Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 03:27:27 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 127
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 101
Total: 101

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Penelitian Tentang alkohol

Dimulai oleh Farabi, Mei 08, 2011, 01:11:04 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Farabi

#30
Familycode:
Saya ini heran dengan anda, kalau sependapat dengan anda, andapun menggeneralisir dan kalau tidak sependapat dengan anda, anda bilang jangan digeneralisir. Makanya saya minta bukti dari pendapat anda, tapi anda tidak bisa membuatktikan dengan hasil survey, hanya memberikan bukti berdasarkan apa yang anda lihat. Manusia itu pada dasarnya lemah terhadap alkohol, tidak bisa diganggu gugat, karena otak manusia semua sama. Kemudian ada yang toleransi terhadap alkohol, tapi itu setelah pemakaian setelah beberapa tahun, baru bisa bicara normal, dan tidak rese. Tapi ingat, itu membutuhkan waktu bertahun tahun.

Sekarang saya tanya:
1. Pornografi sebaiknya di legalkan atau tidak?
2. Alkohol sebaiknya legal atau tidak?
3. Homo seks legal atau tidak?
4. Poligami legal atau tidak?
5. Pacaran legal atau tidak?

Silahkan dijawab, supaya saya tahu apa yang anda pikirkan.

Hehe, maaf gaya bahasa saya memang seperti ini  ;D kalau saya pakai bahasa santai takutnya nanti anda tersinggung, jadi saya pakai bahasa resmi.

Ini mungkin lebih netral, silahkan dilihat hasil penelitiannya.
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
Silahkan dilihat
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

familycode

#31
Kutip dari: Farabi pada Juni 02, 2011, 06:44:12 AM
Saya ini heran dengan anda, kalau sependapat dengan anda, andapun menggeneralisir dan kalau tidak sependapat dengan anda, anda bilang jangan digeneralisir.
Dimana saya melakukan generalisir, jangan ngaco, kenapa saya posting disini, perhatikan masalah paling awal.

"Sedikit atau banyak, alkohol akan membuat anda menjadi alkoholik."

Silahkan lakukan dengan logika induksi dengan pendekatan kualitatif, apakah itu berkualitas pernyataan anda? Saya mempertanyakan sedikit itu seperti apa, disini anda ngalor ngidul, ga jelaskan, lihat konteksnya saya itu bertanya karena apa.

Kutip dari: Farabi pada Juni 02, 2011, 06:44:12 AM
Makanya saya minta bukti dari pendapat anda, tapi anda tidak bisa membuatktikan dengan hasil survey, hanya memberikan bukti berdasarkan apa yang anda lihat.
Saya memberikan bukti bahwa sedikit itu belum tentu menjadi alkoholik dan ini fakta, saya sudah memberikan bukti-bukti bukan saja yang saya lihat tapi banyak, apa anda makan parasetamol maka anda kecanduan alkohol? Ini contoh pointnya. Apa anda sangat sulit memahami apa yang saya maksud?

Surfey itu pendekatannya kuantitatif bukan kualitatif, apa anda ingin meneliti dengan sample berapa puluh orang maka pasti berapa puluh orang ini mewakili isi dunia? silahkan anda lakukan logika induksi dengan pendekatan kualitatif

Kutip dari: Farabi pada Juni 02, 2011, 06:44:12 AM
Manusia itu pada dasarnya lemah terhadap alkohol, tidak bisa diganggu gugat, karena otak manusia semua sama.
Lemah tidaknya itu tergantung manusianya, tergantung situasi dan kondisi, anda tidak bisa melakukan generalisir, jika dia mampu mengontrol ya tidak apa-apa, kalau dia tidak bisa ya sadar diri, sederhana kok.

Anda bicara tentang otak semua manusia sama, saya tidak melakukan dalam pendekatan neurologi karena saya terbatas sekali pengetahuannya, disini saya coba melakukan dari sisi analisa jiwa, yang namanya manusia itu itu jelas semua punya hasrat tapi bukan berarti kalau punya hasrat lalu tidak bisa dikontrol, ego memang hanya kesemuan, tapi ego dan super ego yang membuat manusia belajar, termasuk belajar untuk mengontrol dan tidak sedikit yang mampu mengontrol dan disini anda tidak bisa melakukan generalisir.

Kutip dari: Farabi pada Juni 02, 2011, 06:44:12 AM
Kemudian ada yang toleransi terhadap alkohol, tapi itu setelah pemakaian setelah beberapa tahun, baru bisa bicara normal, dan tidak rese. Tapi ingat, itu membutuhkan waktu bertahun tahun.
Apa maksudnya toleransi terhadap alkohol? Pemakaian lama tapi kadar kecil apakah pasti kecanduan alkohol? tentu tidak, misal anda sering makan parasetamol apa kecanduan alkohol?

Kutip dari: Farabi pada Juni 02, 2011, 06:44:12 AM
Sekarang saya tanya:
1. Pornografi sebaiknya di legalkan atau tidak?
Sebelumnya saya mau tanya pornografi itu apa dasarnya, apa ukurannya, untuk konteks batas, sampai detik ini tidak ada batas pastikan? contoh yang dilakukan oleh founder forumsains yaitu si reborn, dia posting untuk ilustrasi gambar lilith telanjang, [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.], apa itu pornografi? menurut saya tidak, itu hanya ilustrasi yang menurut saya yang tujuannya jelas bukan untuk memunculkan hasrat atau horny tapi untuk menunjukkan seperti apa lilith itu dalam bentuk ilustrasi.

Pornografi yang sifatnya seperti blue film dan sebagainya yang sifatnya jelas ditujukan untuk memunculkan hasrat horny, ya jelas sebaiknya tidak dilegalkan.

Kutip dari: Farabi pada Juni 02, 2011, 06:44:12 AM
2. Alkohol sebaiknya legal atau tidak?
Penggunaan minuman ada kandungan alkohol untuk diminum dilegalkan yang sesuai dengan kebutuhan dengan kadar yang terbatas, contoh untuk yang berhubungan dengan suatu religi, untuk pengobatan (contoh : parasetamol) dan sebagainya yang tentu jelas tujuannya bukan untuk mabuk-mabukan, jika sudah mabuk-mabukan jelas ini tidak benar.

Kutip dari: Farabi pada Juni 02, 2011, 06:44:12 AM
3. Homo seks legal atau tidak?
Saya pribadi tidak membenci manusianya tapi saya tidak setuju dengan prilaku homoseks, terlepas dari itu kita hidup di negeri yang menganut ideologi pancasila, disini ada ideologi multikultur, kita hidup untuk harus saling toleransi, mau dia banci, mau dia gay, mau dia lesbi, dia warga negara indonesia, kita hargai dia sebagai manusia. Bagaimana dengan prilakunya? Ya kalau mau berubah ya bagus, kalau tidak ya mau bagaimana lagi, kita tidak bisa memaksakan, lagipula, tidak ada tuh di UU bahwa kalau homoseks maka dipenjara.

Telepas dari itu homoseks itu sebenarnya ada yang salah pada masa kecil, kalau diliat dari sisi analisa jiwa, mungkin bisa beda lagi kalau ada yang melihat dari sisi lain.

Kutip dari: Farabi pada Juni 02, 2011, 06:44:12 AM
4. Poligami legal atau tidak?
Poligami dilegalkan bagi agama yang melegalkan, karena di dunia ini yang namanya wanita sudah banyak tersudut keberadaannya di muka bumi ini, sejak perempuan lahir, hingga ahkirnya masuk ke tataran symbolic, anak perempuan secara otomatis dalam budaya patriaki dimana perempuan diposisikan sebagai kaum marginal, anda pernah dengar gerakan feminisme, gerakan ini adalah gerakan yang dimana perempuan berusaha bersuara dalam menyampaikan pemikiran-pemikirannya. dalam dunia patriaki perempuan mau tidak mau banyak terikat dengan dunia laki-laki, dalam budaya ini, perempuan tidak boleh ini itu dalam arti diperbolehkan pada laki-laki tapi tidak diperbolehkan pada perempuan, jika tidak menurut maka cap masyarakat siap meluncur ke arah dirinya, perempuan berjuang keras untuk mencapai bentuk-bentuk kesetaraan, kita semua laki-laki, apa kita tidak merasa hegemoni dalam budaya patriaki terhadap mereka sudah cukup banyak? ditambah dengan poligami, apakah anda dapat merasakan apa yang mereka rasakan? sedangkan anda pasti tidak mau di poliandri, terlepas dari alasan yang ada, jadi intinya jika poligami dilegalkan untuk agama tertentu silahkan, tapi sayangnya sepertinya PNS, polri, TNI dilarang ya untuk seperti poligami ? Semua balik ke aturan negeri ini, negeri punya UU atau aturan, jika tidak taat aturan ada konsekuensinyakan.

Btw saya pernah dengar kontroversi poligami, ada yang bilang poligami itu untuk bantu janda-janda tua, ada berapa banyak di negeri ini yang poligami untuk menikahi janda-janda tua (umur sekitar 50-70)?

Kutip dari: Farabi pada Juni 02, 2011, 06:44:12 AM
5. Pacaran legal atau tidak?
Pacaran untuk apa? untuk saling mengenal dan penjajakan ya malah bagus, untuk nafsu? ya itu sudah dalam wilayah pribadi masing-masing, kita tidak bisa menghakimi, toh juga mereka suka sama suka, tidak ada paksaan, selama tidak menganggu orang lain tidak masalahkan, intinya tergantung tempat, jika tempat itu memang tidak boleh seperti itu ya jangan disitu, seperti kos yang melarang, kalau kos itu bebas dan yang punyapun tidak masalah dan masyarakatnya juga adem ayem saja, jika anda ingin mengimbau ya tidak masalah, silahkan di himbau tapi anda tidak dapat dengan memaksa. anda juga tidak berpikir untuk melempari mereka dengan batukan kalau mereka tidak ingin dihimbau.

Apakah pacaran dilegalkan di negeri ini? ini sudah masuk di privacy masing-masing, dan negara tidak berhak mengurus hal yang sudah masuk ranah privacy selama itu tidak mengganggu yang lain.

Kutip dari: Farabi pada Juni 02, 2011, 06:44:12 AM
Silahkan dijawab, supaya saya tahu apa yang anda pikirkan.
Sudah

Kutip dari: Farabi pada Juni 02, 2011, 06:44:12 AM
Ini mungkin lebih netral, silahkan dilihat hasil penelitiannya.
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
Silahkan dilihat
Baca:
Drinking excess alcohol during bla bla bla..

Itu minum alkohol berlebihan? Anda sebelumnya bilang "Sedikit atau banyak, alkohol akan membuat anda menjadi alkoholik."

Disitu malah kata berlebihan.
Bahasa Indonesia:
- Sedikit
- Banyak
- Kebanyakan=berlebihan
Dalam ukuran ini, malah ukuran ke 3 dari 3 ukuran itu, nah loh
(ada istilah banyak tapi belum tentu kebanyakan, contoh saya banyak makan kripik tapi belum tentu kebanyakan, bisa sajakan? contoh makan kripik banyak sampai 3 bungkus dengan isi 30 kripik tapi dalam tataran umum bisa saja banyak tapi belum dianggap kebanyakan, kebanyakan misalkan saja 10 bungkus)

Farabi

#32
Untung agama anda bilang alkohol yang halal, kalau morfin yang halal anda pasti bela habis habisan morfinis.
Sudah ya, tidak manfaat diskusi dengan anda yang membela alkoholik, silahkan anda bantah sesuka anda, penelitian sudah bilang alkohol berbahaya. No komen ah.


Manusia itu punya cetak biru yang sama, penelitian itu bukan melibatkan 1 atau 2 orang kemudian diambil kesimpulan tapi ribuan orang. Dan dari hasil penelitian, semua orang yang terkena alkohol kecanduan, tapi anda membantah dengan menduga dan menggeneralisir semua manusia tidak akan kecanduan alkohol. Bahkan anda tidak memiliki bukti yang valid dengan meneliti ratusan orang, tapi hanya dugaan saja. Apa yang saya harapkan dari diskusi ini?

Kutip
Itu minum alkohol berlebihan? Anda sebelumnya bilang "Sedikit atau banyak, alkohol akan membuat anda menjadi alkoholik."

Negara mana yang melegalkan alkohol dan tidak ada pecandunya? Apa anda masih mau membantah alkohol tidak mengakibatkan kecanduan? Teman saya itu ratusan, bahkan teman SMA saya ribuan, sebagian minum alkohol dari coba coba yang sedikit sampai ke jumlah besar. Anda masih mau membantah lagi dengan dugaan bahwa alkohol sedikit tidak akan mengakibatkan minum dalam jumlah besar dan menjadi ketergantungan?
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

familycode

Kutip dari: Farabi pada Juni 08, 2011, 02:51:27 PM
Untung agama anda bilang alkohol yang halal, kalau morfin yang halal anda pasti bela habis habisan morfinis.
Minum minuman mengandung alkohol itu tidak masalah tapi tidak boleh sampai memabukkan, morfin dan alkohol berbeda, morfin berbahaya.

Kutip dari: Farabi pada Juni 08, 2011, 02:51:27 PM
Sudah ya, tidak manfaat diskusi dengan anda yang membela alkoholik, silahkan anda bantah sesuka anda, penelitian sudah bilang alkohol berbahaya. No komen ah.
Membantah? bagian mana ya saya membantah. :)

Kutip dari: Farabi pada Juni 08, 2011, 02:51:27 PM
Manusia itu punya cetak biru yang sama, penelitian itu bukan melibatkan 1 atau 2 orang kemudian diambil kesimpulan tapi ribuan orang. Dan dari hasil penelitian, semua orang yang terkena alkohol kecanduan,
Ya tidaklah, memang ada yang makan parasetamol jadi pasti kecanduan alkohol, ya tentu tidak, tidak ada dalam sejarah makan parasetamol jadi kecanduan alkohol, apakah orang meminum alkohol pasti kecanduan, ya tentu tidak, kacau anda itu.

Kutip dari: Farabi pada Juni 08, 2011, 02:51:27 PM
tapi anda membantah dengan menduga dan menggeneralisir semua manusia tidak akan kecanduan alkohol.
Justru anda yang melakukan dugaan dan generalisir pada semua manusia, mau bukti :
"semua orang yang terkena alkohol kecanduan" sekarang jelas siapa yang melakukan generalisir, ini bukan yang pertama anda melakukannya tapi sebelumnya juga dan itu sudah saya sudah sampaikan berkali-kali.

Kutip dari: Farabi pada Juni 08, 2011, 02:51:27 PM
Bahkan anda tidak memiliki bukti yang valid dengan meneliti ratusan orang, tapi hanya dugaan saja. Apa yang saya harapkan dari diskusi ini?
Silahkan anda lakukan logika induksi pada apa yang anda tulis "semua orang yang terkena alkohol kecanduan", tebukti apa yang anda sampaikan tidak berkualitas, mengapa? karena belum tentu orang yang minum alkohol pasti kecanduan.

Kutip dari: Farabi pada Juni 08, 2011, 02:51:27 PM
Negara mana yang melegalkan alkohol dan tidak ada pecandunya?
Apa anda masih mau membantah alkohol tidak mengakibatkan kecanduan?
Jika ada yang kecanduan alkohol adalah karena orangnya tidak mampu mengontrol, titik, itu intinya. Alkohol dapat mengakibatkan kecanduan jika dalam jumlah besar dan terus dikonsumsi.

Kutip dari: Farabi pada Juni 08, 2011, 02:51:27 PM
Teman saya itu ratusan, bahkan teman SMA saya ribuan, sebagian minum alkohol dari coba coba yang sedikit sampai ke jumlah besar. Anda masih mau membantah lagi dengan dugaan bahwa alkohol sedikit tidak akan mengakibatkan minum dalam jumlah besar dan menjadi ketergantungan?
Coba-coba ya tidak apa-apa asal dapat mengontrol diri tidak berlebihan hingga mabuk, mau minum banyak atau sedikit kontrolnya ada pada diri sendiri. Anda tidak bisa melakukan generalisir semua tidak dapat mengontrol, kenyataannya banyak yang bisa, contoh teman-teman saya sendiri, mereka sama sekali tidak kecanduan walau pernah minum minuman beralkohol, intinya jika orang tidak dapat mengontrol dan ahkirnya mabuk atau kecanduan maka itu yang salah adalah orang itu sendiri yang tidak dapat mengontrol diri.