Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 05:25:32 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 231
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 227
Total: 227

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Siapakah Adam ?

Dimulai oleh Mtk Kerajaan Mataram, April 16, 2009, 06:15:19 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Mtk Kerajaan Mataram

Saya pernah ngobrol-ngobrol dengan dua orang perempuan kristiani dari Medan. Waktu saya menyebut Nabi Adam, mereka mengatakan bahwa Adam itu bukan Nabi. Maka saya lalu ingat-ingat lagi, karena saya pun belum pernah menjumpai dalam Al-Quran Adam disebut Nabi. Setelah saya cek lagi memang Al-Quran pun tidak mengatakan Adam sebagai Nabi. Terus darimana banyak orang Islam yang menganggap dia sebagai Nabi memperoleh informasinya, saya sendiri pun tidak tahu, akhirnya saya pun tidak memposisikan Adam sebagi Nabi.

Apakah Adam dan Hawa itu hanya 2 orang manusia atau hanya merupakan perwakilan manusia keseluruhan?

biobio

Kutip dari: Mtk Kerajaan Mataram pada April 16, 2009, 06:15:19 AM
Saya pernah ngobrol-ngobrol dengan dua orang perempuan kristiani dari Medan. Waktu saya menyebut Nabi Adam, mereka mengatakan bahwa Adam itu bukan Nabi. Maka saya lalu ingat-ingat lagi, karena saya pun belum pernah menjumpai dalam Al-Quran Adam disebut Nabi. Setelah saya cek lagi memang Al-Quran pun tidak mengatakan Adam sebagai Nabi. Terus darimana banyak orang Islam yang menganggap dia sebagai Nabi memperoleh informasinya, saya sendiri pun tidak tahu, akhirnya saya pun tidak memposisikan Adam sebagi Nabi.

Apakah Adam dan Hawa itu hanya 2 orang manusia atau hanya merupakan perwakilan manusia keseluruhan?
Menurutku hanya merupakan perwakilan manusia keseluruhan. Kitab penciptaan (saya tidak tahu kalau di islam namanya siapa, namun di agama kristiani disebut kejadian / genesis) sebenarnya adalah metafora. Saya pernah menulis essai yang "berusaha membuktikan" bahwa kitab kejadian adalah metafora, namun dari sudut pandang agama katolik.
"The pen is mightier than the sword"

superstring39

dalam agama Islam, Nabi Adam A.S. adalah seorang nabi. itu sudah jelas bukan? dalam hadist maupun kesepakan para ulama bahwa nabi dan rasul yang wajib kita percaya ada 25. para alim ulama yang sudah belajar ilmu agama selama puluhan tahun saja sudah sepakat koq. Saya tidak tau posisi nabi Adam dalam agama lain, tapi dalam Islam posisinya sudah sangat jelas.

biobio

Ini potongan tulisan saya mengenai "kitab kejadian adalah metafora" yang sebenarnya saya tulis untuk "mendamaikan" evolusi dan ajaran kristiani....

Perlu kita pahami bahwa dalam menafsir kitab suci, janganlah kita hanya menafsir secara harafiah tanpa memperhatikan hal-hal penting lain (misalnya: siapakah pengarangnya? kapan ditulisnya? Bagaimana keadaan sosial dan kultur masyarakat ketika kitab tersebut ditulis? Apa motivasi pengarang untuk menulis kitab tersebut?). Seringkali kita hanya mencoba memahami pesan kitab suci hanya dengan membaca apa yang tertulis di sana, padahal "jiwa utama dari pemahaman kitab suci adalah pemahaman terhadap pengarangnya" (Joseph Ratzinger, 1992). Tujuan dari kitab kejadian sebenarnya bukan untuk membeberkan pengetahuan geografi dan geologis berupa cara-cara Tuhan menciptakan alam semesta atau pengetahuan sejarah mengenai dua tokoh bernama Adam dan Hawa yang diciptakan Tuhan. Kitab kejadian hanyalah suatu metafora (yang kemungkinan diambil dari kisah kuno bangsa Babilon) yang kira-kira bertujuan untuk mengatakan, "bahwa semua berasal dari Tuhan, serta semuanya diciptakan dalam keteraturan oleh Tuhan (maka kita harus menjaganya), serta bahwa Tuhan adalah sosok yang mahakuasa (mampu menciptakan alam semesta hanya dengan bersabda) dan penuh cinta kasih (memberikan semua kebutuhan manusia), serta manusia diciptakan segambar dengan Tuhan, dan Tuhan juga tidak menyukai, bahkan menindak tegas jika manusia berbuat dosa (maka usahakanlah sebisa mungkin agar tidak berbuat dosa)". Jadi tidak ada manusia yang bernama Adam dan Hawa, dan bumi tidaklah diciptakan dalam waktu enam hari. Semua itu hanyalah kiasan yang digunakan sang pengarang untuk mempermudah dan membantu masyarakat yang berpendidikan rendah (yang banyak jumlahnya waktu itu) untuk memahami makna sebenarnya. Beberapa bukti bahwa kitab kejadian adalah metafora:


1.Kisah yang ada di kitab kejadian sebenarnya bukan monopoli agama-agama Abrahamistik (Yahudi, Kristiani, dan Islam) saja. Beberapa cerita kuno dari Babilonia, Mesir, dan Persia memiliki pola yang sama persis dengan kitab kejadian (khususnya pada kisah penciptaan). Setidaknya telah ditemukan sepuluh sampai dua puluh cerita rakyat dari berbagai daerah mulai Afrika sampai perbatasan sungai Indus yang bercerita demikian: "Tuhan (atau kekuatan lain yang lebih tinggi, apapun namanya) menciptakan seluruh jagad raya, bumi, dan isinya dalam sekejap dan menciptakan tempat yang indah bagi manusia untuk hidup (dalam kitab kejadian: taman Eden), namun manusia membuat Tuhan murka (menurut kitab suci kristiani: dengan memakan buah pengetahuan yang baik dan jahat, namun ada juga kisah kuno yang mengatakan bahwa manusia mencuri mahkota tanda kekuasaan Tuhan, berenang di danau terlarang, memasuki kediaman Tuhan tanpa izin, dll) dan Tuhan akhirnya menghukum manusia dengan mengusirnya dari tempat yang indah tadi ke dalam dunia ini"

2.Kain Menikah Dengan Siapa? Kita tahu bahwa Adam dan Hawa memiliki 2 anak, yakni Kain dan Habel. Karena iri, Kain membunuh Habel (Kejadian 4:8) dan Kain pun dihukum Tuhan untuk menjadi pelarian dan pengembara. Ia akhirnya menetap di tanah Nod di sebelah timur Eden (Kejadian 4:16). Anehnya, di perikop selanjutnya diceritakan bahwa Kain bersetubuh dengan isterinya dan perempuan itu melahirkan Henokh. Siapakah perempuan yang disetubuhi Kain? Bukankah setelah kematian Habel, manusia yang tersisa di bumi hanyalah Adam, Hawa, dan Kain sendiri? Memang, Hawa memiliki anak ketiga, Set (Kejadian 4:25). Namun perlu diingat bahwa Set adalah laki-laki! Seorang pendeta suatu denominasi gereja kristen yang berdiskusi dengan saya mengatakan bahwa Kain kawin dengan salah satu dari anak Habel (ia mengatakan bahwa pada jaman dahulu, kawin sedarah boleh dilakukan karena manusia masih sedikit). Teori itu cacat sekali, karena jika memang benar begitu, akan timbul pertanyaan baru yang sama sulitnya untuk dijawab: "Dengan siapa Habel bersetubuh sehingga ia mempunyai anak?". Apakah pengarang kitab kejadian membuat kesalahan fatal dalam hal ini? Tidak mungkin. Keanehan ini terlihat begitu jelas sehingga begitu ada pemuka agama Yahudi masa lampau yang menyadarinya, paling tidak ada satu yang berusaha untuk "membetulkan" isinya, sehingga menjadi benar adanya. Namun? Pada kenyataannya sampai sekarang masih seperti itu. Menurut pandangan saya, justru dengan adanya kisah mengenai kemustahilan Kain memiliki anak itulah, sang pengarang ingin memberikan secercah petunjuk bahwa kitab kejadian adalah metafora belaka. Ia berharap orang terpelajar yang membacanya beratus tahun kemudian dapat memahami bahwa inti dari kitab kejadian bukanlah segala yang tertulis secara harafiah di dalamnya, namun makna yang lain (seperti dibahas di atas).

3.Tidak Konsistennya Bab Pertama dan Kedua. Bab pertama dari kitab kejadian dengan jelas mengatakan bahwa manusia diciptakan paling akhir dari ciptaan-ciptaan lainnya dan manusia juga diciptakan secara istimewa karena Tuhan rela berepot-repot membuat manusia dari debu tanah (padahal untuk ciptaan lainnya, Ia hanya perlu berfirman). Namun, lihatlah Kejadian 2:19, "Lalu Tuhan Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara...". Hal ini jelas memberi kesan bahwa kitab kejadian tidak konsisten. Di pasal pertama, manusia diciptakan terakhir, sedangkan di pasal kedua binatang-binatang diciptakan lagi setelah manusia. Ini suatu tanda bahwa memang kitab kejadian adalah metafora. Bahkan, ada beberapa teolog yang mengatakan bahwa kitab kejadian sejak awalnya sudah menyiratkan adanya evolusi. "Debu tanah" dapat berarti materi anorganik yang menurut hipotesa dan percobaan Harold Urey dan Stanley Miller adalah awal dari terbentuknya prokariota pertama yang akhirnya berevolusi menjadi bermacam-macam bentuk kehidupan.

4.Terang Tanpa Benda Penerang? Marilah kita tengok ayat berikut: "Berfirmanlah Allah: 'Jadilah terang'. Lalu terang itu jadi. Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap." (Kejadian 1:3).  Ayat di atas menceritakan bagaimana Allah menciptakan terang, namun anehnya Ia baru menciptakan benda penerang pada hari keempat (Kejadian 1:14). Bukankah itu aneh? Jika kitab kejadian memang ditujukan untuk ditafsir secara harafiah, mengapa tidak dibuat lebih konsisten dengan menciptakan benda penerang dulu, baru ada terang? Menurut saya, bisa jadi "terang" dalam ayat ketiga tadi bukan terang dalam arti terang akibat cahaya, namun "terang" sebagai lambang kehadiran Tuhan (bdk. Wahyu 21:23-25, "Dan kota itu tidak memerlukan matahari dan bulan untuk menyinarinya, sebab kemuliaan Allah meneranginya dan Anak Domba adalah lampunya. Dan bangsa-bangsa akan berjalan dalam cahayanya dan raja-raja di bumi membawa kekayaan mereka kepadanya; dan pintu-pintu gerbangnya tidak akan ditutup pada siang hari, sebab malam tidak akan ada lagi di sana"). Ada kemungkinan bahwa "terang" memang digunakan sebagai kiasan untuk kehadiran Tuhan, begitu pula "gelap" untuk kehadiran Si Jahat. Yerusalem yang baru dalam kitab Wahyu digambarkan tidak memiliki malam. Hal ini memperkuat bahwa ada kemungkinan bahwa "terang" dan "gelap" dalam Kejadian 1:3 adalah kiasan untuk keberadaan Tuhan dan Iblis. Hal ini secara tidak langsung juga merupakan bukti yang memperkuat bahwa kitab kejadian adalah sebuah metafora.

"The pen is mightier than the sword"

Mtk Kerajaan Mataram

Kutip dari: superstring39 pada April 16, 2009, 11:37:43 AM
dalam agama Islam, Nabi Adam A.S. adalah seorang nabi. itu sudah jelas bukan? dalam hadist maupun kesepakan para ulama bahwa nabi dan rasul yang wajib kita percaya ada 25. para alim ulama yang sudah belajar ilmu agama selama puluhan tahun saja sudah sepakat koq. Saya tidak tau posisi nabi Adam dalam agama lain, tapi dalam Islam posisinya sudah sangat jelas.

Weh ini mas superstring bisakah menunjukkan hadits mana yang menyebutkan Adam sebagai nabi? Kalau sudah riwayat siapa? Yang perlu diketahui bahwa walaupun kebanyakan orang Islam menganggapnya Nabi, tapi itu bukan hujjah untuk kebenaran. Karena kebenaran bukan merujuk pada banyaknya orang. Kalau hadits sekalipun, harus diketahui bahwa hadits diperoleh melalui mulut ke mulut selama banyak tahun, kita membayangkan disini, apakah anda bisa merunut perkataan dari Pangeran Diponegoro di awal abad 19 hanya dari mulut ke mulut dihitung dari sekarang?? Sebenarnya hadits sangat2 lemah dijadikan dasar.

superstring39

Jangan samakan Pangeran Diponegoro dengan Nabi Muhammad SAW. kalo ngomong masalah hadits yang sahih itu memang dijaga keasliannya, mulai dari perawi yang harus jujur, dipercaya, memiliki ingatan kuat dll. tau kan syarat hadits yang sahih, memang ada juga hadits yang tidak sahih karena perawinya kurang dapat dipercaya. anda tau kan, kalo hadits merupakan sumber hukum ke-dua setelah Al Quran. kalo masalah Nabi adam ini memang saya belum bisa menunjukkan hadits sahihnya namun jangan lupa juga bahwa kesepakatan para ulama merupakan sumber hukum ketiga dalam islam. hal-hal yang tidak ditentukan dalam Al Quran dan hadits diputuskan oleh para ulama dan menjadi sumber hukum yang sah.

utusan langit

kalau setahuku sih Nabi adalah manusia yang mendapat wahyu Dari Allah dan dipergunakan untuk kehidupan pribadinya, tanpa diwajibkan menyampaikan kepada umatnya,..
beda sama rosul, Rosul diberi wahyu dan menyampaikan kepada umatnya,...

kalau Adam menerima wahyu dari Allah, maka saya kira Adam disebut sebagai nabi,
dan Jika Adam menyampaikan kepada Umatnya (tentu keluarganya) maka Adam adalah Rosul

CMIIW

abusalza

Kutip dari: Mtk Kerajaan Mataram pada April 16, 2009, 12:25:00 PM
Weh ini mas superstring bisakah menunjukkan hadits mana yang menyebutkan Adam sebagai nabi? Kalau sudah riwayat siapa? Yang perlu diketahui bahwa walaupun kebanyakan orang Islam menganggapnya Nabi, tapi itu bukan hujjah untuk kebenaran. Karena kebenaran bukan merujuk pada banyaknya orang. Kalau hadits sekalipun, harus diketahui bahwa hadits diperoleh melalui mulut ke mulut selama banyak tahun, kita membayangkan disini, apakah anda bisa merunut perkataan dari Pangeran Diponegoro di awal abad 19 hanya dari mulut ke mulut dihitung dari sekarang?? Sebenarnya hadits sangat2 lemah dijadikan dasar.

"Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam"; maka merekapun bersujud kecuali Iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud. Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Iblis menjawab: "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". (Al-A'raf: 11-12)

"Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman (yang artinya) kepada malaikat: Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang khalifah di muka bumi."(Qs. Al-Baqarah:30)

"Dan Dia telah mengajarkan semua nama kepada Adam." ( Qs. Al-Baqarah: 31)

"Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah. Kemudian Allah berfirman kepadanya: 'Jadilah (seorang manusia).' Maka jadilah ia." (Ali 'Imran: 59)

kurasa ini sudah cukup menunjukkan siapa Adam AS sesungguhnya.




@mtk bagaimana mungkin seorang muslim meragukan hadits sebagai salah satu sumber hukumnya?

"Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah." (al-Hasyr: 7)

"Aku wasiatkan kepada kalian agar bertaqwa kepada Allah azza wa jalla. Mendengar dan taatlah sekalipun yang memerintahkan kepada kalian seorang hamba. Karena sesungguhnya barangsiapa di antara kalian yang masih hidup, maka ia akan menjumpai perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian untuk berpegang dengan sunnahku dan sunnah khalifah yang terbimbing dan mendapatkan petunjuk setelahku. Gigitlah ia dengan gigi geraham kalian, dan berhati-hatilah terhadap hal-hal yang baru, karena sesungguhnya seluruh bid'ah adalah sesat." (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Mtk Kerajaan Mataram

@abusalza
Begini Mas Abusalza, yang meragukan adalah validitas apakah yang tertulis dalam hadits itu betul2 kata2 Nabi atau bukan. Saya pribadi untuk mengulang kata2 saya  seminggu yang lalu saja tidak mungkin, apalagi ini adalah dari mulut ke mulut menulis perkataan lebih dari 100 tahun yang lalu.
Bukhori kalau menelusur hadits mencari orang2 yang dianggap sumber, lalu ditanya apakah kamu tahu hadits...kemudian orang itu menyebut : pamanku pernah berkata pada suatu hari bersama kakeknya yang berkata bahwa saat makan pagi bersama neneknya yang berkata bahwa pada suatu malam berkata bahwa pernah mendengar ayahnya berkata bahwa dia diberitahu ibunya yang bercerita bahwa pamannya yang berkata bahwa dia berjumpa pada seorang sahabat Nabi yang bersabda bahwa :"......" Berapakah peluang kebenaran berita melalui jalan tersebut? yaitu 0,000000......1 % alias sebenarnya hanya karangan orang lain saja dan tidak hubungannya dengan Nabi.

"Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah." (al-Hasyr: 7)

Yang diberikan oleh rasul adalah al-quran yang langsung ditulis yang betul2 keluar dari mulut rasul.

Dalam tulisan2nya Bapak Jalaludin Rahmat ditulis bahwa hadits yang ditulis oleh Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali sudah dibakar karena mengingat larangan Nabi.
Kaum Nabi Musa mengenal juga istilah Misnah dan Gemara yang juga dianggap perkataan Nabi Musa dan ini yang banyak menyimpangkan mereka dari Taurat.

Jadi selain saya belum pernah menjumpai hadits yang mengatakan Adam sebagai Nabi, saya pun sekarang tidak menganggap dia sebagai Nabi, tapi sebagai seorang yang telah diampuni Allah setelah bertaubat dari kesalahan, karena al-quran pun tidak menyebut dia sebagai Nabi.

abusalza

@Mtk maaf sebelumnya :) mungkin kita lebih baik mencari jawabannya melalui kitab2 tafsir atau hadits daripada melakukan penafsiran yang salah. karena nabi dan rasul adalah salah satu dalam rukun iman. merupakan akidah dalam islam. jangan sampai malah tergelincir... :D

karena koneksi lelet jadi gak bisa googling dsb. tapi mungkin bisa merujuk [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

pisss

Mtk Kerajaan Mataram

Ah bagaimana mas abu salza?? Mana yang tergelincir..yaitu yang mendasarkan pada dasar yang jelas atau hanya mengikut orang2 dahulu tanpa pertimbangan, bukankah yang ini justru menyimpang dari anjuran al-quran untuk berfikir.

Saya punya beberapa kitab tafsir ibnu katsir bukan berarti saya harus sependapat dengan beliau dalam memahami al-quran. Memang yang banyak membutakan kita umat islam adalah anggapan seperti : "memahami al-quran jangan sembarangan harus lihat dulu tafsir2 dahulu". Yang seperti ini bisa mematikan rasionalitas kita sendiri, seolah-olah akal pikiran kita tidak dianggap. Dan patut kita sadari penafsiran ulama2 dahulu juga tidak lepas dari sifat manusiawi yang serba terbatas.

Seperti begini, dalam analisa umat muslim indonesia sebagian besar adalah berpahaman ahlu sunnah waljama'ah. Kalau saya bertanya, seberapakah yang betul2 memahami diantaranya? Saya jamin kurang dari 1 %, yang sebagian besar lain adalah ela-elu saja.

abusalza

Yap aku setuju kalo kita juga harus menggunakan akal ;)
tapi bukan berarti harus mendahulukan akal. maaf ya bukan bermaksud apa2 hanya saja aku tidak berani menafsirkan qur'an dalam keadaan ilmuku yg tidak mengerti dalam hal itu.
seluruh ulama sepakat bahwa sebaik2 umat Muhammad SAW adalah generasi awal umatnya. yaitu sejak generasi beliau dan para sahabat dan seterusnya...
seandainya Adam bukan nabi (wallahu a'lam), maka Rasulullah akan katakan hal itu. karena penyebutan nabi Adam sudah ada semenjak jaman sebelum beliau.
Aku juga setuju untuk menggunakan logika, tetapi tetap bukanlah yang utama. karena kita tahu agama bukanlah logika. seandainya agama itu logika maka mengusap terompah itu di bawah bukan di atas, hajar aswad tidak akan dicium oleh manusia di seluruh dunia dengan berdesak2an... ;)

piss

Mtk Kerajaan Mataram

Kutip dari: abusalza pada April 18, 2009, 06:57:54 AM
Yap aku setuju kalo kita juga harus menggunakan akal ;)
tapi bukan berarti harus mendahulukan akal. maaf ya bukan bermaksud apa2 hanya saja aku tidak berani menafsirkan qur'an dalam keadaan ilmuku yg tidak mengerti dalam hal itu.
seluruh ulama sepakat bahwa sebaik2 umat Muhammad SAW adalah generasi awal umatnya. yaitu sejak generasi beliau dan para sahabat dan seterusnya...
Dan hadis itu sebenarnya tidaklah menyiratkan bagaimana keadaan generasi awal Nabi Muhammad, hadis dicatat pada masa dimana banyak konflik politik. Orang Sunni punya kumpulan hadisnya sendiri juga orang syiah punya kumpulan hadisnya sendiri.

Kutip dari: abusalza pada April 18, 2009, 06:57:54 AM
seandainya Adam bukan nabi (wallahu a'lam), maka Rasulullah akan katakan hal itu. karena penyebutan nabi Adam sudah ada semenjak jaman sebelum beliau. Aku juga setuju untuk menggunakan logika, tetapi tetap bukanlah yang utama. karena kita tahu agama bukanlah logika. seandainya agama itu logika maka mengusap terompah itu di bawah bukan di atas, hajar aswad tidak akan dicium oleh manusia di seluruh dunia dengan berdesak2an... ;)
piss

Sekarang begini mas abusalza, apakah ada perintah dalam al-quran "berimanlah"?? yang ada adalah menyebut "orang-orang yang beriman" bukan "berimanlah". Karena iman sesuatu yang muncul dari menggunakan fikiran dan bukan dari suatu perintah.
Anda betul, tidak banyak yang bisa ditangkap nalar manusia.

utusan langit

Kutipmemahami al-quran jangan sembarangan harus lihat dulu tafsir2 dahulu
setuju, dan menurut saya yang paling benar adalah mengetahui Ilmu-ilmu yang dibutuhkan untuk menafsirkan Al-Qur'an tidak hanya cari translator dan bicara!

dan umumnya orang-orang yang menguasai semua ilmu yang dibutuhkan untuk menafsirkan Al-Qur'an memiliki kesimpulan yang sama!

superstring39

dan menurut saya menafsirkan Al Quran dan Hadits bukan masalah yang mudah dimana semua orang bisa melakukannya dengan benar, namun dibutuhkan ilmu-ilmu yang lain secara dalam. Para Ulama adalah pewaris Nabi, yang saya maksud ulama disini adalah orang yang benar-benar memiliki ilmu yang dalam serta akhlak yang baik (akhlaqul karimah), jadi mengikuti ulama semacam ini berarti mengikuti Nabi.