-
Portable STATA 18 MP Crack Full Version
oleh olhdtsmg2
[Hari Ini jam 11:28:04 AM] -
Partial least squares structural equation modelling...
oleh olhdtsmg2
[Juni 01, 2023, 10:13:59 AM] -
Slacks based Measure of Efficiency in Stata Use sbmeff...
oleh olhdtsmg2
[Mei 28, 2023, 11:32:27 PM] -
Heterogeneous difference in differences for panel data...
oleh olhdtsmg2
[Mei 25, 2023, 12:01:43 PM] -
Re:Bagaimana bisa gelombang gravitasi baru sampai di...
oleh superstring39
[Mei 11, 2023, 01:56:24 PM]
Anggota
Total Anggota: 27,071
Latest: Keithgoaxy
Stats
Total Tulisan: 139,645
Total Topik: 10,397
Online today: 106
Online ever: 1,582
- (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online



MUNGKIN tidak ada objek astronomi yang sepopuler lubang hitam (black hole). Di dalam arena diskusi dengan masyarakat luas di setiap kesempatan, pertanyaan mengenai objek eksotik yang satu ini seakan tidak pernah lupa untuk dilontarkan. Siapa sangka, istilah yang pertama kali diberikan oleh John Archibald Wheeler pada 1969 sebagai ganti nama yang terlalu panjang, yaitu completely gravitational collapsed stars, ini menjadi sedemikian akrab di kalangan awam sekalipun?
Konsep lubang hitam pertama kali diajukan oleh seorang matematikawan-astronom berkebangsaan Jerman, Karl Schwarzschild, pada tahun 1916 sebagai solusi eksak dari persamaan medan Einstein (Relativitas Umum). Penyelesaian berupa persamaan diferensial orde dua nonlinear--yang dihasilkan Schwarzschild hanya dengan bantuan pensil dan kertas kala itu--sangat memikat Einstein. Pasalnya, relativitas umum yang bentuk finalnya telah dipaparkan Einstein di Akademi Prusia pada 25 November 1915, oleh penemunya sendiri "hanya" berhasil dipecahkan dengan penyelesaian pendekatan. Bahkan dalam perkiraan Einstein, tidak akan mungkin menemukan solusi eksak dari persamaan medan temuannya tersebut.
Istilah lubang hitam sendiri menggambarkan kondisi kelengkungan ruang-waktu di sekitar benda bermassa dengan medan gravitasi yang sangat kuat. Menurut teori relativitas umum, kehadiran massa akan mendistorsi ruang dan waktu. Dalam bahasa yang sederhana, kehadiran massa akan melengkungkan ruang dan waktu di sekitarnya. Ilustrasi yang umum digunakan untuk mensimulasikan kelengkungan ruang di sekitar benda bermassa dalam relativitas umum adalah dengan menggunakan lembaran karet sangat elastis untuk mendeskripsikan ruang 3 dimensi ke dalam ruang 2 dimensi.
Bila kita mencoba menggelindingkan sebuah bola pingpong di atas hamparan lembaran karet tersebut, bola akan bergerak lurus dengan hanya memberi sedikit tekanan pada lembaran karet. Sebaliknya, bila kita letakkan bola biliar yang massanya lebih besar (masif) dibandingkan bola pingpong, akan kita dapati lembaran karet melengkung dengan cekungan di pusat yang ditempati oleh bola biliar tersebut. Semakin masif bola yang kita gunakan, akan semakin besar tekanan yang diberikan dan semakin dalam pula cekungan pusat yang dihasilkan pada lembaran karet.
Sudah menjadi pengetahuan publik bila gerak Bumi dan planet-planet lain dalam tata surya mengorbit Matahari sebagai buah kerja dari gaya gravitasi, sebagaimana yang telah dibuktikan oleh Isaac Newton pada tahun 1687 dalam Principia Mathematica-nya. Melalui persamaan matematika yang menjelaskan hubungan antara kelengkungan ruang dan distribusi massa di dalamnya, Einstein ingin memberikan gambaran tentang gravitasi yang berbeda dengan pendahulunya tersebut. Bila sekarang kita menggulirkan bola yang lebih ringan di sekitar bola yang masif pada lembaran karet di atas, kita menjumpai bahwa bola yang ringan tidak lagi mengikuti lintasan lurus sebagaimana yang seharusnya, melainkan mengikuti kelengkungan ruang yang terbentuk di sekitar bola yang lebih masif. Cekungan yang dibentuk telah berhasil "menangkap" benda bergerak lainnya sehingga mengorbit benda pusat yang lebih masif tersebut. Inilah deskripsi yang sama sekali baru tentang penjelasan gerak mengorbitnya planet-planet di sekitar Matahari a la relativitas umum. Dalam kasus lain bila benda bergerak menuju ke pusat cekungan, benda tersebut tentu akan tertarik ke arah benda pusat. Ini juga memberi penjelasan tentang fenomena jatuhnya meteoroid ke Matahari, Bumi, atau planet-planet lainnya.
Radius kritis
Melalui persamaan matematisnya yang berlaku untuk sembarang benda berbentuk bola sebagai solusi eksak atas persamaan medan Einstein, Schwarzschild menemukan bahwa terdapat suatu kondisi kritis yang hanya bergantung pada massa benda tersebut. Bila jari-jari benda tersebut (bintang misalnya) mencapai suatu harga tertentu, ternyata kelengkungan ruang-waktu menjadi sedemikian besarnya sehingga tak ada satupun yang dapat lepas dari permukaan benda tersebut, tak terkecuali cahaya yang memiliki kelajuan 300.000 kilometer per detik! Jari-jari kritis tersebut sekarang disebut Jari-jari Schwarzschild, sementara bintang masif yang mengalami keruntuhan gravitasi sempurna seperti itu, untuk pertama kalinya dikenal dengan istilah lubang hitam dalam pertemuan fisika ruang angkasa di New York pada tahun 1969.
Untuk menjadi lubang hitam, menurut persamaan Schwarzschild, Matahari kita yang berjari-jari sekira 700.000 kilometer harus dimampatkan hingga berjari-jari hanya 3 kilometer saja. Sayangnya, bagi banyak ilmuwan kala itu, hasil yang diperoleh Schwarzschild dipandang tidak lebih sebagai sebuah permainan matematis tanpa kehadiran makna fisis. Einstein termasuk yang beranggapan demikian. Akan terbukti belakangan, keadaan ekstrem yang ditunjukkan oleh persamaan Schwarzschild sekaligus model yang diajukan fisikawan Amerika Robert Oppenheimer beserta mahasiswanya, Hartland Snyder, pada 1939 yang berangkat dari perhitungan Schwarzschild berhasil ditunjukkan dalam sebuah simulasi komputer.
Kelahiran lubang hitam
Bagaimana proses fisika hingga terbentuknya lubang hitam? Bagi mahasiswa tingkat sarjana di Departemen Astronomi, mereka mempelajari topik ini di dalam perkuliahan evolusi Bintang. Waktu yang diperlukan kumpulan materi antarbintang (sebagian besar hidrogen) hingga menjadi "bintang baru" yang disebut sebagai bintang deret utama (main sequence star), bergantung pada massa cikal bakal bintang tersebut. Makin besar massanya, makin singkat pula waktu yang diperlukan untuk menjadi bintang deret utama. Energi yang dimiliki "calon" bintang ini semata-mata berasal dari pengerutan gravitasi. Karena pengerutan gravitasi inilah temperatur di pusat bakal bintang menjadi meninggi.
Dari mana bintang-bintang mendapatkan energi untuk menghasilkan kalor dan radiasi, pertama kali dipaparkan oleh astronom Inggris Sir Arthur Stanley Eddington. Sir Eddington juga yang pernah memimpin ekspedisi gerhana Matahari total ke Pulau Principe di lepas pantai Afrika pada 29 Mei 1919 untuk membuktikan ramalan teori relativitas umum tentang pembelokan cahaya bintang di dekat Matahari. Meskipun demikian, fisikawan nuklir Hans Bethe-lah yang pada tahun 1938 berhasil menjelaskan bahwa reaksi fusi nuklir (penggabungan inti-inti atom) di pusat bintang dapat menghasilkan energi yang besar. Pada temperatur puluhan juta Kelvin, inti-inti hidrogen (materi pembentuk bintang) mulai bereaksi membentuk inti helium. Energi yang dibangkitkan oleh reaksi nuklir ini membuat tekanan radiasi di dalam bintang dapat menahan pengerutan yang terjadi. Bintang pun kemudian berada dalam kesetimbangan hidrostatik dan akan bersinar terang dalam waktu jutaan bahkan milyaran tahun ke depan bergantung pada massa awal yang dimilikinya.
Semakin besar massa awal bintang, semakin cepat laju pembangkitan energinya sehingga semakin singkat pula waktu yang diperlukan untuk menghabiskan pasokan bahan bakar nuklirnya. Manakala bahan bakar tersebut habis, tidak akan ada lagi yang mengimbangi gravitasi, sehingga bintang pun mengalami keruntuhan kembali.
Nasib akhir sebuah bintang ditentukan oleh kandungan massa awalnya. Artinya, tidak semua bintang akan mengakhiri hidupnya sebagai lubang hitam. Untuk bintang-bintang seukuran massa Matahari kita, paling jauh akan menjadi bintang katai putih (white dwarf) dengan jari-jari lebih kecil daripada semula, namun dengan kerapatan mencapai 100 hingga 1000 kilogram tiap centimeter kubiknya! Tekanan elektron terdegenerasi akan menahan keruntuhan lebih lanjut sehingga bintang kembali setimbang. Karena tidak ada lagi sumber energi di pusat bintang, bintang katai putih selanjutnya akan mendingin menjadi bintang katai gelap (black dwarf).
Untuk bintang-bintang dengan massa awal yang lebih besar, setelah bintang melontarkan bagian terluarnya akan tersisa bagian inti yang mampat. Jika massa inti yang tersisa tersebut lebih besar daripada 1,4 kali massa Matahari (massa Matahari: 2x10 pangkat 30 kilogram), gravitasi akan mampu mengatasi tekanan elektron dan lebih lanjut memampatkan bintang hingga memaksa elektron bergabung dengan inti atom (proton) membentuk netron. Bila massa yang dihasilkan ini kurang dari 3 kali massa Matahari, tekanan netron akan menghentikan pengerutan untuk menghasilkan bintang netron yang stabil dengan jari-jari hanya belasan kilometer saja. Sebaliknya, bila massa yang dihasilkan pasca ledakan bintang lebih dari 3 kali massa Matahari, tidak ada yang bisa menahan pengerutan gravitasi. Bintang akan mengalami keruntuhan gravitasi sempurna membentuk objek yang kita kenal sebagai lubang hitam. Bila bintang katai putih dapat dideteksi secara fotografik dan bintang netron dengan teleskop radio, lubang hitam tidak akan pernah dapat kita lihat secara langsung!
Mengenali lubang hitam
Bila memang lubang hitam tidak akan pernah bisa kita lihat secara langsung, lantas bagaimana kita bisa meyakini keberadaannya? Untuk menjawab pertanyaan ini, John Wheeler sebagai tokoh yang mempopulerkan istilah lubang hitam, memiliki sebuah perumpamaan yang menarik. Bayangkan Anda berada di sebuah pesta dansa di mana para pria mengenakan tuksedo hitam sementara para wanita bergaun putih panjang. Mereka berdansa sambil berangkulan, dan karena redupnya penerangan di dalam ruangan, Anda hanya dapat melihat para wanita dalam balutan busana putih mereka. Nah, wanita itu ibarat bintang kasat mata sementara sang pria sebagai lubang hitamnya. Meskipun Anda tidak melihat pasangan prianya, dari gerakan wanita tersebut Anda dapat merasa yakin bahwa ada sesuatu yang menahannya untuk tetap berada dalam "orbit dansa".
Demikianlah para astronom dalam mengenali keberadaan sebuah lubang hitam. Mereka menggunakan metode tak langsung melalui pengamatan bintang ganda yang beranggotakan bintang kasat mata dan sebuah objek tak tampak. Beruntung, semesta menyediakan sampel bintang ganda dalam jumlah yang melimpah. Kenyataan ini bukanlah sesuatu yang mengherankan, sebab bintang-bintang memang terbentuk dalam kelompok. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa di galaksi kita, Bima Sakti, terdapat banyak bintang yang merupakan anggota suatu gugus bintang ataupun asosiasi.
Telah disebutkan di atas bahwa medan gravitasi lubang hitam sangat kuat, jauh lebih kuat daripada bintang kompak lainnya seperti bintang “katai putih” maupun bintang netron. Dalam sebuah sistem bintang ganda berdekatan, objek yang lebih masif dapat menarik materi dari bintang pasangannya. Demikian pula dengan lubang hitam. lubang hitam menarik materi dari bintang pasangan dan membentuk cakram akresi di sekitarnya (bayangkan sebuah donat yang pipih bentuknya). Bagian dalam dari cakram yang bergerak dengan kelajuan mendekati kelajuan cahaya, akan melepaskan energi potensial gravitasinya ketika jatuh ke dalam lubang hitam. Energi yang sedemikian besar diubah menjadi kalor yang akan memanaskan molekul-molekul gas hingga akhirnya terpancar sinar-X dari cakram akresi tersebut. Sinar-X yang dihasilkan inilah yang digunakan oleh para astronom untuk mencurigai keberadaan sebuah lubang hitam dalam suatu sistem bintang ganda. Untuk lebih meyakinkan bahwa bintang kompak tersebut benar-benar lubang hitam alih-alih bintang “katai putih” ataupun bintang netron, astronom menaksir massa objek tersebut dengan perangkat matematika yang disebut fungsi massa. Bila diperoleh massa bintang kompak lebih dari 3 kali massa Matahari, besar kemungkinan objek tersebut adalah lubang hitam.
disadur dari www.fisikanet.lipi.go.id
Sumber : Pikiran Rakyat (6 Oktober 2005)
dari teori2 dan hasil utak-atik matematika, yah seperti di artikel atas tuh..
nah,istilahnya cahaya aja gak bisa keluar,kita yang nyusup ke dalam aja gak bakal bisa keluar....hehe...
tapi setelah banyak membaca referensi seperti Fisika Star Trek dan Riwayat Sang Kala juga setelah rajin browsing di wikipedia,saya sekarang malah penasaran sma kebalikannya black hole.....alias white hole dan wormhole...
whitehole adalah kebalikan waktu dari black hole..kira-kira sampe situ aja yang aku tau....kalo balck g\hole itu nonjol ke bawah,white hole justru nonjol ke atas...nah,karena kita sibuk nyari black hole(yang sebenernya bernama Cygnus X-1 kalo gak salah), white hole-nya gak dicari....
kalo wormhole itu lobang....bayangin aja ujungnya whitehole ma blackhole jadi satu kan mirip terowongan tuh..hebatnya akan membingungkan wormhole itu menuju kemana kalo bolong dan tidak ada singularitasnya..dengan wormhole inilah,kita berandai-andai tentang mesin waktu...karena kelengkungan ruang-waktu begitu besar hingga banyak perbedaan waktunya toh....tapi wormhole sangat tidak stabil..kalo misalnya kita coba jalan disitu...sebelum nyampe tujuan..wormhole udah keburu nutup dan kitanya yang mati keimpit medan gravitasi...
hehe,begitu aja yang aku kasih tau....ini bukannya topik astrofisika ya??kan beda toh dengan astronomi??(berharap ada guru dari gonz yang mendaftar dan menanggapi)
klau uda masuk terus nembus dmn ?
Aih saya tercengang-cengang dengan komennya lovianettesherry_gonz, serasa nonton film ttg mesin waktu, tapi bisa jadi begitu..blackhole sebetulnya fungsinya apa seeh???
black hole tuh fungsinya buat ngebersihin debu bintang yang meledak..kan black hole terbentuk kalo ada bintang diaatas ambang Chandrasekhar yang ancur...kan meleduk tuh bagian luarnya jadi kotor dong,intinya mengerut jadi balck hole biar ngebersihin debu..ibarat vacuum cleaner gitu..hehe, bercanda kok,tolong jangan dianggap serius...
@Dark Plankton
Data juga sih perandaian kalo Black hole itu seperti kain bolong..tapi aku lebih suka kalo seandainya itu betulan bolong,para fisikawan menyebutkan sebagai singularitas dan akhir waktu(jangan tanya, sumpah ini kesukaannya Stephen Hawking)..hehe
@benybs
gak tau tuh ada beritanya kalo manusia masuk black hole..gue sih bisa aja ngayalin diri gue jatuh ke black..kan seru..hehe..tapi kalo nyatanya belom ada dan gue yakin, pasti gak bakalan ada yang mau jatoh ke dalam..secara kalo elo jatuh ke dalam..elo yang sebagai subjek kalimat akan menjadi objek kalimat..hehe,bercanda
@ravarafael
maksud kamu apa nih?kalo kamu tanya gimana cara ahli mengidentifikasikan black hole..caranya pake detektor gelombang sinar X. Gue gak tau pasti tapi ahli mengamati sistem bintang ganda. Jika diketemukan dalam suatu sistem bintang ganda, ada bintang yang materinya berpusing dan diisap oleh sesuatu yang tak kelihatan bisa jadi itu black hole, karena materi dari bintang itu berpusing, menimbulkan energi hingga muncul sinar X, kan sebelum masuk mereka harus kayak air yang dibuka sumbat wastafel itu lho...
maap jadi ngejunk deh
lama-lama bisa jadi gede???
kecepatannya semakin cepat atau berkurang?
pusat bimasakti black hole?
apakah mungkin seseorang yang masuk ke black hole dia akan memasuki dimensi lain?
Black hole adalah lubang yang hitam, or menurut bahasa fisikanya tidak ada yang dapat lolos dari Black hole, tetapi menurut Hawking, Black Hole ternyata tidak benar-benar hitam, karena masih ada yang bisa keluar dari Black Hole. So, penamaan Black Hole sebenarnya udah gak bener-bener tepat lagi. Apa ya nama yang paling tepatnya? Kalo namanya sepanjang nama aslinya yaitu completely gravitational collapsed stars rasanya gak begitu rame yach.
Ada yang mo kasi ide? Sapa tau bisa booming he he he
keluar angkasa yg mengakibatkan ukuran matahari kita membengkak berkali-kali lipat sehingga intensitas
cahaya matahari kita juga meningkat pula mengakibatkan planet disekitarnya akan menyerap panas yg
sudah tidak normal lagi jadinya mercurius, venus, bumi dll nya akan meleleh. gi cu... aku nonton VCD nya
loch... :-)
sebuah bintang yang supermasif, tak berdimensi, dengan massa yang yang sangat luar biasa besar, bahkan dapat dikatakan tak berhingga, sehingga termakan oleh gravitasinya sendiri, bahkan cahaya sekali pun tidak dapat melepaskan diri dari-nya. sehingga wajar sekali kalau Black Hole tidak dapat terlihat. Black Hole hanya ada dalam khayalan yang ilmiah, diperoleh melalui perhitungan matematis tingkat lanjut. sampai sekarang belum ada yang dapat membuktikan keberadaan Black Hole itu.
namun sangat diyakini bahwa benda langit semacam itu ada dalam jagat raya kita. jika kita melihat sebuah bintang bervolusi mengelilingi benda langit yang tak terlihat, maka kemungkinan besar yang dikelilingi oleh bintang itu adalah Black Hole.
alam semesta kita sangat luas, namun hanya 10% massanya saja yang dapat diamati, lantas kemanakah massa yang 90%-nya?? kemungkinan massa yang 90% adalah diisi oleh benda langit seperti Black Hole itu, atau mungkin Black Hole itu sendiri dengan jumlah yang sangat besar, karena memang, jagat raya ini sedang menuju pada kekacauan (entropi alam semesta), dan dimungkinkan Black Hole akan semakin bertambah.
Howking mengatakan bahwa Black Hole memancarkan radiasi, dan saatnya nanti Black Hole akan meledak. jika itu benar, apakah kita tidak bisa mengetahui keberadaan Black Hole (bahkan melihatnya) melalui radiasi yang dipancarkannya??
"Benarkah bhw Black Hole itu ada?"
Sulwan
apakah benar dengan ditemukannya teori mengenai black hole itu, maka ditemukan jugalah teori yang selama ini ingin dipecahkan oleh Einstein sendiri, yakni Teory of Everything, atau klo gak salah, nama lainnya teori Gravitasi kuantum ??
(Harap ditanggapi ya !)
ehhh ngomong2 kalo black hole itu terbentuk karena white dwarf yg menjadi black dwarf lalu karena gak bisa nahan gravitasinya sendiri, berarti permukaan black dwarf itu tiba2 bakal masuk kehisap gitu ke pusat black dwarf-nya??
klo pribadi menurut gue,black hole bisa dideteksi dengan 2 cara.pertama,ilmuwan biasanya mengamati sistem bintang ganda untuk mendeteksi black hole.materi dari satu bintang berputar dengan kecepatan tinggi sebelum diisap oleh si partner bintang yang ga kelihatan...materi yang berputar dengan kecepatan tinggi inilah meradiasikan sinar X singga bisa diamati...cara kedua,ya Hawking radiation tadi,hehe...
@abdur rahman
halo,aku cuma mau ngomentarin klo alam semesta itu 90 persennya gak mungkin terdiri dari black hole semua,haha,gila aja loe,udah kiamat dari kapan tau tuh,efek gravitasinyakan kuat banget...sebenarnya alam semesta kita 70% terdiri dari dark energy,25% dark matter,sisanya baru materi biasa...
Apakah stellar blackhole (blackhole yang terbentuk sebagai tahap evolusi bintang bermassa besar) atau supermassive blackhole (yang diasumsikan berada di pusat galaksi).
Menurut efek pasang surut (perbedaan besar gaya tarik gravitasi pada suatu benda), menurut perhitungan teoritis, maka stellar blackhole-lah yang dengan SEKETIKA mampu menghancur leburkan benda-benda. Kalau Supermassive blackhole memberikan efek pemuluran benda secara perlahan-lahan. Memang sih suatu saat benda yang dimulurkan akan hancur juga.
Satu lagi pertanyaan saya. Jika memang black hole itu memiliki gravitasi yang sangat kuat sampai cahaya tidak bisa lolos, bagaimana dengan radiasinya? Apakah ini berarti radiasi black hole itu memiliki kecepatan yang luar biasa?
Black hole itu kalau diibaratkan seperti vakum cleaner akan menyedot materi ke dalam dan pada saat yang bersamaan akan "menghembuskan" radiasi, radiasi yang dihasilkan dalam jumlah besar inilah yang digunakan peneliti untuk mengunkapkan eksistensi black hole
gk mungkin kan seorang ilmuan bisa mengatakan kekuatan nya sangat besar tanpa mengira2 kekuatan black hole itu sendiri ?!
sedangkan ilmuan sendiri sangat yakin akan kehebatan / kekuatan black hole !!
karena belom ada yg secara langsung melihat dengan mata kepala tp sudah menyimpulkannya eksis
walaupun saya msh krg paham soal blackhole namun saya tau sedikit karena membaca ini dan wiki..
dan apa dalam galaksi ini hanya ada satu blackhole atau banyak?
Mengenali blackhole (atau mengetahui keberadaan blackhole) kalau tidak salah sepeti sebuah paparan seorang fisikawan matematis (kurang tahu pasti namanya, Dennis Sciama, atau Roger Penrose ya?!)) yang mengatakan bahwa perumpamaan keberadaan blackhole itu begini : Jika ada sebuah bola gelap, yang didalamnya terdapat sekumpulan wanita bergaun putih dan lelaki yang bertuksedo hitam kelam dan hampir tak terlihat, kemudian mereka berdansa dengan berpasangan; kalian mungkin tak dapat melihat pasti dimana lelaki bertuksedo hitam itu tapi kalian dapat melihat keberadaannya dari pergerakan wanita-wanita yang berdansa berpasangan bersama mereka, Blackhole itu diibaratkan lelaki bertuksdo hitam, sedangkan bintang-bintang bercahaya di sekitarnya itu diibaratkan wanita-wanita berpakaian putih tadi.
Radiasi ya? Ini yang justru mau saya tanyakan... Mengenai radiasi yang dipancarkan blackhole (berlaku huk termodinamika kedua) atau entropi, ada nggak sih hubungannya dengan radiasi yang berhasil terdeteksi oleh Arno Penzias dan Robert Wilson (gelombang Microwave?) atau paling tidak, radiasinya bergelombang sama?
>>>> itu gimana??
da yg bisa bantuin enggk???
klo biusa tolong kirimin ke email Q y "putra_pratama91@ymail.com"
(masuk dan tidak keluar lagi)