Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 06:47:43 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 231
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 213
Total: 213

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Misteri Seputar Keberadaan Sungai Dibawah Laut, Penemunya Langsung Masuk Islam?

Dimulai oleh destii, Maret 10, 2017, 01:40:01 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

destii

Peran besar mengenai keberadaan sungai dibawah laut ini di dukung oleh penyelam terkenal bernama Mr. Jacques Yves Costeau. Ia adalah seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka asal Prancis. Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba Jacques Yves Costeau menemukan beberapa kumpulan mata air tawar segar yang sangat sedap rasanya karena tidak bercampur dengan air laut yang asin di sekelilingnya. Seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.


Fenomena ganjil itu membuat bingung Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari tahu penyebab terpisahnya air tawar dari air asin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berpikir, jangan-jangan itu hanya halusinasi atau khalayan sewaktu menyelam. Bahkan sampai beberapa hari kemudian dia bertemu dengan seorang profesor muslim dan menceritakan tentang fenomena ganjil tersebut. Profesor itu teringat pada ayat Alquran tentang bertemunya dua lautan (surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez yang berisi " Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing."

Kemudian dibacakan pula surat Al Furqan ayat 53, yang berbunyi: " Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi." (Q.S Al-Furqan: 53). Dari adanya kaitan yang kuat antara ayat alquran dengan fenomena tersebut,Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Alquran itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Ia pun berpikir, Alquran ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera.

Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahwa Alquran memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Dengan seketika dia pun memeluk Islam.

Pi-One

Kutip dari: destii pada Maret 10, 2017, 01:40:01 PM
Peran besar mengenai keberadaan sungai dibawah laut ini di dukung oleh penyelam terkenal bernama Mr. Jacques Yves Costeau. Ia adalah seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka asal Prancis. Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba Jacques Yves Costeau menemukan beberapa kumpulan mata air tawar segar yang sangat sedap rasanya karena tidak bercampur dengan air laut yang asin di sekelilingnya. Seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.


Fenomena ganjil itu membuat bingung Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari tahu penyebab terpisahnya air tawar dari air asin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berpikir, jangan-jangan itu hanya halusinasi atau khalayan sewaktu menyelam. Bahkan sampai beberapa hari kemudian dia bertemu dengan seorang profesor muslim dan menceritakan tentang fenomena ganjil tersebut. Profesor itu teringat pada ayat Alquran tentang bertemunya dua lautan (surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez yang berisi " Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing."

Kemudian dibacakan pula surat Al Furqan ayat 53, yang berbunyi: " Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi." (Q.S Al-Furqan: 53). Dari adanya kaitan yang kuat antara ayat alquran dengan fenomena tersebut,Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Alquran itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Ia pun berpikir, Alquran ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera.

Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahwa Alquran memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Dengan seketika dia pun memeluk Islam.
Ampun... sudah berapa tahun, dan hoax ini masih aja diulang.
Dipercaya cuma karena nyatut-nyatut agama.

Pertama, Jacques Yves gak pernah ke Cenote Angelita, tempat yang sering dikaitkan dengan air sungai bawah laut (seperti di foto). Dan Cenote Angelita bukan lokasi sungai bawah laut. Cenote Angelita itu lubang (cenote) di daratan yang berisi air, dan di dasarnya ada asam yang dihasilkan dari daun, dahan dan ranting yang jatuh ke lubang dan tenggelam. Asam itu yang membentuk ilusi sungai.

Dia juga gak pernah nemu fenomena air laut yang rasanya sedap (ada yang bisa kasih tahu, air laut mana yang rasanya sedap ini?)

Dan yang terakhir, Jacques Yves gak masuk Islam.
Dia meninggal dan dimakamkan sefcara kristen di pemakaman kristen.

Habis ini Prof. William Brown, Einstein, atau Zumbi yang dicatut?

zoldik

umat islam memang sering seperti itu membuat hoax hoax yg penting agamanya terlihat benar. saya gak habis pikir apa yg ada dibenak orang yg pertama membuat hoax hoax seperti ini. bukankah hal hal seperti ini malah justru menjelek jelekan agama mereka sendiri.

seolah olah agama mereka didirikan diatas kebohongan.