Forum Sains Indonesia

Diskusi Umum => Agama dan Filosofi => Topik dimulai oleh: Karno Giyantono pada Juni 19, 2009, 05:00:03 PM

Judul: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Karno Giyantono pada Juni 19, 2009, 05:00:03 PM
menurut saya semua agama itu mengajarkan yang baik dan diturunkan oleh Tuhan yang sama dan sesuai dengan otak dan abad atau zamannya mereka masing-masing, baik nabi yang diketahui atau nabi yang tidak diketahui. namun sayang yah ada beberapa yang diubah2 oleh mereka.

ada juga orang atheist dan orang agnostic yang bangga jika mereka tidak beragama dan tidak mempunyai kepercayaan, namun sudahkah mereka membaca kitab suci mereka masing-masing, dan mengetahui petunjuk dan larangannya...

nah sekarang bagi kalian yang beragama budha, sudah kah membaca sampai habis kitab sucinya dan menghapalnya?

kalian pasti tau donk petunjuk dan larangannyah???

tuliskan yang kalian ketahui tentang budha



NB: syarat
yang membaca ini sampai ke bagian posting ke tiga atau lebih berarti setuju!!!

-jika menghina yang lainnya di sini
-atau menjelek-jelekan yang lain
-atau tidak sesuai syarat posting yang baik


maka bagi yang melakukannya, dosa saya akan di transfer sebagian ke dia yang melakukan hal tersebut.
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: drexman pada Juni 19, 2009, 08:45:24 PM
Kutip dari: Karno Giyantono pada Juni 19, 2009, 05:00:03 PM
menurut saya semua agama itu mengajarkan yang baik dan diturunkan oleh Tuhan yang sama dan sesuai dengan otak dan abad atau zamannya mereka masing-masing, baik nabi yang diketahui atau nabi yang tidak diketahui. namun sayang yah ada beberapa yang diubah2 oleh mereka.

ada juga orang atheist dan orang agnostic yang bangga jika mereka tidak beragama dan tidak mempunyai kepercayaan, namun sudahkah mereka membaca kitab suci mereka masing-masing, dan mengetahui petunjuk dan larangannya...

nah sekarang bagi kalian yang beragama budha, sudah kah membaca sampai habis kitab sucinya dan menghapalnya?

kalian pasti tau donk petunjuk dan larangannyah???

tuliskan yang kalian ketahui tentang budha



NB: syarat
yang membaca ini sampai ke bagian posting ke tiga atau lebih berarti setuju!!!

-jika menghina yang lainnya di sini
-atau menjelek-jelekan yang lain
-atau tidak sesuai syarat posting yang baik


maka bagi yang melakukannya, dosa saya akan di transfer sebagian ke dia yang melakukan hal tersebut.
tread yang super aneh..kalo ga punya gambaran dikitpun tentang budhisme lebih baik jangan jadi TS dong...
jadinya gini nih,...kacau...
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Karno Giyantono pada Juni 19, 2009, 11:20:16 PM
ok2 saya cuman pgn belajar aja, gak boleh?
sy pgn tau ilmu atau filosofi apa aja yg diajarkan di agama2 yg berbeda...
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 20, 2009, 11:04:00 AM
Begini, kami tidak diajarkan untuk menghapal kitab suci. Tebalnya itu berkali-kali alkitab. Dan lagi, dari pada menghapal kitab suci, kami lebih diajarkan untuk mempraktekkan ajaran. Karena meski menghapal tapi gak mempraktekkan, maka tidak ada manfaatnya. Meski kitab sucinya setebal itu, namun inti ajarannya sederhana saja:
Jangan berbuat jahat
Lakukan kebajikan
Sucikan hati dan pikiran


Hm, tidak ada perintah dan larangan dalam Buddhisme. Karena Buddhisme adalah soal latihan diri dan tanggung jawab pribadi. Yang ada adalah ajaran dan anjuran. Anjuran untuk melakukan ini, karena membawa kebajikan. Anjuran untuk tidak melakukan itu, karena menghasilkan penderitaan. Jika kita berbuat salah, bukan Tuhan, Buddha atau dewa yang menghukum kita. Karena apapun buah perbuatan kita, akan kembali pada kita sendiri, itulah hukum kamma.

Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Karno Giyantono pada Juni 20, 2009, 01:58:51 PM
ohh gitu,
bagus deh,
kalo gak ada yang tau kitab suci yah sendiri atau apalagi gak pernah dibaca, jgn-jgn cuma ikut-ikutan aja,
kalo bisa, saya pgn belajar dari orang yang ahli di ilmu yah... pi kalo dari km gpp deh, mungkin sedikit aja gpp deh...

kamu udah pernah baca berapa halaman? takut yah 1 lembar aja gak pernah lagi!!!!!!! gawat
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 20, 2009, 03:22:36 PM
Kutip dari: Karno Giyantono pada Juni 20, 2009, 01:58:51 PMkamu udah pernah baca berapa halaman? takut yah 1 lembar aja gak pernah lagi!!!!!!! gawat
Aku gak pernah hitung jumlah halaman kitab suci yang pernah kubaca. :)

Seperti kubilang, yang penting bukan menghapalnya, tapi memahaminya, dan mempraktekkan ajaran. Sesekali, aku juga membaca ulasan Dhamma yagn ditulis Bhikkhu, itu bisa membantu pemahaman atas sutta atau tema tertentu.
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Karno Giyantono pada Juni 20, 2009, 06:40:24 PM
1. oke deh, kira-kira berapa persen kamu udah pernah baca???

2. paham gak?
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 21, 2009, 08:39:21 AM
Kutip dari: Karno Giyantono pada Juni 20, 2009, 06:40:24 PM
1. oke deh, kira-kira berapa persen kamu udah pernah baca???

2. paham gak?
Udah dibilang, aku gak pernah hitung jumlah yang pernah dibaca, apalagi hitung persentasinya. Dan soal paham, ada yang paham, ada yang gak. Apalagi materi abbhidhamma...
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Karno Giyantono pada Juni 21, 2009, 03:26:20 PM
yah kira2 ajah atuh gak usah di hitung...

ya udah deh... perbnyak cari ilmu dan belajar yah biar paham
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Kholil pada Juni 21, 2009, 03:32:25 PM
Bung karno jurusannya perbandingan agama yaaa
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 21, 2009, 03:49:17 PM
Kutip dari: Karno Giyantono pada Juni 21, 2009, 03:26:20 PM
yah kira2 ajah atuh gak usah di hitung...

ya udah deh... perbnyak cari ilmu dan belajar yah biar paham
Tanpa anda suruh pun aku berusaha memperdalam pengetahuan, termasuk agama. Dan aku sekali lagi, gak niat mengukur berapa persen aku tahu. Tidak ada manfaatnya. Aku lebih suka berusaha sebisanya mempraktekkan ajaran.
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Karno Giyantono pada Juni 22, 2009, 12:32:37 AM
bagus-bagus deh... pi one, asal jgn jadi atheis aja.............
orang-orang atheis itu bagaikan domba yang tidak mempunyai penggembala...

dan misal kalo disuruh ma pemuka agama yg ga bener, harus bijak...

Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 22, 2009, 11:45:05 AM
Kutip dari: Karno Giyantono pada Juni 22, 2009, 12:32:37 AM
bagus-bagus deh... pi one, asal jgn jadi atheis aja.............
orang-orang atheis itu bagaikan domba yang tidak mempunyai penggembala...
Aku tidak menilai atheis lebih tinggi atau lebih rendah dari theis. Tetap saja semua kembali pada pilihan mereka. bagiku seseorang bukan dinilai dari agama, tapi dari perilaku.
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Kholil pada Juni 22, 2009, 12:13:45 PM
Tapi kok kayaknya pi-One ikutnya yang agama-agama terus
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 22, 2009, 12:24:18 PM
Kutip dari: Kholil pada Juni 22, 2009, 12:13:45 PM
Tapi kok kayaknya pi-One ikutnya yang agama-agama terus
Mungkin karena temanya menarik? :)
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Kholil pada Juni 22, 2009, 12:33:02 PM
Kutip dari: Pi-One pada Juni 22, 2009, 12:24:18 PM
Kutip dari: Kholil pada Juni 22, 2009, 12:13:45 PM
Tapi kok kayaknya pi-One ikutnya yang agama-agama terus
Mungkin karena temanya menarik? :)
Coba kalo di Thread matematika gitu, padahal aku pengen nimbrung di sana, tapi kok susah banget ya ilmunya
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 22, 2009, 12:41:48 PM
Kutip dari: Kholil pada Juni 22, 2009, 12:33:02 PM
Coba kalo di Thread matematika gitu, padahal aku pengen nimbrung di sana, tapi kok susah banget ya ilmunya
Aku benci matematika -_-
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Kholil pada Juni 22, 2009, 03:06:49 PM
Kutip dari: Pi-One pada Juni 22, 2009, 12:41:48 PM
Aku benci matematika -_-
Aku suka, walau ga bisa, hahahaha

btw kenpa benci?
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Karno Giyantono pada Juni 23, 2009, 10:04:41 PM
Whenever I step outside, somebody claims to see the light.
It seems to me that all of us have lost our patience.
'Cause everyone thinks they're right, and nobody thinks that there just might
be more than one way to our final destination.


But I'm not ever gonna know if I'm right or wrong
'cause we're all going in the same direction.
And I'm not sure which way to go because all along
we've been going in the same direction.

I'm tired of playing games, of looking for someone else to blame
for all the holes in answers that are clearly showing,
for something to fill the space. Was all of the time I spent a waste,
'Cause so many choices point the same way I was going?

So why does there only have to be one correct philosophy?
I don't want to go and follow you just to end up like one of them.
And why are you always telling me what you want me to believe?
I'd like to think that I can go my own way and meet you in the end.
Go my own way and meet you in the end.
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 24, 2009, 06:31:20 PM
Lalu, apa hubungan posting Pak Karno dengan judul thread?

Atau Pak Karno mau seperti Pak HY, mengconvert umat Buddhis ke agama anda?
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Karno Giyantono pada Juni 24, 2009, 09:49:58 PM
sory la yau...

saya cuman pgn belajar aja dari agama lain...
siapa tau ada ilmu yg bisa saya ambil
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 25, 2009, 06:54:37 AM
Maka tunjukin dengan aksi nyata. Posting anda kadang gak mencerminkan hal tersebut :)
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Nagaratana pada Juni 25, 2009, 03:18:36 PM
Kutip dari: Karno Giyantono pada Juni 24, 2009, 09:49:58 PM
sory la yau...

saya cuman pgn belajar aja dari agama lain...
siapa tau ada ilmu yg bisa saya ambil

Apa yang Anda ingin ketahui dari Buddhisme?
Saya bisa memberikan pemahaman, yang kiranya cukup jelas untuk Anda.
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Karno Giyantono pada Juni 25, 2009, 08:40:15 PM
kalo bisa apa aja deh, yang kamu tau...

masa seumur hidup saya cuma paham n mengerti satu kitab suci aja, mungkin kitab suci yg lain ada ilmu yg bisa saya pelajari...

kalo kita2 itu bisa saya beli dimana yah??? n yg bagus apa yah??? pi klo bisa jelasin aja oke...
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 26, 2009, 08:22:50 AM
Kalo pengen tahu semu
Kutip dari: Karno Giyantono pada Juni 25, 2009, 08:40:15 PM
kalo bisa apa aja deh, yang kamu tau...

masa seumur hidup saya cuma paham n mengerti satu kitab suci aja, mungkin kitab suci yg lain ada ilmu yg bisa saya pelajari...

kalo kita2 itu bisa saya beli dimana yah??? n yg bagus apa yah??? pi klo bisa jelasin aja oke...
Kalau pengen tahu semua, mending baca bukunya langsung. Forum begini mana bisa buat jelasin semua, entar satu thread isinya cuma penjelasan panjang lebar tinggi. :D

Tapi kalu mau dirangkum, pada dasarnya Buddhsime beda dengan agama lain. Buddhisme bukan agama menyembah (yang menyembah satu sosok yang dianggap pencipta, pengatur takdir manusia, agar mendpat perlindungan, pengampunan dosa atau kebahagiaan). Buddhisme adalah agama yang bersumbu pada penderitaan, yang diajarkan di Buddhisme adalah penderitaan dan cara untuk mengatasinya. Dan cara tersebut adalah dengan usaha pribadi yang tekun dan terus menerus. Kebahagiaan dan penderitaan bersumber dari diri sendiri, karnanya hanya bisa diatasi diri sendiri.

Inti ajaran Buddhisme sendiri adalah:
-Jangan berbuat jahat,
-Lakukan kebajikan
-Sucikan hati dan pikiran.
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Nagaratana pada Juni 26, 2009, 09:15:42 AM
Kutip dari: Karno Giyantono pada Juni 25, 2009, 08:40:15 PM
kalo bisa apa aja deh, yang kamu tau...

masa seumur hidup saya cuma paham n mengerti satu kitab suci aja, mungkin kitab suci yg lain ada ilmu yg bisa saya pelajari...

kalo kita2 itu bisa saya beli dimana yah??? n yg bagus apa yah??? pi klo bisa jelasin aja oke...

Beberapa toko buku sepertinya menyediakan sub-kitab Tipitaka. Sekedar referensi, sebaiknya Anda juga membaca "Kronologi / Perjalanan Hidup Sang Buddha". Isi Tipitaka sudah diterjemahkan semua ke dalam Bahasa Inggris. DI Indonesia, hanya sebagaian isi Tipitaka yang sudah dialih-bahasakan.

Anda bisa bertanya hal sederhana dahulu di sini. Jadi Anda bisa mempelajarinya secara bertahap.
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Karno Giyantono pada Juni 26, 2009, 09:29:54 PM
oke thanks bgt yah...

kalo Budha itu Tuhan? atau Tuhan di agama km itu apa?
sory masih lum tau...

ada yang bisa ngejelasin agama Hindu ga??
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 27, 2009, 02:00:11 AM
Kutip dari: Karno Giyantono pada Juni 26, 2009, 09:29:54 PM
oke thanks bgt yah...

kalo Budha itu Tuhan? atau Tuhan di agama km itu apa?
sory masih lum tau...

ada yang bisa ngejelasin agama Hindu ga??
Buddha bukan Tuhan. Buddha adalah guru, teladan, sosok yang berjasa, dan sosok yang ingin ditiru dan kalau bisa disamai.

Dan anda gak akan menemukan konsep Tuhan personal dalam Buddhisme, karena sudah kubilang, Buddhisme bukan agama menyembah.
Soal Hindu tanya penganutnya aja. Buddhisme bukan pecahan Hindu, Budha dan Hindu itu beda. Jauh lebih beda ketimbang sesama agama samawi.
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Karno Giyantono pada Juni 27, 2009, 07:12:37 PM

nih gimana kalo teryata bener2 tidak ada Tuhan...
kalo km mati akan kemana???

nih gimana kalo ternyata bener2 ada Tuhan...
apa yg terjadi sama kamu yg tidak punya pegangan
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 27, 2009, 10:38:18 PM
Kutip dari: Karno Giyantono pada Juni 27, 2009, 07:12:37 PM

nih gimana kalo teryata bener2 tidak ada Tuhan...
kalo km mati akan kemana???

nih gimana kalo ternyata bener2 ada Tuhan...
apa yg terjadi sama kamu yg tidak punya pegangan

Emang kenapa harus ada Tuhan untuk mengatur segalanya? Hukum kamma, proses kelahiran kembali, dll semua berjalan otomatis, gak ada intervensi dari sosok luar. Gak ada kekuatan luar seperti dewa, Tuhan atau Buddha yang bisa menghalangi bekerjanya hukum kamma.
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Karno Giyantono pada Juni 28, 2009, 10:20:00 AM
apa buktiya ada hukum kamma
apa buktiya ada hukum Tuhan
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 28, 2009, 10:46:17 AM
Kutip dari: Karno Giyantono pada Juni 28, 2009, 10:20:00 AM
apa buktiya ada hukum kamma
apa buktiya ada hukum Tuhan
Bukti hukum kamma? Kita bisa lihat bagaimana buah dari kamma yang ditanam.

Sementara kamma terus menghasilkan buahnya,
bagaimana kau bisa bilang: tak ada kamma?

*Dan pembuktian dalam Buddhisme adalah pembuktikan oleh diri sendiri, bukan disuapin orang lain.
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: gonzo pada Juni 28, 2009, 01:26:25 PM
Kutip dari: Pi-One pada Juni 28, 2009, 10:46:17 AM
Kutip dari: Karno Giyantono pada Juni 28, 2009, 10:20:00 AM
apa buktiya ada hukum kamma
apa buktiya ada hukum Tuhan
Bukti hukum kamma? Kita bisa lihat bagaimana buah dari kamma yang ditanam.

Sementara kamma terus menghasilkan buahnya,
bagaimana kau bisa bilang: tak ada kamma?

*Dan pembuktian dalam Buddhisme adalah pembuktikan oleh diri sendiri, bukan disuapin orang lain.

He he he .............. lihat nya di mana ?
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Karno Giyantono pada Juni 28, 2009, 02:24:52 PM
Kutip dari: Pi-One pada Juni 28, 2009, 10:46:17 AM
Kutip dari: Karno Giyantono pada Juni 28, 2009, 10:20:00 AM
apa buktiya ada hukum kamma
apa buktiya ada hukum Tuhan
Bukti hukum kamma? Kita bisa lihat bagaimana buah dari kamma yang ditanam.

Sementara kamma terus menghasilkan buahnya,
bagaimana kau bisa bilang: tak ada kamma?

*Dan pembuktian dalam Buddhisme adalah pembuktikan oleh diri sendiri, bukan disuapin orang lain.

bah ngomong apa ini???
saking pinter yah, sampe saya gak ngerti... nh????
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 28, 2009, 03:07:28 PM
Kutip dari: Karno Giyantono pada Juni 28, 2009, 02:24:52 PMbah ngomong apa ini???
saking pinter yah, sampe saya gak ngerti... nh????
Malah heran kalo anda bilang ngerti :)
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Siapa_saya pada Juni 28, 2009, 06:47:21 PM
kamma atau karma sich?
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Pi-One pada Juni 28, 2009, 07:39:42 PM
Kutip dari: Siapa_saya pada Juni 28, 2009, 06:47:21 PM
kamma atau karma sich?
Kamma=bahasa pali
Karma=bahasa sansekerta

Aku lebih suka menggunakan kamma, untuk membedakan dengan konsep karma dari Hindu
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Siapa_saya pada Juni 30, 2009, 09:30:36 PM
Kutip dari: Pi-One pada Juni 28, 2009, 07:39:42 PM
Kutip dari: Siapa_saya pada Juni 28, 2009, 06:47:21 PM
kamma atau karma sich?
Kamma=bahasa pali
Karma=bahasa sansekerta

Aku lebih suka menggunakan kamma, untuk membedakan dengan konsep karma dari Hindu
Oh makasih @Pi-One
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: gonzo pada Juli 01, 2009, 06:41:21 PM
Kutip dari: Pi-One pada Juni 28, 2009, 03:07:28 PM
Kutip dari: Karno Giyantono pada Juni 28, 2009, 02:24:52 PMbah ngomong apa ini???
saking pinter yah, sampe saya gak ngerti... nh????
Malah heran kalo anda bilang ngerti :)

Kamu di kehidupan yg lalu apa ?
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Pi-One pada Juli 02, 2009, 07:52:49 AM
Kalau aku bilang dewa, apa kamu percaya? :)

Wel, aku gak tahu apa kelahiranku yang lampau, dan aku gak terlalu peduli. Apa di masa lalu aku ini lahir jadi binatang, dewa, orang terkenal, orang biasa-biasa aja, orang paling dibenci, setan penghuni neraka, atau apapun, itu gak penting lagi. Yang lebih penting adalah aku di kehidupanku sekarang, yang sedang 'menulis' masa depanku.
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Siapa_saya pada Juli 02, 2009, 11:22:41 AM
Apakah kalian percaya reinkarnasi?
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Pi-One pada Juli 02, 2009, 03:52:38 PM
Kutip dari: Siapa_saya pada Juli 02, 2009, 11:22:41 AM
Apakah kalian percaya reinkarnasi?
Tidak, tapi aku percaya kelahiran kembali. :)

Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: gonzo pada Juli 02, 2009, 05:01:43 PM
Apa bedanya antara reinkarnasi dan kelahiran kembali itu ya ?

Koq aku ngga nangkap sih ?
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Pi-One pada Juli 03, 2009, 10:01:27 AM
Kutip dari: gonzo pada Juli 02, 2009, 05:01:43 PM
Apa bedanya antara reinkarnasi dan kelahiran kembali itu ya ?

Koq aku ngga nangkap sih ?
Reinkarnasi itu adalah perpindahan roh, dimana roh meninggalkan tubuh yang telah mati, dan pindah ke tubuh baru. reinkarnasi umumnya berlaku untuk makhluk di dunia (entah manusia entah hewan)

Konsep kelahiran kembali tidak mengenal roh yang kekal, tidak ada yang berpindah dari tubuh lama ke tubuh baru, yang ada hanya kesinambungan proses. Dan berlaku untuk ketiga alam (surga-dunia-neraka).
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: gonzo pada Juli 03, 2009, 07:45:35 PM
Kutip dari: Pi-One pada Juli 03, 2009, 10:01:27 AM
Konsep kelahiran kembali tidak mengenal roh yang kekal, tidak ada yang berpindah dari tubuh lama ke tubuh baru, yang ada hanya kesinambungan proses. Dan berlaku untuk ketiga alam (surga-dunia-neraka).
Maksudnya kaya dari ulat trus jadi kupu2 gitu ?
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Pi-One pada Juli 03, 2009, 08:56:58 PM
Kutip dari: gonzo pada Juli 03, 2009, 07:45:35 PM
Maksudnya kaya dari ulat trus jadi kupu2 gitu ?
......
Rasanya agak beda deh....
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: gonzo pada Juli 03, 2009, 10:08:57 PM
Kutip dari: Pi-One pada Juli 03, 2009, 08:56:58 PM
Kutip dari: gonzo pada Juli 03, 2009, 07:45:35 PM
Maksudnya kaya dari ulat trus jadi kupu2 gitu ?
......
Rasanya agak beda deh....

he he he he .......................
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: calcium pada Juli 04, 2009, 12:12:22 AM
maksudnya reinkarnasi itu hanya berganti tubuh?

kelahiran kembali seperti reset dengan karma sebagai status?

kurang ngerti selain Hukum Karma dalam Buddha
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Pi-One pada Juli 04, 2009, 08:54:41 AM
Bukannya reset sih. Lebih seperti energi yang bisa muncul dalam berbagai wujud, energi kamma juga bisa mewujudkan diri dalam berbgai bentuk. Bisa dibilang makhluk termasuk manusia tak lebih dari perwujudan kammanya sendiri.

Agak susah sih menjelaskannya, teutama bagi yang terbiasa dengan pemahaman yang berbeda.
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: gonzo pada Juli 05, 2009, 02:48:06 PM
Kutip dari: Pi-One pada Juli 04, 2009, 08:54:41 AM
Bukannya reset sih. Lebih seperti energi yang bisa muncul dalam berbagai wujud, energi kamma juga bisa mewujudkan diri dalam berbgai bentuk. Bisa dibilang makhluk termasuk manusia tak lebih dari perwujudan kammanya sendiri.

Agak susah sih menjelaskannya, teutama bagi yang terbiasa dengan pemahaman yang berbeda.

he he he mungkin sampai sedemikian susahnya sampai tidak bisa di terangkan, jadi cukup percaya aja   ..... he he he he ........
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Pi-One pada Juli 05, 2009, 10:03:22 PM
Kutip dari: gonzo pada Juli 05, 2009, 02:48:06 PM
he he he mungkin sampai sedemikian susahnya sampai tidak bisa di terangkan, jadi cukup percaya aja   ..... he he he he ........
Tidak, seperti kubilang, jika cuma sekedar percaya maka itu tidak ada nilainya. :)
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: gonzo pada Juli 05, 2009, 11:43:58 PM
iya tapi kalau tidak bisa menerangkannya gimana dong ? apa yg di harapkan ?
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: calcium pada Juli 06, 2009, 12:32:51 AM
oh, mungkin sudah rada-rada ngerti.

kelahiran kembali adalah dimana roh(ato jiwa ato soul) kita dilahirkan dalam alam seperti karma yang kita lakukan, apabila kita bengis sekali mungkin kita akan terlahir sebagai nyamuk pada alam lain untuk membayar karma buruk kita, dan apabila tumpukan karma baik kita tinggi, kita mampu lahir pada alam dewa.

begitukah?
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: gonzo pada Juli 06, 2009, 09:20:37 AM
Kutip dari: calcium pada Juli 06, 2009, 12:32:51 AM
oh, mungkin sudah rada-rada ngerti.

kelahiran kembali adalah dimana roh(ato jiwa ato soul) kita dilahirkan dalam alam seperti karma yang kita lakukan, apabila kita bengis sekali mungkin kita akan terlahir sebagai nyamuk pada alam lain untuk membayar karma buruk kita, dan apabila tumpukan karma baik kita tinggi, kita mampu lahir pada alam dewa.

begitukah?

Tuh kan sesama jeruk saja bisa saling tebak2an, apa lagi dgn yg lain ? jadi kapan mengertinya baru percaya kalau gitu ? selama ini ngga pernah ngerti koq :)
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Pi-One pada Juli 06, 2009, 04:49:54 PM
Kutip dari: calcium pada Juli 06, 2009, 12:32:51 AM
kelahiran kembali adalah dimana roh(ato jiwa ato soul) kita dilahirkan dalam alam seperti karma yang kita lakukan, apabila kita bengis sekali mungkin kita akan terlahir sebagai nyamuk pada alam lain untuk membayar karma buruk kita, dan apabila tumpukan karma baik kita tinggi, kita mampu lahir pada alam dewa.
Sudah kubilang, Buddhisme tidak mengenal konsep roh atau jiwa yang kekal.

Dan seperti kubilang, sulit untuk menerangkannya pada yang terbiasa pada ajaran yang berbeda. Misalnya, apa gonzo bisa menerima konsep 'tanpa aku', dimana tidak mengenal roh yang kekal?
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: gonzo pada Juli 06, 2009, 05:33:02 PM
Kutip dari: Pi-One pada Juli 06, 2009, 04:49:54 PM
Kutip dari: calcium pada Juli 06, 2009, 12:32:51 AM
kelahiran kembali adalah dimana roh(ato jiwa ato soul) kita dilahirkan dalam alam seperti karma yang kita lakukan, apabila kita bengis sekali mungkin kita akan terlahir sebagai nyamuk pada alam lain untuk membayar karma buruk kita, dan apabila tumpukan karma baik kita tinggi, kita mampu lahir pada alam dewa.
Sudah kubilang, Buddhisme tidak mengenal konsep roh atau jiwa yang kekal.

Dan seperti kubilang, sulit untuk menerangkannya pada yang terbiasa pada ajaran yang berbeda. Misalnya, apa gonzo bisa menerima konsep 'tanpa aku', dimana tidak mengenal roh yang kekal?

Ada lagi nih konsep "tanpa aku", emang kamu ngga bisa menerangkannya koq, malah aku yg dianggap susah menerima ya, cronny bisa nangkap ngga maksudnya Pi-One ? kalau kamu bisa silahkan duluan percaya, nanti aku belajar sama kamu  :-\
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Pi-One pada Juli 06, 2009, 05:46:50 PM
Kutip dari: gonzo pada Juli 06, 2009, 05:33:02 PM
Ada lagi nih konsep "tanpa aku", emang kamu ngga bisa menerangkannya koq, malah aku yg dianggap susah menerima ya, cronny bisa nangkap ngga maksudnya Pi-One ? kalau kamu bisa silahkan duluan percaya, nanti aku belajar sama kamu  :-\
Pertama, emang susah menjelaskannya. Kedua, memahaminya juga bukan hal mudah. Dan ketiga, tidak ada nilainya jika anda cuma percaya omonganku, karena kepercayaan macam itu gak ada nilainya :)

Buddhisme mengenal hukum kesunyataan, yagn salah satunya adalah Tilakhana (3 corak umum). Terdiri dari anicca (tidak kekal), dukkha (selalu berubah/menderita) dan anata (tanpa aku). Semua yang ada di ketiga alam mewakili ketiga hal ini.
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Surga pada Juli 08, 2009, 11:23:56 AM
Bukan Perintah Bukan Larangan: Hanya Ada Pengertian Benar




"Bukan berpegang teguh pada perintah dan larangan, melainkan membentuk kebiasaan berpikir, berucap dan bertindak secara bijaksana dan welas asih, inilah kebahagiaan tertinggi."[/b


Dalam ajaran agama umumnya dikenal adanya perintah dan larangan. Perintah adalah hal yang wajib dilakukan, sedangkan larangan adalah sesuatu yang harus dihindari. Perintah dan larangan ini bersifat mutlak dan tidak dapat ditawar.

Melaksanakan perintah diyakini akan mendatangkan pahala, sedang pelanggaran atas perintah akan mendapatkan ganjaran. Demikian juga halnya dengan larangan. Mematuhi larangan akan memperoleh imbalan, sedang melanggar larangan akan dicap berdosa dan mendapat hukuman setimpal atau bahkan berkali lipat.

Bagaimana pandangan Buddhisme mengenai perintah dan larangan ini? Tak dipungkiri ada yang beranggapan bahwa juga terdapat perintah dan larangan dalam ajaran Buddha. Secara sepintas memang tampak demikian adanya, namun bila kita cermati makna esensial Buddha Dharma secara mendalam, maka akan kita temukan suatu konteks yang sangat berbeda dibandingkan dengan pemahaman umum.

Dalam konteks umum, sebuah perintah dan larangan yang dilanggar akan mendapatkan ganjaran/hukuman dari si pemberi perintah. Namun dalam ajaran Buddha, perintah dan larangan yang ditetapkan oleh Buddha semata-mata bertujuan untuk melindungi para praktisi agar tidak terjatuh ke dalam belenggu penderitaan. Bila para praktisi melanggarnya, maka keterpurukan hanya dialami oleh praktisi itu sendiri, bukan orang lain, dengan kata lain tidak ada pengertian dosa turunan. Pun hukuman yang terjadi bukan merupakan bentuk rasa ketidaksenangan atau angkara murka dari Buddha. Dengan adanya pemahaman ini, kita tahu bahwa sesungguhnya perintah dan larangan dalam konteks ajaran Buddha tidaklah benar-benar berkorelasi dengan masalah pahala atau hukuman dari si pembuat perintah atau larangan itu, namun tak lebih hanya merupakan hasil dari proses sebab akibat.

Sebenarnya, baik perintah maupun larangan, Buddhisme memandangnya sebagai sebuah bentuk pengungkungan yang menghilangkan kehendak bebas (free will) manusia. Kehendak bebas di sini menunjuk pada kehendak yang sadar dan berdasarkan hati nurani. Jelasnya, perintah maupun larangan merupakan sebuah keharusan yang membatasi seorang penganut ajaran sehingga tidak bisa bertindak sesuai dengan kehendak bebas yang dimilikinya, bahkan ada kalanya keharusan itu bertentangan dengan hati nurani. Ya, memang benar, bukan perintah atau larangan itu yang tidak benar, melainkan umatlah yang kurang tepat dalam meng-interpretasi-kan makna perintah atau larangan dalam agama. Oleh sebab itu, untuk menghindari terjadinya kesalahpengertian yang dapat berakibat fatal ini, Buddha memberikan sebuah pedoman bahwa setiap perbuatan yang kita lakukan tak terlepas dari hukum karma (hukum sebab akibat), bersumbu pada ehipassiko (datang dan buktikan) serta berpegang pada prinsip welas asih. Ini merupakan pedoman bahwa setiap perbuatan yang kita lakukan (baik pikiran, ucapan ataupun tindakan jasmani) adalah ditujukan demi manfaat dan kebahagiaan semua makhluk serta semua perbuatan itu dilakukan berlandaskan kebijaksanaan dan welas asih (dalam bahasa awam adalah akal budi dan nurani), bukan karena berdasarkan perintah ataupun larangan.

Banyak orang yang melakukan perbuatan baik dengan menganggapnya sebagai bagian dari perintah, sehingga tidak lagi memahami perbuatan baik itu sebagai sesuatu yang baik untuk dilakukan, tetapi sering kali berbuat baik hanya karena ingin mengejar pahala atau takut akan dosa. Akibatnya perbuatan baik itu hanya sebatas perbuatan fisik (jasmani) yang tak memberi manfaat berarti bagi perkembangan batiniah menumbuhkan rasa welas asih (empati) bagi makhluk lain. Inilah dampak dari perbuatan yang dilandasi hanya karena adanya perintah dan larangan yang cenderung membawa umat manusia pada upaya pengumpulan poin-poin agar mendapatkan kenikmatan surgawi, bukan karena rasa peduli yang besar pada orang-orang di sekitarnya.

Buddha, guru para dewa dan manusia yang telah mencapai kebijaksanaan dan welas asih tiada banding, mengajarkan pula bahwa setiap perbuatan yang kita lakukan hendaknya diawali dengan Pengertian Benar. Dengan adanya Pengertian Benar ini maka setiap perbuatan yang kita lakukan adalah karena memang baik untuk dilakukan, pun sesuatu yang tidak kita lakukan adalah karena memang tidak baik untuk dilakukan, tidak semata-mata karena demikianlah yang telah disebutkan dalam Kitab Suci, atau karena adanya ancaman hukuman neraka, pun pernyataan iming-iming pahala surgawi. Dengan demikian, tidak heran jika Pengertian Benar berada di urutan paling atas dalam Delapan Jalan Utama yang diajarkan Buddha.

Orang yang melakukan yang seharusnya tak dilakukan dan tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan, maka kekotoran batin akan terus bertambah dalam diri orang yang sombong dan malas seperti itu.
(Dhammpada 292)


Mereka yang selalu giat melatih perenungan terhadap badan jasmani, tidak melakukan apa yang seharusnya tak dilakukan, dan selalu melakukan apa yang seharusnya dilakukan, maka kekotoran-kekotoran batin akan lenyap dari diri mereka yang memiliki kesadaran dan pandangan terang seperti itu.
(Dhammpada 293)

Dalam ayat Dhammapada 292 dan 293 di atas, terlihat dengan jelas bahwa Buddha menyatakan pentingnya melakukan hal-hal yang patut dilakukan dan menghindari hal-hal yang patut dihindari. Buddha tidak menjadikan hal-hal tersebut sebagai perintah yang harus dilakukan ataupun larangan yang harus dihindari.

Sila Buddhis
Sila Buddhis sering kali dipahami sebagai perintah atau larangan, ini adalah salah kaprah yang fatal. Sila adalah butir-butir kedisiplinan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang merugikan makhluk lain. Karena maknanya yang sangat penting ini maka para siswa yang bertekad melaksanakan Sila harus lebih dahulu melakukan permohonan tuntunan Sila pada anggota Sangha agar dapat sepenuhnya memperoleh pemahaman yang benar mengenai makna Sila itu sendiri. Singkatnya, Sila dilaksanakan tidak sekedar sebagai kegiatan ritual ataupun bagian dari perintah dan larangan, namun sebagai proses pelatihan pemurnian batin.

bersambung...
Judul: Re: petunjuk dan larangan di budha? (hanya untuk umat budha)
Ditulis oleh: Surga pada Juli 08, 2009, 11:26:46 AM
Hal ini dapat terlihat jelas dalam butir-butir Panca Sila Buddhis yang berbunyi sebagai berikut:

1. Saya berjanji berusaha untuk menghindari pembunuhan.
2. Saya berjanji berusaha untuk menghindari pencurian.
3. Saya berjanji berusaha untuk menghindari perbuatan asusila.
4. Saya berjanji berusaha untuk menghindari berbohong.
5. Saya berjanji berusaha untuk menghindari makanan atau minuman yang dapat menyebabkan ketagihan dan menghilangkan kesadaran.

Kelima sila tersebut diawali dengan ucapan "saya berjanji berusaha" yang memiliki dua makna penting. Pertama, adanya "saya" sebagai subyek aktif, bukan obyek pasif yang menerima perintah. Kedua, ucapan "berjanji berusaha" yang merupakan sebuah tekad atau ikrar, bukan pernyataan pasif menerima perintah. Di sini dengan jelas dapat dilihat bahwa subyek "saya" dengan penuh kesadaran dan atas kehendak sendiri menyatakan tekad untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan makhluk lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Ini merupakan tekad yang diiringi dengan pengertian dan pemahaman benar bahwa setiap butirnya merupakan perbuatan yang patut dihindari, sekali-kali bukan karena itu merupakan bagian dari larangan atau perintah.

Peraturan Komunitas Sangha
Namun tidak dipungkiri bahwa sebagai sebuah organisasi, komunitas Sangha juga memerlukan adanya peraturan demi menjaga keharmonisan dan kesolidannya. Untuk itu Buddha menetapkan beberapa pedoman dan peraturan yang sekilas tampak tidak berbeda dengan perintah ataupun larangan dalam konteks umum.

Tetapi seperti yang dikemukakan di atas, sanksi atas pelanggaran peraturan Sangha adalah ditujukan demi kebaikan si pelaku pun demi menjaga kedisiplinan Sangha, bukan semata-mata demi pelampiasan rasa angkara murka dari pembuat peraturan itu kepada si pelanggar.

Sebenarnya makna dan tujuan perintah atau larangan yang ditetapkan oleh Buddha sangatlah sederhana, yakni demi terwujudnya kebahagiaan individu dan semua makhluk. Bukan merupakan pernyataan kekuatan adikuasa yang mutlak harus dipatuhi, melainkan suatu kehendak bebas yang bertanggung jawab yang didasarkan pada rasa welas asih dan kebijaksanaan.

Jiwa Bodhisattva
Para pakar dunia pendidikan menggolongkan tingkah laku dalam 4 tahap.

1. Tingkah Laku Pasif. Tidak adanya inisiatif dari dalam (inner vision) sehingga diperlukan adanya dorongan dari luar diri (outer power) agar yang bersangkutan berkenan melakukan suatu perbuatan yang terpuji. Ini adalah tahap tingkah laku yang terendah.

2. Tingkah Laku Aktif. Memiliki inisiatif dalam dirinya, tetapi karena lemahnya pengendalian diri maka masih diperlukan adanya dorongan luar.

3. Tingkah Laku Sadar. Memiliki inisiatif dan kesadaran diri serta tidak diperlukan lagi dorongan luar, tetapi meski demikian masih tetap diperlukan dorongan tekad yang kuat untuk senantiasa mengingatkan diri sendiri agar selalu sadar dan berkenan melakukan perbuatan terpuji.

4. Tingkah Laku Otomatis. Tidak diperlukan lagi tekad maupun dorongan dari luar. Tingkah lakunya bukan lagi merupakan paksaan (baik dari dalam maupun luar dirinya), melainkan merupakan kebiasaan yang alamiah. Inilah tahap tingkah laku yang tertinggi.

Panca Sila Buddhis merupakan langkah awal dalam tindakan perwujudan terciptanya kebahagiaan bagi semua makhluk. Meski masih berupa langkah awal, namun pelaksana Sila ini sudah tergolong dalam tahap Tingkah Laku Aktif karena perbuatannya dilandasi oleh dorongan mulia dalam dirinya, bukan karena kekuatan luar yang berupa perintah atau larangan.

Kemudian seiring dengan meningkatnya kemurnian batin yang diperoleh dari pelatihan diri ini, pada puncaknya para praktisi Buddhis akan mencapai tahap Tingkah Laku Otomatis. Saat itu bahkan tak diperlukan lagi tekad dari dalam, semua perbuatan bajik dilakukan secara alamiah dan apa adanya. Tak ada lagi keluhan, tak mengenal lelah, tanpa pamrih, semua makhluk adalah dirinya, dirinya adalah semua makhluk, perbedaan itu telah lenyap, inilah yang dinamakan sebagai Jiwa Bodhisattva. Hanya mereka yang telah memiliki Jiwa Bodhisattva sejati baru dapat dengan sempurna mengarungi Jalan Bodhisattva yang mulia. Dengan kata lain, kalau menggunakan bahasa awam, berlatih membentuk kebiasaan untuk melakukan setiap perbuatan demi kebahagiaan semua makhluk dengan tanpa membedakan, keluhan ataupun pamrih, inilah metode pelatihan Jiwa Bodhisattva.

Jadi, kebahagiaan sejati yang tertinggi bukan diperoleh dengan berpegang teguh pada perintah atau larangan, melainkan dengan membentuk kebiasaan berpikir, berucap dan bertindak secara bijaksana dan welas asih, inilah kebahagiaan tertinggi.***