-
Pembahasan Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) dan...
oleh mukidi
[Juni 26, 2022, 10:48:58 AM] -
KALKULUS: Dari Pola Perubahan Menjadi Teknologi Siap...
oleh mukidi
[Juni 09, 2022, 09:08:00 AM] -
Bagaimana Belajar Matematika dan Meningkatkan Pemahaman...
oleh mukidi
[Mei 28, 2022, 03:55:06 PM] -
Bagaimana berbohong menggunakan data dan statistik
oleh mukidi
[Mei 22, 2022, 11:15:54 AM] -
Introduction to Numbers
oleh mukidi
[Mei 20, 2022, 01:20:52 PM]
Anggota
Total Anggota: 26,754
Latest: sainsftw
Stats
Total Tulisan: 139,633
Total Topik: 10,390
Online today: 75
Online ever: 441
- (Desember 17, 2011, 09:48:51 AM)
Pengguna Online



Mei 03, 2009, 05:19:00 PM
Views: 16881
<div style="text-align: justify;">Kita tentunya sudah sering mendengar nama bunga bangkai, namun saya yakin masih banyak diantara anda yang belum pernah melihatnya, apalagi memakannya! Ya, dimakan! Yang akan kita bahas bukanlah bunga bangkai <span style="font-style: italic;">Rafflesia arnoldii</span> yang berbentuk ceper seperti piring dan endemik Bengkulu, melainkan bunga bangkai dari genus Amorphophallus yang bentuknya seperi corong yang menjulang ke atas. Nama genus Amorphophallus sendiri berasal dari dua kata Yunani <span style="font-style: italic;">amorphos</span> dan <span style="font-style: italic;">phallos</span>. Kata pertama berarti “tak berbentuk”, dan kata kedua artinya “penis”. Nama ini mengacu pada <span style="font-style: italic;">spadix</span> bunga bangkai yang dianggap mirip alat kelamin pria.<br />
<br />
Kingdom : Plantae<br />
(Informal) : Spermatophyta<br />
(Informal) : Monocotyledonae<br />
Divisio : Magnoliophyta<br />
Classis : Liliopsida<br />
Ordo : Alismatales<br />
Familia : Araceae<br />
Sub Familia: Aroideae<br />
Tribe : Thomsonieae<br />
Genus : Amorphophallus<br />
<br />
Jangan menyangka bahwa bunga bangkai adalah tumbuhan yang langka, nyatanya kita dapat membeli bunga bangkai di pasar Keputran. Jika sempat bermain ke pasar, tanyalah kepada penjual umbi-umbian nama <span style="font-style: italic;">suweg</span>, <span style="font-style: italic;">mbote</span>, atau <span style="font-style: italic;">iles-iles</span>. Itu adalah umbi bunga bangkai yang untuk mendapatkannya, kita cukup mengeluarkan Rp 1000,-. Iles-iles (<span style="font-style: italic;">Amorphophallus konjac</span>) dimanfaatkan untuk membuat konyaku (jelly asal Jepang) dan bahkan jika difermentasi akan menghasilkan minuman beralkohol yang harganya lumayan mahal. Jika punya sebotol Hennesy X.O (eXtra Old), anda akan melihat tulisan “cognac”. Itu mengacu pada <span style="font-style: italic;">A. konjac</span> yang merupakan bahan bakunya. Suweg (<span style="font-style: italic;">Amorphophallus paeoniifolius</span>) tidak kalah menariknya. Setelah diproses untuk menghilangkan getahnya yang gatal (karena mengandung kalsium oksalat / CaC2O4) dengan cara dicuci dengan air garam atau asam sitrat,direbus dan dibumbui, suweg sangatlah nikmat untuk dikonsumsi. Selain itu, suweg juga bisa dijadikan keripik dengan cara dipotong tipis-tipis, dijemur, dibumbui, lalu digoreng kering. Bahkan, bunga dari bunga bangkai ini juga bisa dikonsumsi dengan cara dipotong menjadi lembaran-lembaran seukuran telapak tangan, kemudian ditumis. Rasanya mirip sekali dengan jamur kuping.<br />
<br />
Jika berniat untuk menanam bunga bangkai di halaman rumah (jangan khawatir karena sebenarnya bunga bangkai tidak berbau busuk, hanya saja mirip terasi), siapkanlah gentong berdiameter 50 cm yang sudah diisi media berupa tanah yang porous (gembur). Campurkanlah pupuk NPK butiran sebanyak 3 atau 4 sendok makan ke dalam tanah dan aduk hingga rata. Kemudian, pilihlah umbi bunga bangkai yang ingin anda tanam, bisa berupa suweg atau mungkin bunga bangkai raksasa <span style="font-style: italic;">Amorphophallus titanium</span>. Tanam umbi sedalam 5-10 cm. Nantinya umbi akan mengeluarkan batang selama musim kemarau, dan jika persediaan makanan sudah mencukupi, niscaya ia akan berbunga pada musim penghujan. Jika cadangan makanan belum terpenuhi, ia akan mengumpulkan lagi pada musim kemarau berikutnya, dan seterusnya sampai memiliki cukup cadangan makanan untuk berbunga. Penulis sendiri telah mencoba menanam berbagai jenis bunga bangkai dan berhasil membungakan beberapa diantaranya, yakni <span style="font-style: italic;">A. gigas</span>, <span style="font-style: italic;">A. paeoniifolius</span>, <span style="font-style: italic;">A. konjac</span>, <span style="font-style: italic;">A. beccarii</span>, dan <span style="font-style: italic;">A. borneensis</span>.<br />
<br />
Selamat mencoba untuk menanam atau memakan bunga bangkai!<br />
</div>
Comments: 26
You don't have permission to comment, or comments have been turned off for this article.
jika boleh saya meminta kelanjutan dan gambar topik ini tolong dikirimkan ke email saya y.. saya suka bnget dg topik ini. dikampus saya memegang unit kerja mahasiswa di bidang pencinta alam. saya tgu y blsannya,, trims..
tidak merusak badan???
wouuu....
kirimin gambar bunga dong...
mau liat ne
jadi penasaran
@INDRIANI= binatang yang beetrbangan mati? ndak ah....
kalo rasanya enak bisa di jual di resto>>>.
di bikin menu makanan baru
bunganya tidak seperti bunga bangkai.
bisa buat orang gatel gatel ga?
hehehehe
Mohon informasinya.