Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 07:19:16 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 134
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 1
Guests: 136
Total: 137

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Terkaan Maldacena, Batu Rosetta dalam hep-th

<div style="text-align: justify;">Judul diatas mengindikasikan bahwa terkaan Maldacena (<span style="font-style: italic;">Maldacena conjecture</span>) merupakan sebuah penemuan sangat penting dalam perkembangan fisika energi tinggi teoretis (h<span style="font-style: italic;">igh energy physics-theory</span>, <span style="font-weight: bold;">hep-th</span>, istilah lazim dalam xxx.lanl.gov). Ibarat ditemukannya batu Rosetta yang menyibak rahasia abjad kuno Mesir, terkaan Maldacena menghubungkan dua teori yang selama ini seolah terpisah, teori gauge/medan dan teori string. Dalam artikel ini, saya ingin memperkenalkan pencetus terkaan ini dan salah satu ahli teori string terkemuka saat ini, <span style="font-weight: bold;">Juan Maldacena</span>, beserta karya yang membuat namanya melambung sekitar 10 tahun yang lalu, <span style="font-style: italic;">AdS/CFT correspondence</span> yang merupakan nama umum dari terkaan Maldacena. <br /> <br /> Berdasarkan filsafat positif, ada baiknya jika saya perkenalkan sedikit tentang sosok Maldacena (lebih jauh dapat ditelusuri via google), kemudian gambaran umum tentang karyanya. Dr. Juan M. Maldacena, ini dia jagoan yang pantas ditiru. Lahir di sebuah negara berkembang <sup>(1)</sup> seperti Indonesia, yaitu Argentina, 10 September 1968, yang mana ayahnya adalah seorang insinyur, namun kelak dia mampu meraih posisi cemerlang dengan menjadi profesor fisika penuh di Universitas Harvard pada usia 31 tahun, meskipun ia baru saja meraih gelar doktornya dari Princeton 3 tahun sebelumnya. Hal ini dimungkinkan karena ia memang berhasil menemukan sesuatu yang &lsquo;menggemparkan&rsquo; komunitas fisika teori energi tinggi saat itu, sekitar tahun 1997-1998. Seorang muda asal Argentina, mampu menembus penghalang dan tantangan yang ada, akhirnya mampu menorehkan namanya dalam catatan sejarah sebagai ilmuwan kelas satu.<br /> <br /> Dari masa SMU nya, Dr. Maldacena memang mulai senang akan fisika. Awalnya bahkan ia tidak tahu fisika itu apa. Yang ia tahu hanyalah teknik, karena ayahnya adalah seorang insinyur. Selepas SMU, karena ingin tahu lebih jauh tentang fisika, ia masuk Universitas Buenos Aires tahun 1985, dan mulai saat itu ia semakin tertarik untuk belajar fisika. Gelar <span style="font-style: italic;">Licenciatura</span>, setara dengan Master (S2) diperolehnya dari Instituto Balseiro, Universidad de Cuyo, Bariloche, Argentina, tahun 1991. Kemudian, ia berangkat ke Amerika tahun 1992 dan pada tahun 1996 ia memperoleh gelar doktor dari Universitas Princeton, di bawah bimbingan seorang fisikawan teoretis yang juga terkenal, Dr. Curtis Callan. Selesai dari Universitas Princeton, untuk sementara ia bekerja di Universitas Rutgers, sebagai peneliti post-doktoral, lalu ia bekerja di Universitas Harvard sebagai profesor tamu. Proses peningkatan karir yang sangat cepat ini dikarenakan beberapa temuan teoretisnya mengenai penjelasan dari teori string tentang lubang hitam (untuk karya ini ia banyak mengalahkan ahli-ahli senior lain di seluruh dunia yang berusaha menjelaskan hal yang sama), dan puncaknya untuk makalahnya yang diterbitkan di &lsquo;Adv. Theor. Math. Phys. 2:231-252, 1998&rsquo; yang berjudul <span style="font-style: italic;">The Large N limit of superconformal field theories and supergravity</span> atau popular dikenal dengan cikal-bakal istilah <span style="font-weight: bold;">AdS/CFT correspondence</span>.<br /> <br /> Subjek <span style="font-style: italic;">AdS/CFT correspondence</span> ini menteorikan adanya kaitan teori string (yang ada saat itu dikenal barulah sebuah &lsquo;permainan&rsquo; matematis tentang teori fisika paling fundamental) dengan teori gauge yang telah banyak diaplikasikan untuk partikel (teori fisika yang realistik), sehingga para ahli teori string saat itu semakin optimis bahwa teori string mendekati kebenaran meskipun masih jauh untuk dapat dibuktikan secara percoabaan. Namun demikian, nama Dr. Maldacena menjadi harum, dan pada tahun 2001, ia ditunjuk menjadi profesor fisika di School of Natural Sciences, IAS, Princeton, di tempat yang sama dengan Dr. Witten. Institusi ini merupakan institutsi riset teori terbaik di dunia dengan penggajian para peneltiti di dalamnya (termasuk profesornya) yang sangat besar. Sebuah angka yang besar sehingga peneliti di dalamnya dapat berpikir dengan tenang tanpa harus khawatir akan nafkah hidup, bahkan tidak perlu memberikan kuliah. Posisi ini dapat dikatakan sebagai posisi impian sebagian besar (ada juga yang menolaknya, misalkan Richard Feynman) peneliti teori di dunia ini. Meskipun Dr. Maldacena dikenal luas oleh komunitas fisika teori dunia, rekan kerjanya di Harvard yang juga profesor ahli teori string, Dr. Cumrun Vafa pernah memberi gambaran demikian untuknya &ldquo;Dia (Dr. Maldacena) adalah seorang fisikawan yang sangat rendah hati dan cemerlang&rdquo;. Hal ini ditimpali oleh Dr. Andrew Strominger yang juga terkenal dan banyak bekerja sama dengan Dr. Maldacena, mengatakan &rdquo;kerendah hatiannya tidak biasa untuk orang secemerlang dia&rdquo;.&nbsp; Luar biasa&hellip; (-Anto-) AdS/CFT <sup>(2)</sup> <span style="font-style: italic;">Correspondence</span> <sup>(3)</sup><br /> <br /> Penjelasan mikro tentang alam sebagaimana yang dimengerti saat ini dan didukung oleh eksperimen mengandung Teori Medan Quantum (misalkan elektrodinamika kuantum, menggabungkan kuantum dan elektrodinamika. Konsep fungsi gelombang pada teori kuantum digabungkan dengan medan gauge [nonabelian] yang merupakan besaran dinamik dari medan listrik dan magnet). Semua partikel merupakan ekstitasi dari beberapa medan. Partikel-partikel ini adalah berupa titik dan mereka berinteraksi secara local (posisi menentukan kekuatan interaksi) dengan partikel lain. Meskipun Teori Medan Quantum menjelaskan alam ini pada jarak yang dapat kita amati di eksperimen, ada interaksi kuat yang melibatkan elemen-elemen baru pada jarak sangat pendek (energi sangat tinggi, karena untuk menguraikan materi untuk ukuran yang semakin kecil, dibutuhkan energi yang makin besar), jarak dalam orde skala Planck. Alasan mengapa demikian, yaitu pada jarak ini, efek gravitasi kuantum menjadi signifikan. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah teori gravitasi kuantum yang valid. Namun sampai sekarang belum dapat ditemukan sebuah teori kuantum gravitasi yang memilki perumusan seperti teori interaksi dasar yang lain, seperti q<span style="font-style: italic;">uantum electrodynamics</span> (qed) atau <span style="font-style: italic;">quantum chromodynamics</span> (qcd). Perumusan yang luas dipakai untuk teori-teori ini dapat dikenali dengan digunakan diagram Feynman (representasi dari pendekatan perturbasi interaksi partikel elementer).<br /> <br /> Namun demikian, seseorang dapat membangun sebuah teori gravitasi kuantum yang konsisten dengan membuang konsep partikel titik sebagai partikel fundamental, dan mengantikannya dengan objek satu dimensi atau tali, atau kerennya disebut string. String ini dapat berosilasi, oleh karena itu akan ada spektrum energi, atau massa. String yang berosilasi terlokalisasi, yang mana bagi pengamat dalam energi rendah (misalkan laboratorium penumbuk dengan energi kecil) akan memandangnya seperti objek berdimensi nol saja, alias partikel titik. Praktis, dari sebuah string yang berosilasi (dengan banyak modus osilasi yang mungkin), maka akan dapat menggambarkan sangat banyak pertikel-pertikel, yang diteorikan tergantung dari keadaaan osilasinya (state). Semua teori string mengandung partikel dengan massa nol dan spin-2 (dalam pendekatan ala qed/qcd merupakan sifat dari graviton sebagai analogi foton atau gluon). Agar lebih jelas, mungkin sebagian pembaca cukup familiar dengan teori relativitas umum Einstein, yang mana besaran dinamik yang hendak dicari solusinya dari persamaan terkait yaitu tensor metrik yang merupakan tensor rank-2. Apabila teori Einstein ini dibawa ke dalam baju ala qed/qcd, maka tensor metrik ini direpresentasikan dengan medan dengan 2 indeks tensor dan memiliki spin-2, <span style="font-style: italic;">massless</span> (graviton). Analoginya yaitu medan foton dengan indeks tensor 1 buah saja, yaitu medan dengan spin-1 yang juga <span style="font-style: italic;">massless</span>. Sayangnya teori string tidak dapat &lsquo;hidup&rsquo; dalam sembarang jumlah dimensi ruang. Misalkan saja, versi Bosonic dapat hanya hidup dalam 26 ruang, lalu versi super(symmetric)string di 10 dimensi. Tentu saja gambaran ruang banyak ini tidak mudah untuk divisualisasikan. Coba anda bayangkan 26 buah ruas garis yang saling orthogonal satu dengan yang lain. Kalau Cuma tiga ya gampang.<br /> <br /> Namun apapun permasalahan yang dihadapi dalam realita dimensi banyak, jika kita harus menanganinya secara aljabar, maka persoalannya jadi lebih sederhana. Ibaratnya, tinggal menambahkan saja huruf-huruf dengan pangkat dua dalam rumusan Phytagoras. Nah, jika seorang ahli teori ditanyakan kenapa dimensi di alam nyata hanya ada 4 (3 spasial+1 waktu), maka ia akan menjawab:&rsquo;Ooo, yang lebihnya ter<sup>(4)</sup>kompaktifikasi, yaitu dimensi-dimensi lebih ini tergulung menjadi objek manifold yang kompak dengan radius sangat-sangat kecil, sehingga praktis tidak dapat diamati dalam energi rendah &ndash;kehidupan keseharian kita-&rsquo;. Apakah argumen ini benar? Perlu dibuktikan, namun yang frontal membuktikan salah juga belum ada jadi kita terima saja serambi mungkin nanti ada yang dapat membuktikannya salah. Namun, demikian sebelum melangkah lebih jauh, perlu kita ingat bahwa teori string pertama kali dibangun oleh para pendirinya dalam usaha untuk menjelaskan melimpahnya data hadron dan meson pada tahun 1960an. Idenya, masing-masing partikel tersebut adalah wujud dari string yang berosilasi pada keadaan berbeda-beda. Ibarat gitar, tekanan jari pada tiap string pada freet yang berbeda akan menghasilkan bunyi yang berbeda. QCD merupakan sebuah teori gauge dengan grup simetri SU(3) <sup> (5)</sup>. QCD memiliki sifat kebebasan asimptotik, yaitu pada energi tinggi, konstanta kopling (interaksi) nya menjadi kecil sehingga perhitungan terkait dapat dilakukan relatif mudah. Dalam energi rendah, konstanta kopling ini menjadi besar, sehinga perhitungan yang umumnya bersifat perturbatif tidak dapat dilakukan, jadinya lebih rumit. Perhitungan analitis dalam energi rendah sangatlah susah, oleh karena itu para ahli beralih ke metode numerik, yaitu perhitungan dengan metode kisi, dimana ruang-waktu dimana hadron dianalisa dipotong-potong menjadi persegi-persegi kecil, menggantikan penanganan dimana ruang-waktu adalah kontinuum.<br /> <br /> Lalu dalam perkembangannya, &lsquo;t Hooft (konon, fisikawan teori peraih Nobel asal Belanda ini tahu dengan salah satu mantan fisikawan teoretis ITB, (alm.) Hans J. Wospakrik) mengusulkan bahwa theory QCD akan lebih sederhana apabila jumlah &lsquo;warna&rsquo; Nc adalah besar (tahun 1974). Menariknya, kemudian ditemukan bahwa ekspansi diagramatik dari teori medan mengindikasikan bahwa teori dengan N yang besar adalah teori string yang bebas <sup>(6)</sup> dan konstanta kopling string ini adalah 1/N. Dalam hal ini telah ada petunjuk yang mengarah kepada alasan mengapa pada awalnya teori string sepertinya dapat menjelaskan spektrum massa dan momentum sudut dari hadron. Lebih jelasnya lagi, dalam kondisi jumlah N yang besar, teori gauge memiliki keterkaitan dengan teori string. Menarik&hellip; Tidak heran, mengapa nantinya Maldacena 23 tahun kemudian menggunakan argumen &lsquo;t Hooft ini. Namun demikian, salah satu sifat yang dimiliki teori gauge yang dapat diaplikasikan dalam realita yaitu kopling yang tidak tetap (running coupling), tepatnya pada QCD. Ingat bahwa teori ini memiliki kebebasan asimptotik, pada energi tinggi, koplingnya jadi kecil, energi rendah jadi besar. <br /> <br /> Di lain pihak, dibutuhkan teori yang memiliki kopling yang tetap, atau canggihnya dia memiliki keinvarianan konformal (<span style="font-style: italic;">conformal field theory</span>, CFT). Lalu seiring dengan banyaknya para ahli teori yang percaya bahwa alam ini memiliki sifat supersimetri (boson dan fermion terkait langsung dalam transformasi-transformasi yang menjaga sebuah teori invarian), maka contoh yang paling umum diambil dalam menggambarkan AdS/CFT adalah Teori Gauge (dengan simetri SU(N) atau U(N)) Supersimetrik dengan muatan-super (supercharges) yang dimiliki paling banyak yang mungkin dalam dalam 4 dimensi yaitu 4 buah (N=4). Singkatnya teori ini disebut N=4 SYM&nbsp; <sup>(7)</sup> dan mengandung bermacam-macam partikel/medan yaitu gluon-gluon (medan gauge), 4 buah medan fermion, dan 6 medan scalar dalam representasi adjoint dari grup gauge terkait. Grup konformal dalam 4 dimensi yaitu <sup>(8)</sup> SO(4,2) yaitu mengandung transformasi skala dan konformal spesial sebagai tambahan terhadap transformasi Poincare (Lorentz + translasi 4 dimensi). Sejauh ini mungkin sudah dapat dibayangkan bahwa yang dibahas dalam alinea ini hanyalah dari aspek teori medan (gauge) saja. Ada simetri SO(4,2) yang terkandung didalamnya. <br /> <br /> Sekarang kita berpindah ke sisi teori string (gravitasi) yang terutama membahas dari sudut pandang ruang. Ruang yang mengandung simetri SO(4,2) adalah ruang <span style="font-weight: bold;">Anti de Sitter</span> (AdS) berdimensi 5. Ruang AdS merupakan solusi persamaan gravitasi Einstein dengan simetri maksimal dengan konstanta kosmologi negatif. Terkait sebelumnya teori gauge/medan yang dibahas memiliki supersimetri, maka teori string yang dipakai juga harus memiliki ini, dinamakan teori superstring. Nah, teori superstring hidup dalam 10 dimensi, artinya ada 5 lebih lagi ruang selain 5 dari AdS yang dibahas. Karena teori gauge yang kita gunakan memiliki simetri U(N), salah satunya yaitu U(4) yang aljabarnya mirip (isometri) dengan <sup>(9)</sup> SO(6), maka dapat disimpulkan bahwa dimensi berlebih ini berupa bola sangat-sangat kecil (hasil kompaktifikasi) berdimensi 5, S5, 5-sphere. Maka teori string yang kita bahas adalah superstring dengan background <sup>(10)</sup>(metrik)x AdS5xS5.<br /> <br /> Saya pikir, sampai pada titik ini, para pembaca telah mendapat sense apa itu AdS/CFT <sup>(11)</sup>. Lebih jauh, diharapkan dapat diambil manfaat praktis dari teori ini &ndash;AdS/CFT-. Misalkan dengan kopling 1/N dan N besar pada sisi superstring, yang tentu saja kondisi kopling lemah, perhitungan perturbatif dapat dilakukan, dan ini telah banyak dilakukan. Sementara, jumlah N besar mengakibatkan kopling kuat pada sisi teori gauge, artinya ini adalah daerah yang selama ini menjadi permasalahan oleh para fisikawan karena perhitungan menjadi rumit. Dengan kata lain, teori superstring (kopling lemah) dengan teori gauge (kopling kuat) dapat dikaitkan dengan kondisi tertentu. <br /> <br /> Eksperimen seperti RHIC atau bahkan LHC dapat memberikan test terhadap teori gauge dalam kopling kuat. Tentu saja prediksi dari teri gauge sendiri untuk percobaan ini susah (tidak mungkin) dilakukan. Maka jika terkaan Maldacena benar, perhitungan dari sisi teori superstring sebagai pengganti teori gauge untuk kopling kuat akan memberikan prediksi yang baik. Kita tunggu saja dalam beberapa tahun ke depan. Para fisikawan teoretis sedang menjadikan topik ini sebagai salah satu yang terhangat saat ini. Sangat menarik&hellip; <br /> <br /> Oleh : <span style="font-weight: bold;">Haryanto M. Siahaan</span><br /> <span style="font-style: italic;">Guru Fisika (tidak tetap), SMP St. Aloysius BN, Bandung</span><br /> <span style="font-style: italic;">www.friendster.com/antoms</span><br /> <span style="font-style: italic;">www.facebook.com/haryanto.siahaan</span><br /> <br /> <span style="font-weight: bold;">Referensi :</span><br /> (1) Namun tidak sepenuhnya seperti Indonesia. Misalkan dalam hal universitas, Universitas Buenos Aires termasuk dalam top 200 versi Sanghai Jia Tong. Saya rasa, masih akan lama bagi Indonesia bisa seperti ini. Butuh usaha dan modal (sayang banyak dikorupsi) yang tidak kecil. <br /> (2) Lebih lanjut akan disingkat dengan AdS/CFT saja. <br /> (3) Artikel ini saya buat dengan bahan bacaan utama saya adalah Kitab AdS/CFT, http://xxx.lanl.gov/abs/ hep-th/9905111. Saya hanya mengambil sebagian dari sub-bab 1.1 nya saja, karena disinilah diperkenalkan dengan cukup baik apa itu AdS/CFT secara popular. Saya juga menambahkan beberapa point secara personal untuk mempertegas hal-hal yang dirasa kurang jelas oleh pembaca yang agak awam. Diharapkan, artikel ini dapat menjadi pengantar bagi para rekan fisikawan yang menggeluti fisika teori, karena jujur, jika tidak memiliki latar belakang ini mungkin artikel ini tidak akan banyak memberikan manfaat. Namun, untuk sekedar menambah pengetahuan tentu akan sangat baik.<br /> (4) Disini digunakan imbuhan ter-, bukan di-, karena saya pikir belum ada oknum ciptaan-Nya yang sanggup mengkompaktifikasi ruang. Jadi memang sudah demikian adanya. <br /> (5) Maaf sebelumnya jika para pembaca kurang familiar dengan istilah ini. Jika harus dijelaskan lebih detail sampai ngerti, akan panjang dan lari dari konteks, selain harus banyak rumus. Namun demikian, anda dapat membayangkan (bagi yang tahu) bahwa teori elektrodimanika kuantum adalah salah satu jenis teori gauge. Ia memiliki grup simetri U(1), hanya ada satu jenis foton. Dalam kasus QCD, dengan grup SU(3), akan ada 8 jenis partikel pembawa gaya, gluon. <br /> (6) Istilah bebas di sini yaitu string tidak mengalami interaksi, biasanya dengan string lain. <br /> (7) SYM merujuk pada supersymmetric Yang-Mills (setelah nama C.N. Yang dan R. Mills yang mencetuskan teori medan gauge non Abelian). Medan Yang-Mills dipakai dipakai dalam menjelaskan interaksi lemah dan kuat.<br /> (8) Merupakan grup rotasi. Contoh, dalam ruang Euklid 3 dimensi, ada 3 macam rotasi yaitu terhadap x, y, dan z. Pembangkit rotasi ini (operator, matriks) membentuk grup yang dinamakan O(3). Dalam hal determinan matriks pembangkit (representasi grup) adalah 1, maka ditambahkan huruf S (special) sehingga menjadi SO(3). Dalam kasus SO(4,2) sebenarnya mirip dengan SO(6), rotasi dalam 6=4+2 dimensi. Angka 2 terpisah dari 2 menandakan adanya beda tanda +(-) dalam komponen metrik terkait, misalkan R2 = -A2 -B2+ C2+ D2+ E2+ F2 dengan ABCDEF=dimensi-dimensi.<br /> (9) Ingat, simetri SO(3) membentuk permukaan berupa bola 2 dimensi (permukaan bola padat 3 dimensi). Maka dapat dimengerti bahwa SO(n) terkait dengan objek geometri berdimensi (n-1). Dalam kasus SO(6) dengan bola 5 dimensi.<br /> (10) Jika ada diantara pembaca (mahasiswa fisika tapi bukan mengambil keahlian teori) budiman yang akhirnya dapat mengerti istilah-istilah dalam alinea ini, maka hal itu adalah sangat baik, karena dibutuhkan usaha yang tidak kecil untuk dapat mengeri ini semua. <br /> (11) Sebenarnya masih banyak aspek yang dapat disampaikan berdasarkan acuan utama saya, misalkan tentang Dp-brane, formulasi GKPW (Gubser-Klebanov-Polyakov-Witten) dalam mengaitkan fungsi Green untuk teori medan dari fungsi pembangkit supergravitasi yang merupakan metoda perhitungan utama, namun ini semua akan membuat artikel ini kurang menarik.</div>

Share on Facebook!Share on Twitter!Reddit

Comments: 25 *

1) Re: Terkaan Maldacena, Batu Rosetta dalam hep-th
Comment by Haryanto pada November 28, 2009, 05:12:46 PM

Akhirnya tulisan yang telah saya buat dengan cukup susah payah ini (harus baca bab 1 Physics Report AdS/CFT, ref. 3) diterbitkan juga. Terakhir saya lihat 117 views, namun belum ada komentar masuk. Mohon maaf jika masih sulit dimengerti, tapi teori ini merupakan salah satu hal terbesar dalam fisika teori dalam 2 dekade terakhir..
2) Re: Terkaan Maldacena, Batu Rosetta dalam hep-th
Comment by cignus pada November 28, 2009, 10:29:58 PM

wooow. walaupun aku gak ngerti semuanya (selalu klo baca masalah tingkat S2 keatas aku banyak gak ngertinya tapi tetep aku baca, paksain, barang kali ada yg nyantol) tapi cukup mantap. kenapa siih orang pada seneng banget sama teori spring, aku termaksud yg gak gak suka teori ini karena berbagai macam alasan, seperti partikel chation yg lebih cepat dari cahaya katanya mengganjal teori ini soalnya ada pembagian dengan nol
3) Re: Terkaan Maldacena, Batu Rosetta dalam hep-th
Comment by Haryanto pada November 29, 2009, 03:33:14 PM

Trims atas komentar Pak Cignus... Kenapa ada orang tertarik dengan teori string??
Menurut hemat saya, karena jelas teori pamungkas yang ada (relativitas dan kuantum) hanya dapat menjelaskan alam secara parsial... Kita percaya bahwa alam ini diatur oleh SEBUAH teori yang konsisten.. Dalam evolusi teori-teori fisika, sebuah teori baru berawal dari paradigma yang baru, misalkan kuantum tidak memiliki deterministik mekanika klasik, ataupun relativitas umum berbicara tentang konsep ruang waktu yang dilengkungkan materi-energi dans seterusnya.. relativitas dan kuantum ditemukan dapat menjelaskan alam ini dengan lebih baik.. Nah, string theory memenuhi syarat paradigma ini, kita tidak memandang partikel fundamnetal (building block of matter) sebagai sebuah partikel titik, namun tali..Osilasi tali yang berbeda, menggambarkan partikel yang berbeda..Memang teori string masih memiliki banyak kekurangan, salah satunya keberadaaan tachyon (partikel yang bergerak melewati kecepatan cahaya).. kekurangan yang terbesar adalah teori ini belum dapat dibuktikan oleh experimen, atau belum dapat menjelaskan fenomena alam.. kita hanya merasa senang memiliki sebuah kerangka kerja di mana relativitas (umum) dan mekanika kuantum merupakan bagian dari sebuah teori yaitu string.. Secara praktis kenapa banyak anak muda teoretis yang menggeluti teori ini, atau dengan bahasa lain: sebagian besar dana riset fisika teori energi tinggi terserap untuk mengembangkan teori ini, mungkin mereka terintimidasi oleh kehebatan para BIG MAN yang juga bermain di bidang ini, sebut saja Edward Witten dan koleganya di IAS Princeton, dan ilmuwan kesohor lainnya di berbagai benua di Institusi elit.. [[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]]

Yah, paling tidak ada perkembangan dalam sains, apakah itu menunjukkan kebenaran/ menuju kebenaran teori string (seperti yg dilakukan Maldacena lewat AdS/CFT nya), atau menunjukkan kesalahan fatal teori ini.. kedua hal ini tetap menarik..
4) Re: Terkaan Maldacena, Batu Rosetta dalam hep-th
Comment by  pada Desember 03, 2009, 02:06:10 AM

Ada baiknya kita memahami secara sederhana dahulu gambaran fisik teori Superstring terkini. Sebagai ilustrasi teori Superstring harus membutuhkan banyak dimensi yang dilipat jadi satu sama lain atau jika dilukiskan tampak seperti gambar yang dibuka di site  ([pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.])
Mungkin gambaran ini bisa menjelaskan pemahaman simpel bagaimana upaya keras Juan Martin Maldacena memberikan kontribusinya untuk menggabungkan dua teori (teori medan dan teori string). Gambaran ini logis sebab "gumpalan" sebagai representasi medan (gauge) mengikat "banyak string" yang saling mengkait. Mungkin inilah alasan penasaran yang ada di benak Maldacena. Jadi jangan heran banyak kalangan menganggapnya sebagai The Pope of Physics saat ini.
5) Re: Terkaan Maldacena, Batu Rosetta dalam hep-th
Comment by Haryanto pada Desember 06, 2009, 02:15:41 PM

Terima kasih atas komen Pak Sautom..
Gambar yang anda rujuk itu (kalau tidak salah) adalah manifold Calabi Yau, [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
Saya pikir manifold ini lebih rumit dari pada sekedar AdS_{5} x S^{5} yang banyak digunakan dalam bahasan AdS/CFT, produk langsung Anti de Sitter 5 dimensi [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
dan permukaan bola 5 dimensi [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
Memang gambar manifold Calabi Yau ini lebih keren..
6) Re: Terkaan Maldacena, Batu Rosetta dalam hep-th
Comment by semut-ireng pada Desember 14, 2009, 10:40:39 AM

Teori Superstring terkini,  arahnya kemana sih ?  Apa ingin menjawab pertanyaan tentang partikel elementer yang menjadi batu bata pondasi alam semesta,  seperti yang ditanyakan oleh Stephen Hawking ?

Maldacena,  fisikawan yang rendah hati dan cemerlang.  Hebat ya,  tokoh ini perlu diteladani.   Saya pikir para fisikawan harus memiliki sifat rendah hati.   Sebab,  ketika mereka makin mendalami ilmunya dan mengetahui hukum alam semesta yang bisa dijabarkan ke dalam teori,  postulat, dan persamaan matematis,  ( sebagian dari ) mereka mengira alam semesta ini diatur oleh hukum2 mekanis dan tidak ada campur tangan Tuhan.   Disini letak bahayanya  ........

7) Re: Terkaan Maldacena, Batu Rosetta dalam hep-th
Comment by Haryanto pada Desember 19, 2009, 08:39:56 PM

Teori Superstring 'dipercaya' dan 'diharapkan' oleh sebagian ahli teori sebagai teori yang lebih luas daripada teori mekanika kuantum dan relativitas umum.. Ibarat seekor gajah, misalkan : relativitas umum itu kupingnya, mekanika kuantum itu belalainya.. baik kuping dan belalai sama2 bagian dari seekor gajah, tp belum utuh.. diharapkan teori string itu adalah gajah secara utuh, namun belum terbukti, dan juga belum lengkap/final:
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

sejauh ini teori string hanyalah sekedar matematika yg indah.. akan kemanakah arahnya?? diharapkan mampu memberikan prediksi/penjelasan akan experimen yang lebih besar (energi sangat tinggi).. experimen termahal sekarang, LHC--CERN (orde TeV), belum sampai pada energi ini.. tapi seiring perkembangan teknologi, mungkin 50 atau 100 tahun lagi kita bisa sampai pada tahap dimana percobaan tumbukan partikel dengan energi sangat besar (orde energi Planck, 10 pangkat 19 GeV, sangat jauh dibanding LHC)..

Tentu saja teori string bertujuan menjawab apa materi paling fundamental di alam ini, sekaligus kandidat teori gabungan pamungkas.. Masalah posisi Yang Kuasa dalam hal ini, tergantung pribadi masing2 tentunya.. Kalau saya sendiri berpendapat bahwa Tuhan adalah sang Pencipta, baik materi yg ada sekaligus hukum yang mengatur bagaimana materi berinteraksi.. dalam fisika, kita tidak menciptakan rumus yang menjelaskan sebuah fenomena.. rumus itu sudah ada, karena materi yang bertingkah laku seperti yg diamati, baik pada energi rendah (keseharian kita) maupun energi tinggi (dalam akselerator partikel) dari dulu sampai sekarang ya memang seperti itu, ada hubungan yg dipenuhi mutlak, yg hubungan itu dapat dinyatakan dalam seperangkat matematika.. kita hanya menemukan hubungan itu dan menuliskan matematikanya seperti yang kita mengerti.. kita tidak ada kuasa sedikitpun untuk mengubah hukum atau aturan alam sesuai keinginan..

sebagai tambahan, fisikawan yang benar2 memahami alam ini dengan dalam dan baik akan melihat betapa indah alam ini beserta hukumnya diciptakan, dan Sang Penciptanya adalah Maha Besar..
8) Re: Terkaan Maldacena, Batu Rosetta dalam hep-th
Comment by semut-ireng pada Desember 19, 2009, 10:09:17 PM

Terima kasih atas penjelasannya.  Bagi saya fisika itu bagus dan indah sekali,  karena bisa membawa kita lebih dekat kepada sumbernya keindahan,  Tuhan YME. 
9) Re: Terkaan Maldacena, Batu Rosetta dalam hep-th
Comment by toni_w pada Desember 24, 2009, 11:42:06 AM

OK.. sy ngerti dikit teori string.. tapi permasalahan dalam teori ini tetap akut.. Ini saya buat sedikit list ttg permasalahannya:

1) dimensi extra.. teori string yg membawa representasi fermion hidup di 10 dimensi.. alam yg kita amati cuma 3+1 dimensi, 3 spasial, 1 waktu.. kemana 6 yg lain.. [pasti jawabannya terompatifikasi..].. lantas kenapa yg tidak terkompaktifikasi hanya 4?? misalkan ketika alam ini pertama kali tercipta, apakah semua dimensi extra itu sudah terkompaktifikasi? kalau ya, mengapa alam ini diciptakan dengan dimensi lebih dari 3+1, sementara yg lebihnya disembunyikan? bukankah lebih indah kalau tidak disembunyikan.. Saya tidak mempertanyakan tujuan Sang Pencipta, tapi saya mengkritik over acceptance terhadap sebuah teori yg butuh 'harga' mahal, yaitu dimensi extra... syukur2 LHC atw experimen sejenisnya yg lebih tinggi energinya (dan mungkin butuh dana lebih besar) bisa tunjukin bahwa memang alam ini berdimensi tidak hanya 3+1, tapi kalau tidak, apa kita tetap berkutat di sini? New ideas are needed!!

2) OK, kita buntu dengan teori fundamental yg menggunakan partikel titik sebagai materi dasar.. apa itu titik, dimensi = nol, lalu ia punya energi/massa.. lalu kita beranjak ke objek 1 dimensi (garis) yaitu tali (string).. saya susah membayangkan bagaimana kita/materi yg exist dalam, katakan 3+1 dimensi atw mgkn lebih tinggi (sy antisipasi dimensi extra benar adanya), disusun oleh objek fundamental yg dimensinya lebih rendah.. OK, string (1 dimensi) bergerak menyapu area 1 dimensi lbh tinggi (2 dimensi), artinya string bisa sedemikian menutup ruang sehingga dimensi nyata tertutupi.. apakah ini makes sense??? misalkan rumah tersusun atas bata.. rumah dan batanya khan sama-sama 3 dimensi..

3) penyakit paling akut: lack of experimental data.. terlalu spekulatif.. teori2 dulu bisa langsung diverifikasi dengan cepat.. Teori Newton gravitasi Newton dapat menjelaskan orbit elips planet yang ditemukan Keppler.. lalu teori relativitas khusus Einstein, salah satunya melawan keberadaan ether, dibuktikan percobaan legendaris Michelson-Morley.. Teori relativitas umumnya menunjukkan pergeseran orbit Mercury dengan sangat baik.. teori kuantum, Efek Zeeman, tingkat energi atom H, dst.. bisa diiverifikasi.. Saya bertanya pada Mr. Siahaan, are you sure that string theory can be verified within the next 50 years?? I am not..

OK.. Ini sikap skeptis saya.. mgkn saya punya rekan2 yg pro dengan saya terhadap ini.. Dalam sains, pro dan kontra itu lumrah, demi menuju pemahaman kita yg lebih baik.. trims..
10) Re: Terkaan Maldacena, Batu Rosetta dalam hep-th
Comment by Haryanto pada Desember 24, 2009, 04:39:25 PM

Wah, analisa Om Toni_w keren juga nih.. Mgkn saya perlu tekankan bahwa saya bukanlah advokat teori string, sy hanya sedang belajar teori ini.. Ok, saya coba berikan argumen terhadap point2 yg anda nyatakan..

1) permasalahan dimensi extra.. Sesuatu yg belum dibuktikan belum berarti salah kan.. Kita hanya tahu sangat sedikit tentang misteri alam.. Jadi ada baiknya tetap terus mencari, berspekulasi.. Ingat perkataan Einstein, Imajinasi lebih penting dari pengetahuan.. Kalau memang terbukti dimensi extra itu tidak ada, bukankah ini juga pengetahuan baru bwt kita??? Jadi biarkanlah semua berjalan dulu.. Kalau kita bisa berikan kontribusi, ya berikan.. kalau kita hanya bisa jadi penonton, ya jadi penonton budiman.. btw, kritik dapat saya anggap kontribusi.. ;)

2) saya pikir point kedua ini lebih ke permasalahan filosofis.. kita perlu ingat, dalam perembangan teori kuantum, bahkan sampai quantum chromodynamics, asumsi partikel fundamental yaitu partikel titik sangat sangat sukses menjelaskan fenomena mikro alam ini, menyiak misteri yang tersimpan jauh di pojok sana.. ;) artinya, konsep partikel titik sudah membantu kita cukup jauh.. Saya perlu mengutip perkataan Chen Nin Yang yang disampaikan kepada saya oleh Prof. Silaban beberapa waktu lalu, krg lebih gini: "Kalau semua paper/makalah fisika kita sebarkan perhelainya, mungkin permukaan bumi ini akan tertutup oleh kertas-kertas ini. Tapi pengetahuan kita akan alam ini masih sangat sedikit".. Lagipula, dalam riset kita tidaklah tau apa yg kita lakukan.. Eisntein: "kalau kita tahu dengan apa yg sedang kita kerjakan, maka itu tidak akan dinamakan riset, bukan..." orang masih mencari apa wujud partikel fundamental..

3) Untuk point ke tiga ini, saya pikir ada pembaca lain yang mau kasih komen? apakah teori yang tidak langsung/cepat terbukti adalah tidak baik? ;)
11) Re: Terkaan Maldacena, Batu Rosetta dalam hep-th
Comment by will_be pada Januari 03, 2010, 09:53:35 PM

waduh brow ini physic macro y???
12) Re: Terkaan Maldacena, Batu Rosetta dalam hep-th
Comment by Haryanto pada Januari 04, 2010, 04:12:44 AM

physic macro?? maksudnya apa?... harusnya ini lebih ke microscopic scale...
13) Re: Terkaan Maldacena, Batu Rosetta dalam hep-th
Comment by Freddy Lumbantoruan pada Januari 16, 2010, 01:43:29 AM

memang agak telat saya ketemu sama pak Hariyanto ni. makasih pak ya atas penjelasan bapak untuk pertanyaan saya tentang fisika elementer kemarin!!!!
14) Re: Terkaan Maldacena, Batu Rosetta dalam hep-th
Comment by Haryanto pada Januari 18, 2010, 06:11:01 PM

@ Freddy: sama-sama lae.. horas..
15) Re: Terkaan Maldacena, Batu Rosetta dalam hep-th
Comment by Calvin P L pada Januari 31, 2010, 09:01:39 AM

Saya sedikit pusing, setelah membaca artikel ini.
Sebenarny andaikata suatu partikel dapat dinyatakn dalam bentuk dimensi lain, ap fungsiny?
Knp para ilmuwan bs menyimpulkan suatu Partikel hidup di dimensi yg berbeda-beda?
16) Re: Terkaan Maldacena, Batu Rosetta dalam hep-th
Comment by Haryanto pada Januari 31, 2010, 12:35:17 PM

Kalau pusing, wajar..
kalau cuma fungsi mah gampang, tinggal nulis \phi (x) untuk x = x^{1}, x^{2}, x^{3}, x^{4}, x^{5}, misalkan, untuk 1 dimensi ekstra (total 5 dimensi)..
Persamaannya?? ya tetap aja persamaan Klein-Gordon misalkan, untuk medan skalar \phi di atas.. itu aja koq repot??
Solusinya analog aja dgn yg empat dimensi...

Yg repot itu buktikan keberadaan dimensi lebih ini... saya belum pernah baca ilmuwan meniympulkan partikel hidup di dimensi berbeda-beda.. yg ada paling dalam skenario brane world, graviton punya akses s/d dimensi ekstra, sementara partikel lain hanya dalam dimensi 4 yg kita tinggali.. tapi ini juga ga masalah khan.. namanya juga teori, orang bisa bicara apa aja sebelum dibuktikan salah oleh eksperimen.. That's what we do in theoretical physics..
17) Re: Terkaan Maldacena, Batu Rosetta dalam hep-th
Comment by toni_w pada Januari 31, 2010, 05:32:17 PM

Hah.. aku pun sarjana fisika, pernah blajar teori medan kuantum masih bingung baca artikel mu ini.. itu indeks pangkat 2 di metrik bola mu diatas itu salah. perbaikilah! apa pula sudah salah masih dibiarkan.. Ya.., kalau orang awam bingung wajar.. paling cerita ttg Maldacenanya aja yg keren.. peace brow ;D
18) Re: Terkaan Maldacena, Batu Rosetta dalam hep-th
Comment by Haryanto pada Januari 31, 2010, 06:21:57 PM

haha.. tapi bingungmu khan dikit ton.. ;D
Ah, malas kuperbaiki, lagi pula khan sudah kukasih referensinya, tinggal donlod dan baca..
Yap, Maldacena.. I am inspired by him.. hopefully this year I can produce more research papers.. wait and see.. :)
19) Re: Terkaan Maldacena, Batu Rosetta dalam hep-th
Comment by Haryanto pada Februari 07, 2010, 12:31:49 PM

Tanpa sadar, artikel ini masuk dalam halaman pertama jika anda menggogle: 'juan maldacena'
[Urutan 1 - 10 dari sekitar 48,200 hasil telusur untuk juan maldacena]
Untung dulu saya menulisnya serius, jadi bisa dipertanggungjawabkan.
Terima kasih kpd pembaca budiman yang telah berkunjung ke halaman ini (2000+ views).
20) Re: Terkaan Maldacena, Batu Rosetta dalam hep-th
Comment by ka-chan pada Juni 14, 2010, 12:59:30 AM

@Haryanto: Waduh.. tuh apaan ya? Bukannya sigma x? ato x(n)?
21) Re: Terkaan Maldacena, Batu Rosetta dalam hep-th
Comment by Haryanto pada Juni 16, 2010, 08:22:23 PM

@ka-chan: nyang mana?
22) Re: Terkaan Maldacena, Batu Rosetta dalam hep-th
Comment by dondysukma pada Juli 31, 2010, 04:06:32 PM

berat nih materinya, berarti juan maldacena ahli fisika baru setelah era hawkin ya, dengan teori yang mencengangkan bahwa alam nyata lebih dari 4 dimensi, lah aku aja baru lulus dari physic unpad thn 2002 kayanya jauh tuh buat ngejar gelar kaya dia
23) Re: Terkaan Maldacena, Batu Rosetta dalam hep-th
Comment by Haryanto pada Agustus 02, 2010, 05:04:28 PM

@Om DondySukma: yo i.., Maldacena adalah superstar fisika teori saat ini, tp memang masih dibawah bayang2 nama besar kaya Edward Witten.. tp ada juga beberapa lagi superstar yg kurang lebih selevelan sama Maldacena, misal: Arkani-Hamed atw Lisa Randall.. kebutuhan sih Om, bahwa agar teori string (yang diharapkan benar sbg teori kuantum gravitasi, meskipun teori ini masih dalam pengembangan) dapat 'hidup'.. awalnya sih butuh 26 dimensi (bosonik), lalu dengan memasukkan fermion, jadi 10 dimensi, artinya 6 dimensi lainnya harus tergulung.. kalo cuma gelar (Dr alias PhD) masih sangat mungkin, lah saya aja masuk kuliahan fisika tahun 2002.. tp buat sampe selevel dia, nah ini yang berat.. kata Om Dirac nih; riset fisika itu idealnya paling lama 4 jam sehari.. Ini hanya mgkn kalo kita dibayar hanya buat riset.. klo riset sambil kerja nyari nafkah buat anak istri, wah susah nih.. hehe.. udah pengalaman..
24) Re: Terkaan Maldacena, Batu Rosetta dalam hep-th
Comment by gatot siswanto pada Januari 17, 2011, 07:57:19 PM

fisika selalu mengajarkan keindahan lewat persamaan matematika, ujungnya menyadarkan kita bahwa Tuhan adalah indah, dan menciptakan alam semesta dengan sangat indah
25) Re: Terkaan Maldacena, Batu Rosetta dalam hep-th
Comment by hosborn pada Agustus 23, 2012, 01:56:55 AM

belum sampai sini pemahaman saya... masih butuh banyak belajar...

terimakasih ya pak Haryanto, walau agak sedikit mumet karena ada istilah yang belum pernah saya dengar... tapi, artikelnya sangat menarik.
You don't have permission to comment, or comments have been turned off for this article.

Articles dalam « Fisika »