Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Oktober 13, 2024, 11:22:35 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 63
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 27
Total: 27

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Gerakan Pemuda untuk Sains dan Dunia

<p class="MsoNormal" style="MARGIN: 8pt 0cm 7pt; FONT-FAMILY: Arial; TEXT-ALIGN: justify"><span lang="IN" style="FONT-SIZE: 11pt" book="" antiqua=""><font size="2">Posisi dan peran pemuda makin ramai dipropagandakan. Catatan-catatan prestasi yang mereka torehkan di masa silam pun dibuka, dirujuk, dan diwartakan kembali. Banyak yang mengabarkan bahwa perubahan mendasar selalu dimulai dari reaksi dan pengorbanan kaum muda idealis terhadap persoalan besar. Target yang disasar propaganda itu cukup jelas: meyakinkan dunia agar kesempatan dan kepercayaan dibuka lebar-lebar bagi darah-darah muda nan segar.<o:p></o:p></font></span></p> <div style="TEXT-ALIGN: justify"><font size="2"></font></div> <p class="MsoNormal" style="MARGIN: 8pt 0cm 7pt; FONT-FAMILY: Arial; TEXT-ALIGN: justify"><span lang="IN" style="FONT-SIZE: 11pt" book="" antiqua=""><font size="2">Sheila Kinkade dan Christina Macy menambah panjang daftar pendukung. Dalam <em>Our Time is Now: Young People Changing the World</em>, keduanya menubuatkan bahwa abad ke-21 bakal jadi milik kaum muda. Ini diisyaratkan dengan kian berpengaruhnya peran mereka dalam perubahan dunia. Melalui buku itu, diriwayatkan bagaimana puluhan anak muda di seluruh penjuru berhasil memperbaiki dan mengubah komunitasnya menjadi lebih baik, jauh melampaui apa yang bisa kaum tua lakukan.<o:p></o:p></font></span></p> <div style="TEXT-ALIGN: justify"><font size="2"></font></div> <p class="MsoNormal" style="MARGIN: 8pt 0cm 7pt; FONT-FAMILY: Arial; TEXT-ALIGN: justify"><span lang="IN" style="FONT-SIZE: 11pt" book="" antiqua=""><font size="2">Sebetulnya agenda peneguhan semacam itu tidak perlu benar. Para pemuda sudah mengubah dunia (setidaknya-tidaknya pernah). Bukan perubahan kecil yang serba tanggung, tapi perubahan berskala raksasa dan mendasar. Mereka tidak bergerak di arena yang pekat dengan atmosfer kegagahan. Mereka bergerak di ruang-ruang yang dingin dan senyap. Mereka ada di dunia yang kerap dilupakan oleh aura heroisme: dunia sains.</font></span></p> <div style="TEXT-ALIGN: justify"><font size="2"></font></div> <p class="MsoNormal" style="MARGIN: 8pt 0cm 7pt; FONT-FAMILY: Arial; TEXT-ALIGN: justify"><span lang="IN" style="FONT-SIZE: 11pt" book="" antiqua=""><o:p><font size="2"></font></o:p></span></p> <div style="TEXT-ALIGN: justify"><font size="2"></font></div> <p class="MsoNormal" style="MARGIN: 8pt 0cm 7pt; FONT-FAMILY: Arial; TEXT-ALIGN: justify"><strong><span lang="IN" style="FONT-SIZE: 11pt" book="" antiqua=""><font size="2">Yang Muda yang Mengubah Dunia<o:p></o:p></font></span></strong></p> <div style="TEXT-ALIGN: justify"><font size="2"></font></div> <p class="MsoNormal" style="MARGIN: 8pt 0cm 7pt; FONT-FAMILY: Arial; TEXT-ALIGN: justify"><span lang="IN" style="FONT-SIZE: 11pt" book="" antiqua=""><font size="2">Mari kita undur jarum waktu, dan telisik apa yang terjadi di Eropa pada 4,5 abad silam. Itu adalah era bersemainya fajar akalbudi. Dua buah risalah ilmiah diresmikan sebagai ikon lahirnya era baru tersebut, <em>On the Revolutions of the Celestial Spheres</em> (1543) karya Nicolaus Copernicus serta <em>On the Structure of the Human Body</em> (1543) karya Andreas Vesalius.<o:p></o:p></font></span></p> <div style="TEXT-ALIGN: justify"><font size="2"></font></div> <p class="MsoNormal" style="MARGIN: 8pt 0cm 7pt; FONT-FAMILY: Arial; TEXT-ALIGN: justify"><span lang="IN" style="FONT-SIZE: 11pt" book="" antiqua=""><font size="2">Ada dua hal yang istimewa di sana. Pertama, semangat modern telah lahir dan merevolusi model berpikir jumud ala Abad Pertengahan. Kedua, ini yang barangkali lebih mengejutkan, Vesalius menerbitkan <em>On the Structure</em> setebal tujuh volume saat berusia 29 tahun. Para pemuda Indonesia memang mampu meruntuhkan kolonialisme Belanda yang selama 3,5 abad telah membuat nusantara berkarat. Namun, lewat kajian rinci ihwal anatomi manusia, Vesalius sanggup merontokkan paradigma yang sudah mengurat-akar selama satu milenium lebih.<o:p></o:p></font></span></p> <div style="TEXT-ALIGN: justify"><font size="2"></font></div> <p class="MsoNormal" style="MARGIN: 8pt 0cm 7pt; FONT-FAMILY: Arial; TEXT-ALIGN: justify"><span lang="IN" style="FONT-SIZE: 11pt" book="" antiqua=""><font size="2">Seabad berikutnya, tepatnya pada 1667, ada seorang pemuda yang oleh Alfred North Whitehead ditabalkan sebagai lambang keberhasilan intelektual terbesar yang pernah dicapai umat manusia. Di usia yang ke-25, pemuda itu telah menelurkan gagasan-gagasan besar tentang bagaimana alam bekerja. Dialah pencetus kalkulus, teori optik, serta mahateori gerak dan gravitasi&mdash;meski karya monumentalnya <em>Mathematical Principles of Natural Philosophy</em> baru dipublikasikan pada 1687.<o:p></o:p></font></span></p> <div style="TEXT-ALIGN: justify"><font size="2"></font></div> <p class="MsoNormal" style="MARGIN: 8pt 0cm 7pt; FONT-FAMILY: Arial; TEXT-ALIGN: justify"><span lang="IN" style="FONT-SIZE: 11pt" book="" antiqua=""><font size="2">Pemuda itu adalah Isaac Newton. Dia telah membangun suatu visi dunia perihal alam material, di mana memungkinkan kita untuk menghitung perincian terkecil dari sebuah peristiwa tertentu. Konsepsinya telah menjelma menjadi sebuah karakter fundamental benda. Tanpa konsepsi itu, sains (dan pengetahuan berbasis akal lainnya sebagaimana yang kini kita kenal) muskil bisa tumbuh dan berkembang.<o:p></o:p></font></span></p> <div style="TEXT-ALIGN: justify"><font size="2"></font></div> <p class="MsoNormal" style="MARGIN: 8pt 0cm 7pt; FONT-FAMILY: Arial; TEXT-ALIGN: justify"><span lang="IN" style="FONT-SIZE: 11pt" book="" antiqua=""><font size="2">Para pemuda belum puas sampai di situ. Di sepanjang abad ke-20, kontribusi mereka bahkan kian meraksasa. Yang paling mentereng tentu saja Albert Einstein. Tiga gagasan revolusioner dia terbitkan pada usia 26, termasuk teori relativitas khusus yang tersohor itu. Serupa Newton, gagasan Einstein juga turut menyebar hingga ke ranah filsafat dan merombak tatanan berpikir manusia.<o:p></o:p></font></span></p> <div style="TEXT-ALIGN: justify"><font size="2"></font></div> <p class="MsoNormal" style="MARGIN: 8pt 0cm 7pt; FONT-FAMILY: Arial; TEXT-ALIGN: justify"><span lang="IN" style="FONT-SIZE: 11pt" book="" antiqua=""><font size="2">Selain Einstein, masih ada James Watson (25 tahun) yang menemukan struktur dan cara kerja DNA. Sementara di bidang fisika kuantum&mdash;ilmu yang juga demikian besar pengaruhnya bagi kebudayaan dunia&mdash;kita bisa temukan pula figur-figur muda macam Erwin Schrodinger (39 tahun), Louis de Broglie (31 tahun), Paul Dirac (26 tahun), Warner Heisenberg (24 tahun), dan Wolfgang Pauli (25 tahun). Untuk matematika, keperkasaan pemuda diwakili oleh John von Neumann (25 tahun) dan Kurt Godel (25 tahun).<o:p></o:p></font></span></p> <div style="TEXT-ALIGN: justify"><font size="2"></font></div> <p class="MsoNormal" style="MARGIN: 8pt 0cm 7pt; FONT-FAMILY: Arial; TEXT-ALIGN: justify"><span lang="IN" style="FONT-SIZE: 11pt" book="" antiqua=""><font size="2">Menilik betapa luar biasa temuan-temuan ilmiah yang dihasilkan, tak keliru jika dunia menahbiskan abad ke-20 sebagai abad ilmu pengetahuan. Dan sebagaimana telah diuraikan, tak sedikit di antaranya merupakan hasil jerih payah kaum muda. Kalau Sheila Kinkade dan Christina Macy baru meramalkan bahwa abad ke-21 bakal jadi milik pemuda, maka abad ke-20 justru sudah berada dalam genggaman mereka.</font></span></p> <div style="TEXT-ALIGN: justify"><font size="2"></font></div> <p class="MsoNormal" style="MARGIN: 8pt 0cm 7pt; FONT-FAMILY: Arial; TEXT-ALIGN: justify"><span lang="IN" style="FONT-SIZE: 11pt" book="" antiqua=""><o:p><font size="2"></font></o:p></span></p> <div style="TEXT-ALIGN: justify"><font size="2"></font></div> <p class="MsoNormal" style="MARGIN: 8pt 0cm 7pt; FONT-FAMILY: Arial; TEXT-ALIGN: justify"><font size="2"><strong><span lang="IN" style="FONT-SIZE: 11pt" book="" antiqua="">Sains dan Usia Muda</span></strong><span lang="IN" style="FONT-SIZE: 11pt" book="" antiqua=""><o:p></o:p></span></font></p> <div style="TEXT-ALIGN: justify"><font size="2"></font></div> <p class="MsoNormal" style="MARGIN: 8pt 0cm 7pt; FONT-FAMILY: Arial; TEXT-ALIGN: justify"><span lang="IN" style="FONT-SIZE: 11pt" book="" antiqua=""><font size="2">Sains dan usia muda agaknya menampakkan keterkaitan erat, meski untuk mengetahuinya secara presisi masih dibutuhkan banyak kajian terperinci. Hal itu khususnya terlihat jelas dalam bidang matematika. Bagi kebanyakan orang, 30 tahun adalah pemisah antara masa muda dan masa dewasa. Tetapi, para matematikawan cenderung memandangnya dengan agak berbeda. Bagi mereka, 30 tahun menandakan sesuatu yang jauh lebih suram.<o:p></o:p></font></span></p> <div style="TEXT-ALIGN: justify"><font size="2"></font></div> <p class="MsoNormal" style="MARGIN: 8pt 0cm 7pt; FONT-FAMILY: Arial; TEXT-ALIGN: justify"><span lang="IN" style="FONT-SIZE: 11pt" book="" antiqua=""><font size="2">Seorang matematikawan muda yang ambisius lazimnya memandang kalender dengan kekhawatiran dan kecemasan yang setara atau bahkan lebih besar ketimbang yang dirasakan oleh seorang model, aktor, atau olahragawan. Ini juga tak luput dari perhatian GH Hardy, yang lantas merekamnya dalam buku <em>The Mathematician&rsquo;s Apology</em> (1967). Di sana, dia menulis bahwa sepengetahuannya tak ada karya matematika kelas satu yang sanggup dihasilkan oleh matematikawan di atas umur 50 tahun.<o:p></o:p></font></span></p> <div style="TEXT-ALIGN: justify"><font size="2"></font></div> <p class="MsoNormal" style="MARGIN: 8pt 0cm 7pt; FONT-FAMILY: Arial; TEXT-ALIGN: justify"><span lang="IN" style="FONT-SIZE: 11pt" book="" antiqua=""><font size="2">Namun, sebagaimana kata matematikawan umumnya, kecemasan seputar usia tersebut paling parah terjadi saat menjelang 30 tahun. Karena itu, banyak yang menasihati agar para jenius pemula berusaha semaksimal mungkin sebelum berusia 30, apa pun hasilnya.<o:p></o:p></font></span></p> <div style="TEXT-ALIGN: justify"><font size="2"></font></div> <p class="MsoNormal" style="MARGIN: 8pt 0cm 7pt; FONT-FAMILY: Arial; TEXT-ALIGN: justify"><span lang="IN" style="FONT-SIZE: 11pt" book="" antiqua=""><font size="2">&ldquo;Saya cenderung berpendapat bahwa kita mencapai puncak sekitar 30-an. Saya tidak mengatakan Anda pasti demikian. Mudah-mudahan Anda tidak begitu. Tapi, menurut saya, selewat itu Anda tidak mungkin berprestasi lebih baik. Itu firasat saya,&rdquo; ujar matematikawan Paul Cohen. Nada serupa juga datang dari Von Neumann, yang biasa mengatakan bahwa kemampuan matematika utama menurun sejak sekitar umur 26. Setelah itu, sambungnya, matematikawan harus puas hanya dengan mengandalkan kecerdasan biasa yang sama sekali tidak istimewa.<o:p></o:p></font></span></p> <div style="TEXT-ALIGN: justify"><font size="2"></font></div> <p class="MsoNormal" style="MARGIN: 8pt 0cm 7pt; FONT-FAMILY: Arial; TEXT-ALIGN: justify"><span lang="IN" style="FONT-SIZE: 11pt" book="" antiqua=""><font size="2">Barangkali karena alasan itulah mengapa Anugerah Fields Medal&mdash;penghargaan tertinggi di bidang matematika yang sama prestisiusnya dengan Hadiah Nobel&mdash;hanya diperuntukkan bagi matematikawan yang berusia di bawah 40 tahun. Lewat anugerah yang dilangsungkan sekali dalam empat tahun, Fields Medal agaknya sengaja dirancang untuk menjunjung semangat para jenius belia agar segera menghasilkan karya-karya besar sebelum tertelan usia tua, usia yang memang sudah sulit untuk mengakomodasi kesegaran, kreativitas, dan orisinalitas pikiran.<o:p></o:p></font></span></p> <div style="TEXT-ALIGN: justify"><font size="2"></font></div> <p class="MsoNormal" style="MARGIN: 8pt 0cm 7pt; FONT-FAMILY: Arial; TEXT-ALIGN: justify"><span lang="IN" style="FONT-SIZE: 11pt" book="" antiqua=""><font size="2">Demikianlah, darah-darah muda telah menancapkan tiang-tiang utama bagi sains, yang lantas berdampak besar bagi pembentukan peradaban dunia. Walau banyak yang makin sinis terhadap cara berpikirnya yang dianggap kian merusak, namun sainslah yang sudah membuka jalan bagi ditemukannya penisilin dan dikirimnya manusia ke bulan. Dan atas kemajuan itu, kita mau tidak mau harus berterima kasih pada kaum muda.<o:p></o:p></font></span></p> <div style="TEXT-ALIGN: justify"><span lang="IN" style="FONT-SIZE: 11pt" book="" antiqua=""><font size="2"><span style="FONT-FAMILY: Arial">Sampai di sini, pertanyaan penting pantas kita ajukan kembali: masihkah dunia perlu diyakinkan lagi agar sudi membuka kesempatan seluas-luasnya kepada para pemuda? Jika masih kurang yakin juga, bersiaplah menyaksikan kembali aksi-aksi cemerlang di berbagai bidang yang bakal disajikan semangat-semangat muda berikutnya. Siapa tahu nubuat Sheila Kinkade dan Christina Macy benar-benar terwujud: abad ke-21 (lagi-lagi) sepenuhnya jadi m</span>ilik angkatan muda.</font></span></div>

Share on Facebook!Share on Twitter!Reddit

Comments: 1 *

1) Re: Gerakan Pemuda untuk Sains dan Dunia
Comment by yayan pada November 17, 2008, 10:37:56 PM

Satu alasan dari saya, yaitu bahwa saya dan kami sebagai pemuda mempunyai idealisme yang kuat dalam memegang teguh sebagai saintis dan tidak ingin keluar jalur sebagai saintis. Hal ini dilihat dari keadaan saya sebagai orang yang telah lu2s kuliah tetapi tidak ingin kerja diluar ilmu saya.
Pemuda mempunyai inovasi-inovasi terbaru dalam pemikiran, ya walaupun itu hanya sebatas dipemikiran atau imajenasi saja. Tetapi pada saat mereka sudah tua, mereka pasti memikirkan keadaan yang lain. Mungkin ini disebabkan mereka,pemuda,belum mempunyai beban hidup yang lain.
You don't have permission to comment, or comments have been turned off for this article.

Articles dalam « Umum »