Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

April 20, 2024, 06:53:53 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 188
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 153
Total: 153

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Puppa Vagga ( 16 )

Dimulai oleh semut-ireng, Juni 20, 2010, 04:38:34 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

semut-ireng

Saya bilang ada cara lain,  yaitu berdasarkan Asas2 pemikiran dalam filsafat  -  khususnya Asas Persamaan / Pricipium identitatis  -  pernyataan   "  bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa  " itu tidak bisa diartikan lain selain menjalani perintah dan menjauhi larangan Tuhan Yang Maha Esa. 

Di atas itu arti dalam pengertian sempit / praktis.   Pengertian dalam arti luasnya  :   hendaklah kamu mengambil ALLAH /  Tuhan Yang Maha Esa sebagai pemelihara /benteng/pelindung.  :) 

Pi-One

Kutip dari: semut-ireng pada Juni 26, 2010, 04:22:13 PM
Saya bilang ada cara lain,  yaitu berdasarkan Asas2 pemikiran dalam filsafat  -  khususnya Asas Persamaan / Pricipium identitatis  -  pernyataan   "  bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa  " itu tidak bisa diartikan lain selain menjalani perintah dan menjauhi larangan Tuhan Yang Maha Esa. 

Di atas itu arti dalam pengertian sempit / praktis.   Pengertian dalam arti luasnya  :   hendaklah kamu mengambil ALLAH /  Tuhan Yang Maha Esa sebagai pemelihara /benteng/pelindung.  :) 
Tidak usah bermain kata. Dari pada kata-kat puitis yang fleksibel yang bisa dipakai mencocok-cocokkan, lebih baik maknanya saja. Karena seindah apapun satu kata atau kalimat, jika maknanya tak jelas, tak ada artinya.

Buddhisme tidak kenal sosok yang memberi perintah dan larangan. Seperti kataku, Buddhisme adalah satu bentuk latihan diri. Tidak ada sosok yang menghukum atau memberi hadiah atasapa yang dilakukan dan tidak dilakukan, hanya akibat wajar dari perbuatan.

Pi-One

#32
Buddhanusati (Perenungan terhadap Buddha)



Demikianlah Sang Bhagava Yang Maha Suci,
Yang telah mencapai Penerangan sempurna,
sempurna pengetahuan serta tindaktandukNya,
sempurna menempuh Sang Jalan (nibanna),
Pengenal segenap alam,
Pembimbing Manusia Yg tiada taranya,
Guru para dewa dan manusia
Yang Sadar, Yang patut dimuliakan.

*Buddhanusati adalah paritta yang umum dibacakan dalam Puja Bakti di Vihara. Sutta ini adalah perenungan terhadap Sang Buddha, bukan perenungan terhadap Tuhan. Setelah Sutta ini dibacakan Dhammanusati (perenungan terhadap Dhamma) dan Sanghanusti (perenungan terhadap Sangha).

semut-ireng

-  Buddhanusati itu apakah dikatakan / disabdakan sendiri oleh Sang Buddha Gotama  ?

-  Dan yang dimaksud para dewa itu siapa  ?  Membayangkan istilah  '  para dewa ' jadinya ingat seperti yang ada di agama Hindu.  Kalau ngga salah di sutta ada juga menyebut  raja dewa kematian,  dewa Yama .................

Pi-One

Kutip dari: semut-ireng pada Juni 29, 2010, 01:51:38 PM
-  Buddhanusati itu apakah dikatakan / disabdakan sendiri oleh Sang Buddha Gotama  ?

-  Dan yang dimaksud para dewa itu siapa  ?  Membayangkan istilah  '  para dewa ' jadinya ingat seperti yang ada di agama Hindu.  Kalau ngga salah di sutta ada juga menyebut  raja dewa kematian,  dewa Yama .................

Melihat isinya, Buddhanusati nampaknya dibuat pengikutnya untuk mengenang beliau. Dan sutta itu menunjukkan bahwa Samma Sambuddha (Buddha Gautama) adalah sosok yang selalu sadar.

Dewa di sini adalah sebutan untuk makhluk penghuni alam surga. Bukan makhluk yang mengatur nasib manusia.

semut-ireng

-   Buddhanusati tidak disabdakan sendiri oleh Sang Buddha,  sedangkan Puppa Vagga (16 ) disabdakan sendiri.  Sementara untuk butir ini saya tidak menanyakan lebih lanjut.

-   Tentang dewa sebagai makhluk penghuni alam surga,  apakah ada penjelasan lebih lanjut dalam Buddhisme,  bahwa yang disebut dewa itu juga seperti manusia,  misalnya ada laki2 dan ada perempuan,  mereka juga kawin dan punya keturunan,  dan apakah ada tumimbal lahir di alam dewa itu,  serta bagaimana hubungannya dengan alam dunia / alamnya manusia,  maksud saya apakah alam dewa / alam surga itu ngga beda jauh dengan alam dunia  ?

Pi-One

Kutip dari: semut-ireng pada Juli 01, 2010, 12:29:29 AM
-   Buddhanusati tidak disabdakan sendiri oleh Sang Buddha,  sedangkan Puppa Vagga (16 ) disabdakan sendiri.  Sementara untuk butir ini saya tidak menanyakan lebih lanjut.
Anda masih gak nangkap pointnya? Yang utama di sini adalah Samma Sambuddha adalah sebutan untuk Sang Buddha, bukan untuk Tuhan. Dan di banyak sutta lain pun jelas ada perbedaan antara Samma Sambuddha (Buddha Gautama) dengan Savaka/Savako (siswa beliau).

Kutip dari: semut-ireng pada Juli 01, 2010, 12:29:29 AM-   Tentang dewa sebagai makhluk penghuni alam surga,  apakah ada penjelasan lebih lanjut dalam Buddhisme,  bahwa yang disebut dewa itu juga seperti manusia,  misalnya ada laki2 dan ada perempuan,  mereka juga kawin dan punya keturunan,  dan apakah ada tumimbal lahir di alam dewa itu,  serta bagaimana hubungannya dengan alam dunia / alamnya manusia,  maksud saya apakah alam dewa / alam surga itu ngga beda jauh dengan alam dunia  ?
Ya, tentang dewa memang ada dibahas. Tergantung tingkatnya, ada alam surga dimana masih ada perbedaan kelamin dan ada juga yang tidak. Dan selain alam dewa juga ada alam brahma (karena dalam Buddhisme dikenal 31 alam). Tumimbal lahir berlangsung di ketigapuluh satu alam ini, jadi kelahiran sebagai dewa bukanlah tujuan akhir, karena dewa sekalipun memiliki akhir masa hidup sebagai dewa. Dan umumnya kelahiran di alam surga bersifat spontan.

Tapi aku tidak terlalu banyak membaca soal alam dewa ini, karena toh ada alam dewa atau tidak, ketiga puluh satu alam ini ada atau tidak, itu tidak membantu aku mencapai tujuan akhir.

semut-ireng

#37
Di Buddhanusati dinyatakan dengan jelas,  bahwa beliau adalah guru para dewa dan manusia.  Berarti para dewa itu juga berlindung kepada Sang Tiratana -  Tiga Perlindungan Utama -.   Dan tidak mungkin beliau dapat menjalankan kewajibannya sebagai guru para dewa,  tanpa dibantu oleh para murid2  -  dewa,  muridnya Sang Buddha  -  berarti ada juga  dewa Bikkhu,  dewa Arahat,  dan dewa dalam status masih belum selesai menjalankan latihan,  juga tentunya ada banyak dewa non-Buddhis yang dihimbau agar masuk menjadi Buddhis.   Tentunya pula,  di alam dewa itu ada banyak tempat2 peribadatan Buddhis,  ada kitap suci Tipitaka,  ada kitap suci Dhammapada pula  ........

Hanya saja,  di alam dewa itu mungkin tidak ada Buddhanusati,  karena Buddhanusati digubah / ditulis oleh muridnya Sang Buddha di alam dunia ........

Bagaimana menurut pendapat anda  ?

cignus

Saya sudah terlalu sering melihat unsur penyembahan dalam agama budha tetapi pi one selalu ngotot klo Hal semacam itu bukan Budhis

Klo anda bilang tuhan dalam agama budha berbeda dengan agama samawi, sekarang saya Tanya apakah anda mengerti tentang konsep tuhan dalam agama samawi kok klo saya baca Dari diskusi ini kesannya anda menyamakan tuhan agama samawi dengan dewa Zeus ato dewa2 lain hasil imajinasi manusia yg menghukum seenaknya Dan memiliki sifat kemanusiaan

Pi-One

#39
Kutip dari: semut-ireng pada Juli 01, 2010, 05:10:52 PM
Di Buddhanusati dinyatakan dengan jelas,  bahwa beliau adalah guru para dewa dan manusia.  Berarti para dewa itu juga berlindung kepada Sang Tiratana -  Tiga Perlindungan Utama -.   Dan tidak mungkin beliau dapat menjalankan kewajibannya sebagai guru para dewa,  tanpa dibantu oleh para murid2  -  dewa,  muridnya Sang Buddha  -  berarti ada juga  dewa Bikkhu,  dewa Arahat,  dan dewa dalam status masih belum selesai menjalankan latihan,  juga tentunya ada banyak dewa non-Buddhis yang dihimbau agar masuk menjadi Buddhis.   Tentunya pula,  di alam dewa itu ada banyak tempat2 peribadatan Buddhis,  ada kitap suci Tipitaka,  ada kitap suci Dhammapada pula  ........

Hanya saja,  di alam dewa itu mungkin tidak ada Buddhanusati,  karena Buddhanusati digubah / ditulis oleh muridnya Sang Buddha di alam dunia ........

Bagaimana menurut pendapat anda  ?
Mereka yang mengikuti dan mempraktekkan Dhamma, mereka adalah para siswa Sang Buddha. Atau anda kira siswa Sang Buddha hanya dimaksudkan untuk mereka yang memjadi bhikkhu? Yang melakukan ritual-ritual seperti baca paritta atau melakukan kebhaktian? yang menghabiskan waktu membaca kitab suci?

Di beberapa sutta dikisahkan para dewa yang hadir saat beliau membabarkan ajarannya. Atau yang hadir dan bertanya pada beliau (misal sutta tentang berkah utama). Juga dikisahkan saat beliau pergi ke surga Tusita untuk membabarkan Dhamma pada para dewa, para dewa dari surga lain sebagian juga hadir untukmendengarkan pembabaran Dhamma tersebut.

Kutip dari: cignus pada Juli 02, 2010, 11:48:44 AM
Saya sudah terlalu sering melihat unsur penyembahan dalam agama budha tetapi pi one selalu ngotot klo Hal semacam itu bukan Budhis

Klo anda bilang tuhan dalam agama budha berbeda dengan agama samawi, sekarang saya Tanya apakah anda mengerti tentang konsep tuhan dalam agama samawi kok klo saya baca Dari diskusi ini kesannya anda menyamakan tuhan agama samawi dengan dewa Zeus ato dewa2 lain hasil imajinasi manusia yg menghukum seenaknya Dan memiliki sifat kemanusiaan
Tuhan agama Samawi umumnya adalah sosok pencipta, pengatur takdir manusia, sosok yang memberi hukuman dan pahala, sosok yang disembah dan dimintai permohonan (termasuk pengampunan dosa). Buddhisme tidak kenal sosok macam itu. Bahkan penderitaan pun bukan disebabkan oleh Tuhan atau iblis, melainkan oleh diri sendiri, dan kareanya hanya diri sendiri yang bisa mengatasinya.

*Dan jangan salahkan aku jika kadang aku gak segera menjawab. Karena seringkali ada kuasa besar yang menghalangi aku untuk mereply, dan kuasa itu bernama PLN (Pemadaman Listrik Negara)

semut-ireng

makanya anda perlu dukung PLTN,  bangun dulu pilot proyeknya ngga jauh2 amat di  Medan sana ..........hehehe

- Anda belum jelaskan apa para dewa itu juga diajari agar berlindung kepada Tiratana ............... ?

-  Dan hubungan antara alam manusia dengan alam dewa.  Tentang asal-usul alam semesta dan manusia mungkin ada penjelasannya di Buddhisme,  lalu asal-usul dewa apa juga ada penjelasannya  ?

Pi-One

Kutip dari: semut-ireng pada Juli 03, 2010, 08:40:08 AM- Anda belum jelaskan apa para dewa itu juga diajari agar berlindung kepada Tiratana ............... ?
Makanya, tempo hari aku sudah kasih tahu apa itu berlindung pada Tiratana. Mempraktekkan Dhamma saja saja berlindung pada Tiratana.

Kutip dari: semut-ireng pada Juli 03, 2010, 08:40:08 AM-  Dan hubungan antara alam manusia dengan alam dewa.  Tentang asal-usul alam semesta dan manusia mungkin ada penjelasannya di Buddhisme,  lalu asal-usul dewa apa juga ada penjelasannya  ?
Buddhisme tidak membahas hal-hal seperti awal alam semesta, asal manusia, dan sejenisnya. Karena itu tidak berguna bagi pembebasan manusia, tidak menimbulkan rasa keinginann untuk lepas dari penderitaan. Sebagaimana orang yang tertusuk panah beracun, yang utama adalah mengobati racun dan luka.

Namun satu yang dijelaskan adalah alam semesta ini akan muncul dan lenyap, dengan kata lain siklus keberadaan. Bukan awal lalu diikuti akhir mutlak yang kalian kenal sebagai kiamat (yang diikuti pengadilan akhir)

cignus

Tuhkan anda taunya cuma ngeliat di tv ato baca2 buku yg bertema tentang agama samawi ato perbandingan budha dgn agama samawi yg jelas bersumber dr pemuka agama anda. Dan ini menurut saya gak bisa dijadikan patokan. Terserah andalah

sakarang saya mau minta tripitaka situsnya mana yg bhs Indonesia. Saya mau pelajarin dulu, susahsih nyarinya bahkan di book center Budhis gratis ditempat saya gak ada, di Internet adanya bhs inggris saya Susah ngartiinnya apalagi lewat komputer. 

Pi-One

#43
Kutip dari: cignus pada Juli 04, 2010, 02:21:18 PM
Tuhkan anda taunya cuma ngeliat di tv ato baca2 buku yg bertema tentang agama samawi ato perbandingan budha dgn agama samawi yg jelas bersumber dr pemuka agama anda. Dan ini menurut saya gak bisa dijadikan patokan. Terserah andalah
Tambahkan, diskusi dengan rekan-rekan penganut agama samawi.

Dan jangan salah, pemuka agamaku jarang membanding-bandingkan agamaku dengan agama lain :)

*Memang gambaran Tuhan dari buku agama samawi itu salah?

Kutip dari: cignus pada Juli 04, 2010, 02:21:18 PMsakarang saya mau minta tripitaka situsnya mana yg bhs Indonesia. Saya mau pelajarin dulu, susahsih nyarinya bahkan di book center Budhis gratis ditempat saya gak ada, di Internet adanya bhs inggris saya Susah ngartiinnya apalagi lewat komputer.  
Situs Tipitaka? Sori, aku sendiri gak tahu soal itu. Lagipula Tipitaka sendiri jauh lebih tebal dari alkitab sekalipun. Dan belum semua ditranslasikan ke bahasa lain, termasuk bahasa Indonesia. Tidak masalah, karena yang penting bukan menghapal kitab suci, tapi praktek ajaran dalam hidup.

Menghapal ajaran tapi tak mempraktekkannya ibarat gembala yang hitung ternak orang lain (bukan ternak yang ia urus), ia takkan mendapat manfaat. Begitu pula yang menghapal tapi tak mempraktekkan ajaran, ia juga tak dapat manfaat.

Salah satu buku Tipitaka yang cukup mudah didapat di Indonesia adalah Dhammapada.

semut-ireng

#44
Kutip dari: Pi-One pada Juli 03, 2010, 09:17:28 AM
Buddhisme tidak membahas hal-hal seperti awal alam semesta, asal manusia, dan sejenisnya. Karena itu tidak berguna bagi pembebasan manusia, tidak menimbulkan rasa keinginann untuk lepas dari penderitaan. Sebagaimana orang yang tertusuk panah beracun, yang utama adalah mengobati racun dan luka.

Namun satu yang dijelaskan adalah alam semesta ini akan muncul dan lenyap, dengan kata lain siklus keberadaan. Bukan awal lalu diikuti akhir mutlak yang kalian kenal sebagai kiamat (yang diikuti pengadilan akhir)

Buddhisme menjelaskan juga asal-usul bumi dan manusia,  juga terjadinya alam semesta. Di bawah ini saya kutipkan penjelasannya :

Asal Usul Bumi Dan Manusia Menurut Agama Buddha

Vasettha, terdapat suatu saat, cepat atau lambat, setelah suatu masa yang lama sekali, ketika dunia ini hancur. Dan ketika hal ini terjadi, umumnya mahluk-mahluk terlahir kembali di Abhassara (alam cahaya); di sana mereka hidup dari ciptaan batin (mano maya), diliputi kegiuran, memiliki tubuh yang bercahaya, melayang-layang di angkasa, hidup dalam kemegahan. Mereka hidup demikian dalam masa yang lama sekali.
Pada waktu itu (bumi kita ini) semuanya terdiri dari air, gelap gulita. Tidak ada matahari atau bulan yang nampak, tidak ada bintang-bintang maupun konstelasi-konstelasi yang kelihatan; siang maupun malam belum ada, ..... laki-laki maupun wanita belum ada. Mahluk-mahluk hanya dikenal sebagai mahluk-mahluk saja.

Vasettha, cepat atau lambat setelah suatu masa yang lama sekali bagi mahluk-mahluk tersebut, tanah dengan sarinya muncul keluar dari dalam air. Sama seperti bentuk-bentuk buih (busa) di permukaan nasi susu masak yang mendingin, demikianlah munculnya tanah itu. Tanah itu memiliki warna, bau dan rasa. Sama seperti dadi susu atau mentega murni, demikianlah warna tanah itu; sama seperti madu tawon murni, demikianlah manis tanah itu. Kemudian Vasettha, di antara mahluk-mahluk yang memiliki sifat serakah (lolajatiko) berkata : 'O apakah ini? Dan mencicipi sari tanah itu dengan jarinya. Dengan mencicipinya, maka ia diliputi oleh sari itu, dan nafsu keinginan masuk dalam dirinya. Mahluk-mahluk lainnya mengikuti contoh perbuatannya, mencicipi sari tanah itu dengan jari-jari ..... mahluk-mahluk itu mulai makan sari tanah, memecahkan gumpalan-gumpalan sari tanah tersebut dengan tangan mereka. Dan dengan melakukan hal ini, cahaya tubuh mahluk-mahluk itu lenyap. Dengan lenyapnya cahaya tubuh mereka, maka matahari, bulan, bintang-bintang dan konstelasi-konstelasi nampak ..... siang dan malam ..... terjadi.

Bisa dibaca lebih lanjut di [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

Sebagai seorang Buddhis yang taat kepada ajarannya,  mana yang lebih anda percaya,  konsep terjadinya bumi,  manusia,  dan alam semesta sesuai tersebut di atas itu,  atau teori big-bang  ? :D :D

Di link itu ada tulisan berjudul  :  Siapa yang sedang merusak agama Buddha ?  kayaknya menarik juga untuk dibaca ..................