-
Tutorial Memberikan Support Sesama Konten Kreator Facebook...
oleh olhdtsmg2
[September 14, 2023, 07:33:31 PM] -
Account Turnitin Student No Repository (Actived) Activation...
oleh olhdtsmg2
[Agustus 31, 2023, 10:05:47 PM] -
Hallo Salam Kenal
oleh kimmylie
[Agustus 18, 2023, 06:11:29 AM] -
Training Online Panel Data Regression Free With Stata,...
oleh olhdtsmg2
[Agustus 17, 2023, 11:42:56 AM] -
Workshop Panel Data Regression Free With Stata, Eviews,...
oleh olhdtsmg2
[Agustus 12, 2023, 09:48:10 AM]
Anggota
- Total Anggota: 27,918
- Latest: PatrickGet
Stats
- Total Tulisan: 139,653
- Total Topik: 10,405
- Online today: 43
- Online ever: 1,582
- (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Mei 12, 2009, 04:51:00 PM
Views: 25186
<div style="text-align: justify;">Ketika masih kanak-kanak, saya sering sekali mengkhayal setiap kali menonton <span style="font-style: italic;">The Lost World</span>, “Wah, seru sekali kalau punya dinosaurus peliharaan di rumah...”. Tentu saja anggota keluarga saya yang lain tertawa mendengar khayalan saya. “Maklum, anak-anak.”, mungkin begitu pikir mereka. Okelah, mungkin memang masih terlalu jauh untuk berpikir bagaimana cara membangunkan makhluk prasejarah itu. Untuk dinosaurus memang terlalu ekstrim, tapi ternyata cukup menjanjikan untuk banyak makhluk lain!<br />
<br />
Beberapa tahun terakhir ini, dunia biologi membuka harapan besar untuk menghidupkan kembali satwa-satwa yang telah punah setelah Teruhiko Wakayama, seorang profesor biologi asal Jepang berhasil membuat kloning dari seekor mencit yang telah beku selama dua dekade. Para ahli genetika dan biologi molekuler pun berusaha untuk melakukan terobosan yang lebih spektakuler lagi, yakni merancang kembali makhluk hidup yang telah punah dari muka bumi! Ya, mulai burung Dodo (<span style="font-style: italic;">Raphus cucullatus</span>) yang punah pada akhir abad ke-17, serigala Tasmania (<span style="font-style: italic;">Thylacinus cynocephalus</span>), Quagga (<span style="font-style: italic;">Equus quagga</span>) yang individu terakhirnya mati di kebun binatang Amsterdam tahun 1883, sampai beberapa subspesies dari harimau yang telah punah (<span style="font-style: italic;">Panthera tigris balica</span>, <span style="font-style: italic;">Panthera tigris sondaica</span>), bukan suatu hal yang mustahil lagi bahwa suatu saat nanti mereka akan kembali menjelajahi muka bumi ini. Para ilmuwan di San Diego, misalnya. Bermodal hanya sedikit jaringan yang diambil dari spesimen awetan banteng Jawa yang telah mati selama beberapa tahun, mereka berhasil mengisolasi DNA banteng Jawa tersebut dan memasukkannya ke sel telur sapi biasa. Hasilnya, dua ekor banteng Jawa dilahirkan dari rahim sapi biasa. Metode yang digunakan untuk hal itu adalah dengan meniru metode yang pertama kali dipakai untuk membuat domba kloning pertama, Dolly, yakni mengganti inti sel telur induk angkat dengan inti sel dari hewan yang hendak “dibangun”.<br />
<br />
National Geographic bulan Mei 2009 ini menyajikan berita yang cukup menarik mengenai usaha para ilmuwan untuk membangkitkan kembali mamooth (ex. <span style="font-style: italic;">Mammuthus primigenius</span>), sejenis gajah raksasa berbulu lebat yang pernah menguasai lingkaran kutub utara puluhan ribu tahun silam. Dengan ditemukannya spesimen utuh seekor bayi mamooth di Siberia dua tahun yang lalu, para ilmuwan berhasil memetakan lebih dari 70% genom mamooth yang merinci banyak hal dasar yang amat diperlukan untuk menghidupkan hewan kembali hewan purba itu. “Saya dulu tertawa mendengar Steven Spielberg (sutradara kawakan yang juga menangani pembuatan film <span style="font-style: italic;">The Lost World</span>) berkata bahwa kloning binatang yang sudah punah tak bisa dihindari. Tapi kini saya tak lagi tertawa, setidaknya menyangkut mamooth. Ini bakal terjadi. Tinggal detailnya saja,” ujar Hendrik Poinar, pakar DNA purbakala dari <span style="font-style: italic;">McMaster University</span>.<br />
<br />
Dalam kasus membangunkan kembali binatang purba itu, pertama-tama haruslah didapatkan urutan DNA yang lengkap dari hewan punah yang hendak dibuat kembali. Urutan DNA ini amat panjang, bisa jadi terdiri atas milyaran pasangan basa (purin – pirimidin). Selanjutnya, para ilmuwan perlu membuat peta dari genom hewan tersebut. Keseluruhan genom itu kemudian harus diurutkan ulang berkali-kali untuk membuang DNA asing yang bukan berasal dari spesies tersebut. Kemudian, barulah DNA tersebut dikemas dalam benuk kromosom. Setelah memperoleh kromosom yang dapat digunakan, dapatlah dibuat inti sel sintetis yang nantinya (seperti yang diceritakan tadi) akan diselipkan ke sel tanpa inti dari induk angkatnya. Induk angkat tersebut diusahakan berkerabat dekat dengan hewan rancangan tadi, satu genus, atau setidaknya satu famili.<br />
<br />
Untuk banyak spesies lain yang berlum terlampau jauh rentang waktu kepunahannya, hal itu jauh lebih mudah. Untuk serigala Tasmania, sejauh ini para ilmuwan telah berhasil membangun ulang sebagian besar dari DNA nya, terutama bagian yang membentuk bangun dasar tubuh. Dalam DNA berpenanda radioaktif yang disuntikkan ke tubuh beberapa hewan percobaan, terlihat bahwa DNA yang mengkode pembentukan tulang dan beberapa organ telah berhasil diisolasi. Karena itu, para ilmuwan terus mencari spesimen yang lebih utuh dan segar dari tiap-tiap hewan punah tersebut untuk membangun perpustakaan gen yang lebih lengkap. Pastilah, bicara soal menghidupkan lagi spesies yang telah punah dewasa ini tidak lagi dianggap <span style="font-style: italic;">science-fiction</span> belaka.<br />
<br />
Percayalah, keberhasilan membangkitkan kembali harimau Jawa, serigala Tasmania, burung Dodo, mamooth, bahkan dinosaurus(?) hanya tinggal menunggu waktu saja. Namun, letak permasalahannya bukanlah di situ, bukan soal teknologinya, tetapi lebih ke soal etis. Ketika kita berhasil mengklon hewan yang telah punah, kita akan mendapatkan hewan yang sebatang kara di kebun binatang, bukan di habitat aslinya yang memang sudah tidak ada. Perlu dipertimbangkan kembali baik dan buruknya membangunkan kembali spesies yang telah punah. Memang, keberhasilan seperti itu akan membawa terobosan yang amat revolusioner di bidang sains, khususnya biologi, akan tetapi secara etis masih banyak sekali yang perlu dipertimbangkan.<br />
<br />
Entahlah bagaimana akhirnya nanti. Namun saya pribadi yakin bahwa tak lama lagi akan ada banyak spesies punah yang dapat dibangun kembali, tentunya dengan segala kontroversi yang menyertainya!<br />
<br />
Referensi :<br />
- <span style="font-style: italic;">National Geographic</span><br />
- <span style="font-style: italic;">How To Build a Dinosaur: Extinction doesn’t have to be forever</span> by Jack Horner, James Gorman<br />
</div>
Comments: 37
You don't have permission to comment, or comments have been turned off for this article.
keren nih, dapet darimana kk biobio??
IPTEK is the best !!!!!
gile sampe bener mammoth bisa di lahirkan kembali sih, gua salut.
ehh kk biobio, ngomong2 genom itu apaan sih?
genom sama kayak genotip di hukum mendell gak?
rasanya kalo mamoth aja bisa... dinosaurus yang masih sulit..
genom itu intinya seluruh informasi genetik manusia, jadi total mulai pasangan basa nukleotidanya..
jadi kalo belajar biomol, genom itu mulai A-T, G-C, nya dst...
kalo genotipe itu lebih pada suatu keadaan genetik suatu individu...biasanya lebih ke lokus2 tertentu...
ehh beneran tuh pabrik?
keren amat!!
ehh kk biobio jadi genom itu bisa beribu-ribu dari tulang sampe otak donk?
terimakasih atas bantuannya ya
kan klo uda punah itu kesalahan manusia. jadi dripada membangun lagi yang uda ilang, apa engga lebih baik merawat yang masih ada?
kan klo uda punah itu kesalahan manusia. jadi dripada membangun lagi yang uda ilang, apa engga lebih baik merawat yang masih ada?
@nachan=dinosaurus masa punah karena kesalahan manusia? hmmm, secara sains tentunya ini sangat menarik.
kloning aza trusss.. pas gw mo mokat ato sakit..
tinggal ambil organ kloning'an gw..
huhahahaha...
@loser1942=memang bisa..
kerennn.........
ehh ngomong2 kata temen gua nih udah diteliti 2 tahun atau 1 tahun yg lalu ya??
bahkan lebih lama dari itu..
kita toh yg jadul
atau emg negara indonesia kurang merhatiin perkembangan sains ya??
kren kali yaa!
ahahaha
@eifraim=bisa saja... sekarang ini jaman dimana "semua akan bisa".
Bravo bagi kemajuan iptek dalam negeri!!!!!!!!!!!!!!!!!
Tapi mengenai mammoth, bukannya mammoth itu ukurannya besar sekali ya??
Kalau janinnya dimasukkan ke rahim gajah, apa gak kebesaran nanti??
tiap kelompok populasi memiliki kekhasan tersendiri, baik scr lahir maupun
biokimia yg tidak terlihat namun sgt penting, kloning DNA tidak mudah,
apalagi pada embrio dari spesies lain, ada yg namanya inkompatibilitas,
genetik maupun biokimia. apa mungkin induk gajah (yg plg dkt dg
mammoth) mampu menyediakan semua nutrient utk perkembangan sel
embrio dg genom mammoth? mgkn cukup sulit, tiap spesies memiliki
kekhasan nutrient sendiri-sendiri. Namun mungkin layak dicoba juga... siapa
tahu bisa, . Tapi.... apa untungnya buat kesejahteraan manusia...
Lagi pula yang telah dilakukan oleh profesor Wakayama ini membankitkan kembali dari spesies yang baru beku selama 16 tahun...? Rentang waktu yang boleh dikatakan sangat jauh berbeda dengan spesies seperti mamoth, atau makhluk purba lainnya yang telah punah...
Seandainya bisa, org yg dah mati jd punya duplikasi y.,ยค
jenis virus baru.
tp setahu saya belum ada bukti otentik yg nyata tentang kloning mahluk purba, itu hanya masih sebatas riset.
kalaupun bisa maka teknologi kloning akan menjamur, terutama untuk di komersialkan.
tapi kita juga harus bijak menyikapi
biar tidak jd boemerang buat generasi sekarang
karena teknologi selalu jd dua sisi mata pisau yg berguna dan juga sebaliknya
so kita lihat yg terjadi selanjutnya
kesulitan(kalau DNA dinosaurus bisa disuntikan pada beberapa burung besar karena embrionya tidak terlalu besar)
hmmm... mungkin dengan MUMY yang ada,FIR'AUN pun akan terlahir kembali..?atau dengan patung yesus,nabi isa akan dihidupkan lagi..?!!!