Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 28, 2024, 04:57:11 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 87
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 75
Total: 75

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Science Tidak membutuhkan Tuhan.

Dimulai oleh Farabi, September 03, 2011, 03:31:12 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Pi-One

Kita bisa lihat sendiri di sini, sederet penafsiran yang pernah disodorkan rekan-rekan muslim
-Tafsiran langit dan bumi tadinya satu, dikait-kaitkan dengan big bang, padahal bumi tidak terbentuk saat big bang, melainkan kisaran 8 milyar tahun setelahnya, dan itupun bumi tka pernah terpisah dari langit (alam semesta)
-Tafsiran 7 lapis langit yang banyak versi, termasuk sempat ditafsirkan ke 7 lapis atmosfer (padahal secara umum atmosfer tak dibagi dalam 7 lapisan)
-Tafsiran langit terbelah yang dikait-kaitkan dengan nebula mata kucing (padahal nebula bukan langit, dan warnanya juga aslinya bukan merah)
-Perlu ditambahkan, tafsiran ajaib dari semut-asbun soal 'bintang ditaruh di langit terdekat, yang digunakan untuk melempar setan yang mencuri dengar'?

Dan banyak lagi. Intinya, aga gunanya cocologi, kalau hasilnya malah mempermalukan diri dan kalangan?

kusmardiyanto

Kutip dari: danzJr pada Oktober 27, 2011, 11:58:51 AM
kalau sains memang membutuhkan agama dan Tuhan,
bisa anda jelaskan penemuan api dan penemuan katapul? makasih ;D

penemuan api dan penemuan katapul itu melalui proses, mungkin melalui scientific process yang amat sederhana, dan telah saya sebutkan bahwa scientific process adalah perbuatan (al-'amal) yang islami...jika proses itu dilakukan tidak karena Tuhan (bagi orang merasa tidak butuh Tuhan) maka penemunya hanya mendapatkan manfaatnya di dunia saja, di akherat tidak akan mendapatkan apa-apa (tidak mendapat pahala)...jika proses dilakukan karena Tuhan maka penemunya disamping mendapat manfaat di dunia juga akan mendapat manfaat di akherat kelak berupa pahala dan pahalanya terus bertambah seiring banyaknya orang yang menggunakan penemuannya itu...itulah perlunya Tuhan...

kusmardiyanto

Kutip dari: Fariz Abdullah pada Oktober 27, 2011, 03:14:57 PM
Jika ayat bukan sains (gaib?), bagaimana Anda bisa menindaklanjutinya dengan metode sains?

meskipun bukan sains tapi ayat (QS 96 ayat 1) menganjurkan untuk dilakukan scientific process...yang semestinya ditindak lanjuti dengan mengamalkannya

Pi-One

Kenapa selalu memaksa mengaitkan sains dan Tuhan? Sains tak membahas Tuhan, karena sains memang bukan untuk mengejar surga, akherat atau sejensinya. Lingkup bahasannya beda.

Orang zaman dulu sampai sekarang juga tetap menemukan dan mengembangkan sains, meski mereka tak melibatkan Tuhan. Penemuan api dilakukan saat manusia belum mengenal konsep agama. Kecuali mau memaksakan kalau Adam manusia pertama dst dst...

Fariz Abdullah

Kutip dari: kusmardiyanto pada Oktober 28, 2011, 12:49:55 PM
meskipun bukan sains tapi ayat (QS 96 ayat 1) menganjurkan untuk dilakukan scientific process...yang semestinya ditindak lanjuti dengan mengamalkannya

Anda boleh saja menafsirkan QS 96:1 sebagai anjuran untuk melakukan scientific process..Saya tidak ingin memperdebatkan tafsir ayat, yang maaf, tidak jelas ini.. Tafsiran bisa apa saja..Terserah Anda lah..

Katakanlah tafsiran Anda benar..Sejujurnya saya katakan tanpa Tuhan mengatakan ini pun, sains tetap berjalan sejak sebelum Islam lahir sampai seterusnya..Sains tidak membutuhkan Tuhan..Tanpa Tuhan mengatakan : ayo, manusia kalian harus belajar ilmu pengetahuan, Ilmuwan tetap jalan terus..Motivasi ini hanya untuk anak kecil..Galileo,Newton, Einstein, Edison, Rutherford, Darwin, saya yakin bahkan tidak pernah membaca Surat Al Alaq ini..

Lain halnya jika memang Quran scientific, bisa jadi para Scientist menggunakannya sebagai petunjuk untuk mengembangkan sains..Tetapi karena Quran tidak bernilai scientific, tentu saja tidak ada penemuan sains yang didapat dari penelitian berbasis ayat Quran..Yang ada adalah klaim cocologi, setelah para Ilmuwan kafir ini menemukan sesuatu, maka Muslim mengatakan : benar kan, ayat ini dan ayat itu sudah mengatakan tentang big bang, tentang bintang, tentang bumi dsb..Jika Sains berubah, maka penafsiran ayat pun berubah untuk menyesuaikannya..Ini tidak berguna samasekali untuk sains, kecuali berguna bagi keimanan Muslim..

Yang lebih parah lagi ketika sains ditentang karena tidak sesuai dengan ayat, seperti kasus evolusi..Ini benar-benar menghambat sains..
[move]DOUBT EVERYTHING AND FIND YOUR OWN LIGHT[/move]

kusmardiyanto

Kutip
Kutip dari: Fariz Abdullah pada Oktober 28, 2011, 03:36:58 PM
Anda boleh saja menafsirkan QS 96:1 sebagai anjuran untuk melakukan scientific process..Saya tidak ingin memperdebatkan tafsir ayat, yang maaf, tidak jelas ini.. Tafsiran bisa apa saja..Terserah Anda lah..

Katakanlah tafsiran Anda benar..Sejujurnya saya katakan tanpa Tuhan mengatakan ini pun, sains tetap berjalan sejak sebelum Islam lahir sampai seterusnya..Sains tidak membutuhkan Tuhan..Tanpa Tuhan mengatakan : ayo, manusia kalian harus belajar ilmu pengetahuan, Ilmuwan tetap jalan terus..Motivasi ini hanya untuk anak kecil..Galileo,Newton, Einstein, Edison, Rutherford, Darwin, saya yakin bahkan tidak pernah membaca Surat Al Alaq ini..

memang benar tanpa mengetahui ayat itupun sains tetap jalan di masa apapun dan dimanapun oleh siapapun...tapi dengan tahu ayat itu kita tahu bahwa sains itu memiliki landasan teologisnya yang menempatkan "scientific process" sebagai "perbuatan (al-'amal) yang Islami", artinya kalau itu dikerjakan dengan ikhlas karena Alloh semata maka akan berpahala di akherat kelak...dan itulah perlunya Tuhan dalam sains...


KutipLain halnya jika memang Quran scientific, bisa jadi para Scientist menggunakannya sebagai petunjuk untuk mengembangkan sains..Tetapi karena Quran tidak bernilai scientific, tentu saja tidak ada penemuan sains yang didapat dari penelitian berbasis ayat Quran..Yang ada adalah klaim cocologi, setelah para Ilmuwan kafir ini menemukan sesuatu, maka Muslim mengatakan : benar kan, ayat ini dan ayat itu sudah mengatakan tentang big bang, tentang bintang, tentang bumi dsb..Jika Sains berubah, maka penafsiran ayat pun berubah untuk menyesuaikannya..Ini tidak berguna samasekali untuk sains, kecuali berguna bagi keimanan Muslim..

meskipun Al-Qur'an tidak scientific,tapi bisa juga Al-Qur'an digunakan sebagai inspirasi dalam pengembangan sains, kalau mau...misalnya dikatakan di dalam QS 88 ayat 17, " afala yanzhuru ilal-ibili kaifa khuliqot ", yang artinya, " Maka apakah mereka tidak memperhatikan kepada onta, bagaimana ia dibuat (diciptakan) "...ini adalah perintah kepada kita untuk "memperhatikan (meneliti) bagaimana onta itu dibuat (diciptakan) "...ini mestinya ditindak lanjuti dengan tindakkan sains dengan metode ilmiahnya yang kita rancang dan jika ini kita jalankan dengan baik maka akan didapatkan temuan-temuan sains yang bermanfaat dan penerapannya (tehnologi)...itu kepada onta yang memiliki nilai ekonomis, bagaimana dengan hewan yang juga memiliki nilai ekonomis lainnya misalnya ayam, kambing, sapi, dll...dan masih banyak ayat yang bisa menginspirasi sains...namun sayangnya sebagian besar (kalau tidak mengatakan semuanya) kaum muslimin sendiri tidak memperhatikan hal-hal yang demikian ini...



KutipYang lebih parah lagi ketika sains ditentang karena tidak sesuai dengan ayat, seperti kasus evolusi..Ini benar-benar menghambat sains..


Untuk kasus evolusi...memang teori evolusi menghasilkan sesuatu yang salah (masa dikatakan manusia adalah perkembangan lebih lanjut dari primata) ya tentu saja karena ia nekat memasuki yang bukan wilayah sains, yaitu wilayah ghoib (yakni sesuatu yang amat jauh di masa lalu),...ranah sains adalah segala sesuatu yang masuk dalam jangkauan panca dan akal manusia ...dalam hal ini ayat meluruskan apa yang ditemukan sains (dalam hal ini evolusi) karena yang tahu wilayah ghoib hanya Alloh, dan pengetahuan Alloh itu diekspresikan dalam ayat-ayat Al-Qur'an...ini sama sekali tidak menghambat sains (seperti komentar saya sebelumnya), hanya meluruskan apa yang dicapai sains...


rawWARus

SATU KATA "PREKETEEEEKKK...." untuk jawaban tema ini
SeSuATu KarYa MaNusIa SerIng BeRaWaL dAri MimPI, MaKA eKSpresIkan MImpimU DenGAN Sains...
DaLAm HaL KeDUniAwiAn TAk AdA hAl yG tAk mUNgkin...

Fariz Abdullah

Kutip dari: kusmardiyanto pada Oktober 29, 2011, 12:08:20 PM
memang benar tanpa mengetahui ayat itupun sains tetap jalan di masa apapun dan dimanapun oleh siapapun...tapi dengan tahu ayat itu kita tahu bahwa sains itu memiliki landasan teologisnya yang menempatkan "scientific process" sebagai "perbuatan (al-'amal) yang Islami", artinya kalau itu dikerjakan dengan ikhlas karena Alloh semata maka akan berpahala di akherat kelak...dan itulah perlunya Tuhan dalam sains...

Sains tidak memiliki landasan teologis, dengan mengharapkan pahala di akherat..Sains tidak membutuhkan Tuhan..

Kutip dari: kusmardiyanto pada Oktober 29, 2011, 12:08:20 PM
meskipun Al-Qur'an tidak scientific,tapi bisa juga Al-Qur'an digunakan sebagai inspirasi dalam pengembangan sains, kalau mau...misalnya dikatakan di dalam QS 88 ayat 17, " afala yanzhuru ilal-ibili kaifa khuliqot ", yang artinya, " Maka apakah mereka tidak memperhatikan kepada onta, bagaimana ia dibuat (diciptakan) "...ini adalah perintah kepada kita untuk "memperhatikan (meneliti) bagaimana onta itu dibuat (diciptakan) "...ini mestinya ditindak lanjuti dengan tindakkan sains dengan metode ilmiahnya yang kita rancang dan jika ini kita jalankan dengan baik maka akan didapatkan temuan-temuan sains yang bermanfaat dan penerapannya (tehnologi)...itu kepada onta yang memiliki nilai ekonomis, bagaimana dengan hewan yang juga memiliki nilai ekonomis lainnya misalnya ayam, kambing, sapi, dll...dan masih banyak ayat yang bisa menginspirasi sains...namun sayangnya sebagian besar (kalau tidak mengatakan semuanya) kaum muslimin sendiri tidak memperhatikan hal-hal yang demikian ini...

Tidak perlu ayat ini..Ilmuwan sudah memperhatikan dan meneliti asal usul mahluk hidup, termasuk onta..Kalau kaum Muslimin tidak turut serta meneliti, itu urusan mereka sendiri..

Kutip dari: kusmardiyanto pada Oktober 29, 2011, 12:08:20 PM
Untuk kasus evolusi...memang teori evolusi menghasilkan sesuatu yang salah (masa dikatakan manusia adalah perkembangan lebih lanjut dari primata) ya tentu saja karena ia nekat memasuki yang bukan wilayah sains, yaitu wilayah ghoib (yakni sesuatu yang amat jauh di masa lalu),...ranah sains adalah segala sesuatu yang masuk dalam jangkauan panca dan akal manusia ...dalam hal ini ayat meluruskan apa yang ditemukan sains (dalam hal ini evolusi) karena yang tahu wilayah ghoib hanya Alloh, dan pengetahuan Alloh itu diekspresikan dalam ayat-ayat Al-Qur'an...ini sama sekali tidak menghambat sains (seperti komentar saya sebelumnya), hanya meluruskan apa yang dicapai sains...

Asal usul mahluk hidup termasuk manusia adalah ranah Sains, bukan gaib..Kalau Anda mengatakan teori Evolusi salah, dan mau meluruskan, silakan dibantah dengan logika dan fakta sains..Jangan dengan dasar keimanan Anda..Jika tidak, maka Anda hanya menghambat sains..

[move]DOUBT EVERYTHING AND FIND YOUR OWN LIGHT[/move]

Farabi

Selain menjadi sumber kekuatan, iman juga menjadi sumber kelemahan. Sudah jelas dengan kondisi islam saat ini, ada yang salah dengan islam, tapi mereka tidak mau mengakui dan lebih suka hanyut dalam mimpi dan nostalgia masa silam. Tapi bukankah ini bagus? Bayangkan kalau mereka sampai bisa mengembangkan teknologi sendiri dengan sikap seperti sekarang? Ini akan menjadi lebih buruk dari pada musolini. Dan asiknya lagi, sampai beberapa dekade kedepan, mereka tidak akan mampu untuk menemukan dimana letak kesalahannya.
Raffaaaaael, raffaaaaael, fiiii dunya la tadzikro. Rafaael. Fi dunya latadzikro bil hikmah, wa bil qiyad

Maa lahi bi robbi. Taaqi ilaa robbi. La taaqwa, in anfusakum minallaaahi.

kusmardiyanto

Kutip dari: Fariz Abdullah pada Oktober 29, 2011, 04:54:41 PM
Sains tidak memiliki landasan teologis, dengan mengharapkan pahala di akherat..Sains tidak membutuhkan Tuhan..

Itu bagi mereka...tapi bagi kita punya...seperti yang telah saya jelaskan



KutipTidak perlu ayat ini..Ilmuwan sudah memperhatikan dan meneliti asal usul mahluk hidup, termasuk onta..Kalau kaum Muslimin tidak turut serta meneliti, itu urusan mereka sendiri..

tapi kita perlu ayat ayat itu, karena dengan demikian kita mengukuti petunjuk Tuhan...sedangkan mereka mengikuti siapa?...keinginan hawa nafsu?...


KutipAsal usul mahluk hidup termasuk manusia adalah ranah Sains, bukan gaib..Kalau Anda mengatakan teori Evolusi salah, dan mau meluruskan, silakan dibantah dengan logika dan fakta sains..Jangan dengan dasar keimanan Anda..Jika tidak, maka Anda hanya menghambat sains..

tahu artinya ghoib?...yakni setiap yang diluar jangkauan panca indra dan akal manusia karena jauh dan tersembunyi... apa saja itu , diantaranya masa lalu dan masa depan, surga, neraka, dll...wilayah sains adalah setiap yang dapat dijangkau oleh panca indra dan akal manusia dengan bantuan alat atau tidak....kalau nekat menyentuhnya ya seperti meraba-raba dalam kegelapan...akan sulit memperoleh kepastian dan akan sulit dipastikan...

Mengapa hanya harus di bantah dengan logika dan fakta sains, kalau ada bantahan lain yang lebih kompeten yakni dari yang membuat manusia itu sendiri (Alloh)...

Apakah anda ingin mengatakan ayat-ayat Al-Qur'an menghambat sains?...setelah saya jelaskan bahwa ayat justru mendorong sains...


Pi-Man

Terserah anda jika mau mempercayai hal gaib, tapi jika anda mencampuradukkan hal gaib dan sains, atau menyodorkan masalah gaib sebagai jawaban pertanyaan sains, jelas anda akan ditolak.

Toh anda tak bisa membuktikan kalau ayat itu memang dari Tuhan, dan modal klaim anda adalah iman.
oro?

?

batas ilmu adalah ruang lingkup pengalaman manusia.

rawWARus

tp klo dipikir2 jawabannya :
sains memang tidak memerlukan Tuhan...
yg perlu Tuhan adalah manusia khususnya dan mahluk hidup pada umumnya
sedangkan sains disini adalah sebagai alat/jalan untuk mengenal Tuhan...
SeSuATu KarYa MaNusIa SerIng BeRaWaL dAri MimPI, MaKA eKSpresIkan MImpimU DenGAN Sains...
DaLAm HaL KeDUniAwiAn TAk AdA hAl yG tAk mUNgkin...

?


kusmardiyanto

Kutip dari: ? pada November 01, 2011, 10:39:08 PM
berlanjut kepada definisi tuhan...

kita baru bisa mendefinisikan sesuatu dengan benar jika sesuatu itu dapat kita tangkap dengan panca indra dan akal kita.... jika tidak ya tidak mungkin...