan-akan ke semua theis, ini yang dapat menyinggung theis yang lain.

Serangan balik sebagai bentuk ketidaklogisan :

Jika ada Individu theis yang tidak melakukan hal itu merasa tersindir dengan GoEL maka Individu Theis menyindirkan GoEL adalah tuhannya Atheis maka itu tidak rasional juga, karena dasarnya atheis adalah tidak punya tuhan tapi karena individu atheis sudah tidak rasional dalam menyindir maka tentu theis pun merasa boleh karena sama-sama menggunakan hal yang tidak rasional dalam menyindir.

Contoh proses :
(A: Theis tapi yang mencampuradukkan agama dan sains, B : si atheis, C : individu lain tapi theis)

si A = Individu A yang theis yang mencampuradukkan iman dan sains
si B = Gara-gara si individu A, si B yang atheis menyindir dengan GoEL terhadap theis (generalisasi)
si C = Individu lain yang theis yang tidak mencampur adukkan iman dan sains menyindir karena dia ikut tersindir
si B = Merasa si individu C tidak rasional karena atheis tidak menyembah tuhan, tapi dianggap itu tuhannya atheis.
si C = Merasa bahwa si B tidak rasional karena melakukan generalisasi

Sehingga disini yang melakukan kesalahan adalah si A dan si B, si C hanya membalas ketidakrasionalan si B.

Diatas hanya berupa contoh dimana kita harus melihat apa permasalahannya.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 11, 2011, 08:40:06 PM
Yang terlihat jelas sekali, anda tak tahu apa-apatentang pandangan lain seperti atheis atau agnostik. Dan sekali lagi, tidak ada atheis yang membawa-bawa GoEL, karena yang memakai ini hanya aku, yang seorang agnostik.

Dan aku sudah bosan dengan kebodohan. Sudah dibilang sindiran terhadap konsep God of the gap hanya digunakan jika ada theis yang menggunakan konsep itu, tapi ada si dogmatis yang terus ngotot seakan atheis/agnostik selalu menyindir. Yang generalisasi siapa terlihat jelas sekali.

Benar kata orang, jangan ladeni dogmatis, aplagi yang gak paham apa yang sedang dibahas... :)
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Juni 11, 2011, 09:17:20 PM
Kutip dari: Pi-One pada Juni 11, 2011, 08:40:06 PM
Yang terlihat jelas sekali, anda tak tahu apa-apatentang pandangan lain seperti atheis atau agnostik. Dan sekali lagi, tidak ada atheis yang membawa-bawa GoEL, karena yang memakai ini hanya aku, yang seorang agnostik.
Diatas adalah hanya contoh, yang saya maksud diatas adalah atheis lemah, atheis lemah contohnya agnostik, kalau atheis kuat ngapain bawa itu kan dia tidak bertuhan, sumber tentang ukuran atheis : wikipedia.

Kutip dari: Pi-One pada Juni 11, 2011, 08:40:06 PM
Dan aku sudah bosan dengan kebodohan. Sudah dibilang sindiran terhadap konsep God of the gap hanya digunakan jika ada theis yang menggunakan konsep itu, tapi ada si dogmatis yang terus ngotot seakan atheis/agnostik selalu menyindir. Yang generalisasi siapa terlihat jelas sekali.
Memang dalam contoh itu individu theis menggunakan konsep itu sudah masuk di lingkup yang ada di contoh, disini permasalahnnya, seharusnya si atheis lemah menyerang si individu, bukan apa yang dia percaya, karena individu itu yang mengatakannya demikian, saat individu atheis lemah mengatakan GoEL tentu, individu theis lainnya yang tidak tahu apa permasalahnnya jadi ikut langsung menyindir balik karena seharusnya si atheis lemah menyindir si individu theis, disinilah ketidakrasionalitas si individu atheis lemah, apalagi individu theis juga tidak menyembah GoEL, dimana makin tidak rasional, terlepas itu bentuk sindiran.

Kutip dari: Pi-One pada Juni 11, 2011, 08:40:06 PM
Benar kata orang, jangan ladeni dogmatis, aplagi yang gak paham apa yang sedang dibahas... :)
Secara realitas yang anda yakini juga dogmatis, walaupun anda klaimnya bukan dogmatis karena dapat ditanyakan dan diragu, saat saya menanyakan buktinya, sampai sekarang tidak pernah anda tunjukkan, anda selalu berputar-putar ditempat.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 12, 2011, 10:02:14 AM
Kutip dari: familycode pada Juni 11, 2011, 09:17:20 PM
Diatas adalah hanya contoh, yang saya maksud diatas adalah atheis lemah, atheis lemah contohnya agnostik, kalau atheis kuat ngapain bawa itu kan dia tidak bertuhan, sumber tentang ukuran atheis : wikipedia.
Agnostik itu rentangnya luas, dari agnostik yang cenderung theis sampai agnostik yang cenderung atheis.

Kutip dari: familycode pada Juni 11, 2011, 09:17:20 PMMemang dalam contoh itu individu theis menggunakan konsep itu sudah masuk di lingkup yang ada di contoh, disini permasalahnnya, seharusnya si atheis lemah menyerang si individu, bukan apa yang dia percaya, karena individu itu yang mengatakannya demikian, saat individu atheis lemah mengatakan GoEL tentu, individu theis lainnya yang tidak tahu apa permasalahnnya jadi ikut langsung menyindir balik karena seharusnya si atheis lemah menyindir si individu theis, disinilah ketidakrasionalitas si individu atheis lemah, apalagi individu theis juga tidak menyembah GoEL, dimana makin tidak rasional, terlepas itu bentuk sindiran.
Atheis/agnostik tidak menyerang apa yang dipercaya theis, tapi menyerang konsep lemah yang disodorkan theis untuk meyakinkan mereka.

Kutip dari: familycode pada Juni 11, 2011, 09:17:20 PMSecara realitas yang anda yakini juga dogmatis, walaupun anda klaimnya bukan dogmatis karena dapat ditanyakan dan diragu, saat saya menanyakan buktinya, sampai sekarang tidak pernah anda tunjukkan, anda selalu berputar-putar ditempat.
Karena anda tak punya kualitas untuk menanggapi. Percuma menjelaskan soal integral, jika matematika dasar saja tidak paham. :)

Dan sejak awal anda memang tak niat memahami, anda hanya niat membantah, karena anda takut kalau 'iman' anda terganggu :)

*Dan untuk anda ketahui, istilah God of the gaps dicetuskan oleh Henry Drummond, seorang penginjil dari abad ke-19. :)
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Juni 12, 2011, 11:37:30 AM
Kutip dari: Pi-One pada Juni 12, 2011, 10:02:14 AM
Agnostik itu rentangnya luas, dari agnostik yang cenderung theis sampai agnostik yang cenderung atheis.
Saya setuju dengan rentang itu, jika anda tidak setuju dengan istilah atheis lemah, anda jangan protes ke saya, silahkan ke wiki.

Kutip dari: Pi-One pada Juni 12, 2011, 10:02:14 AM
Atheis/agnostik tidak menyerang apa yang dipercaya theis, tapi menyerang konsep lemah yang disodorkan theis untuk meyakinkan mereka.
Konsep itu dapat jadi lemah saat ranah iman dimasukkan ke sains yang dilakukan individu theis, saat atheis lemah/agnostik mengatakan GoEL tentu anda melakukan memasukkan penyindiran ke konsep si individu theis tersebut, maksud anda kan begitu, anda tidak menyadari, dengan melayani perdebatan di ranah agama dan sains maka ini sudah masuk ke ranah lebih luas, sehingga ini dapat otomatis masuk ke ranah filsafat, tentu kata GoEL jelas itu tidak logis, karena GoEL bukan yang dipercaya oleh theis, disinilah atheis lemah / agnostik terjebak, individu theis lainnya yang tidak tahu apa permasalahnnya jadi ikut langsung menyindir balik karena seharusnya si atheis lemah menyindir si individu theis yang melakukan pencampuran, disinilah ketidakrasionalitas si individu atheis lemah, apalagi individu theis juga tidak menyembah GoEL, dimana makin tidak rasional, terlepas itu bentuk sindiran.

Kutip dari: Pi-One pada Juni 12, 2011, 10:02:14 AM
Karena anda tak punya kualitas untuk menanggapi. Percuma menjelaskan soal integral, jika matematika dasar saja tidak paham. :)
Anda disini memaksakan saya konsep dimana saya harus berada dalam klaim anda, tapi klaim anda tidak sesuai realita, yang saya minta sangat simple, bukti dari meditasi yang ahkirnya terbukti ada tumimbal lahir, apa permintaan saya ini terlalu sulit, saya hanya bertanya, tentu pertanyaan itu dijawab dengan bukti bukan menghindar lalu malah bla bla bla tidak jelas, percuma menjelaskan soal tumimbal lahir dapat dibuktikkan tapi apa yang anda sampaikan tidak pernah terbukti. :)

Kutip dari: Pi-One pada Juni 12, 2011, 10:02:14 AM
Dan sejak awal anda memang tak niat memahami, anda hanya niat membantah, karena anda takut kalau 'iman' anda terganggu :)
Kamus anda : Meminta bukti = tidak niat memahami. :)


Kutip dari: Pi-One pada Juni 12, 2011, 10:02:14 AM
*Dan untuk anda ketahui, istilah God of the gaps dicetuskan oleh Henry Drummond, seorang penginjil dari abad ke-19. :)
Saya tidak tahu sejarahnya, saya mencoba melihat, apakah sesuatu itu pada tempatnya atau tidak.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 12, 2011, 05:46:41 PM
Konsep God of the gap dicetuskan oleh Henry Drummond, dimana ia mengatkaan untuk mengisi ketidaktahuan dengan variabel Tuhan. Tentu saja konsep macma ini sangat lemah, karna setiap kali gap ketidaktahuan terisi oleh pengtahuan, seiring itu pula peran Tuhan jadi makin kecil. Krenanya sejatinya konsep ini dikritik bukan hanya oleh non theis, tapi juga oleh sebagian theis sendiri.

Lalu, apa yang salah dari menanggapi pihak yang mencoba menyodorkan konsep ini? Oh, theis itu mengandalkan iman, dan iman itu gak boleh diusik-usik sedikitpun. Theis punya hak eklusif karena mereka punya iman, jadi mereka gak boleh diusik, Sebaliknya mereka bebas mengusik non-theis karena non theis gak punya iman. dst dst... ::)
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Juni 12, 2011, 07:22:39 PM
Kutip dari: Pi-One pada Juni 12, 2011, 05:46:41 PM
Konsep God of the gap dicetuskan oleh Henry Drummond, dimana ia mengatkaan untuk mengisi ketidaktahuan dengan variabel Tuhan. Tentu saja konsep macma ini sangat lemah, karna setiap kali gap ketidaktahuan terisi oleh pengtahuan, seiring itu pula peran Tuhan jadi makin kecil. Krenanya sejatinya konsep ini dikritik bukan hanya oleh non theis, tapi juga oleh sebagian theis sendiri.

Lalu, apa yang salah dari menanggapi pihak yang mencoba menyodorkan konsep ini? Oh, theis itu mengandalkan iman, dan iman itu gak boleh diusik-usik sedikitpun. Theis punya hak eklusif karena mereka punya iman, jadi mereka gak boleh diusik, Sebaliknya mereka bebas mengusik non-theis karena non theis gak punya iman. dst dst... ::)
god of the gaps menunjuk pada hal yang belum bisa dijelaskan oleh sains. maka kuncinya perlu ada relasi agama dan sains yang dimana jika ada yang belum bisa menerima maka maka dikembalikan ke ranah masing-masing.

Terlepas dari hal diatas ini berbeda dengan jika menyebut GoEL, ini sudah menyebutkan sosok, itu jelas sangat tidak rasional, karena agnostik tidak dapat membuktikkan, walaupun itu konteksnya sindiran, tapi tetap saja tidak rasional, jika tidak rasional maka apakah salah jika theis melakukan tidak rasional juga sebagai balasan sindiran. Disitu pointnya.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Herwitz pada Juni 13, 2011, 07:30:13 AM
Gak kebalik tuhh..?? Justru teis yg tidak rasional karena selalu mengklaim bahwa Tuhan-lah yg menciptakan "ini-itu" padahal tidak ada bukti kalau Ia mampu dan mau menciptakannya. Nah, makanya orang ateis dan agnostik kemudian menyindir (dgn klaim tanpa bukti dan tidak rasional juga) kalau tokoh macam FSM, GoEL, Google, dsb-pun bisa menjadi pencipta "ini-itu".. ^^
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Juni 13, 2011, 09:31:46 AM
Kutip dari: Herwitz pada Juni 13, 2011, 07:30:13 AM
Gak kebalik tuhh..?? Justru teis yg tidak rasional karena selalu mengklaim bahwa Tuhan-lah yg menciptakan "ini-itu" padahal tidak ada bukti kalau Ia mampu dan mau menciptakannya. Nah, makanya orang ateis dan agnostik kemudian menyindir (dgn klaim tanpa bukti dan tidak rasional juga) kalau tokoh macam FSM, GoEL, Google, dsb-pun bisa menjadi pencipta "ini-itu".. ^^
Klaim seperti itu bukannya sah-sah saja jika konteksnya filsafat? saat agnostik melakukan sosok di tataran filsafat jelas ini tidak rasional, karena theis tidak merasa sosoknya seperti itu sehingga sebagai ketidakrasionalan agnostik maka dibalas oleh theis, bukankah ada agnostik yang lebih mengarah ke theis daripada atheis, siapa tahu tuhannya agnostik GoEL, karena dia agnostik lebih mengarah ke theis daripada atheis kan, siapa tahukan? :)
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 13, 2011, 09:45:13 AM
Kutip dari: familycode pada Juni 12, 2011, 07:22:39 PM
god of the gaps menunjuk pada hal yang belum bisa dijelaskan oleh sains. maka kuncinya perlu ada relasi agama dan sains yang dimana jika ada yang belum bisa menerima maka maka dikembalikan ke ranah masing-masing.
God of the gap menggunakan variabel Tuhan untuk mengisi gap ketidaktahuan. Karena itu, semakin celah ketidaktahuan terisi oleh pengetahuan, maka makin kecil pula porsi Tuhan di sana.

Kutip dari: familycode pada Juni 12, 2011, 07:22:39 PMTerlepas dari hal diatas ini berbeda dengan jika menyebut GoEL, ini sudah menyebutkan sosok, itu jelas sangat tidak rasional, karena agnostik tidak dapat membuktikkan, walaupun itu konteksnya sindiran, tapi tetap saja tidak rasional, jika tidak rasional maka apakah salah jika theis melakukan tidak rasional juga sebagai balasan sindiran. Disitu pointnya.
Konsep God of the gap tidak membuktikan apapun, hanya mengisi gap ketidaktahuan dengan variabel yang disebut Tuhan. Karena tidak ada pembuktian, kita bisa dengan mudah mengganti variabel ini dengan FSM, IPU, GoEL dsb, tanpa merubah makna kalimatnya. Di sini non theis menunjukkan secara telak betapa lemah konsep God of the gap tersebut.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Juni 13, 2011, 10:26:21 AM
Kutip dari: Pi-One pada Juni 13, 2011, 09:45:13 AM
God of the gap menggunakan variabel Tuhan untuk mengisi gap ketidaktahuan. Karena itu, semakin celah ketidaktahuan terisi oleh pengetahuan, maka makin kecil pula porsi Tuhan di sana.
Konsep God of the gap tidak membuktikan apapun, hanya mengisi gap ketidaktahuan dengan variabel yang disebut Tuhan. Karena tidak ada pembuktian, kita bisa dengan mudah mengganti variabel ini dengan FSM, IPU, GoEL dsb, tanpa merubah makna kalimatnya. Di sini non theis menunjukkan secara telak betapa lemah konsep God of the gap tersebut.
Mengisi dengan asbun dan suka-suka adalah ketidakrasionalan, dan saat masuk ke lingkup yang lebih luas, maka membalas sindirian yang tidak rasional tentu dapat dilakukan theis juga kan?
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: cronny pada Juni 13, 2011, 10:36:58 AM
Video untuk hiburan :)

"the less reason someone has for believing something, the more we should honor them for believing it" ;D ;D

http://www.youtube.com/watch?v=M0Alhhe-JA8
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: MonDay pada Juni 13, 2011, 11:51:35 AM
Kutip dari: Pi-One pada Juni 07, 2011, 07:03:39 PM
Sekali lagi, GoEL terlalu imut untuk bisa diwujudkan dalam ilustrasi atau foto apapun. Bahkan gadis paling imut di dunia pun tak ada apa-apanya dibanding GoEl

*Mungkin lain kali mesti cantumin:
GoEL - copyright by Pi-One

halah punya GoEL aja sombong

mungkin pi one satu2nya penerima wahyu yang paham dan mengerti akan keinginan GoEL
dan yang tidak percaya GoEL disebut kaum bakais (kaum idiot) karena orang sejenius pi one aja percaya

xixixi peace ;D
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Herwitz pada Juni 13, 2011, 12:38:04 PM
@ Familycode

Klaim seperti itu bukannya sah-sah saja jika konteksnya filsafat? saat agnostik melakukan sosok di tataran filsafat jelas ini tidak rasional, karena theis tidak merasa sosoknya seperti itu sehingga sebagai ketidakrasionalan agnostik maka dibalas oleh theis, bukankah ada agnostik yang lebih mengarah ke theis daripada atheis, siapa tahu tuhannya agnostik GoEL, karena dia agnostik lebih mengarah ke theis daripada atheis kan, siapa tahukan?
_____________________________________
Setahu saya dalam sains maupun filsafat, klaim tanpa bukti sama saja dgn omong kosong. Klaim semacam itu lebih tepatnya dianggap wajar (sah-sah saja) dalam dongeng. Btw, aturan filsafat mana tuh yg mengatakan kalau orang ateis dan agnostik tidak boleh menyindir ketidak-rasionalan teis dengan ketidak-rasionalan juga..??

Orang agnostik yg lebih mengarah ke teis adalah mereka yg tidak tau tentang keberadaan Tuhan, namun lebih memilih utk mempercayai-Nya (umumnya Tuhan sbg yg impersonal). Sedangkan Pastafarianism, Googlism, dsb sebenarnya adalah agama-agama parodi utk menyindir kaum kreasionis yg selalu mengklaim tanpa bukti bahwa hanya-lah Tuhan pencipta "ini-itu" ~
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Juni 13, 2011, 12:57:06 PM
Kutip dari: Herwitz pada Juni 13, 2011, 12:38:04 PM
Setahu saya dalam sains maupun filsafat, klaim tanpa bukti sama saja dgn omong kosong. Klaim semacam itu lebih tepatnya dianggap wajar (sah-sah saja) dalam dongeng. Btw, aturan filsafat mana tuh yg mengatakan kalau orang ateis dan agnostik tidak boleh menyindir ketidak-rasionalan teis dengan ketidak-rasionalan juga..??
Kalau anda tidak punya kapasitas untuk diskusi disini lebih baik anda tidak perlu diskusi disini, bego anda itu.

Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar.[1] Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa

Sumber : Wikipedia

Perhatikan yang saya garis bawahi, jika tidak tahu apa-apa, tidak usah sok tahu.

Kutip dari: Herwitz pada Juni 13, 2011, 12:38:04 PM
Orang agnostik yg lebih mengarah ke teis adalah mereka yg tidak tau tentang keberadaan Tuhan, namun lebih memilih utk mempercayai-Nya (umumnya Tuhan sbg yg impersonal). Sedangkan Pastafarianism, Googlism, dsb sebenarnya adalah agama-agama parodi utk menyindir kaum kreasionis yg selalu mengklaim tanpa bukti bahwa hanya-lah Tuhan pencipta "ini-itu" ~[/b]
Tolol kok dipelihara mas, tentu tidak rasional karena theis tidak merasa bahwa tuhan mereka GoEL, perhatikan kalimat diatas : "Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu"

Dialektika disini dimana bagaimana agama dan sains ada relasi lebih baik, jika memang ada yang tidak bisa menerima maka ya dikembalikan ranah masing-masing.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: cronny pada Juni 13, 2011, 02:37:29 PM
Edward Current emang bener, kita harus menghormati keyakinan orang lain, walau bertapa konyol nya keyakinan tsb.
Bahkan dia menambahkan, semakin konyol keyakinan tsb, kita harus makin menghormati nya ;D ;D ;D

Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Juni 13, 2011, 02:45:20 PM
Kutip dari: cronny pada Juni 13, 2011, 02:37:29 PM
Edward Current emang bener, kita harus menghormati keyakinan orang lain, walau bertapa konyol nya keyakinan tsb.
Bahkan dia menambahkan, semakin konyol keyakinan tsb, kita harus makin menghormati nya ;D ;D ;D
Suatu hal dianggap konyol atau tidak, ukurannya adalah subyektif.
Tanpa ideologi multikultur di negeri ini, apakah mungkin bisa menyatukan berbagai banyaknya keyakinan yang dalam arti bukan agama saja, tapi juga kepercayaan-kepercayaan dari adat-istiadat dan sebagainya ?

Menurut saya pribadi, Indonesia luar biasa dapat menyatukan rakyat yang terdiri dari berbagai macam suku, agama, ras dan golongan itu ke dalam satu kesatuan NKRI.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Arsène Lupin pada Juni 13, 2011, 03:15:45 PM
Kutip dari: familycode pada Juni 13, 2011, 02:45:20 PM
Suatu hal dianggap konyol atau tidak, ukurannya adalah subyektif.
Tanpa ideologi multikultur di negeri ini, apakah mungkin bisa menyatukan berbagai banyaknya keyakinan yang dalam arti bukan agama saja, tapi juga kepercayaan-kepercayaan dari adat-istiadat dan sebagainya ?

Menurut saya pribadi, Indonesia luar biasa dapat menyatukan rakyat yang terdiri dari berbagai macam suku, agama, ras dan golongan itu ke dalam satu kesatuan NKRI.

Saya tidak yakin dengan kata "menyatukan" di atas. Masih ada orang-orang yang dominan di Indonesia.

Kalau keyakinan bukan paksaan, kenapa masih ada upaya rekrutmen pemeluk agama baru?
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: cronny pada Juni 13, 2011, 03:53:33 PM
Kutip dari: familycode pada Juni 13, 2011, 02:45:20 PM
Suatu hal dianggap konyol atau tidak, ukurannya adalah subyektif.
Tanpa ideologi multikultur di negeri ini, apakah mungkin bisa menyatukan berbagai banyaknya keyakinan yang dalam arti bukan agama saja, tapi juga kepercayaan-kepercayaan dari adat-istiadat dan sebagainya ?

Menurut saya pribadi, Indonesia luar biasa dapat menyatukan rakyat yang terdiri dari berbagai macam suku, agama, ras dan golongan itu ke dalam satu kesatuan NKRI.
kan gua bilang sekonyol apapun keyakinan orang harus di hormatin... makin konyol malah musti makin dihormatin tuh ;D ;D ;D
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 13, 2011, 04:14:09 PM
Kutip dari: familycode pada Juni 13, 2011, 10:26:21 AM
Mengisi dengan asbun dan suka-suka adalah ketidakrasionalan, dan saat masuk ke lingkup yang lebih luas, maka membalas sindirian yang tidak rasional tentu dapat dilakukan theis juga kan?
Ini mesti dikembalikan pada anda :)
(http://cdn-u.kaskus.us/48/sjprqdmx.jpg)

Atau anda mau mengklaim theis berhak mengklaim ini itu terhadap non-theis, tapi non-theis tidak berhak berkomentar apapun yang bertentangan dengan pandangan theis? :D

Mau yang lebih halus?
Theis mengklaim segala sesuatu pasti ada pencipta, misal meja dibuat oleh tukang kayu. Pertanyaanku, siapa yang bikin kolong meja? Si tukang kayu? Jelas bukan. Lalu siapa? :)

Kutip dari: MonDay pada Juni 13, 2011, 11:51:35 AM
halah punya GoEL aja sombong

mungkin pi one satu2nya penerima wahyu yang paham dan mengerti akan keinginan GoEL
dan yang tidak percaya GoEL disebut kaum bakais (kaum idiot) karena orang sejenius pi one aja percaya

xixixi peace ;D
Sombong? Aku hanya mencegah pihak asbuner yang mengklaim GoEL begini begitu padahal mutlak gak tahu apa-apa soal GoEL. Mereka yang main klaim macam itu yang disebut bakais. Apa anda begitu? :)
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Juni 13, 2011, 04:37:56 PM
Kutip dari: Pi-One pada Juni 13, 2011, 04:14:09 PM
Ini mesti dikembalikan pada anda :)
(http://cdn-u.kaskus.us/48/sjprqdmx.jpg)

Atau anda mau mengklaim theis berhak mengklaim ini itu terhadap non-theis, tapi non-theis tidak berhak berkomentar apapun yang bertentangan dengan pandangan theis? :D

Mau yang lebih halus?
Theis mengklaim segala sesuatu pasti ada pencipta, misal meja dibuat oleh tukang kayu. Pertanyaanku, siapa yang bikin kolong meja? Si tukang kayu? Jelas bukan. Lalu siapa? :)
Berhak mengklaim itu tergantung di konteks apa, kalau di konteks yang sesuai memang kenapa? contoh dalam konteks agama, sah-sah saja kan. Saat dikonteks agama dan anda berkomentar yang bertentangan dengan yang di agama tersebut, ya jelas anda asbun atau tafsir suka-suka.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 13, 2011, 09:33:31 PM
Kutip dari: familycode pada Juni 13, 2011, 04:37:56 PM
Berhak mengklaim itu tergantung di konteks apa, kalau di konteks yang sesuai memang kenapa? contoh dalam konteks agama, sah-sah saja kan. Saat dikonteks agama dan anda berkomentar yang bertentangan dengan yang di agama tersebut, ya jelas anda asbun atau tafsir suka-suka.

Aku nantang anda untuk membuktikan anda paham apa yang dibahas, dan anda cuma ngeles. Jika cuma pengen muter-muter, mending serahkan pada member lain yang paham bahasan.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Juni 13, 2011, 09:50:40 PM
Kutip dari: Pi-One pada Juni 13, 2011, 09:33:31 PM
Aku nantang anda untuk membuktikan anda paham apa yang dibahas, dan anda cuma ngeles. Jika cuma pengen muter-muter, mending serahkan pada member lain yang paham bahasan.
Lho semua kan tergantung konteksnya, untuk beberapa konteks sudah saya paparkan, bukannya saya sudah bilang berulang kali kalau hanya memberikan pendapat bukannya bebas saja, masalah itu rasional atau tidak ya itu dapat dijadikan acuan yang membalas sindiran, kalau sindirannya tidak rasional, lalu dibalas tidak rasional maka dimana salahnya lalu agnostiknya protes dan membalas menyerang individu, jika terus saling sindir tidak habis-habis maka mau dibawa debat kusirnya. Tentu lebih tepat jika semua dikembalikan pada ranah masing-masing.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 13, 2011, 09:54:41 PM
Kutip dari: familycode pada Juni 13, 2011, 09:50:40 PMciap ciap...
*bosan, ignored*
Next one, please...
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: MonDay pada Juni 14, 2011, 07:40:35 PM
Kutip dari: Pi-One pada Juni 13, 2011, 04:14:09 PM
Sombong? Aku hanya mencegah pihak asbuner yang mengklaim GoEL begini begitu padahal mutlak gak tahu apa-apa soal GoEL. Mereka yang main klaim macam itu yang disebut bakais. Apa anda begitu? :)
zZz sy kira anda cukup jenius untuk memahami maksud tulisan sy --

Kutip dari: cronny pada Juni 13, 2011, 03:53:33 PM
kan gua bilang sekonyol apapun keyakinan orang harus di hormatin... makin konyol malah musti makin dihormatin tuh ;D ;D ;D

hmm baik yang yakin Tuhan itu ada dengan berbagai versi maupun yang yakin Tuhan tidak ada dengan berbagai sanggahan dan alasan maupun yang milih abu2 semacam agnoistik, harus saling menghormati :)
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 14, 2011, 07:45:44 PM
Kutip dari: cronny pada Juni 13, 2011, 03:53:33 PM
kan gua bilang sekonyol apapun keyakinan orang harus di hormatin... makin konyol malah musti makin dihormatin tuh ;D ;D ;D
Kalau klaim konyol asbuner soal pandangan filosofis seorang tokoh, mesti dihormati gak? Macam Einstein yang agnostik diklaim theis, dan Hawking yang agnostik diklaim atheis? ::)
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Juni 15, 2011, 04:53:37 AM
Kutip dari: Pi-One pada Juni 14, 2011, 07:45:44 PM
Kalau klaim konyol asbuner soal pandangan filosofis seorang tokoh, mesti dihormati gak? Macam Einstein yang agnostik diklaim theis, dan Hawking yang agnostik diklaim atheis? ::)
Bla bla bla ujung-ujungnya generalisasi, lalu dihubung-hubungkan dengan pengalaman pribadi, cape dehh,
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 15, 2011, 09:58:19 AM
Kutip dari: familycode pada Juni 15, 2011, 04:53:37 AM
Bla bla bla ujung-ujungnya generalisasi, lalu dihubung-hubungkan dengan pengalaman pribadi, cape dehh,
Lucu, aku bicara tentang sosok asbuner paling caper di forum ini, semut-asbun.
Dan ada yang GR, merasa disebut ::)
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Juni 15, 2011, 11:21:25 AM
Kutip dari: Pi-One pada Juni 15, 2011, 09:58:19 AM
Lucu, aku bicara tentang sosok asbuner paling caper di forum ini, semut-asbun.
Dan ada yang GR, merasa disebut ::)
Maksudnya anda dalam diskusi dengan dia, dan dia misal mengatakan GoEL adalah tuhan anda, disini anda akan melakukan generalisasi tentang theis dan dapat saja di hubung-hubungkan dengan pengalaman anda untuk menambah record yang dilakukan theis, dan dijadikan bentuk amunisi untuk generalisasi.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: rafek pada Juni 15, 2011, 03:04:26 PM
Mungkin seperti ini kedudukannya:

Beberapa non-theis menganggap bahwa konsep ketuhanan yg dipercayai theis adalah god of the gap, tapi beberapa theis tidak merasa seperti itu, sehingga theis tersebut menganggap bahwa god of the gap hanyalah persepsi salah non-theis semata. Dengan kata lain, konsep god of the gap adalah Tuhan(baca: konsep ketuhanan) yg menurut non-theis dipercaya oleh para theis, sedangkan beberapa theis menolak klaim tersebut yg menurutnya muncul dari misinterpretasi dan kesalahpahaman konsep. Bukan berarti theis tersebut menganggap bahwa atheis menyembah atau mempercayai Tuhan,(bagi orang yg beranggapan seperti itu, anda bisa menyebutnya idiot, jika ada)
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: rafek pada Juni 15, 2011, 03:14:26 PM
Lalu bagaimana dengan para atheis yg menitikberatkan masalah moral? Misalnya mempertanyakan keadilan Tuhan ketika Ia merenggut nyawa para anak sulung bangsa mesir? Apakah adil bagi Tuhan untuk berpihak? Jika seseorang berdoa bagi kemenangan timnya dalam sebuah pertandingan sepak bola, dan lawannya pun melakukan hal yg sama, maka pada pihak mana Tuhan akan berpihak? Atau ketika Tuhan memusnahkan sebuah kota, apakah dalam kota tersebut tidak terdapat orang2 yg tidak bersalah? Mengapa Tuhan melakukan generalisasi, jika Ia adalah Yang Maha Bijaksana? Bagaimana menjelaskan keterlibatan Tuhan dalam alam semesta ini?
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: semut-ireng pada Juni 15, 2011, 04:45:54 PM
Kutip dari: Pi-One pada Juni 14, 2011, 07:45:44 PM
Macam Einstein yang agnostik diklaim theis, dan Hawking yang agnostik diklaim atheis? ::)
(http://static.kaskus.us/images/smilies/capede.gif)
narik2 agnostik ?
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 15, 2011, 08:17:45 PM
Kutip dari: familycode pada Juni 15, 2011, 11:21:25 AM
Maksudnya anda dalam diskusi dengan dia, dan dia misal mengatakan GoEL adalah tuhan anda, disini anda akan melakukan generalisasi tentang theis dan dapat saja di hubung-hubungkan dengan pengalaman anda untuk menambah record yang dilakukan theis, dan dijadikan bentuk amunisi untuk generalisasi.
Lelucon? Semut-asbun itu kasus khusus, kasihan yang lain kalau digeneralisasi sama dengan dia :D

Kutip dari: rafek pada Juni 15, 2011, 03:04:26 PM
Mungkin seperti ini kedudukannya:

Beberapa non-theis menganggap bahwa konsep ketuhanan yg dipercayai theis adalah god of the gap, tapi beberapa theis tidak merasa seperti itu, sehingga theis tersebut menganggap bahwa god of the gap hanyalah persepsi salah non-theis semata. Dengan kata lain, konsep god of the gap adalah Tuhan(baca: konsep ketuhanan) yg menurut non-theis dipercaya oleh para theis, sedangkan beberapa theis menolak klaim tersebut yg menurutnya muncul dari misinterpretasi dan kesalahpahaman konsep. Bukan berarti theis tersebut menganggap bahwa atheis menyembah atau mempercayai Tuhan,(bagi orang yg beranggapan seperti itu, anda bisa menyebutnya idiot, jika ada)
Sindiran God of the gap itu dicetuskan saat theis sendiri sudah mulai menggunakan konsep tersebut. Sebagian non-theis menyindri apa yang dilakukan theis (yang menggunakan konsep God of the gap) dengan mengganti variabel Tuhan yang digunakan theis jadi variabel lain seperti FSM, untuk menunjukkan pada theis tadi bahwa konsep God of the gap yang mereka ajukan itu pointless.

Jika ada yang bilang sindiran macam FSM sebagai Tuhan atheis, tentu saja yang bilang begitu itu sama sekali gak ngerti. kalau dikasih tahu tapi masih ngotot, ya sudah, anggap aja emang idiot.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Juni 15, 2011, 08:45:58 PM
Kutip dari: Pi-One pada Juni 15, 2011, 08:17:45 PM
Sindiran God of the gap itu dicetuskan saat theis sendiri sudah mulai menggunakan konsep tersebut. Sebagian non-theis menyindri apa yang dilakukan theis (yang menggunakan konsep God of the gap) dengan mengganti variabel Tuhan yang digunakan theis jadi variabel lain seperti FSM, untuk menunjukkan pada theis tadi bahwa konsep God of the gap yang mereka ajukan itu pointless.

Jika ada yang bilang sindiran macam FSM sebagai Tuhan atheis, tentu saja yang bilang begitu itu sama sekali gak ngerti. kalau dikasih tahu tapi masih ngotot, ya sudah, anggap aja emang idiot.
Macam GoEL itu tidak terbukti baik secara sains maupun agama dan ini bukti keidiotan non-theis yang mengatakan seperti itu.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 15, 2011, 08:47:27 PM
Kutip dari: familycode pada Juni 15, 2011, 08:45:58 PM
Macam GoEL itu tidak terbukti baik secara sains maupun agama dan ini bukti keidiotan non-theis yang mengatakan seperti itu.
Tuh, yang idiot siapa?
GoEL jelas-jelas cuma sindiran. Sindiran kok dibuktikan ::)
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Juni 15, 2011, 09:10:52 PM
Kutip dari: Pi-One pada Juni 15, 2011, 08:47:27 PM
Tuh, yang idiot siapa?
GoEL jelas-jelas cuma sindiran. Sindiran kok dibuktikan ::)
Tentu diatas terlepas dari sindiran. Sama halnya juga GoEL adalah tuhannya agnostik (mengingat ada agnostik punya rentang ke theis jadi lebih rasional). yang idiot siapa jadi jelas. jika ini tetap dibilang tidak rasional ya cukup bilang sindiran. Sindiran kok dibuktikkan. ::)
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 16, 2011, 07:23:07 PM
Kutip dari: familycode pada Juni 15, 2011, 09:10:52 PM
Tentu diatas terlepas dari sindiran. Sama halnya juga GoEL adalah tuhannya agnostik (mengingat ada agnostik punya rentang ke theis jadi lebih rasional). yang idiot siapa jadi jelas. jika ini tetap dibilang tidak rasional ya cukup bilang sindiran. Sindiran kok dibuktikkan. ::)
Ya, seperti yang kubilang, jika dijelaskan tapi gak ngerti, anggap saja idiot.
Maka ini harus kuajukan apda anda.

*Udah dibilang juga, GoEL itu eklusif punya Pi-One, malah digeneralisir ke agnostik*
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Herwitz pada Juni 17, 2011, 12:49:47 PM
@ Familycode

Anda:
... Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa. (Wikipedia)

Cek di wikipedia juga deh [http://id.wikipedia.org/wiki/Logika#Logika_sebagai_cabang_filsafat],, Disana dikatakan kalau logika digunakan dalam filsafat untuk melakukan pembuktian.. ;)


Anda:
Tolol kok dipelihara mas, tentu tidak rasional karena theis tidak merasa bahwa tuhan mereka GoEL ...

Btw, bagian mana-nya yg tidak rasional..?? Rasional itu bukan dinilai dari "merasa" atau "tidak merasa" kalee.. /nepuk pantat
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 17, 2011, 02:23:26 PM
Jangan diskak mat dulu......
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Juni 17, 2011, 06:52:15 PM
Kutip dari: Herwitz pada Juni 17, 2011, 12:49:47 PM
@ Familycode

Anda:
... Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa. (Wikipedia)

Cek di wikipedia juga deh [http://id.wikipedia.org/wiki/Logika#Logika_sebagai_cabang_filsafat],, Disana dikatakan kalau logika digunakan dalam filsafat untuk melakukan pembuktian.. ;)


Anda:
Tolol kok dipelihara mas, tentu tidak rasional karena theis tidak merasa bahwa tuhan mereka GoEL ...

Btw, bagian mana-nya yg tidak rasional..?? Rasional itu bukan dinilai dari "merasa" atau "tidak merasa" kalee.. /nepuk pantat
Goblok kuadrat, silahkan belajar, apa itu filsafat, logika berpikir dan logika bahasa itu dalam melihat suatu hal. Hal itu dijadikan suatu objek pemikiran, objek pemikiran ini bisa dilihat dari ranah agama dan ranah-ranah lain, tapi ranah lain seperti sains tidak bisa melakukan intervensi ranah lain seperti misal agama. Logika itu tidak sama dengan empiris, makanya yang namanya contoh seperti tumimbal lahir masuknya di ranah filosofi karena mereka "merasa" seperti itu tapi tidak bisa dibuktikkan secara ilmiah, terlepas dari itu, jawaban apa yang anda posting itu semakin menunjukkan kebegoan anda, maaf jika saya agak keras, karena kengototan anda semakin menunjukkan anda semakin bego saja.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Juni 17, 2011, 07:50:43 PM
Kutip dari: Pi-One pada Juni 16, 2011, 07:23:07 PM
Ya, seperti yang kubilang, jika dijelaskan tapi gak ngerti, anggap saja idiot.
Maka ini harus kuajukan apda anda.

*Udah dibilang juga, GoEL itu eklusif punya Pi-One, malah digeneralisir ke agnostik*
Bla bla bla, disini anda hanya melihat dari konteks anda sendiri, tapi tidak ingin melihat konteks yang berbeda, karena ini sudah bukan satu dua kali saja, saya malas menanggapinya, disini bukan ajang diskusi debat kusir yang ingin menang sendiri dalam memilih konteks. Disini saya lebih memilih dimana kita harus melihat berbagai sudut pandang lalu dilakukan bentuk dialektika sehingga dengan pendekatan-pendekatan yang ada dapat meminimalisir bahkan kalau bisa menyingkirkan sindir-menyindir yang tidak perlu dengan itu maka sikap untuk memberikan pengertian yang tepat sesuai konteks perlu di kedepankan.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 17, 2011, 09:47:28 PM
Kutip dari: familycode pada Juni 17, 2011, 07:50:43 PMbla bla bla...
ya ya...Anda nuduh orang lain menggeneralisasi, padahal mutlak-mutlak anda yang generalisasi. Anda gak ngerti panangan atheis, pandangan agnostik, tapi anda celoteh tentang atheis atau agnostik begini begitu. Anda bahkan ngoceh GoEL dipakai agnostik begini begitu, padahal sudah dibilang juga, yang bikin konsepnya aku, yang ngerti aku, yang makai juga cuma aku. Mana ada agnostik lain yang makai?

Dari situ saja ketahuan siapa yang idiot ::)

Yah, sudah cukup meladeni dogmatis yang ngotot modal dogma.... :)
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Juni 17, 2011, 09:54:34 PM
Kutip dari: Pi-One pada Juni 17, 2011, 09:47:28 PM
ya ya...Anda nuduh orang lain menggeneralisasi, padahal mutlak-mutlak anda yang generalisasi. Anda gak ngerti panangan atheis, pandangan agnostik, tapi anda celoteh tentang atheis atau agnostik begini begitu. Anda bahkan ngoceh GoEL dipakai agnostik begini begitu, padahal sudah dibilang juga, yang bikin konsepnya aku, yang ngerti aku, yang makai juga cuma aku. Mana ada agnostik lain yang makai?

Dari situ saja ketahuan siapa yang idiot ::)

Yah, sudah cukup meladeni dogmatis yang ngotot modal dogma.... :)
Bla bla bla, bagian mana saya melakukan generalisasi? bagian mana saya tidak ngerti pandangan atheis, agnostik, bla bla bla, idiot, suka klaim tapi tidak ada satupun yang bisa dibuktikkan, sudah jelas siapa yang idiot, cape dehhh
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 17, 2011, 09:57:59 PM
Kutip dari: familycode pada Juni 17, 2011, 09:54:34 PMoekk oekkk...
*dogmatist has ignored
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Lunaris pada Juni 18, 2011, 12:05:27 AM
Aku atheist tapi baru pertama kali denger GOEL disini.

Kalo Russel Teapot pernah dengar tapi Russel ngaku agnostik.

Kami atheis menaruh Lv Segala macam tuhan pada level Flaying Spageheti Mosnter, Russel Teapot, Pink Unicorn dan Leprechaun.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 18, 2011, 01:55:39 PM
GoEL (Goddess of Eternal Loli) itu istilah yang kubuat di forum sebelah. Di debat, sebagian theis terus mengulang konsep God of the gap, misal 'siapa yang bikin, kalau bukan Tuhan siapa lagi' dst. Biasa yang lain tanggapannya pakai FSM (Flying Spaghetty Monster), tapi karena aku gak suka tampangnya, jadi kuganti dengan GoEL.

Wajar kalau hampir semua gak kenal, wong ini emang buatanku dan yang makai itu aku. Makanya, konyol aja kalau ada yang menggeneralisasi GoEL ke 'Tuhannya agnostik' atau 'istilah para agnostik' atau yang lebih tolol dari itu...
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: Herwitz pada Juni 19, 2011, 06:47:08 PM
@ Familycode

||Logika itu tidak sama dengan empiris, makanya yang namanya contoh seperti tumimbal lahir masuknya di ranah filosofi karena mereka "merasa" seperti itu tapi tidak bisa dibuktikkan secara ilmiah, terlepas dari itu, jawaban apa yang anda posting itu semakin menunjukkan kebegoan anda, maaf jika saya agak keras, karena kengototan anda semakin menunjukkan anda semakin bego saja.||

Sapa jg yang bilang logika itu sama dengan empiris..?? ::)
Jadi, sudah terbukti kan kalau dalam sains maupun filsafat, pembuktian (dgn logika dan/atau empiris) sangat diperlukan. Hal itu juga menunjukkan klaim orang teis ttng Tuhan yg menciptakan "ini-itu" adalah omong kosong bila dilihat dari sudut pandang sains dan fisafat karena kurangnya bukti yg diberikan.. :D
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Juni 19, 2011, 06:53:26 PM
Kutip dari: Herwitz pada Juni 19, 2011, 06:47:08 PM
Bla bla bla
*Tidak diskusi untuk orang goblok dan ngotot.
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: MonDay pada Juni 19, 2011, 07:04:44 PM
ngomong2 logika empiris itu apa si? sy banyak menemukan kata itu dalam diskusi di sini
Judul: Re: Atheis God
Ditulis oleh: familycode pada Juni 19, 2011, 07:13:52 PM
Kutip dari: MonDay pada Juni 19, 2011, 07:04:44 PM
ngomong2 logika empiris itu apa si? sy banyak menemukan kata itu dalam diskusi di sini
Logika adalah suatu upaya berpikir secara cermat dan tepat mengenai berbagai argumen yang hendak dikemukakan seseorang. Logika juga dapat digunakan untuk menganalisis atau menguji argumen (-argumen) orang lain.

Empiris adalah suatu keadaan yang bergantung pada bukti atau konsekuensi yang teramati oleh indera.

Tinggal digabungkan keduanya.
Judul: Re: Konsep God of the gap
Ditulis oleh: syx pada Juni 20, 2011, 07:11:50 AM
judul diganti karena sesuai namanya 'a-theis' yaitu tidak bertuhan. kalo ada tuhannya berarti bukan atheis. thanks.
Judul: Re: Konsep God of the gap
Ditulis oleh: Herwitz pada Juni 20, 2011, 02:01:44 PM
Males juga diskusi ama orang yg menuduh teman diskusinya bodoh dan ngotot tanpa alasan yg jelas.. ~_~
Judul: Re: Konsep God of the gap
Ditulis oleh: familycode pada Juni 20, 2011, 03:03:57 PM
Kutip dari: Herwitz pada Juni 20, 2011, 02:01:44 PM
Bla bla
Silahkan belajar lagi sebelum diskusi disini :)
Judul: Re: Konsep God of the gap
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 20, 2011, 09:31:19 PM
Kutip dari: Herwitz pada Juni 20, 2011, 02:01:44 PM
Males juga diskusi ama orang yg menuduh teman diskusinya bodoh dan ngotot tanpa alasan yg jelas.. ~_~
Dogmatis kan harus melindungi diri mereka agar 'tidak goyah' :)

KutipThe "God Of The Gaps" Argument

This argument has the form

   * There is a gap in scientific knowledge.
   * Therefore, the things in this gap are best explained as acts of God.

This is not based in logic. It is simply a statement of pessimism about the future progress of science.

Down through the centuries, science has eliminated a great many of its gaps. People who had used the Gap argument were embarrassed, since their God shrank in power with each new scientific advance. For example, after the work of Galileo and Newton, it was no longer thought that angels pushed the planets across the heavens.

A more recent example is the argument by some Creationists that complex molecules (such as amino acids) could not have arisen by natural processes on the early earth. Hence, life could not have arisen by natural means, and God must have miraculously created these chemicals while creating life. The chemicals were part of a Purpose.

The basis of this argument was a gap in scientific knowledge. This basis fell apart when molecules (including organic molecules) were detected in interstellar space by astronomers. The argument came further apart when amino acids were found inside the Murchison meteorite. Apparently the basic molecules of life form naturally in some quite harsh places, and there is a way for vast quantities to have arrived intact on the early earth. So, their existence has Purpose only to the extent that the entire galaxy does.
http://www.don-lindsay-archive.org/creation/god_of_gaps.html
Dalam konsep God of the gaps, theis/kreasionis tidak membuktikan bahwa Tuhan memang melakukan semua itu. Mereka hanya mengklaim, kalau bukan Tuhan, siapa lagi? Karena itulah muncul tanggapan yang mengganti variabel Tuhan dengan FSM dan sejenisnya, dan nilai kalimat tak berubah.
Judul: Re: Konsep God of the gap
Ditulis oleh: familycode pada Juni 20, 2011, 10:13:46 PM
Kutip dari: Pi-One pada Juni 20, 2011, 09:31:19 PM
Dogmatis kan harus melindungi diri mereka agar 'tidak goyah' :)
Generalisasi tidak bermutu, sudah jelas filsafat itu bagaimana kriterianya, yang namanya bentuk intervensi ke agama tidak dapat dilakukan, seperti anda mencak-mencak jika saya mempertanyakan terhadap apa yang anda percaya tentang tumimbal lahir dengan melihat diluar filosofi, padahal anda mempercayainya bukan dengan iman, sampai saat ini, itu masih kontroversi, berbeda dengan agama samawi yang dimana menggunakan iman untuk mempercayainya dan ini tidak masalah masuk di tataran filsafat, yang penting dapat memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk suatu solusi.
Judul: Re: Konsep God of the gap
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 20, 2011, 10:22:41 PM
Kutip dari: familycode pada Juni 20, 2011, 10:13:46 PMciap ciap...
Kapan ya si dogmatis bisa bahas sesuai topik? ::)
Judul: Re: Konsep God of the gap
Ditulis oleh: familycode pada Juni 20, 2011, 10:30:18 PM
Kutip dari: Pi-One pada Juni 20, 2011, 10:22:41 PM
bla bla
Kapan ya anda bisa melihat apa objek yang di bahas  ::)
Judul: Re: Konsep God of the gap
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 20, 2011, 10:31:12 PM
KutipThe term goes back to Henry Drummond, a 19th century evangelist lecturer, from his Lowell Lectures on the Ascent of Man. He chastises those Christians who point to the things that science can not yet explain—"gaps which they will fill up with God"—and urges them to embrace all nature as God's, as the work of "... an immanent God, which is the God of Evolution, is infinitely grander than the occasional wonder-worker, who is the God of an old theology." In the 20th century Dietrich Bonhoeffer expressed the concept in similar terminology in letters he wrote while in a Nazi prison during World War II, which were not made public until years later. Bonhoeffer wrote, for example: "...how wrong it is to use God as a stop-gap for the incompleteness of our knowledge. If in fact the frontiers of knowledge are being pushed further and further back (and that is bound to be the case), then God is being pushed back with them, and is therefore continually in retreat. We are to find God in what we know, not in what we don't know."
http://en.wikipedia.org/wiki/God_of_the_gaps
Judul: Re: Konsep God of the gap
Ditulis oleh: rafek pada Juli 03, 2011, 06:59:13 PM
Mungkin atheis dan theis ada di posisi yg mirip, hanya saja berlainan arah. Jadi teringat analogi tentang orang optimis dan pesimis. Jika ada gelas yg diisi setengah volumenya dengan air, orang optimis akan berkata gelas itu setengah penuh (half full), sedangkan orang pesimis bilang setengah kosong (half empty). Padahal hal yg diamati kedua orang tersebut sama.

Juga pada kasus orang hilang, ada orang yg beranggapan bahwa orang hilang tsb masih hidup karena tidak ada bukti ia sudah mati, namun ada juga orang yg berpendapat sebaliknya, dengan alasan yg sama. Jadi teringat paradoks kucing Schrodinger. Ada di posisi mana anda?

Mungkin usaha untuk membuktikan bahwa Tuhan itu ada sama sulitnya dengan membuktikan bahwa Tuhan tidak ada. Dipandang dari sudut pandang ini, atheism nampaknya adalah suatu kepercayaan tersendiri, yakni kepercayaan bahwa Tuhan itu tidak ada.

Judul: Re: Konsep God of the gap
Ditulis oleh: Pi-One pada Juli 03, 2011, 10:11:08 PM
Kutip dari: rafek pada Juli 03, 2011, 06:59:13 PM
Mungkin atheis dan theis ada di posisi yg mirip, hanya saja berlainan arah. Jadi teringat analogi tentang orang optimis dan pesimis. Jika ada gelas yg diisi setengah volumenya dengan air, orang optimis akan berkata gelas itu setengah penuh (half full), sedangkan orang pesimis bilang setengah kosong (half empty). Padahal hal yg diamati kedua orang tersebut sama.
Dan orang realistis akan bilang gelas itu terisi setengahnya.

Kutip dari: rafek pada Juli 03, 2011, 06:59:13 PMMungkin usaha untuk membuktikan bahwa Tuhan itu ada sama sulitnya dengan membuktikan bahwa Tuhan tidak ada. Dipandang dari sudut pandang ini, atheism nampaknya adalah suatu kepercayaan tersendiri, yakni kepercayaan bahwa Tuhan itu tidak ada.
Atheisme berangkat dari suatu ketidakpercayaan. Ketidakpercayaan pada eksistensi Tuhan. Apakah ketidakpercayaan adalah satu bentuk kepercayaan? Sama saja bilang botak itu warna rambut.
Judul: Re: Konsep God of the gap
Ditulis oleh: jeni nemo pada Juli 04, 2011, 11:47:58 AM
siapa yg menciptakan dunia jagad raya ini beserta isi2nya, tg mengatur waktu, mengatur perputaran bumi??
Judul: Re: Konsep God of the gap
Ditulis oleh: rafek pada Juli 04, 2011, 12:17:38 PM
Kutip dari: Pi-One pada Juli 03, 2011, 10:11:08 PM
Dan orang realistis akan bilang gelas itu terisi setengahnya.
Atheisme berangkat dari suatu ketidakpercayaan. Ketidakpercayaan pada eksistensi Tuhan. Apakah ketidakpercayaan adalah satu bentuk kepercayaan? Sama saja bilang botak itu warna rambut.
Tidak percaya akan adanya Tuhan sama saja dengan percaya bahwa Tuhan tidak ada, apa bedanya? Sama hanya misalkan pada koordinat diagram kartesius, misal pada sumbu x. Jika anda ada di koordinat posisi (0,0), lalu anda bergerak 1 langkah, langkah tersebut berbeda arti sesuai arah mana yg anda ambil. Jika anda bergerak 1 langkah ke arah kanan, maka posisi anda menjadi (1,0), sedangkan jika anda bergerak 1 langkah ke arah kiri, maka anda ada di koordinat (-1,0). Padahal, arah manapun yg anda ambil, anda sama2 hanya bergerak 1 langkah.

Saya tidak bilang botak itu warna rambut, tapi mungkin gaya rambut.
Judul: Re: Konsep God of the gap
Ditulis oleh: Pi-One pada Juli 04, 2011, 03:52:32 PM
Kutip dari: jeni nemo pada Juli 04, 2011, 11:47:58 AM
siapa yg menciptakan dunia jagad raya ini beserta isi2nya, tg mengatur waktu, mengatur perputaran bumi??
Silakan isi sesuka anda. Mau Zeus, Odin, Pan Ku, Baal, FSM, IPU.
Masalahnya tinggal bisa tidaknya anda buktikan jawaban anda...

Kutip dari: rafek pada Juli 04, 2011, 12:17:38 PM
Tidak percaya akan adanya Tuhan sama saja dengan percaya bahwa Tuhan tidak ada, apa bedanya? Sama hanya misalkan pada koordinat diagram kartesius, misal pada sumbu x. Jika anda ada di koordinat posisi (0,0), lalu anda bergerak 1 langkah, langkah tersebut berbeda arti sesuai arah mana yg anda ambil. Jika anda bergerak 1 langkah ke arah kanan, maka posisi anda menjadi (1,0), sedangkan jika anda bergerak 1 langkah ke arah kiri, maka anda ada di koordinat (-1,0). Padahal, arah manapun yg anda ambil, anda sama2 hanya bergerak 1 langkah.

Saya tidak bilang botak itu warna rambut, tapi mungkin gaya rambut.
Emang percaya-tak percaya sama dengan langnkah dalam koordinat cartesius?
Gimaan kalau anda bergerak selangkah secara diagonal? Apa jarak yang ditempuh  dari titik awal itu sama?

Sekali lagi, apakah ketidakpercayaan sama dengan kepercayaan?
Judul: Re: Konsep God of the gap
Ditulis oleh: rafek pada Juli 05, 2011, 03:19:05 PM
Kutip dari: Pi-One pada Juli 04, 2011, 03:52:32 PM
Emang percaya-tak percaya sama dengan langnkah dalam koordinat cartesius?
Gimaan kalau anda bergerak selangkah secara diagonal? Apa jarak yang ditempuh  dari titik awal itu sama?

Sekali lagi, apakah ketidakpercayaan sama dengan kepercayaan?
Jika anda bergerak diagonal, sama saja, pada intinya anda bergerak sejauh 1 satuan. Dan jika pola pergerakan yg mungkin anda tempuh digabungkan seluruhnya, maka akan terbentuk lingkaran, dan bola pada kasus 3 dimensi. Kesimpulannya, arah manapun yg anda tempuh, anda hanya bergerak sebesar jari2 lingkaran atau bola tsb.

Juga pada logika matematika. Jika percaya pada Tuhan dilambangkan dengan p, maka tidak percaya pada Tuhan adalah ~p. Masing2 simbol adalah negasi dari yg lain, dan memiliki nilai kebenaran yg berbeda. Namun selama nilai kebenaran belum ditemukan, keduanya memiliki peluang yg sama.

Saya tidak bilang atheis sama dengan theis, melainkan keduanya ada pada posisi yg serupa. Apakah tidak percaya adanya Tuhan berbeda dengan percaya bahwa Tuhan tidak ada?
Judul: Re: Konsep God of the gap
Ditulis oleh: Pi-One pada Juli 05, 2011, 08:36:09 PM
Kutip dari: rafek pada Juli 05, 2011, 03:19:05 PM
Jika anda bergerak diagonal, sama saja, pada intinya anda bergerak sejauh 1 satuan. Dan jika pola pergerakan yg mungkin anda tempuh digabungkan seluruhnya, maka akan terbentuk lingkaran, dan bola pada kasus 3 dimensi. Kesimpulannya, arah manapun yg anda tempuh, anda hanya bergerak sebesar jari2 lingkaran atau bola tsb.

Juga pada logika matematika. Jika percaya pada Tuhan dilambangkan dengan p, maka tidak percaya pada Tuhan adalah ~p. Masing2 simbol adalah negasi dari yg lain, dan memiliki nilai kebenaran yg berbeda. Namun selama nilai kebenaran belum ditemukan, keduanya memiliki peluang yg sama.

Saya tidak bilang atheis sama dengan theis, melainkan keduanya ada pada posisi yg serupa. Apakah tidak percaya adanya Tuhan berbeda dengan percaya bahwa Tuhan tidak ada?
Garuk-garuk kepala...
Logika Tuhan dikaitkan dengan logika matematika? Dan malah bicara soal 'peluang yang sama'? Ini logika yang benar-benar 'maksa' :) Peluang macam itu cuma peluang di atas kertas, dan tak ada nilainya.

Dan bicara koordinat cartesius, bisakah anda menyebutkan nilai riil dari koordinat saat anda bergerak non horizontal/vertikal? Bisakah anda menyebut nilai riil dari akar dua sebagai koordinat titik terebut?

Mengapa non-theis tak percaya? Karena absennya alasan untuk percaya. Dan anda sengaja otomatis menempatkan merkea di posisi percaya yang lain?
Judul: Re: Konsep God of the gap
Ditulis oleh: Farabi pada Juli 05, 2011, 08:40:13 PM
Tidak mungkin Tuhan tidak ada, dunia ini terlalu canggih untuk muncul dengan sendirinya. Dan semuanya sudah didesain dengan sempurna.
Judul: Re: Konsep God of the gap
Ditulis oleh: Pi-One pada Juli 06, 2011, 08:26:16 AM
Kutip dari: Farabi pada Juli 05, 2011, 08:40:13 PM
Tidak mungkin Tuhan tidak ada, dunia ini terlalu canggih untuk muncul dengan sendirinya. Dan semuanya sudah didesain dengan sempurna.
Aku sudah amat sangat begitu kelewat luar biasa sungguh benar-benar terlalu sering dengar klaim konyol ini. Kesempurnaan? Di mananya?
Judul: Re: Konsep God of the gap
Ditulis oleh: tastement pada Juli 06, 2011, 09:30:37 AM
tuhan ya ada dong, kan sudah jelas di alkitab, dia yang menciptakan semuanya dalam 6 hari, di hari ke-7 dia ngaso, tapi ngasonya bukan di ranjang, soalnya ranjang kagak termasuk dlm penciptaan yg 6 hari itu.
Judul: Re: Konsep God of the gap
Ditulis oleh: Pi-One pada Juli 07, 2011, 08:53:48 AM
Kutip dari: tastement pada Juli 06, 2011, 09:30:37 AM
tuhan ya ada dong, kan sudah jelas di alkitab, dia yang menciptakan semuanya dalam 6 hari, di hari ke-7 dia ngaso, tapi ngasonya bukan di ranjang, soalnya ranjang kagak termasuk dlm penciptaan yg 6 hari itu.
Ya ya. Dia bikin tanaman di hari ketiga, dan matahari serta bintang-bitnang baru ada di hari keempat. Menjungkirbalikkan segala sains yang ada.
Judul: Re: Konsep God of the gap
Ditulis oleh: familycode pada Juli 07, 2011, 11:21:41 AM
Dalam tatanan filsafat, sains tidak dijungkirbalikkan, jika ada yang di agama belum bisa dibuktikkan oleh sains, maka bukan berarti disebut dijungkirbalikkan.
Judul: Re: Konsep God of the gap
Ditulis oleh: Pi-One pada Juli 07, 2011, 01:47:16 PM
Maka buktikan bagaimana tanaman bisa eksis duluan, atau bumi ada duluan ketimbang matahari dan bintang-bintang...

Itu jelas-jelas tidak logis, tidak sesuai logika, dan bertentangan dengan data dan fakta ilmiah.
Judul: Re: Konsep God of the gap
Ditulis oleh: familycode pada Juli 07, 2011, 05:30:20 PM
Kutip dari: Pi-One pada Juli 07, 2011, 01:47:16 PM
Maka buktikan bagaimana tanaman bisa eksis duluan, atau bumi ada duluan ketimbang matahari dan bintang-bintang...

Itu jelas-jelas tidak logis, tidak sesuai logika, dan bertentangan dengan data dan fakta ilmiah.
Logis jika premisnya dipercaya dengan Iman.

Kejadian 1:1 Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.

Pada ayat ke 11 baru tanaman.

1:11 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian.
1:12 Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.

Untuk fakta ilmiah. Lihat konteksnya dengan jelas, sudah jelas di kalimat pertama adalah dalam tatanan filsafat. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika.

Judul: Re: Konsep God of the gap
Ditulis oleh: Pi-One pada Juli 07, 2011, 10:51:11 PM
Yeah yeah, bermain dengan kata, dan tidak menjawab substansi pertanyaan.
jawab saja, bagaimana tanaman bisa muncul dan tumbuh di hari ketiga, sementara mathari dan bintang-bintang di hari berikut? Secara ilmiah pun tak ada yang akan mendukung bumi ada duluan ketimbang matahari. Bintang-bintang pun tak kurang yang lebih tua dari bumi dan matahari...
Judul: Re: Konsep God of the gap
Ditulis oleh: familycode pada Juli 07, 2011, 11:54:36 PM
Kutip dari: Pi-One pada Juli 07, 2011, 10:51:11 PM
Yeah yeah, bermain dengan kata, dan tidak menjawab substansi pertanyaan.
jawab saja, bagaimana tanaman bisa muncul dan tumbuh di hari ketiga, sementara mathari dan bintang-bintang di hari berikut? Secara ilmiah pun tak ada yang akan mendukung bumi ada duluan ketimbang matahari. Bintang-bintang pun tak kurang yang lebih tua dari bumi dan matahari...
Saya pernah posting tentang apa yang dimaksud dengan langit dan bumi, itu sudah cukup jelas, silahkan dicari, saran saya, daripada anda jadi asbuner, lebih baik anda kritik saja apa yang anda percaya tentang tumimbal lahir yang sampai detik ini tidak dapat dibuktikkan secara ilmiah. :)
Judul: Re: Konsep God of the gap
Ditulis oleh: rawWARus pada Juli 08, 2011, 06:58:52 AM
AYA-AYA WAE...WKWKWKWKWKWKWK
Judul: Re: Konsep God of the gap
Ditulis oleh: Pi-One pada Juli 08, 2011, 09:46:09 AM
Kutip dari: familycode pada Juli 07, 2011, 11:54:36 PM
Saya pernah posting tentang apa yang dimaksud dengan langit dan bumi, itu sudah cukup jelas, silahkan dicari, saran saya, daripada anda jadi asbuner, lebih baik anda kritik saja apa yang anda percaya tentang tumimbal lahir yang sampai detik ini tidak dapat dibuktikkan secara ilmiah. :)
Bla bla bla...tidak menjawab pertanyaan dan ngeles. Yang gini ngajak debat? ::)
Judul: Re: Konsep God of the gap
Ditulis oleh: familycode pada Juli 08, 2011, 09:49:22 AM
Kutip dari: Pi-One pada Juli 08, 2011, 09:46:09 AM
Bla bla bla
jika anda tidak tahu dengan apa yang anda bahas maka lebih baik tidak perlu sok melakukan kitik, apa yang anda post semakin menunjukkan anda tidak tahu apa-apa yang dibahas, cape deh
Judul: Re: Konsep God of the gap
Ditulis oleh: Pi-One pada Juli 08, 2011, 09:54:09 AM
Kutip dari: familycode pada Juli 08, 2011, 09:49:22 AMciap ciap...
*ignored*
Judul: Re: Konsep God of the gap
Ditulis oleh: rafek pada Juli 08, 2011, 02:43:04 PM
Kutip dari: Pi-One pada Juli 05, 2011, 08:36:09 PM
Garuk-garuk kepala...
Logika Tuhan dikaitkan dengan logika matematika? Dan malah bicara soal 'peluang yang sama'? Ini logika yang benar-benar 'maksa' :) Peluang macam itu cuma peluang di atas kertas, dan tak ada nilainya.

Dan bicara koordinat cartesius, bisakah anda menyebutkan nilai riil dari koordinat saat anda bergerak non horizontal/vertikal? Bisakah anda menyebut nilai riil dari akar dua sebagai koordinat titik terebut?

Mengapa non-theis tak percaya? Karena absennya alasan untuk percaya. Dan anda sengaja otomatis menempatkan merkea di posisi percaya yang lain?
Yah, namanya juga pendapat. Itu yg terlintas di pikiran saya jika saya ada di posisi netral. Saya tidak menempatkan atheis ataupun theis di posisi tertentu.
Judul: Re: Konsep God of the gap
Ditulis oleh: Farabi pada Juli 08, 2011, 03:40:03 PM
Kutip dari: Pi-One pada Juli 07, 2011, 01:47:16 PM
Maka buktikan bagaimana tanaman bisa eksis duluan, atau bumi ada duluan ketimbang matahari dan bintang-bintang...

Itu jelas-jelas tidak logis, tidak sesuai logika, dan bertentangan dengan data dan fakta ilmiah.

Untuk masalah itu kalau saya sih iman saja.
Judul: Re: Konsep God of the gap
Ditulis oleh: Pi-One pada Juli 08, 2011, 07:06:25 PM
Menyodorkan kisah penciptaan.
Mengklaim itu gak bertentangan dengan sains.
Giliran ditanyakan kontradiksi dengan sains, tinggal lari ke iman?
Judul: Re: Konsep God of the gap
Ditulis oleh: familycode pada Juli 08, 2011, 07:39:58 PM
Kutip dari: Pi-One pada Juli 08, 2011, 07:06:25 PM
bla bla bla
Memang bagian mana sih yang kontradiksi?
Silahkan jabarkan secara mendetail.
Terlepas dari itu..
Saat kepercayaan anda yang tidak rasional di tanyakan, justru anda mencak-mencak.
Kenapa anda tidak kritik apa yang anda percaya yang jelas-jelas tidak bisa dibuktikkan.

Judul: Re: Konsep God of the gap
Ditulis oleh: Pi-One pada Juli 09, 2011, 09:28:13 AM
Kutip dari: familycode pada Juli 08, 2011, 07:39:58 PMciap ciap ciap...
*ignored*
Judul: Re: Konsep God of the gap
Ditulis oleh: familycode pada Juli 09, 2011, 10:39:01 AM
Kalau begitu anda adalah asbuner sejati karena tidak dapat membuktikkan apa-apa :)
Judul: Re: Konsep God of the gap
Ditulis oleh: Pi-One pada Juli 09, 2011, 10:02:51 PM
Kutip dari: familycode pada Juli 09, 2011, 10:39:01 AMciap ciap...
ignore si tukang ngeles...
Judul: Re:Konsep God of the gap
Ditulis oleh: rilbol pada Mei 22, 2014, 04:18:36 PM
Kutip dari: MonDay pada Mei 27, 2011, 06:38:24 PM
sekedar tambahan pengetahuan
para atheis juga memiliki Tuhan versi mereka
(http://i53.tinypic.com/2mhuagl.jpg)
Goddess of Eternal Loli
Tuhan diibaratkan sebagai gadis kecil imut2 yang suka bermain2 dengan ciptaannya, manusia diibaratkan boneka bagiNya yang bisa diperlakukan apa dan bagaimana saja. Yup, salah seorang kita mengimaninya hehe


Katanya atheis, tidak mengakui Tuhan, tapi kok mereka tetap saja yah mencari Tuhan. Hehehehhee...... Ayo siapa nih sebenarnya yang dijadikan boneka?
Judul: Re:Konsep God of the gap
Ditulis oleh: mhyworld pada Mei 24, 2014, 12:55:20 AM
Kutip dari: rilbol pada Mei 22, 2014, 04:18:36 PM

Katanya atheis, tidak mengakui Tuhan, tapi kok mereka tetap saja yah mencari Tuhan. Hehehehhee...... Ayo siapa nih sebenarnya yang dijadikan boneka?

Itu analogi yang mereka pakai untuk menggambarkan situasi yang dihadapi oleh para theis.