Member baru? Bingung? Perlu bantuan? Silakan baca panduan singkat untuk ikut berdiskusi.

Pengolahan Asap Cair Dari Limbah Tempurung Kelapa dan Pemanfaatan Asap Cair Sebagai Bahan Pengawet Makanan

PENGOLAHAN ASAP CAIR DARI LIMBAH TEMPURUNG KELAPA DAN PEMANFAATAN ASAP CAIR SEBAGAI BAHAN PENGAWET MAKANAN



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kelapa yang utama di dunia. Luas areal tanaman kelapa pada tahun 2000 mencapai 3,76 juta ha, dengan total produksi diperkirakan sebanyak 14 milyar butir kelapa, yang sebagian besar (95 persen) merupakan perkebunan rakyat. Kelapa mempunyai nilai dan peran yang penting baik ditinjau dari aspek ekonomi maupun sosial budaya. Masih banyak potensi kelapa yang belum dimanfaatkan karena berbagai kendala terutama teknologi, permodalan, dan daya serap pasar yang belum merata, (Anonim, 2002).

Pemanfaatan buah kelapa umumnya hanya daging buahnya saja untuk dijadikan kopra, minyak dan santan untuk keperluan rumah tangga, sedangkan hasil sampingan lainnya seperti tempurung kelapa belum begitu banyak dimanfaatkan. Bobot tempurung mencapai 12% dari bobot buah kelapa. Dengan demikian, apabila secara rata-rata produksi buah kelapa per tahun adalah sebesar 200.686,7 ton, maka berarti terdapat sekitar 24.082,404 ton tempurung yang dihasilkan. Potensi produksi tempurung yang sedemikian besar belum dimanfaatkan sepenuhnya untuk kegiatan produktif yang dapat meningkatkan nilai tambahnya, (Anonim,2004). Salah satu produk yang dibuat dari tempurung kelapa adalah pembuatan asap cair. Asap cair dapat digunakan sebagai pengawet makanan

Penggunaan bahan pengawet makanan yang berbahaya sangatlah memprihatinkan dan ini menjadi perhatian yang serius dari pemerintah sehingga upaya untuk melindungi konsumen selalu diperhatikan, namun hal ini belum dibarengi dengan tersedianya bahan pengawet makanan yang diharapkan. Pengembangan asap cair sebagai pengawet makanan yang tidak berbahaya bagi manusia sangatlah diharapkan sehingga penulis mencoba melakukan upaya pengembangan pemanfaatan asap cair sebagai pengawet makanan.

1.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimana memanfaatkan limbah dari perkebunan kelapa sebagai bahan baku asap cair?, dan

2. Bagaimana cara pengawetan makanan yang aman bagi tubuh?

1.3 Hipotesis

Asap cair dapat digunakan dalam mengawetkan bahan pangan, seperti ikan, bakso, tahu, mie basah, dan lain-lain.

1.4 Tujuan

1. Mengarahkan pada petani kelapa untuk memanfaatkan limbah kelapa tanpa menimbulkan polusi dan

2. Menerapkan asap cair sebagai bahan pengawet makanan dalam skala industri dan industri rumah tangga

1.5 Manfaat

1. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pengolahan asap cair dari limbah tempurung kelapa, dan manfaatnya sebagai pengawet bahan pangan yang aman.

2. Menerapkan asap cair sebagai bahan pengawet makanan dalam skala industri dan industri rumah tangga



BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Kelapa

Kelapa banyak terdapat di negara-negara Asia dan Pasifik yang menghasilkan 5.276.000 ton (82%) produksi dunia dengan luas - 8.875.000 ha (1984) yang meliputi 12 negara, sedangkan sisanya oleh negara di Afrika dan Amerika .000 ha), yaitu sebesar 2.346.000 ton (Djoehana, 1986).

Kelapa (C. nucifera) termasuk dibagi tiga: (1) Kelapa dalam dengan varietas viridis (kelapa hijau), rubescens (kelapa merah), Macrocorpu (kelapa kelabu), Sakarina (kelapa manis), (2) Kelapa genjah dengan varietas Eburnea (kelapa gading), varietas regia (kelapa raja), pumila (kelapa puyuh), pretiosa (kelapa raja malabar), dan (3) Kelapa hibrida (Suhardiono, 1993).

Kelapa dijuluki pohon kehidupan, karena setiap bagian tanaman dapat dimanfaatkan seperti berikut: (1) sabut: coir fiber, keset, sapu, matras, bahan pembuat spring bed; (2) tempurung: charcoal, karbon aktif dan kerajinan tangan; (3) daging buah: kopra, minyak kelapa, coconut cream, santan, kelapa parutan kering (desiccated coconut); (4) air kelapa: cuka, nata de coco; (5) batang kelapa: bahan bangunan untuk kerangka atau atap; (6) daun kelapa: lidi untuk sapu, barang anyaman; (7) nira kelapa: gula merah (kelapa).

Kelapa tumbuh baik pada daerah dengan curah hujan antara 1300-2300 mm/tahun, bahkan sampai 3800 mm atau lebih, sepanjang tanah mempunyai drainase yang baik. Akan tetapi distribusi curah hujan, kemampuan tanah untuk menahan air hujan serta kedalaman air tanah, lebih penting daripada jumlah curah hujan sepanjang tahun. Kelapa menyukai sinar matahari sebelum masak, tetapi bila rH terlalu tinggi menimbulkan hama dan penyakit (Djoehana, 1986).

Pohon kelapa yang disebut juga dengan pohon nyiur biasanya tumbuh pada daerah atau kawasan tepi pantai. Sangat banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari pohon kelapa. Mulai dari batang, daun dan buahnya, semua dapat dimanfaatkan. Mungkin karena manfaatnya sangat banyak, pohon kelapa dijadikan logo "Praja Muda Karana" (Pramuka) di Indonesia. Dalam klasifikasi tumbuhan, pohon kelapa termasuk dalam genus cocos dan species nucifera. Nah, sekarang mari kita bahas satu per satu bagian dan manfaat dari pohon kelapa.

Ada beberapa komoditi yang dapat diperoleh dari pohon kelapa, yaitu batang, daun, nira dan bagian-bagian.

  • Batang
  • Batang kelapa tua dapat dijadikan bahan bangunan, mebel, jembatan darurat, kerangka perahu dan kayu bakar. Batang yang benar-benar tua dan kering sangat tahan terhadap sengatan rayap. Kayu dari pohon kelapa yang dijadikan mebel dapat diserut sampai permukaannya licin dengan tekstur yang menarik.

  • Daun
  • Daun kelapa sering digunakan untuk hiasan atau janur, sarang ketupat dan juga atap rumah. Tulang daun atau lidi dijadikan barang anyaman, sapu lidi dan tusuk daging (sate).

  • Nira
  • Nira adalah cairan yang diperoleh dari tumbuhan yang mengandung gula pada konsentrasi 7,5 sampai 20,0 %. Nira kelapa diperoleh dengan memotong bunga betina yang belum matang, dari ujung bekas potongan akan menetes cairan nira yang mengandung gula. Nira dapat dipanaskan untuk menguapkan airnya sehingga konsentrasi gula meningkat dankental. Bila didinginkan, cairan ini akan mengeras yang disebut gula kelapa. Nira juga dapat dikemas sebagai minuman ringan. Buah Banyak dari bagian buah merupakan bahan yang bermanfaat.

2.1.1 Komposisi Kelapa

Kelapa (Cocos nucifera) termasuk jenis tanaman palma yang mempunyai buah berukuran cukup besar. Batang pohon kelapa umumnya berdiri tegak dan tidak bercabang, dan dapat mencapai 10 - 14 meter lebih. Daunnya berpelepah, panjangnya dapat mencapai 3 - 4 meter lebih dengan sirip-sirip lidi yang menopang tiap helaian. Buahnya terbungkus dengan serabut dan batok yang cukup kuat sehingga untuk memperoleh buah kelapa harus dikuliti terlebih dahulu. Kelapa yang sudah besar dan subur dapat menghasilkan 2 - 10 buah kelapa setiap tangkainya.

Buah kelapa yang sudah tua mengandung kalori yang tinggi, sebesar 359 kal per 100 gram; daging kelapa setengah tua mengandung kalori 180 kal per 100 gram dan daging kelapa muda mengandung kalori sebesar 68 kal per 100 gram. Sedang nilai kalori rata-rata yang terdapat pada air kelapa berkisar 17 kalori per 100 gram. Air kelapa hijau, dibandingkan dengan jenis kelapa lain banyak mengandung tanin atau antidotum (anti racun) yang paling tinggi. Kandungan zat kimia lain yang menonjol yaitu berupa enzim yang mampu mengurai sifat racun. Komposisi kandungan zat kimia yang terdapat pada air kelapa antara lain asam askorbat atau vitamin C, protein, lemak, hidrat arang, kalsium atau potassium. Mineral yang terkandung pada air kelapa ialah zat besi, fosfor dan gula yang terdiri dari glukosa, fruktosa dan sukrosa. Kadar air yang terdapat pada buah kelapa sejumlah 95,5 gram dari setiap 100 gram, (Iptek, 2005).

2.1.2 Bagian-Bagian Kelapa

Buah kelapa Buah kelapa terdiri dari kulit luar, sabut, tempurung, kulit daging (testa), daging buah, air kelapa dan lembaga. Kulit luar Kulit luar merupakan lapisan tipis (0,14 mm) yang mempunyai permukaan licin dengan warna bervariasi dari hijau, kuning sampai jingga, tergantung kepada kematangan buah. Jika tidak ada goresan dan robek, kulit luar kedap air.

  • Sabut kelapa
  • Sabut kelapa merupakan bagian yang cukup besar dari buah kelapa, yaitu 35 % dari berat keseluruhan buah. Sabut kelapa terdiri dari serat dan gabus yang menghubungkan satu serat dengan serat lainnya. Serat adalah bagian yang berharga dari sabut. Setiap butir kelapa mengandung serat 525 gram (75 % dari sabut), dan gabus 175 gram (25 % dari sabut). Sabut kelapa yang telah dibuang gabusnya merupakan serat alami yang berharga mahal untuk pelapis jok dan kursi, serta untuk pembuatan tali.

  • Tempurung
  • Tempurung merupakan lapisan keras yang terdiri dari lignin, selulosa, metoksil dan berbagai mineral. Kandungan bahan-bahan tersebut beragam sesuai dengan jenis kelapanya. Struktur yang keras disebabkan oleh silikat (SiO2) yang cukup tinggi kadarnya pada tempurung. Berat tempurung sekitar 15~19 % dari berat keseluruhan buah kelapa. Kulit daging buah. Kulit daging buah adalah lapisan tipis coklat pada bagian terluar daging buah. Tempurung kelapa dapat dibakar langsung sebagai kayu bakar, atau diolah menjadi arang. Arang batok kelapa dapat digunakan sebagai kayu bakar biasa atau diolah menjadi arang aktif yang diperlukan oleh berbagai industri pengolahan.

  • Daging buah
  • Daging kelapa merupakan bagian yang paling penting dari komoditi asal pohon kelapa. Daging kelapa yang cukup tua, diolah menjadi kelapa parut, santan, kopra, dan minyak goreng. Sedang daging kelapa muda dapat dijadikan campuran minuman cocktail dan dijadikan selai. Daging buah merupakan lapisan tebal (8~15 mm) berwarna putih. Bagian ini mengandung berbagai zat gizi. Kandungan zat gizi tersebut beragam sesuai dengan tingkat kematangan buah. Daging buah tua merupakan bahan sumber minyak nabati (kandungan minyak 35 %).

  • Air kelapa
  • Air kelapa dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan kecap dan sebagai media pada fermentasi nata de coco. Air kelapa mengandung sedikit karbohidrat, protein, lemak dan beberapa mineral. Kandungan zat gizi ini tergantung kepada umur buah. Air kelapa dapat digunakan sebagai media pertumbuhan mikroba, misalnya Acetobacter xylinum untuk produksi nata de coco.

2.1.3 Manfaat Kelapa

Potensi kelapa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperluas lapangan pekerjaan cukup menjanjikan. Berbagai produk komersial dari bioindustri kelapa sangat beranekaragam selain daripada produk makanan dan minuman. Pemanfaatan tersebut antara lain liquid smoke atau asap cair (alternatif bahan pengawet pengganti formalin), produk Virgin Coconut Oil (VCO), biodiesel, adsorben, produk minyak goreng, produk sabun, serat sabut kelapa, beriket arang (pengganti briket batubara), produk nata de coco, produk karbon aktif, dan lain-lain. Dengan pemodalan yang cukup dari pemerintah atau swasta, kesemuaan produk tersebut dapat menjadi bioindustri rakyat yang potensial.

  • Asap Cair (Liquid Smoke)
  • Seiring dengan telah diketahuinya dampak negatif dari bahan pengawet formalin bagi kesehatan, maka diperlukan alternatif penggantinya. Alternatif yang sekarang sedang marak diproduksi adalah asap cair dari tempurung kelapa. Asap cair ini mengandung lebih dari 400 komponen kimiawi yang memiliki fungsi sebagai pengawet alami melalui sifat antimikrobial dan antioksidannya. Dari 400 komponen kimiawi tersebut, yang paling berperan dalam pengawetan adalah senyawa asam, fenol, dan karbonil dengan komposisi masing-masing adalah 10,2%, 4,13% dan 11,3%. Produk asap cair ini dapat digunakan untuk mengawetkan ikan, daging, sayuran, buah-buahan ataupun sebagai pengeras/pengawet karet dan anti rayap dalam industri kayu.

  • Virgin Coconut Oil (VCO)
  • Virgin Coconut Oil (VCO) atau minyak kelapa murni merupakan salah satu produk dari sari pati kelapa yang telah diketahui sangat baik bagi kesehatan. Minyak ini dihasilkan dengan cara memeras buah kelapa segar untuk mendapatkan minyak tanpa dimasak. Keuntungan proses ini adalah minyak yang diperoleh dapat tahan sampai 2 tahun tanpa menjadi tengik. Kandungan VCO yang hampir 50% mengandung asam laurat (C-12) menyebabkan efek kesehatan dari VCO hampir sama dengan air susu ibu (ASI). Hal ini dikarenakan asam laurat dalam tubuh manusia akan diubah menjadi monolaurin. Monolaurin sendiri bersifat sebagai antivirus, antibakteri dan antiprotozoa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa monolaurin dapat merusak membran lipid virus diantaranya virus HIV, influenza, Hepatitis C, dan cytomelagovirus.

  • Biodiesel Kelapa
  • Pemanfaatan kelapa yang juga tidak kalah menariknya adalah sebagai bahan baku biodiesel. Dari penelitian oleh Mahasiswa dari Brigham Young University, untuk mendapat kan 1 liter biodiesel diperlukan 10 buah kelapa dengan produk sampingnya berupa glycerin. Glycerin ini selanjutnya dapat digunakan untuk bahan dasar pembuatan sabun. Untuk di Indonesia, pengkajian pembuatan biodiesel dari kelapa telah dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Departemen Perindustrian. Dalam pengkajian tersebut diketahui bahwa kelapa dapat digunakan sebagai alternatif pengganti solar (coco diesel). I liter solar dalam coco diesel ini dapat diperoleh dari pengolahan 6 butir kelapa. Uji coba coco diesel ini juga telah diujicobakan pada kendaraan Mitsubishi dan mencapai jarak sampai 20 ribu km nonstop, dan dinyatakan lulus uji. Saat diadakan uji ketahanan (performance) kendaraan hanya mengalami turun daya 4%.

  • Kelapa sebagai Adsorben
  • Di kalangan kimiawan dan pakar lingkungan hidup, kelapa juga dapat didayagunakan sebagai adsorben/penyerap. Untuk polutan yang masuk ke tubuh manusia seperti keracunan pestisida ataupun kation logam seperti Pb, Hg, Cd, dan sebagainya, air kelapa sangat dianjurkan untuk diminum. Hal ini dikarenakan air kelapa dapat menetralkan racun sebagaimana susu.

    Untuk polutan yang masuk ke lingkungan hidup, bagian dari sabut dan tempurung kelapa sangat potensial didayagunakan sebagai adsorben terutama untuk polutan logam berat yang sangat berbahaya bagi manusia. Sebagai contoh untuk masyarakat yang air minumnya bergantung pada air sumur dapat memanfaatkan matras sabut kelapa yang telah dicelup pada zat pewarna wantex untuk menyerap logam berat Mangan (Mn) dengan hasil 1 gr matras-wantex dapat menyerap 4,69 mg Mn.

    Dari penelitian lain di Universitas Lampung menyebutkan arang tempurung kelapa juga mempunyai kemampuan untuk menyerap logam berat Pb, Fe, dan Cu.

    Adsorben Pb Fe Cu

    1 Kg Arang Tempurung Kelapa 35,8 mg 15,5 mg 13,8mg

    1 Kg Arang Tempurung Kelapa (Aktivasi) 56,3 mg 43,8 mg 39,9mg

    1 Kg Arang Tempurung Kelapa (Aktivasi + ZnCl2) 72,3 mg 36,1 mg 52,7 mg

    Sumber: Hardoko IQ (2006)

2.1.4 Produk Kelapa
  • Produk Minyak Goreng
  • Minyak goreng dari kelapa berdasarkan kajian ilmiah adalah minyak goreng yang paling aman dan paling sehat. Kandungan asam lemak rantai sedang (middle chain fatty acid/MCFA) yang mencapai 92% adalah paling tinggi dibandingkan minyak sayur lainnya. MCFA ini dalam tubuh langsung diserap oleh dinding usus tanpa melalui proses hidrolisis ataupun enzimatik terlebih dahulu. Keuntungan lainnya adalah jika minyak kelapa digunakan untuk menggoreng, struktur kimianya tidak akan berubah sama sekali karena 92% jenis asam lemaknya sudah dalam bentuk lemak jenuh. Sedangkan untuk minyak sayur lainnya, apabila digunakan untuk mengoreng, maka akan menjadi kental karena terjadi proses polimerisasi (pengumpalan). Disamping itu minyak kelapa juga tidak menghasilkan trans fatty acid dan radikal bebas yang bersifat toksik (racun) dan karsigonik (penyebab kanker).

  • Produk Sabun
  • Glycerin merupakan produk samping dari kelapa. Glycerin berbentuk cairan jernih, tidak berbau dan memiliki rasa manis.

Share on Facebook!Share on Twitter!Reddit

Comments: 1 *

1) Re: Pengolahan Asap Cair Dari Limbah Tempurung Kelapa dan Pemanfaatan Asap Cair Sebagai Bahan Pengawet Makanan
Comment by aem.syarif pada April 05, 2017, 07:31:04 AM

Bagaimana proses pengolahan limbah kelapa menjadi asap cair?
You don't have permission to comment, or comments have been turned off for this article.

Articles dalam « Teknologi »