Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

April 20, 2024, 05:32:45 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 231
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 180
Total: 180

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

R.Dawkins: Alasan Untuk Iman

Dimulai oleh Farabi, November 12, 2011, 11:36:14 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Farabi

Diterjemahkan dari: [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
Juliet Tersayang,
Sekarang kamu berumur sepuluh tahun, ayah ingin menuliskan kepadamu sesuatu
yang penting bagi ayah. Pernahkah kamu bertanya-tanya bagaimana kita mengetahui
hal-hal yang kita ketahui? Bagaimana kita mengetahui, misalnya, bahwa
bintang-bintang, yang tampak seperti peniti-peniti kecil di langit, sebenarnya
adalah bola-bola api besar seperti matahari dan sangat jauh disana? Dan
bagaimana kita mengetahui bahwa Bumi adalah bola yang lebih kecil yang berputar
mengelilingi salah satu bintang, yaitu matahari?
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini adalah "pembuktian". Kadangkala
pembuktian berarti benar-benar melihat (atau mendengar, merasakan, membaui,...)
bahwa sesuatu itu benar adanya. Para astronot telah menempuh perjalanan cukup
jauh dari bumi untuk melihat dengan mata mereka sendiri bahwa bumi itu bulat.
Terkadang mata kita perlu dibantu. "Bintang kejora" tampak bagai sebuah kerlip
terang di angkasa, namun dengan sebuah teleskop, kamu dapat melihat bahwa
sebenarnya ia adalah sebuah bola indah - planet yang kita sebut Venus. Sesuatu
yang kamu pelajari dengan melihat (atau mendengar atau merasakan...) secara
langsung, disebut sebagai observasi (pengamatan).
Seringkali, bukti bukan hanya dari sebuah observasi, namun observasi selalu
ada dibelakang sebuah bukti. Jika terjadi sebuah pembunuhan, seringkali tak
seorangpun (kecuali si pembunuh dan korbannya!) yang benar-benar mengamatinya.
Tetapi para detektif dapat mengumpulkan banyak hal atau berbagai pengamatan lain
yang dapat membawa semua petunjuk ke arah kecurigaan tertentu. Jika sidik jari
seseorang cocok dengan yang ditemukan pada sebiah belati, maka ini adalah bukti
bahwa ia telah menyentuhnya. Hal itu tidak membuktikan bahwa orang itu melakukan
pembunuhan, namun pembuktian ini dapat membantu ketika digabungkan dengan
berbagai bukti lainnya. Terkadang seorang detektif dapat berpikir mengenai
seluruh kesatuan observasi dan tiba-tiba menyadari bahwa mereka semua itu berada
pada satu tempat dan masuk akal jika begini-dan-begitu terjadi pembunuhan.
Para ilmuwan - para ahli dalam menemukan kebenaran tentang dunia dan alam
semesta – seringkali bekerja selayaknya para detektif. Mereka membuat perkiraan
(yang disebut sebagai hipotesis) mengenai apa yang mungkin benar. Kemudian
mereka berkata kepada diri sendiri: Jika hipotesis itu sungguh benar adanya,
kita seharusnya melihat ini-dan-itu. Ini disebut sebagai prediksi. Contohnya,
jika bumi sungguh bulat, kita dapat memperkirakan bahwa seorang petualang, yang
terus berjalan pada arah yang sama, seharusnya pada saatnya akan kembali pada
titik dimana ia memulai perjalanannya. Ketika seorang dokter mengatakan bahwa
kamu sakit campak, ia bukannya memeriksamu sekali lalu melihat campak.
Pemeriksaan pertamanya memberikan hipotesis bahwa kamu mungkin sakit campak.
Kemudian ia berkata kepada diri sendiri: Jika dia benar sakit campak maka
seharusnya aku menemukan... Lalu ia mengambil daftar prediksinya dan menguji
dengan matanya (apakah kulitmua berbintik-bintik?); tangannya (apakah keningmu
panas?); dan telinganya (apakah nafasmu temah?). Barulah kemudian ia membuat
keputusan dan berkata, "Aku mendiagnosa anak ini terkena campak." Kadang-kadang
para dokter perlu melakukan tes lain seperti tes darah atau x-ray, yang membantu
mata, tangan dan telinganya untuk membuat pengamatan.
Cara para ilmuwan menggunakan pembuktian untuk mempelajari dunia, jauh lebih
cerdas dan lebih rumit daripada apa yang dapat kukatakan dalam sebuah surat
pendek. Tapi sekarang aku akan meniggalkan pembahasan mengenai pembuktian, yang
merupakan alasan baik untuk memercayai sesuatu, dan memperingatkanmu akan tiga
alasan yang buruk untuk percaya akan apapun. Yakni yang disebut "tradisi,"
"wewenang," dan "pewahyuan".
Pertama, yaitu tradisi. Beberapa bulan yang lalu, aku ada di televisi
berdiskusi dengan sekitar limapuluh anak-anak. Anak-anak ini diundang karena
mereka taat dalam banyak agama. Sebagian taat sebagai orang Kristen, sebagian
lain sebagai Yahudi, Muslim, Hindu, atau Sikhs. Pria dengan mikrofon berjalan
dari satu anak ke anak yang lain, menanyai mereka apa yang mereka percayai.
Jawaban yang muncul dari anak-anak itu tepat apa yang kusebut sebagai "tradisi".
Apa yang mereka percayai menjadi tidak berhubungan dengan pembuktian. Mereka
hanya menyuarakan kepercayaan orangtua dan leluhur mereka yang, pada gilirannya,
juga tidak didasarkan pada bukti apapun. Mereka mengatakan hal-hal seperti:
"Kami para Hindu percaya ini dan ini"; "Kami para Muslim percaya itu dan itu";
"Kami para Kristen percaya sesuatu yang lain."
Tentu saja, karena mereka semua percaya hal-hal yang berbeda, tidak mungkin
semuanya benar. Pria dengan mikrofon tampak berpikir bahwa ini cukup benar dan
pantas, dan ia bahkan tidak berusaha membuat mereka memperdebatkan perbedaan
satu sama lain. Namun itulah poin yang ingin kubuat pada saat itu. Aku hanya
ingin menanyakan dari mana datangnya kepercayaan-kepercayaan mereka. Datangnya
dari tradisi. Tradisi berarti kepercayaan yang diturunkan dari buyut kepada
orangtua kepada anak, dan seterusnya. Atau dari buku-buku yang diwariskan selama
berabad-abad. Kepercayaan tradisional bermula hampir dari kehampaan; mungkin
sebenernya seseorang hanya membuat cerita, seperti cerita tentang Thor dan Zeus.
Namun setelah cerita itu diwariskan selama beberapa abad, hanya fakta bahwa
cerita-cerita itu sangat kuno yang membuat tampak istimewa. Orang-orang percaya
berbagai hal hanya karena hal-hal yang sama telah dipercayai selama berabad-abad
sebelumnya. Itulah tradisi.
Masalahnya, tradisi itu, seberapa jauhpun selang waktu dari pembuatan sebuah
cerita, cerita itu tetap tepat seperti aslinya, benar maupun salah. Jika kamu
membuat cerita yang tidak benar, mewarisinya selama berabad-abad tidak akan
membuatnya lebih benar!
Kebanyakan orang di Inggris telah dibaptis dalam Gereja Inggris, namun ini
bukan satu-satunya cabang agama Kristen. Masih ada cabang-cabang lainnya seperti
Orthodok Rusia, Katolik Roma, dan gereja-gereja Metodis. Kesemuanya percaya akan
hal-hal yang berbeda. Agama Yahudi dan agama Muslim sedikit lebih berbeda; dan
terdapat beberapa jenis Yahudi dan Muslim yang berbeda. Mereka yang percaya
bahkan hanya sedikit perbedaan diantara mereka, berperang atas segala
ketidaksepakatan itu. Jadi kamu mungkin berpikir mereka pastilah memiliki
sejumlah alasan yang baik – bukti – untuk memercayai apa yang mereka yakini.
Tapi pada kenyataannya, kepercayaan-kepercayaan mereka yang berbeda itu
seluruhnya hanya karena tradisi-tradisi yang berbeda.
Mari berbicara tentang satu tradisi yang spesifik. Katolik Roma percaya bahwa
Maria, ibu dari Yesus, sangat istimewa sehingga ia tidak wafat melainkan seluruh
tubuhnya naik ke Surga. Tradisi-tradisi Kristen yang lain tidak setuju,
mengatakan bahwa Maria wafat seperti orang-orang lainnya. Agama-agama yang
lainnya ini tidak bicara banyak mengenai Maria dan, tidak seperti Katolik Roma,
mereka tidak menyebutnya "Ratu Surga." Tradisi bahwa tubuh Maria naik ke Surga
bukan tradisi kuno. Alkitab tidak menuliskan apapun mengenai bagaimana ia wafat;
bahkan sebenarnya, wanita malang itu jarang disebutkan dalam Alkitab.
Kepercayaan bahwa tubuhnya terangkat ke Surga tidak ditemukan sampai sekitar
enam abad setelah masa-masa Yesus. Mulanya, cerita itu hanya dibuat-buat, dalam
cara yang sama seperti cerita "Putri Salju" dibuat. Namun, setelah berabad-abad,
berkembang menjadi sebuah tradisi dan orang-orang mulai menanggapinya serius
hanya karena cerita tersebut telah diwarisi dalam banyak generasi. Semakin tua
tradisi, semakin dianggap serius oleh masyarakat. Pada akhirnya kisah itu
dituliskan dan Katolik Roma secara resmi memercayainya baru-baru ini saja, pada
tahun 1950, ketika aku masih seusiamu sekarang. Namun kisah itu tidak lebih
benar pada tahun 1950 daripada ketika pertama kali dibuat enam ratus tahun
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

Farabi

setelah wafatnya Maria.
Aku akan kembali membicarakan tradisi pada akhir suratku, dan melihatnya
dengan cara yang lain. Tapi pertama-tama, aku harus menguraikan dua alasan buruk
lainnya jika percaya akan segalanya: otoritas dan pewahyuan.
Otoritas, sebagai sebuah alasan untuk memercayai sesuatu, berarti percaya
akan suatu hal karena kamu disuruh untuk memercayainya oleh seseorang yang
penting. Dalam Gereja Katolik Roma, paus adalah orang yang paling penting, dan
orang-orang percaya ia pasti benar hanya karena ia adalah paus. Dalam satu
cabang agama Muslim, orang-orang pentingnya adalah pria-pria tua berjenggot yang
disebut para ayatollah. Banyak Muslim di negara ini yang bersiap-siap untuk
melakukan pembunuhan, semata-mata karena para ayatollah di negeri yang nun jauh
disana menyuruh mereka untuk melakukannya.
Ketika kukatakan bahwa baru pada tahun 1950 Katolik Roma pada akhirnya mereka
harus percaya bahwa tubuh Maria terangkat ke Surga, yang kumaksud adalah bahwa
di tahun 1950, paus memberitahukan kepada orang-orang bahwa mereka harus
percaya. Hanya itu. Paus mengatakan bahwa kisah itu adalah benar, maka pastilah
memang benar! Sekarang, mungkin sebagian yang dikatakan paus semasa hidupnya
adalah benar, dan sebagian tidak benar. Tidak ada alasan yang baik, hanya karena
dialah pausnya, kamu harus percaya segala yang dikatakannya lebih daripada kamu
percaya segala yang dikatakan orang-orang lain. Paus yang sekarang (1995) telah
memerintahkan para pengikutnya untuk tidak membatasi jumlah anak yang dimiliki.
Jika orang-orang mengikuti otoritas ini mentah-mentah seperti yang
diharapkannya, hasilnya bisa jadi kelaparan parah, penyakit, dan perang, yang
disebabkan oleh populasi berlebihan.
Tentu saja, bahkan dalam sains, terkadang kita belum melihat bukti dengan
mata-kepala sendiri dan kita harus mengambil kata-kata orang lain. Aku belum
pernah, dengan mataku sendiri, melihat bukti bahwa cahaya melesat pada kecepatan
186,000 mil per detik. Mahalan, aku memercayai buku-buku yang menuliskan tentang
kecepatan cahaya. Ini tampak seperti "otoritas." Namun sebenarnya, hal ini jauh
lebih baik daripada otoritas, karena orang-orang yang menulis buku-buku ini
telah melihat buktinya dan siapapun bebas untuk melihat bukti itu dengan seksama
kapanpun mereka mau. Sangat menghibur. Namun tidak ada siapapun bahkan para
pendeta yang menyatakan adanya bukti akan cerita mereka bahwa tubuh Maria
terangkat ke Surga.
Jenis ketiga dari alasan buruk untuk memercayai segalanya disebut
"pewahyuan." Jika kamu menanyakan paus di tahun 1950 bagaimana ia tahu bahwa
tubuh Maria menghilang ke Surga, ia mungkin akan berkata bahwa hal itu
"diwahyukan" kepadanya. Ia mengunci diri dalam kamarnya dan berdoa untuk
bimbingan. Ia berpikir dan berpikir, sendiri, dan ia menjadi semakin yakin
didalam hatinya. Ketika orang-orang religius memiliki perasaan dalam dirinya
bahwa sesuatu pasti benar, meskipun tiada bukti akan kebenarannya, mereka
menyebut perasaan itu sebagai "pewahyuan." Bukan hanya para paus yang mengklaim
mendapat wahyu. Banyak orang religius mengklaim hal yang sama. Itu adalah salah
satu alasan utama mereka untuk memercayai hal-hal yang mereka yakini. Namun
apakah itu adalah alasan yang baik?
Andaikan aku mengatakan padamu bahwa anjingmu mati. Kau akan sangat marah,
dan mungkin mengatakan, "Ayah yakin? Bagaimana ayah tahu? Bagaimana terjadinya?"
Sekarang jika aku menjawab: "Sebenarnya aku tidak tahu bahwa Pepe mati. Aku
tidak punya bukti. Aku hanya punya perasaan lucu didalam diriku bahwa ia mati."
Kau akan mengira aku menakut-nakutimu, karena kau pasti tahu bahwa sebuah
"perasaan" didalam diri seseorang bukanlah sebuah alasan yang baik untuk percaya
bahwa seekor whippet temah mati. Kau butuh bukti. Kita semua memiliki perasaan
dari waktu ke waktu, kadangkala perasaan-perasaan itu ternyata benar dan
kadangkala tidak. Bagaimanapun, perasaan pada orang-orang saling bertentangan,
jadi bagaimana kita menentukan perasaan siapa yang benar? Satu-satunya cara
untuk yakin bahwa seekor anjing telah mati adalah dengan melihatnya mati, atau
mendengar jantungnya telah berhenti; atau diberitahukan oleh seseorang yang
telah melihat atau mendengar bukti nyata bahwa anjing itu mati.
Terkadang orang-orang mengatakan bahwa kamu harus percaya akan perasaan jauh
di dalam diri, jika tidak, kau tidak akan pernah percaya diri akan hal-hal
seperti "Isteriku mencintaiku." Namun ini adalah penjelasan yang buruk. Ada
banyak bukti bahwa seseorang mencintaimu, kamu melihat dan mendengar banyak
bukti-bukti kecil, an terus bertambah. Bukan sekedar perasaan, seperti yang oleh
para pendeta disebut sebagai pewahyuan. Ada hal-hal diluar diri yang mendukung
perasaan didalam diri: pandangan mata, nada halus dalam suara, bantuan dan
kebaikan-kebaikan kecil; semua ini adalah bukti nyata. Kadang-kadang orang
memiliki sebuah perasaan kuat di dalam bahwa seseorang mencintai mereka tanpa
berdasarkan pada bukti apapun, dan kemudian mereka sepertinya salah total. Ada
orang-orang yang memiliki perasaan kuat bahwa seorang bintang film terkenal
mencintai mereka, padahal sebenarnya bintang film itu bahkan belum pernah
bertemu dengan mereka. Orang-orang itu sakit dalam pikirannya. Perasaan harus
didukung oleh bukti-bukti, jika tidak kamu tidak boleh langsung percaya.
Perasaan juga berharga dalam sains, namun hanya untuk memberimu
gagasan-gagasan yang kemudian kau uji untuk mendapatkan bukti. Seorang ilmuwan
dapat memiliki sebuah "firasat" mengenai sebuah gagasan yang "terasa" benar.
Dalam dirinya sendiri, ini bukan sebuah alasan baik untuk percaya akan sesuatu.
Namun dapat menjadi alasan yang baik untuk untuk menghabiskan waktu melakukan
sebuah eksperimen tertentu, atau mencari bukti dalam suatu arah tertentu. Para
ilmuwan menggunakan perasaan-perasaan di dalam dirinya setiap waktu untuk
mendapatkan gagasan-gagasan. Namun semua perasaan itu tidak berarti apapun
sampai didukung oleh bukti.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

Farabi

Aku telah berjanji bahwa aku akan kembali pada pembahasan tradisi, dan
melihatnya dalam cara lain. Aku ingin mencoba menjelaskan mengapa tradisi sangat
penting bagi kita. Semua binatang terbentuk (oleh proses yang disebut evolusi)
untuk bertahan dalam tempat yang normal dimana jenis mereka hidup. Singa
terbentuk untuk dapat bertahan pada dataran Afrika. Udang Karang dapat bertahan
hidup di air tawar, dimana lobster terbentuk untuk hidup di air laut yang asin.
Manusia adalah binatang, juga, dan kita terbentuk untuk dapat bertahan dalam
dunia yang penuh dengan... manusia lainnya. Sebagian besar dari kita tidak
berburu untuk mendapatkan makanan kita sendiri seperti singa atau lobster; kita
membelinya dari manusia lain yang telah membelinya dari orang lain lagi. Kita
berenang mengarungi "lautan manusia." Seperti halnya ikan membutuhkan insang
untuk bertahan dalam air, manusia membutuhkan otak yang membuat mereka mampu
menghadapi manusia lainnya. Seperti halnya lautan yang penuh dengan air garam,
lautan manusia penuh dengan hal-hal rumit untuk dipelajari. Seperti bahasa.
Kau berbicara bahasa Inggris, tapi temanmu Ann-Kathrin berbicara bahasa
Jerman. Masing-masing dari kalian berbicara bahasa yang memudahkanmu "berenang"
dalam "lautan manusia" kalian yang terpisah. Bahasa diwariskan melalui tradisi.
Tidak ada cara lain. Di Inggris, Pepe adalah seekor anjing. Di Jerman ia adalah
Ein Hund. Tidak ada diantara sebutan ini yang lebih tepat, ataupun lebih benar
dari yang lainnya. Keduanya hanya diwariskan. Agar dapat "berenang mengarungi
lautan manusia mereka" dengan baik, anak-anak harus belajar bahasa negara mereka
sendiri, dan banyak hal lainnya tentang masyarakat mereka sendiri; dan ini
berarti bahwa mereka harus menyerap, seperti keras hisap, informasi tradisional
dalam jumlah yang sangat besar. (Ingat bahwa informasi tradisional hanya berarti
hal-hal yang diwariskan dari para buyut kepada orangtu kepada anak-anak) Otak
anak-anak harus menjadi penyerap untuk informasi tradisional. Dan anak-anak
tidak dapat diharapkan untuk memilah informasi tradisional yang baik dan
berguna, misalnya kata-kata dalam sebuah bahasa, dari indormasi tradisional yang
buruk atau bodoh, seperti percaya akan penyihir dan setan dan para perawan yang
abadi.
Sangat disayangkan, namun tidak dapat dihindarkan untuk terjadi demikian,
karena anak-anak harus menjadi penyerap akan informasi tradisional, mereka mudah
percaya apapun yang dikatan oleh orang dewasa kepada mereka, baik yang sungguhan
ataupun palsu, benar ataupun salah. Banyak yang dikatakan oleh orang dewasa
kepada mereka adalah benar dan berdasarkan pada pembuktian, atau setidaknya
masuk akal. Namun jika sebagiannya adalah palsu, konyol, atau bahkan jahat,
tidak ada yang dapat dilakukan untuk mencegah anak-anak memercayainya juga. Nah,
ketika anak-anak tumbuh dewasa, apa yang mereka lakukan? Yah, tentu saja, mereka
mengatakannya kepada anak-anak generasi berikutnya. Jadi, sekali sesuatu
dipercayai secara kuat – bahkan kalaupun hal itu sepenuhnya tidak benar dan
tidak pernah ada alasan untuk memercayainya pada sejak awal – hal itu dapat
berlangsung selamanya.
Mungkinkah ini yang telah terjadi dalam hal agama? Kepercayaan akan adanya
tuhan atau dewa, kepercayaan akan Surga, kepercayaan bahwa Maria tidak pernah
wafat, kepercayaan bahwa Yesus tidak pernah memiliki ayah seorang manusia,
kepercayaan bahwa doa-doa dijawab, kepercayaan bahwa anggur berubah menjadi
darah – tidak satupun kepercayaan ini yang didukung oleh bukti yang bagus. Namun
tetap saja jutaan orang memercayainya. Mungkin ini dikarenakan mereka disuruh
untuk percaya pada usia yang cukup muda untuk percaya akan apapun.
Jutaan orang lain percaya akan hal-hal yang agak berbeda, karena mereka
diajarkan hal-hal yang berbeda semasa kecilnya. Anak-anak Muslin diajarkan
hal-hal yang berbeda dari yang diajarkan kepada anak-anak Kristen, dan mereka
semua tumbuh dewasa dengan sepenuhnya yakin bahwa mereka benar sedangkan yang
lainnya salah. Bahkan diantara para penganut Kristen, hal-hal yang diyakini oleh
Katolik Roma berbeda dengan Gereja Inggris atau Episcopalians, Shakers or
Quakers , Mormons or Holy Rollers, dan kesemuanya itu sepenuhnya yakin bahwa
keyakinan merekalah yang benar dan yang lain keliru. Mereka percaya akan
berbagai hal yang berbeda untuk jenis hal yang sama persis seperti kamu
berbicara bahasa Inggris dan Ann-Kathrin berbicara bahasa Jerman. Kedua bahasa
itu, di negara mereka sendiri, adalah bahasa yang benar untuk digunakan. Namun
tidak mungkin bahwa agama-agama yang berbeda dianggap benar di negaranya
sendiri, karena satu sama lain mengklaim kebenaran atas hal-hal yang berbeda.
Maria bisa saja hidup dalam keyakinan Katolik Irlandia Selatan, namun Protestan
Irlandia Utara percaya ia wafat.
Apa yang dapat kita lakukan sehubungan dengan semua ini? Tidak mudah bagimu
untuk melakukan apapun, karena kamu baru sepuluh tahun. Namun kau dapat mencoba
ini. Lain kali jika seseorang mengatakan padamu sesuatu yang sepertinya penting,
berpikirlah sendiri: "Apakah ini sejenis hal yang mungkin diketahui oleh
orang-orang karena adanya bukti? Ataukah hal yang dipercayai oleh mereka hanya
karena tradisi, otoritas, atau perwahyuan?" Dan, lain kali jika ada yang
mengatakan padamu bahwa suatu hal adalah benar, kenapa tidak kau katakan pada
mereka: "Bukti seperti apa yang ada?" Dan jika mereka tidak dapat memberimu
jawaban yang baik, kuharap kau pikirkan dengan sangat berhati-hati sebelum kau
percaya setiap kata yang mereka ucapkan.
Yang Tersayang,
Ayah
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

Fariz Abdullah

Thanks informasinya..Dari dulu saya bertanya-tanya, dari mana datangnya Iman ini..Menurut Dawkins, datangnya dari 3 hal : tradisi, otoritas dan pewahyuan..Dan itu menurut Dawkins adalah "alasan yang buruk" untuk percaya..Alasan yang baik adalah dengan pembuktian..

Dawkins adalah seorang Atheis, yang tentu berpaham materialistik empirik....Tentu dia menuntut bukti empirik pada Iman..Memang kayaknya tidak ada bukti empirik atas Iman..Definisi Iman sendiri adalah "beyond the logic"..Adalah tantangan buat kaum beriman atas pembuktian atas Iman nya..Jika pembuktian empirik tidak bisa dilakukan, mungkin bisa dilakukan dengan "PEMBUKTIAN FILOSOFIS" ?..Tetapi memang harus disepakati dulu apakah "bukti filosofis" bisa dikategorikan sebagai "bukti"..

[move]DOUBT EVERYTHING AND FIND YOUR OWN LIGHT[/move]

Farabi

Masih lebih baik bukti empirik daripada iman buta. Kalau terlihat baik sebaiknya kita cobakan dulu ke beberapa orang, seperti misalkan pelacuran, mungkin terlihat baik, lebih mudah dikontrol, tepi ternyata, dinegara barat, malah jadi tidak terkontrol, dan dianggap budaya. Alih alih menghentikan, malah banyak anak cewek yang bercita cita jadi pelacur.

Masalahnya bukan pada nikmatnya, silahkan menimkati pemberian ALlah, tapi pada tanggung jawab, yaitu anak anak. Untunglah di indonesia masih ada orang kristen atau islam yang mau membuat panti asuhan, tapi yang paling konsisten kristen, kalau tidak ada? Anda tega melihat mereka kelaparan? Bukan salah mereka jadi perampok atau pencuri. Itu salah kita.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

Pi-Man

Negara barat tidak mengatur pelacuran secara khusus, apalagi menganggapnya budaya. Dan aku tak pernah dengar anak cewek bercita-cita jadi pelacur.

Pelacuran disebut-sebut salah satu pekerjaan tertua di dunia. Bahkan katanya pelacuran sering dikaitkan dengan ritual keagamaan di masa lalu.
oro?

rafek

Ya, pelacuran di masa lalu berhubungan erat dengan kepercayan. Bahkan praktek prostitusi adalah salah satu bentuk ibadah dalam kepercayaan tersebut. Kepercayaan ini berbentuk polytheisme dengan pantheon2 yg berupa hieraki para dewa dengan sifat alam yg diwakilinya masing2. Hubungan intim dengan para pendeta di kuil representatif dari dewi kesuburan/kecantikan (Venus, Aphrodite, Astarte, Innanna, Ishtar, Freya,dll) dianggap sebagai suatu ritual sakral, dan terkadang bermanfaat dalam dinamika sosial ekonomi masyarakat tersebut.

Misalnya, pada suatu hari tertentu yang dianggap sakral dilaksanakan ritual persanggamaan yg dipimpin oleh penguasa daerah tersebut dengan pendeta sebagai penghormatan atas suatu peristiwa dalam mitologi kepercayaan mereka, dan para penduduk juga mengikuti ritual tersebut, sehingga timbul periode2 seperti "musim panen & musim tanam".

Dewi kesuburan adalah salah satu figur ilahiah paling primitif yg dikenal oleh umat manusia. Kita mengenal istilah Ibu Pertiwi (Prithivi), atau Mother Earth (Gaia). Simbolisme akan bumi, kesuburan, dan fertilitas terkait seks dapat dilacak hingga peradaban awal manusia. Sebagai contoh, patung Venus of Willendorf yg terkenal. Hal ini tidak hanya dijumpai pada polytheisme belaka, namun juga pada agama samawi. Bahasa semit kuno yg merupakan cikal bakal bahasa yg dikenal pada agama2 samawi (ibrani, aramaik, arab, dll) menuntukan simbolisme yg sama. Adam memiliki arti tanah, lempung, lumpur, dsb, sedangkan hawa, eve, dll(karena memiliki entymologi yg sama) berarti kehidupan. Bahkan simbolisme tersebut dapat dijumpai pada kisah keduanya di taman eden. Buah terlarang, Pohon terlarang, rasa malu(shame), seksualitas yg timbul, aurat, innocence of nudity, dll.

Hal ini juga terkait lebih jauh dengan evolutionary origin of religion.
There is impossible to escape the reality, except weaving together all of your imagination to make an alternate reality, and expand your own horizon. But people may call you a madman.

Farabi

Kutip dari: Pi-Man pada November 13, 2011, 09:54:53 AM
Negara barat tidak mengatur pelacuran secara khusus, apalagi menganggapnya budaya. Dan aku tak pernah dengar anak cewek bercita-cita jadi pelacur.

Pelacuran disebut-sebut salah satu pekerjaan tertua di dunia. Bahkan katanya pelacuran sering dikaitkan dengan ritual keagamaan di masa lalu.

Ah yang bener. Coba cek ke bintang porno di USA, atau cek di Biografi pelacur yang saya tulis. Ga usah tutup mata masalah ini lah. Agama anda apa sih, saya penasaran nih, tapi anda tampaknya bukan kristen.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

Farabi

http://www.forumsains.com/biografi-dan-buku/pengakuan-artis-porno/

Jangan maen kata lah saya ga suka, pengen cepet kayak gara gara jadi bintang film porno apa bukan bercita cita jadi bintang porno, sama seperti kalau saya bercita cita jadi dokter atau direktur?

Anda mau tutup mata terhadap banyaknya bayi yang dibuang? Bahkan sampai ada yang dimakan anjing? Mata untuk mata gigi ganti gigi dan nyawa dengan nyawa. Makanya di Torat, wanita yang sudah tidak perawan waktu dinikahi harus dihukum mati, kecuali janda, siapayang tahu dia tidak pernah membunuh anak kandungnya sendiri?
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

Pi-One

Kutip dari: Farabi pada November 14, 2011, 06:33:59 AM
Makanya di Torat, wanita yang sudah tidak perawan waktu dinikahi harus dihukum mati, kecuali janda, siapayang tahu dia tidak pernah membunuh anak kandungnya sendiri?
Lalu, bagaimana nasib cewek yang diperkosa? Gak boleh nikah seumur hidup? Mesti dihukum mati?

Pi-Man

Kutip dari: Farabi pada November 14, 2011, 06:28:09 AM
Ah yang bener. Coba cek ke bintang porno di USA, atau cek di Biografi pelacur yang saya tulis. Ga usah tutup mata masalah ini lah. Agama anda apa sih, saya penasaran nih, tapi anda tampaknya bukan kristen.
Anda bilang banyak, apa semua pelacur atau bintang porno sejak awal memiliki cita-cita itu?
oro?

rafek

Kutip dari: Farabi pada November 14, 2011, 06:28:09 AM
Ah yang bener. Coba cek ke bintang porno di USA, atau cek di Biografi pelacur yang saya tulis. Ga usah tutup mata masalah ini lah. Agama anda apa sih, saya penasaran nih, tapi anda tampaknya bukan kristen.

Apa ada agama modern yg mendukung pelacuran?

Kutip dari: Farabi pada November 14, 2011, 06:33:59 AM
http://www.forumsains.com/biografi-dan-buku/pengakuan-artis-porno/

Jangan maen kata lah saya ga suka, pengen cepet kayak gara gara jadi bintang film porno apa bukan bercita cita jadi bintang porno, sama seperti kalau saya bercita cita jadi dokter atau direktur?

Anda mau tutup mata terhadap banyaknya bayi yang dibuang? Bahkan sampai ada yang dimakan anjing? Mata untuk mata gigi ganti gigi dan nyawa dengan nyawa. Makanya di Torat, wanita yang sudah tidak perawan waktu dinikahi harus dihukum mati, kecuali janda, siapayang tahu dia tidak pernah membunuh anak kandungnya sendiri?

Berarti semua agama samawi akan bertentangan paham dengan pandangan feminis.
Bagaimana dengan laki2 yg menghamili atau memaksa melakukan hubungan intim terhadap seorang wanita? Bagaimana cara mengetahui atau melacaknya(di zaman perjanjian lama). Begitu pula agama samawi lainnya, islam. Seorang istri tidak boleh menolak atas alasan apapun jika suaminya "sedang ingin". Di kristen, setahu saya, Hawa disalahkan akibat menggoda Adam agar ikut memakan buah terlarang. Jika Tuhan maha adil, apakah Tuhan hanya berpihak pada kaum lelaki? Apa Tuhan tidak menghendaki emansipasi dan kesetaraan gender?
There is impossible to escape the reality, except weaving together all of your imagination to make an alternate reality, and expand your own horizon. But people may call you a madman.

nʇǝʌ∀

Kutip dari: rafek pada November 14, 2011, 01:22:32 PM
Apa ada agama modern yg mendukung pelacuran?

Berarti semua agama samawi akan bertentangan paham dengan pandangan feminis.
Bagaimana dengan laki2 yg menghamili atau memaksa melakukan hubungan intim terhadap seorang wanita? Bagaimana cara mengetahui atau melacaknya(di zaman perjanjian lama). Begitu pula agama samawi lainnya, islam. Seorang istri tidak boleh menolak atas alasan apapun jika suaminya "sedang ingin". Di kristen, setahu saya, Hawa disalahkan akibat menggoda Adam agar ikut memakan buah terlarang. Jika Tuhan maha adil, apakah Tuhan hanya berpihak pada kaum lelaki? Apa Tuhan tidak menghendaki emansipasi dan kesetaraan gender?

well, kamu tau kan 3 agama samawi lahir di zaman apa ? zaman di mana arogansi laki2 masih sangat dominant di mana mayoritas perempuan adalah budak mayoritas lelaki, so jadi mereka bikin saja agama yg sekiranya menguntungkan laki2 dan merugikan perempuan.

Apalagi masyarakat masih primitif, so mereka suka bikin cerita yg aneh2 soal mensteruasi dan sakit ketika melahirkan, eh tau2 manusia disuruh memuja atau mengagumi tokoh laki-laki dan menjelek-jelekkan perempuan.

kamu akan temukan lbh banyak hinaan terhadap perempuan dlm ketiga agama ini,

Surga di telapak kaki ibu ?

1. Bilang saja supaya perempuan ingin menikah so laki-laki bisa menaikkan posisi tawarnya dalam perjodohan. Jadi biar kesannya perempuan mengejar-ngejar laki-laki.

2. Emangnya harus hamil dan melahirkan untuk memiliki surga di telapak kaki perempuan ? Percuma saja berbuat baik tapi melajang.

3. Apalah artinya surga di telapak kaki ibu kalau isteri tidak taat pada suami ? Mesti rela dipoligami. Kalau suami marah pada isteri ya ujung-ujungnya masuk neraka tuh perempuan! Tapi nggak ada kan dalil yang mengatakan suami durhaka dan masuk neraka karena nikah lagi sehingga mengkhianati cinta isteri ?

Kasian... nasib perempuan di akherat harus bergantung pada lelaki.

Sampe sekarang aja ngga ada bukti tentang cerita Adam dan Hawa apalagi soal tulang rusuk, eh tau2 penganut agama malah membahas agama mereka dari sudut pandang ilmiah pada hal yang lain, giliran terbukti salah bilangnya ungkapan, makna ajarannya dalam, kiasan, dsb dsb dsb

                |'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''|
       __/""|"|--------nʇǝʌ∀ inc.------|
> (|__|_|!!|__________________|
      (o)!""""""(o)(o)!"""""""""""(o)(o)!

Farabi

Kutip dari: Pi-One pada November 14, 2011, 09:20:50 AM
Lalu, bagaimana nasib cewek yang diperkosa? Gak boleh nikah seumur hidup? Mesti dihukum mati?

Tiap saya kutip tidak pernah anda baca ya?

Ulangan 22
Konteks
22:22 Apabila seseorang kedapatan tidur dengan seorang perempuan yang bersuami, maka haruslah keduanya dibunuh mati: g  laki-laki yang telah tidur h  dengan perempuan itu dan perempuan itu juga. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari antara orang Israel. 22:23 Apabila ada seorang gadis yang masih perawan dan yang sudah bertunangan--jika seorang laki-laki bertemu dengan dia di kota dan tidur dengan dia, 22:24 maka haruslah mereka keduanya kamu bawa ke luar ke pintu gerbang kota dan kamu lempari dengan batu, sehingga mati: gadis itu, karena walaupun di kota, ia tidak berteriak-teriak, dan laki-laki itu, karena ia telah memperkosa isteri sesamanya manusia. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu. i  22:25 Tetapi jikalau di padang laki-laki itu bertemu dengan gadis yang telah bertunangan itu, memaksa gadis itu tidur dengan dia, maka hanyalah laki-laki yang tidur dengan gadis itu yang harus mati, 22:26 tetapi gadis itu janganlah kauapa-apakan. Gadis itu tidak ada dosanya yang sepadan dengan hukuman mati, sebab perkara ini sama dengan perkara seseorang yang menyerang sesamanya manusia dan membunuhnya. 22:27 Sebab laki-laki itu bertemu dengan dia di padang; walaupun gadis yang bertunangan itu berteriak-teriak, j  tetapi tidak ada yang datang menolongnya. 22:28 Apabila seseorang bertemu dengan seorang gadis, yang masih perawan dan belum bertunangan, memaksa gadis itu tidur dengan dia, dan keduanya kedapatan k --
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

Farabi

Kutip dari: Pi-Man pada November 14, 2011, 01:20:42 PM
Anda bilang banyak, apa semua pelacur atau bintang porno sejak awal memiliki cita-cita itu?
http://www.forumsains.com/biografi-dan-buku/pengakuan-artis-porno/

Saya bilang banyak, kok anda jadi bilang kalau saya bilang semua. Jangan main kata. Saya tahu keinginan anda, nonton film porno bebas. Cukup ya bantah bantahannya.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.