Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Desember 04, 2024, 06:51:15 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 43
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 34
Total: 34

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Pemanasan Global

Bila alam sudah murka terhadap manusia maka bersiap-siaplah menuai berbagai bencana. Dalam berbagai lini kehidupan manusia dapat kita rasakan secara nyata sekarang ini dampak yang ditimbulkan oleh terjadinya <a href="http://www.forumsains.com/index.php/topic,309.0.html"><strong>Pemanasan Global</strong></a> akibat Efek Rumah Kaca yang pada akhirnya menyebabkan perubahan iklim secara global. Fenomena ini, yang dipopulerkan oleh kaum intelektual dan pers, sebetulnya sudah menunjukkan gejalanya semenjak menginjak era millennium. Momentum awalnya mungkin dapat kita saksikan pada beberapa dekade sebelumnya pada saat revolusi industri sedang gencar-gencarnya seraya dengan makin cepatnya tingkat perkembangan ilmu pengetahuan saat itu. Sungguh sangat disayangkan dan disesalkan bila kemapanan dalam bidang sains justru merusak bumi yang menjadi pijakan manusia selama ini dan bukannya makin menjaga kelestariannya. Bukankah bumi ini diwariskan kepada kita untuk menjaga dan melestarikannya, bukan malah mengeksplotasinya seenak hati tanpa memikirkan dampak negatif yang akan terjadi. Lantas, bagaimana sikap kita dalam mengatasi konflik global yang berkepanjangan ini ? Seberapa besar ancaman yang kita hadapi baik untuk saat ini maupun nantinya?<br /> <br /> <span style="font-weight: bold;">Pemanasan global</span> (<span style="font-style: italic;">global warming</span>) sebagai bentuk ketidakseimbangan ekosistem bumi merupakan kondisi meningkatnya suhu rata-rata global permukaan bumi yang terjadi akibat meningkatnya emisi Gas Rumah Kaca (karbondioksida, metana, dinitro oksida, hidrofluorokarbon, perfluorokarbon, sulfur heksafluorida) di atmosfer. Emisi ini dihasilkan terutama dari pembakaran bahan-bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) serta penggundulan dan pembakaran hutan. <span style="font-weight: bold;">Efek Rumah Kaca</span> sebagai suatu bentuk sistem ekosistem di bumi justru sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup di bumi. Tanpanya bumi akan menjadi lebih dingin. Akan tetapi, sistem tersebut akan bersifat merusak jika berlebihan dalam artian Efek Rumah Kaca telah menghasilkan sejumlah panas yang berlebih dibandingkan dengan kondisi normalnya.<br /> <br /> Pemanasan global memicu terjadinya sejumlah konsekuensi yang merugikan baik terhadap lingkungan maupun setiap bidang kehidupan manusia. Beberapa di antaranya adalah :<br /> &bull; Naiknya permukaan air laut global disebabkan oleh mencairnya es di kutub utara dan selatan. Hal ini dapat mengakibatkan sejumlah pulau-pulau kecil tenggelam dan mengancam kehidupan sosal-ekonomi masyarakat pesisir.<br /> &bull; Meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim.<br /> &bull; Punahnya berbagai jenis fauna.<br /> &bull; Migrasi sejumlah hewan untuk menemukan habitat baru yang sesuai.<br /> &bull; Meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir.<br /> &bull; Ketinggian gunung-gunung tinggi berkurang akibat mencairnya es pada puncaknya.<br /> &bull; Terjadinya perubahan arus laut .<br /> &bull; Meluasnya berbagai penyakit tropis ke daerah-daerah baru.<br /> <br /> Pergeseran iklim yang terjadi di Indonesia, seharusnya bulan September sudah memasuki musim penghujan bergeser ke bulan November, merupakan salah satu bukti makin seriusnya dampak yang disebabkan oleh pemanasan global. Belum lagi kenaikan permukaan laut Indonesia sebesar 0,8 cm per tahun merupakan ancaman bagi pulau-pulau kecil di nusantara. Telah diberitakan pula bahwa sebuah danau di Cile tiba-tiba hilang akibat melelehnya dinding es yang menjadi pembendung danau. Para pakar menyatakan setelah melakukan inspeksi bahwa hal ini disebabkan oleh pemanasan global. Kasus-kasus di atas hanyalah sebagian kecil dari sejumlah kasus yang ada. Pada intinya, pemanasan global memberikan nuansa baru yang mengerikan bagi kehidupan manusia di masa sekarang terlebih lagi untuk jangka waktu ke depannya bila tidak segera diatasi sedini mungkin. Oleh karena itu, walaupun boleh dikata sudah terlambat, sepatutnya kita membuat langkah-langkah strategis dalam mengatasi persoalan ini.<br /> <br /> <span style="font-weight: bold;">Protokol Kyoto</span><br /> Menanggapi fenomena yang terjadi sebagian besar negara di dunia sepakat untuk mengambil langkah-langkah serius dalam menstabilkan emisi Gas Rumah Kaca, terutama karbondioksida. Sebagai langkah awal disusunlah <span style="font-style: italic;">Framework Convention on Climate Change</span> pada tahun 1992 di Rio de Janeiro, Brazil, yang ditandatangani oleh 167 negara. Kerangka konvensi bertujuan agar negara-negara industri mengurangi emisi karbondioksida mereka. Walaupun hasil akhirnya hanya sedikit yang memenuhi target. Berselang 5 tahun kemudian tepatnya pada bulan Desember 1997 sebanyak 160 negara mengadakan pertemuan untuk merumuskan perjanjian yang lebih mengikat secara internasional sebagai tindak lanjut dari beberapa kesepakatan sebelumnya. Perjanjian tersebut dikenal dengan nama <span style="font-weight: bold;">Protokol Kyoto</span>, dinamakan demikian karena perjanjian ini dibentuk di Kyoto, Jepang. Jangka waktu penandatanganan persetujuan tersebut adalah satu tahun yang dimulai pada tanggal 16 Maret 1998 hingga 15 Maret 1999.<br /> <br /> Protokol ini mengharuskan negara-negara industri untuk menurunkan emisinya sebesar 5,2 persen di bawah tingkat emisi tahun 1990 dengan target waktu hingga 2012 dan baru memperoleh kekuatan hukumnya secara internasional pada tanggal 16 Februari 2005. Hingga 23 Oktober 2007 sudah 179 negara yang meratifikasi Protokol Kyoto tersebut. Kemudian pada tanggal 3-14 Desember 2007 di Bali diselenggarakanlah Konvensi Tingkat Tinggi yang digelar oleh UNFCCC (<span style="font-style: italic;">United Nations Framework Convention on Climate Change</span>) dan dihadiri hampir 10 ribu orang dari 185 negara. Melalui pertemuan tersebut diharapkan dapat mengevaluasi hasil kinerja dari Protokol Kyoto yang dibuat sebagai bukti komitmen negara-negara sedunia dalam mengurangi emisi Gas Rumah Kaca demi menanggulangi permasalahan <a href="http://www.forumsains.com/index.php/topic,309.0.html"><strong>Pemanasan Global</strong></a> yang terjadi saat ini.<br /> <br /> <span style="font-style: italic;">*Diolah dari berbagai sumber</span>

Share on Facebook!Share on Twitter!Reddit

Comments: 17 *

1) Re: Pemanasan Global
Comment by Mega silvia pada Juni 15, 2008, 04:02:52 PM

TOLONG ADMIN KIRIMIN ALAMAT EMAIL PENULIS DAN ARTIKELNYA KE ALAMT EMAIL SAYA
2) Re: Pemanasan Global
Comment by Mega silvia pada Juni 15, 2008, 04:09:08 PM

kirim artikelnya ke alamat saya
sekalin dengan alamat penulis nya
trimmmzzzz
secepatnya
3) Re: Pemanasan Global
Comment by ali_ihsan pada Juni 17, 2008, 01:44:00 PM

saya rasa pendapat-pendapat tentang pemanasan global sudah banyak bermunculan,
tapi saya masih belum lihat realisasi dari pemikiran atau pendapat tersebut. trims
4) Re: Pemanasan Global
Comment by Munawir pada Juni 20, 2008, 07:32:47 AM

Mungkin ada yang punya gambarnya secara detail?
5) Re: Pemanasan Global
Comment by dwi qomarudin pada Agustus 13, 2008, 11:48:49 AM

TOLONG KIRIMIN ALAMAT EMAIL PENULIS DAN ARTIKELNYA KE ALAMT EMAIL SAYA.
6) Re: Pemanasan Global
Comment by The Houw Liong pada Januari 12, 2009, 06:41:47 PM

Masih banyak ilmuwan yang tidak setuju dengan hasil prediksi model iklim IPCC.
7) Re: Pemanasan Global
Comment by prince arthas pada April 05, 2009, 05:00:13 AM

sebetulnya efek rumah kaca itu sendiri seperti apasih, apa karena konsentrasi dari karbondioksida dalam intensitas yang banyak menyelimuti bumi pada atmosfer ? sehingga atmosfer akan lebih panas jika terkena sinar matahari, efeknya seperti perumpamaan jika kita berada didalam oven???

kasi....tau...dong....
8) Re: Pemanasan Global
Comment by faried pada Agustus 20, 2009, 09:15:50 AM

pemanasan global itu kan terjadi karena ulah kita sendiri. contohnya saja program pelebaran jalan yang sekarang ini dilakukan. toh! mereka ramai-ramai menebang pohon. bukannya menanam pohon.
9) Re: Pemanasan Global
Comment by Didi Rochadi pada Desember 12, 2009, 03:22:01 AM

Teori pemanasan global harus juga dipadukan dengan teori keseimbangan, kalau kita lihat sejarah bumi, bahwa di bumi pernah terjadi pemanasan global yang lebih parah dari saat ini anatra lain terjadinya letusan gunung-gunung purba , zaman es , serangan meteorit besar besaran ke dunia. Dengan teori keseimbangan ini penanggulangan pemanasan global bisa lebih ekonomis. Untuk para pengamat lingkungan dan pakar iklim berikan informasi lebih banyak pada teori ini.
10) Re: Pemanasan Global
Comment by Didi Rochadi pada Desember 12, 2009, 03:27:25 AM

Pada zaman es efek rumah kaca kurang mencukupi, sehingga terjadi pendinginan di bumi. Pada letusan gunung purba terjadi pemanasan global karena efek rumah kaca yang berlebih, namun dunia mempunyai keseimbangan walaupun perlu waktu cukup lama.
11) Re: Pemanasan Global
Comment by Didi Rochadi pada Desember 28, 2009, 04:15:46 PM

Efek dari " matahari  tenang" dan "matahari aktif", dimana ada pusaran pada inti matahari yang mengakibatkan peningkatan temperatur atau berkurangnya temperatur yang berpengaruh di Bumi, ini juga menyebabkan pemanasan global dan ini terjadi pula dalam sejarah bumi, jadi para ahli matahari dan ahli pemanasan bumi dan model sejarah iklim bumu harus bekerja sama hingga dapat efektif dalam pendanaan.
12) Re: Pemanasan Global
Comment by Didi Rochadi pada Maret 17, 2010, 03:51:27 PM

Kita harus memahami teori pemanasan global lain : siklus matahari, teori badai matahari , teori matahari tenang, teori matahari aktif, teori sejarha bumi antara lain:
Badai matahari
Berdasar penelitian National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), yang disponsori lembaga antasariksa Amerika Serikat, NASA, badai matahari terjadi ketika muncul flare atau ledakan besar di atmosfer matahari dengan daya supertinggi.

Badai matahari bisa menyebabkan lonjatan tenaga lisrik hingga miliaran watt. Bila sampai ke bumi, pancarannya akan mempengaruhi medan magnet bumi yang selanjutnya berdampak pada sistem satelit, listrik, dan frekuensi radio. Bumi terancam kehilangan daya listrik.

Badai matahari merupakan siklus biasa yang terjadi setiap 11 tahun. Namun, siklus itu diperkirakan akan mencapai puncaknya pada 2012-2013. Badai matahari pernah melanda bumi pada 1 September 1859. Namun, kala itu tak terlalu berdampak karena kehidupan di masa itu belum ditopang listrik.

Berdasar prediksi tersebut, sejumlah badan antariksa telah berupaya menyiapkan sejumlah strategi menghadapi badai matahari. Strategi untuk mengantisipasi hilangnya daya listrik, satelit, dan frekuensi radio yang menopang kehidupan masyarakat modern masa kini.
Badai matahari berpengaruh terhadap cuaca , iklim dan pemanasan global yang bila dibandingan  dengan pemanansan global akibat pengaruh karbon tidak dapat dibandingkan
Cuaca ekstrem di lintang utara, antara lain, Eropa dan Amerika bagian utara yang terjadi beberapa hari terakhir ini terkait dengan kondisi "Matahari tenang" yang berkepanjangan. Selain itu, disebabkan oleh perubahan iklim global.
Hal ini dijelaskan Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin, Rabu (23/12/2009) di Jakarta.
Thomas mencatat beberapa musim dingin yang minim salju terkait dengan kondisi Matahari aktif dan sebaliknya musim dingin bersuhu ekstrem di Bumi terkait dengan Matahari tenang, yaitu sedikit hingga tanpa adanya bintik Matahari.
Menurut pemantauan Clara Yono Yatini, Kepala Bidang Matahari dan Antariksa Lapan, penurunan kejadian bintik Matahari mulai terlihat sejak 2000.
Bintik hitam yang tampak di permukaan Matahari melalui teropong dilihat dari sisi samping menyerupai tonggak-tonggak yang muncul dari permukaan Matahari. Tonggak itu terbentuk dari aktivitas massa magnet yang terpelintir atau berpusar di perut Matahari hingga menembus permukaan.
Bintik hitam Matahari itu berdiameter sekitar 32.000 kilometer atau 2,5 kali diameter rata-rata Bumi. Akibat munculnya bintik Matahari, suhu gas di fotosfer dan kromosfer di atasnya dapat naik sekitar 800 derajat celsius dari normal. Hal itu mengakibatkan gas ini memancarkan sinar lebih besar dibandingkan gas di sekelilingnya.
Di atas bintik Matahari, yaitu di daerah kromosfer dan korona juga dapat terjadi badai Matahari dan ledakan cahaya yang disebut flare.
13) Re: Pemanasan Global
Comment by Zaejunk fox pada Maret 25, 2010, 10:24:27 AM

pemanasan global apa bisa di hentikan??
14) Re: Pemanasan Global
Comment by dony19 pada Mei 07, 2010, 10:59:21 AM

menanam pohon sebanyak mungkin dan mengurangi polusi dari penggunaan kendaraan bermotor dapat meminimalirkan dampak global warming...lingkungan menjadi nyaman...bukankah kalo banyak pohon itu jadi sejuk, fresh, menyehatkan dan enjoyyyy...
15) Re: Pemanasan Global
Comment by dony19 pada Mei 07, 2010, 01:03:34 PM

JUGA HARUS KESADARAN DARI PRIBADI MASING-MASING UNTUK MELESTARIKAN LINGKUNGAN MINIMAL TAHU DAN MULAI BERGERAK...CONTOHNYA DENGAN MENJAGA KEBERSIHAN DAN MENGURANGI PENGGUNAAN PLASTIK....
16) Re: Pemanasan Global
Comment by danrhama andan pada Agustus 23, 2010, 03:10:12 AM

horeeee!! bumi bakal meledak!! hihihi... (just kidding)
sebelum tenggelam bumi akan meledak! sejak tahun 2007 ilmuan telah menemukan gelembung2 gas metan di hampir seluruh antartika. gelebung gas metan tersebut keluar akibat dari mencairnya es. karna sebelumnya gas metan tersebut terperangkap dikerak bumi yang diselimuti es. kini es telah mencair, dan jumlah gas metan yang terlepas ke atmosfir bumi sungguh sangat menghawatirkan. bahkan para imuwan berpendapat bahwa sumbangan rusaknya ozon dari karbondioksida industri dan emisi gas buang kendaraan sangat kecil sekali. dibadingan dengan gas metan yang terlepas di antartika dan sekitarnya.gas metan yang terkonsentrasi di atsmosfir menjadi penyumbang terbesar rusaknya ozon. jika bumi memanas 1 - 2 drajat saja BUUUUM! bumi akan meledak!! bola api besar akan berputar putar diatas angkasa bumi! dan itu pernah terjadi. beberapa ilmuwan berpendapat itu merupakan siklus. baca deh di www.pemanasanglobal.net  di tajuk saving the world.. okeh
17) Re: Pemanasan Global
Comment by Mat Dillom pada Desember 12, 2010, 05:07:17 PM

Para pendukung pemanasan global akhirnya terungkap kebohongannya oleh wikileaks :D.
You don't have permission to comment, or comments have been turned off for this article.

Articles dalam « Teknik Lingkungan »