Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 28, 2024, 09:43:49 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 116
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 103
Total: 103

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Science Tidak membutuhkan Tuhan.

Dimulai oleh Farabi, September 03, 2011, 03:31:12 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Fariz Abdullah

Kutip dari: kusmardiyanto pada Oktober 25, 2011, 03:48:54 PM
iya ...itulah science memiliki landasan teologisnya di dalam Islam...boleh jadi di agama lain ada...


bukan fleksibel...hanya bisa salah...tidak semua tafsiran benar...maka jangan buru-buru menafsirkan karena akan didapat yang bersifat zhonni dari situ...kita biarkan makna sebagai mana adanya dalam bahasa Arab...karena akan diperoleh yang qoth'i

Menurut Anda Sains memerlukan Tuhan? Jika iya, semua ayat yang mengandung unsur yang bisa diklarifikasi secara sains, seharusnya menjadi pedoman Anda untuk menindaklanjuti maksud ayat tersebut dengan tindakan sains..

Tetapi jika hanya mencocokkan penafsiran ayat terhadap temuan sains yang qoth'i, berarti sains tidak membutuhkan ayat - ayat "sains"..Dengan demikian sains memang tidak memerlukan Tuhan..
[move]DOUBT EVERYTHING AND FIND YOUR OWN LIGHT[/move]

Pi-Man

Kutip dari: kusmardiyanto pada Oktober 25, 2011, 03:48:54 PM
iya ...itulah science memiliki landasan teologisnya di dalam Islam...boleh jadi di agama lain ada...
Punya keterkaitan macam itu tak menjadikan agama di atas sains. Dan juga tak mengindikasikan perlunya Tuhan dalam sains.

Kutip dari: kusmardiyanto pada Oktober 25, 2011, 03:48:54 PMbukan fleksibel...hanya bisa salah...tidak semua tafsiran benar...maka jangan buru-buru menafsirkan karena akan didapat yang bersifat zhonni dari situ...kita biarkan makna sebagai mana adanya dalam bahasa Arab...karena akan diperoleh yang qoth'i
Bisa salah? Lalu apa gunanya menafsirkan ayat untuk dikaitkan dengan sains? nanti kalau ternyata sainsnya salah, tinggal bilang tafsirannya salah?
oro?

?

tafsiran bisa salah? buat apa ditafsir? ukuran benar dan salahnya apa? logikanya dimana?

nʇǝʌ∀

kalaupun benar Tuhan ada dan menciptakan segalanya, tahu darimana kalau agama kamu yang paling benar ? siapa tahu aja Tuhan tidak pernah menurunkan wahyu yang akhirnya menjadi keyakinan kamu sekarang, tahu darimana kalau segala cerita tentang nabi2 atau mukjizat2 atau asal usul manusia sesuai agama kamu itu benar adanya ?

Sebelum teori evolusi diciptakan, sebagian agama sudah mengklaim kebenaran cerita tentang asal usul manusia so maka penganut agamalah yang pertama kali harus membuktikan ajarannya, kenapa harus menunggu evolusionist?

                |'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''|
       __/""|"|--------nʇǝʌ∀ inc.------|
> (|__|_|!!|__________________|
      (o)!""""""(o)(o)!"""""""""""(o)(o)!

kusmardiyanto

Kutip dari: Fariz Abdullah pada Oktober 25, 2011, 04:03:56 PM
Menurut Anda Sains memerlukan Tuhan?

Ya...kenapa?...pertama, karena semua proses yang terjadi di alam semesta (penciptaan manusia, fotosintesis, tumbuhnya tanaman, terbentuknya awan, terciptanya bumi, bintang, galaksi, dll) dengan segala keteraturannya berlangsung karena aksi dari pada Tuhan (Sang Pencipta) (tidak terjadi dengan sendirinya) karenanya semua itu bisa dipelajari sehingga ada sains, mestinya kita bersyukur kepada Tuhan karena itu...kedua, karena pelaku sains (manusia) tidak paham apa saja bermanfaat dan apa saja yang merugikannya di akherat kelak dari keyakinan dan perbuatan manusia di dunia, dan yang tahu hal itu hanya Tuhan, maka disinilah perlunya Tuhan yang dengannya sains akan terarah dan terbimbing sehingga diharapkan akan diperoleh kebahagian di dunia dan di akherat...ketiga, pelaku sains (manusia) tidak tahu perkara ghoib (setiap perkara yang diluar jangkauan panca indra dan akal manusia karena jauh dan tersembunyi), dan yang tahu semua perkara ghoib adalah Tuhan, maka disinilah perlunya Tuhan...dll...suara (perkataan/kalimat-kalimat/kalam) Tuhan itu terekspresi dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah....meskipun begitu orang yang tidak bertuhan (atheis) atau orang mereduksi peran tuhan dalam kehidupan manusia (kaum sekuler) atau bahkan siapa saja bisa melakukan scientific process ini...tapi lihat hasilnya...


KutipJika iya, semua ayat yang mengandung unsur yang bisa diklarifikasi secara sains, seharusnya menjadi pedoman Anda untuk menindaklanjuti maksud ayat tersebut dengan tindakan sains..

ingat ayat (Al-Qur'an) bukan sains karena tidak diperoleh melalui scientific process yang dilakukan manusia...ia diperoleh melalui pewahyuan yang diterima oleh Utusan Alloh (Tuhan kita semua), Muhammad saw, dan merupakan kalam/perkataan/kalimat-kalimat dari Alloh...dan secara implisit, dalam salah satu ayatnya, menganjurkan untuk melakukan scientific process...seharusnya ya..



danzJr

kalau sains memang membutuhkan agama dan Tuhan,
bisa anda jelaskan penemuan api dan penemuan katapul? makasih ;D
[move]sesuatu itu dimulai dari mimpi, diusahakan dan menjadi kenyataan[/move]

kusmardiyanto

Kutip dari: Pi-Man pada Oktober 25, 2011, 07:51:03 PM
Punya keterkaitan macam itu tak menjadikan agama di atas sains. Dan juga tak mengindikasikan perlunya Tuhan dalam sains.

jika sains dilepaskan dari peran Tuhan atau Tuhan tidak diperlukan dalam sains maka sains hanya akan bermanfaat di dunia saja...lalu akheratnya bagaimana?...disinilah letak perlunya Tuhan itu bagi sains...bagi orang yang tidak percaya Tuhan dan adanya akherat tentu saja akan merasa tidak perlu Tuhan dalam sains dan memang mereka hanya akan mendapatkan dunia saja...


KutipBisa salah? Lalu apa gunanya menafsirkan ayat untuk dikaitkan dengan sains? nanti kalau ternyata sainsnya salah, tinggal bilang tafsirannya salah?

ya...logisnya, tidak semua penafsiran benar/tepat tentu ada yang salah kan...menafsirkan ayat itu diperlukan manakala makna ayat samar (syad)...menafsirkan ayat untuk dikaitkan dengan sains itu tidak layak, tidak seharusnya dilakukan...sebaiknya cobalah biarkan ayat sebagaimana adanya makna-makna dalam bahasa Arab

kusmardiyanto

Kutip dari: ? pada Oktober 25, 2011, 08:42:07 PM
tafsiran bisa salah? buat apa ditafsir? ukuran benar dan salahnya apa? logikanya dimana?

ya dan itu logis-logis saja...ya buat apa ditafsir kalau ayat sudah jelas maknanya kalau dibiarkan sebagaimana adanya dalam makna-makna dalam bahwa Arab dan tidak samar (syad)...tafsir diperlukan kalau makna ayat itu samar, tidak jelas (syad) (mutasyabihat)...ukuran benar dan salahnya adalah ayat lain yang jelas maknanya (muhkam), As-Sunnah, dan fakta yang tidak dapat ditolak

danzJr

Kutip dari: danzJr pada Oktober 27, 2011, 11:58:51 AM
kalau sains memang membutuhkan agama dan Tuhan,
bisa anda jelaskan penemuan api dan penemuan katapul? makasih ;D
[move]sesuatu itu dimulai dari mimpi, diusahakan dan menjadi kenyataan[/move]

kusmardiyanto

Kutipkalaupun benar Tuhan ada dan menciptakan segalanya,

tidak usah berandai-andai...Tuhan pasti ada dan Tuhan menciptakan segala se sesuatu

Kutiptahu darimana kalau agama kamu yang paling benar ? siapa tahu aja Tuhan tidak pernah menurunkan wahyu yang akhirnya menjadi keyakinan kamu sekarang, tahu darimana kalau segala cerita tentang nabi2 atau mukjizat2 atau asal usul manusia sesuai agama kamu itu benar adanya ?

tahu dari Al-Qur'an...kurang banyak...tahu dari mana kalau Tuhan menurunkannya wahyunya?...dari Al-Qur'an...tahu dari mana kalau Al-Qur'an itu wahyu dari Tuhan ?....dari Al-Qur'an....tahu dari mana cerita nabi dan mu'jizat nabi adalah benar adanya?...dari Al-Qur'an...tahu dari mana kalau Al-Qur'an itu benar?...dari Al-Qur'an...tahu dari mana Adam as itu manusia pertama dan itu benar adanya?...dari Al-Qur'an...apa buktinya? Ayat-ayat dalam Al-Qur'an...dst...dan Al-Qur'an adalah kalam/perkataan/kalimat-kalimat dari Alloh, robbul-'alamin (Tuan, Tuhan seluruh alam semesta, termasuk manusia)...tahu dari mana?...dari Al-Qur'an...Al-Qur'an itu petunjuk dari Tuhan (yakni Alloh) untuk manusia...tahu dari mana?...dari Al-Qur'an...Al-Qur'an itu menjelaskan segala sesuatu secara global...tahu dari mana?...dari Al-Qur'an ...sayangnya banyak manusia meremehkan Al-Qur'an...anda juga?


Fariz Abdullah

A : Tetangga saya ternyata Nabi
B : Darimana Anda tahu?
A : Dia mengatakan begitu
B : Apa buktinya?
A : Buktinya adalah karena dia mengatakan begitu
B : OK, karena sudah terbukti, mulai saat ini saya menjadi pengikutnya..
[move]DOUBT EVERYTHING AND FIND YOUR OWN LIGHT[/move]

Fariz Abdullah

Kutip dari: kusmardiyanto pada Oktober 27, 2011, 11:57:03 AM


ingat ayat (Al-Qur'an) bukan sains karena tidak diperoleh melalui scientific process yang dilakukan manusia...ia diperoleh melalui pewahyuan yang diterima oleh Utusan Alloh (Tuhan kita semua), Muhammad saw, dan merupakan kalam/perkataan/kalimat-kalimat dari Alloh...dan secara implisit, dalam salah satu ayatnya, menganjurkan untuk melakukan scientific process...seharusnya ya..


Jika ayat bukan sains (gaib?), bagaimana Anda bisa menindaklanjutinya dengan metode sains?
[move]DOUBT EVERYTHING AND FIND YOUR OWN LIGHT[/move]

Farabi

Oh iya, sekarang saya sedang berada dalam tekanan keras para muslim sunni berupa hujatan dan ancaman hukuman mati di FB karena saya mengimani alkitab dan quran, ada yang bisa menindak lanjuti?
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

Fariz Abdullah

@Farabi
Pesan saya: hati2..sangat hati2..Kemerdekaan berpikir dan berbicara belum sepenuhnya ada..
[move]DOUBT EVERYTHING AND FIND YOUR OWN LIGHT[/move]

Pi-Man

Kutip dari: kusmardiyanto pada Oktober 27, 2011, 12:00:48 PM
jika sains dilepaskan dari peran Tuhan atau Tuhan tidak diperlukan dalam sains maka sains hanya akan bermanfaat di dunia saja...lalu akheratnya bagaimana?...disinilah letak perlunya Tuhan itu bagi sains...bagi orang yang tidak percaya Tuhan dan adanya akherat tentu saja akan merasa tidak perlu Tuhan dalam sains dan memang mereka hanya akan mendapatkan dunia saja...
Sains memang hanya membahas apa yang ada di dunia fisik. Sains tak membahas akherat. Apa perlunya sains membahas apa yang tak masuk ranah sains? Perkara perilaku atau moral, itu bukan bahasan sains, sains bukan ilmu yang membahas segala hal.

Mencampuradukkan sains dengan bahasan iman atau Tuhan hanya akan membuatnya menjadi pseudo sains

Kutip dari: kusmardiyanto pada Oktober 27, 2011, 12:00:48 PMya...logisnya, tidak semua penafsiran benar/tepat tentu ada yang salah kan...menafsirkan ayat itu diperlukan manakala makna ayat samar (syad)...menafsirkan ayat untuk dikaitkan dengan sains itu tidak layak, tidak seharusnya dilakukan...sebaiknya cobalah biarkan ayat sebagaimana adanya makna-makna dalam bahasa Arab
Kalau begitu, suruh orang arab menafsirkannya.
Daripada memaksa mengait-ngaitkan sains dengan tafsiran yang berubah setiap saat.
oro?