Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Desember 14, 2024, 02:29:35 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
  • Total Anggota: 27,928
  • Latest: MCeroft
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 124
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 98
Total: 98

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Syekh Siti Jenar

Dimulai oleh ninja_sakti, September 07, 2008, 08:39:24 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

mbah hardjo

Lha peliknya ya disitu itu;sudah takdirnya menusia untuk selalu bertanya. Ada yang sudah cukup terima dengan jawaban singkat dan tak berani menanyakan lebih dalam lagi. Tapi ada yang sebaliknya. Makin maju kecakapan manusia,makin kritis pula pemikirannya. Soal mencari Tuhan ini menjadi perkara rumit. Tuhan-tuhan yang pernah diketemukan sebelumnya ternyata dianulir oleh penemuan tuhan yang berikutnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa tuhan yang gagal mempertahankan eksistensinya itu bukan Tuhan. Yang paling ahli menganulir tuhan itu ilmu pengetahuan. Kenapa? Ya karena yang diketemukan itu bukan Tuhan yang sebenar-benar Tuhan. Inilah yang dicari terus menerus oleh para pencari Tuhan. Didalam pencarian itu banyak sekali "jebakan2" yang membuat seolah-olah sudah menemukan Tuhan,padahal itu bukan. Petunjuk bahwa:"Tidak ada sesuatupun yang menyerupaiNya" tampaknya dapat dijadikan pegangan bahwa penemuan tuhan yang seperti apapun adalah tidak benar.
Kisah Siti Jenar diadakan untuk mendahului/menangkal manusia pencari Tuhan agar tidak terjebak.
Bukan mustahil; Siti Jenar itu sesungguhnya pengalaman wali sendiri.

RoboConac

Kutip dari: heru.htl pada Agustus 15, 2009, 01:57:33 AM

Pengalaman saya bertanya pada salah satu dosen tarbiyah yang ternyata tidak sholat:
(A) Pak, saya boleh bertanya sesuatu kepada bapak?
(Q) Ya, silahkan, asal asay paha apa pak heru pertanyakan, Insya Allah saya bisa menjawab...
(A) Tetapi, apakah bapak tidak akan sakit hati kepada saya setelah ini?
(Q) Tentu tidak, pak heru kan salah satu sahabat saya... jadi silahkan saja pak heru tanya sesuatu, Insya Allah say bersedia menjawabnya
(A) Begini Pak, kelihatanya Bapak kok tidak pernah sholat, bukannya Bapak juga seorang Muslimin seperti saya?
(Q) Ha, Ha, Ha,... justru inilah saat-saat yang saya tunggu pak heru, yakni bilamana pak heru bertanya hal demikian... saya akan dengan senang hati menjawabnya, den sebab itulah, justru pak heru saya anggap sebagai sahabat sejati karena telah memperhatikan tindak-tanduk saya...
Perlu pak heru ketahui, sesungguhnya agama saya bukan Islam, tetapi nama agama saya adalah "agama mencari Tuhan"...
(A) Ha... ha... ha... Pak dozen ini kok jadi bercanda... masa sih pak, masa iya ada "agama mencari Tuhan"... wah saya jadi malah bingung nich pak... ya, ya, sudahlah pak dozen, anggap saja pertanyaan saya juga suatu gurauan seorang sahabat...
...
...

Apa saya lagi ngarang nich... ngak la yaou... Ini benar-benar hal ironis yang pernah dan mungkin masih terjadi, seorang dozen tarbiyah Islam tidak mengerjakan sholat!

Sepertinya sahabat anda itu tidak memiliki pilihan lain selain bekerja sebagai dosen. hahaha. Maklum jaman sekarang cari pekerjaan susah
Saya tidak banyak tahu dan malas belajar.

mbah hardjo

Arjuno Sosrobahu (dari Wayang Kulit Purwo).
Terdapatlah seorang raja agung bernama Arjono Sosrobahu. Sumantri, seorang pemuda desa menghadap ingin mengabdi pada sang raja. Merasa bahwa dirinya memiliki kesaktian yang sepadan, raja ditantang bertanding. Sang raja walaupun sangat kecewa menerima tantangan Sumantri, bahkan dia diberi pakaian raja. Dan tampaklah bahwa Arjuno Sosrobahu dan Sumantri adalah sama persis, sulit dibedakan mana 'raja' mana 'hamba'. Dalam pertarungan sang raja menunjukkan ilmu Tiwikrama, yaitu mengubah dirinya menjadi sebesar alam-raya sehingga Sumantri hanya menjadi sebutir debu. Singkat cerita Sumantri mengaku kalah dan sujud minta ampun. Sumantri diampuni, pengabdiannya diterima dan dia ditempatkan diposisi yang paling dekat dengan sang raja; dimana ada Arjuno Sosrobahu disitu ada Sumantri, namun dalam hirarki yang tetap berbeda.

NB: Cerita wayang Arjuno Sosrobahu ditengarai juga ciptaan wali. Cerita lengkapnya sarat dengan 'siapa Kawulo siapa Gusti' yang mungkin dapat bermanfaat bagi para pencari Tuhan.

RoboConac

#18
Siapapun bisa saja membuat cerita, mo model filosofis ataupun model mesum. Atau mesum yang difilosofis.
Jangan terlalu terpengaruh sama cerita2 itu lah.. kredibilitas sesepuh2 yg membuat cerita ini juga masih dipertanyakan. wkwkwkwk. Kalo mo jujur, kebanyakan kisah2 tentang syeh siti jenar juga bukan buatan para wali. Tapi generasi2 sesudah para wali itu, yang mengandalkan sumber dari cerita turun temurun. Dibumbui dengan berbagai ide dan kreatifitas yang melanglang buana.

Lha, kita ini memang aneh.. Jaman Eropa mulai revolusi industri, Joko Tingkir masih berkutat ngelawan dinosaurus (Versi Sinetron). Dan herannya adaaa saja yang percaya kalau itu kisah nyata... Ndak heran orang indo selalu terbelakang.
Atau mungkin gw yang kurang baca.. wkwkwkwk ndak tau deh.
???
Saya tidak banyak tahu dan malas belajar.

mbah hardjo

Wayang Kulit Purwo.
Dewi Sukesi melahirkan 4 orang dalam waktu bersamaan :
1.Rahwana – rakasasa pria, bersifat pemarah angkara murka.
2.Kumbokarno – raksasa pria bersifat pemalas, serakah.
3.Sarpakenaka – raksasa perempuan, bersifat pesolek dan bersuami banyak.
4.Wibisana – bukan raksasa, bersifat selalu menuju kebaikan.
Dalam filsafat Jawa nafsu manusia dikelompokkan menjadi :
1.Amarah – nafsu pemarah.
2.Luwamah – nafsu pemalas, menginginkan lebih banyak.
3.Sufiah – nafsu birahi, bersolek.
4.Mutmainah –nafsu ingin berbuat kebaikan.
Tidak bermaksud meng-hubung2-kan, tapi memang begitu adanya, hanya saja sangat jarang dikupas walau di-pedalangan-pun. Dalang lebih suka menonjolkan kisah drama-nya dari pada mengungkap filosofinya. Wayang Kulit Purwo sangat banyak ke-tidak-sama-annya dengan sumbernya India sehingga menjadi khas dan pantas menjadi budaya Indonesia.
Ayo mempelajari wayang, masih banyak yang bisa dipelajari. (Awas diambil tetangga!!)

soviet regarda

saya pikir tak ada yang salah dengan konsep manunggaling kawula gusti sebagai salah satu alternatif ketuhanan masyarakat Indonesia.. jika keislaman walisongo mengutamakan syariat maka konsep manunggaling kawula gusti yang mengutamakan hakekat dianggap sebagai salah satu konsep orisinil pikiran seorang indonesia, begitu juga dalam hal pemikiran politik antara konsep sosialis komunis marx dengan konsep marhaenisme soekarno. dalam hal ideologi kita mengenal pancasila,dalam ekonomi juga kita mengenal sistem koperasi sebagai hasil pikiran orisinil bangsa indonesia. bagi saya dengan adanya konsep manunggaling kawula gusti malah menunjukan kemerdekaan dan kreativitas pikiran orang Indonesia yang tidak harus melulu menjiplak sepenuhnya hasil pemikiran bangsa lain, termasuk masalah keagamaan dan ketuhanan. Sangat disayangkan jika hasil pemikiran bangsa sendiri malah dianggap sebagai sesuatu hal yang sangat salah dan bodoh karena siapa lagi yang akan menghargai hasil pemikiran orang Indonesia jika bukan bangsanya sendiri..

Karno Giyantono

Kutip dari: ninja_sakti pada September 07, 2008, 08:39:24 PM
"Ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya (Shaad; 71-72)"). Dengan demikian ruh manusia akan menyatu dengan ruh Tuhan dikala penyembahan terhadap Tuhan terjadi.

Perbedaan penafsiran ayat Al Qur'an dari para murid Syekh Siti inilah yang menimbulkan polemik bahwa di dalam tubuh manusia bersemayam ruh Tuhan, yaitu polemik paham 'Manunggaling Kawula Gusti'.

bentar kok ayat itu ada tambahan kata "ku" pada "roh ku"?
wah gawat ini...

maka bisa berubahlah penafsiran suatu ayat jika hanya beda 1 kata atau dua huruf saja....

GAWAAAT
"Orang Pintar adalah Orang yang Berusaha Membangun Rumah atau Kehidupan yang Bagus di dunia dan Istana Di Surga"

[move]caranya Belajar dan Bekerja serta Beramal dan Beribadah

faiqhr

#22
Kutip dari: RoboConac pada Agustus 30, 2009, 09:40:34 PM
Siapapun bisa saja membuat cerita, mo model filosofis ataupun model mesum. Atau mesum yang difilosofis.
Jangan terlalu terpengaruh sama cerita2 itu lah.. kredibilitas sesepuh2 yg membuat cerita ini juga masih dipertanyakan. wkwkwkwk. Kalo mo jujur, kebanyakan kisah2 tentang syeh siti jenar juga bukan buatan para wali. Tapi generasi2 sesudah para wali itu, yang mengandalkan sumber dari cerita turun temurun. Dibumbui dengan berbagai ide dan kreatifitas yang melanglang buana.

Lha, kita ini memang aneh.. Jaman Eropa mulai revolusi industri, Joko Tingkir masih berkutat ngelawan dinosaurus (Versi Sinetron). Dan herannya adaaa saja yang percaya kalau itu kisah nyata... Ndak heran orang indo selalu terbelakang.
Atau mungkin gw yang kurang baca.. wkwkwkwk ndak tau deh.
???

para wali itu emang nyebarin Islam pke begituan dan itu ga' mungkin ga' punya makna, at least pada saat itu.

Kutip dari: Karno Giyantono pada September 16, 2009, 05:05:46 AM
Kutip dari: ninja_sakti pada September 07, 2008, 08:39:24 PM
"Ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya (Shaad; 71-72)"). Dengan demikian ruh manusia akan menyatu dengan ruh Tuhan dikala penyembahan terhadap Tuhan terjadi.

Perbedaan penafsiran ayat Al Qur'an dari para murid Syekh Siti inilah yang menimbulkan polemik bahwa di dalam tubuh manusia bersemayam ruh Tuhan, yaitu polemik paham 'Manunggaling Kawula Gusti'.

bentar kok ayat itu ada tambahan kata "ku" pada "roh ku"?
wah gawat ini...

maka bisa berubahlah penafsiran suatu ayat jika hanya beda 1 kata atau dua huruf saja....

GAWAAAT

ayat lain mengatakan yg maksudnya, "jika hamba-Ku bertanya masalah ruh, katakanlah masalah ruh itu adalah urusan-Ku"

Kutip dari: soviet regarda pada September 16, 2009, 04:33:00 AM
saya pikir tak ada yang salah dengan konsep manunggaling kawula gusti sebagai salah satu alternatif ketuhanan masyarakat Indonesia.. jika keislaman walisongo mengutamakan syariat maka konsep manunggaling kawula gusti yang mengutamakan hakekat dianggap sebagai salah satu konsep orisinil pikiran seorang indonesia, begitu juga dalam hal pemikiran politik antara konsep sosialis komunis marx dengan konsep marhaenisme soekarno. dalam hal ideologi kita mengenal pancasila,dalam ekonomi juga kita mengenal sistem koperasi sebagai hasil pikiran orisinil bangsa indonesia. bagi saya dengan adanya konsep manunggaling kawula gusti malah menunjukan kemerdekaan dan kreativitas pikiran orang Indonesia yang tidak harus melulu menjiplak sepenuhnya hasil pemikiran bangsa lain, termasuk masalah keagamaan dan ketuhanan. Sangat disayangkan jika hasil pemikiran bangsa sendiri malah dianggap sebagai sesuatu hal yang sangat salah dan bodoh karena siapa lagi yang akan menghargai hasil pemikiran orang Indonesia jika bukan bangsanya sendiri..

satu kesalahan syekh siti jenar yaitu : mengajarkan sebuah ilmu kepada yg bukan maqamnya. ibarat galon, murid syekh siti jenar hanyalah cangkir, jadi sebanyak apapin air yg dituangkan ga' bakal muat. biar muat mereka harus riyadhoh terlebih dahulu membangun 'wadah' yg lebih lebar.

anakkecil

#23
Kutip dari: soviet regarda pada September 16, 2009, 04:33:00 AM
saya pikir tak ada yang salah dengan konsep manunggaling kawula gusti sebagai salah satu alternatif ketuhanan masyarakat Indonesia.. jika keislaman walisongo mengutamakan syariat maka konsep manunggaling kawula gusti yang mengutamakan hakekat dianggap sebagai salah satu konsep orisinil pikiran seorang indonesia, begitu juga dalam hal pemikiran politik antara konsep sosialis komunis marx dengan konsep marhaenisme soekarno. dalam hal ideologi kita mengenal pancasila,dalam ekonomi juga kita mengenal sistem koperasi sebagai hasil pikiran orisinil bangsa indonesia. bagi saya dengan adanya konsep manunggaling kawula gusti malah menunjukan kemerdekaan dan kreativitas pikiran orang Indonesia yang tidak harus melulu menjiplak sepenuhnya hasil pemikiran bangsa lain, termasuk masalah keagamaan dan ketuhanan. Sangat disayangkan jika hasil pemikiran bangsa sendiri malah dianggap sebagai sesuatu hal yang sangat salah dan bodoh karena siapa lagi yang akan menghargai hasil pemikiran orang Indonesia jika bukan bangsanya sendiri..

:-) :-) :-)

berarti nanti manusia indonesia = dewa2
nanti ada dewa pengemis, dewa psk, dewa hidung belang, dewa koruptor, dewa makan dewa (dewa sumanto), dewa  anggodo (wah ini pasti rajanya dewa)

pemikiran yang brilian (buat orang-orang yang kurang waras)

anakkecil

dewa institut : " hai dewa mahasiswa, sampeyan ko blom bayar uang kuliah!"
dewa mahasiswa (yang belajar untuk jadi dewa....sa) : "waduh uangnya terpakai buat makan dewa ni"

anakkecil

dewi psk:"Short time=10rb, Long Time=1jt, No time=AIDS(penyakit dewa)"

faiqhr

aqidah jangan dihadapkan sama logika, tapi hati, atau anda akan terpeleset,

Mat Dillom

Kutip dari: faiqhr pada November 23, 2009, 09:16:53 PM
aqidah jangan dihadapkan sama logika, tapi hati, atau anda akan terpeleset,

Jadi menurut Anda Syeh Siti Jenar, Al Hallas benar?

faiqhr

satu2nya kesalahan yg mereka lakukan adalah mempublikasikan paham Manunggaling Kaula Gusti kepada khalayak, yg mana khalayak tersebut tidak sanggup menerima ap yg disampaikannya,

soviet regarda

Kutipsatu2nya kesalahan yg mereka lakukan adalah mempublikasikan paham Manunggaling Kaula Gusti kepada khalayak, yg mana khalayak tersebut tidak sanggup menerima ap yg disampaikannya,
yups..dan selain itu,  masih banyak orang indonesia tidak terbiasa dengan perbedaan..
mempertahankan keyakinan secara arogan mentang2 kelompoknya mayoritas di negara ini..
hasilnya tidak pernah bisa menyikapi dengan baik hasil pikiran orang lain..
karena "merasa" keyakinannya paling benar dan tak terbantahkan,
yang lain harus ikut apa maunya, sesuai dengan apa yang diyakininya..