-
Tutorial Memberikan Support Sesama Konten Kreator Facebook...
oleh olhdtsmg2
[September 14, 2023, 07:33:31 PM] -
Account Turnitin Student No Repository (Actived) Activation...
oleh olhdtsmg2
[Agustus 31, 2023, 10:05:47 PM] -
Hallo Salam Kenal
oleh kimmylie
[Agustus 18, 2023, 06:11:29 AM] -
Training Online Panel Data Regression Free With Stata,...
oleh olhdtsmg2
[Agustus 17, 2023, 11:42:56 AM] -
Workshop Panel Data Regression Free With Stata, Eviews,...
oleh olhdtsmg2
[Agustus 12, 2023, 09:48:10 AM]
Anggota
- Total Anggota: 27,915
- Latest: SandraBam
Stats
- Total Tulisan: 139,653
- Total Topik: 10,405
- Online today: 154
- Online ever: 1,582
- (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 36
Total: 36
Guests: 36
Total: 36
Juli 30, 2008, 05:19:00 PM
Views: 5237
<div style="text-align: justify;"> Seluruh budaya di nusantara biasanya menyandang titel daerah masing-masing. Contohnya Reog Ponorogo, Tari Samman NAD, dll. Lain halnya dengan budaya Tumben yang di dalamnya terdapat upacara jual muka. Budaya yang satu ini tidak jelas daerah mana yang memulai, tetapi satu yang pasti, seluruh daerah di nusantara (dari tingkat paling bawah sampai tingkat paling atas) melakukannya. Biasanya, upacara ini dilaksanakan setiap lima tahun. Cukup lama tapi pasti.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;"> Budaya Tumben</span> sudah cukup dikenal, tetapi belum tentu semua menyadari bahwa kita juga terlibat (melakukannya). Lihat saja perilaku para calon kepala daerah. Setiap akan ada pemilihan, ramai-ramai sang calon keliling kampung, blusukan ke pasar-pasar, bahkan ke tempat yang sebelumnya dianggap tidak layak dikunjungi. Mereka menjual muka dengan berbagai cara agar mukanya dicoblos pada saat pemilihan. Ada yang menyumbang panti asuhan, ada pula yang berpura-pura prihatin terhadap nasib rakyat kecil. Upacara jual muka ini hanya dilakukan sekali dalam lima tahun, dan akan berulang lima tahun berikutnya.<br />
<br />
Sayangnya, terlalu banyak rakyat yang ikut larut di dalamnya tanpa memahami bahwa dirinya diperalat. Bahkan, ada yang rela diadu domba dengan saudaranya sendiri demi memenuhi kepentingan sang calon. Perlu saya yakinkan bahwa rakyat tersebut tidak akan mendapatkan apa pun selain kerugian yang besar. Mereka akan segera dilupakan begitu sang calon naik tahta. <br />
Selama lima tahun ke depan tidak akan ada calon-calon yang dulu dielu-elukan menanyakan nasib rakyat, apalagi memperbaikinya. Rakyat tinggal menunggu janji-janji yang tidak akan pernah terpenuhi. Sang raja pasti merasa tidak pernah berjanji apapun terhadap rakyat. Mereka sibuk menata kursi dan mempertahankan posisi.<br />
<br />
Namun demikian, kita tidak perlu khawatir. Minimal lima tahun lagi kita akan dipertemukan lagi dengan <span style="font-weight: bold;">Upacara Jual Muka</span> dalam <span style="font-weight: bold;">Budaya Tumben</span> tadi. Yaitu, tumben baik hati, tumben peduli, tumben bagi-bagi, dan tumben-tumben lain yang tujuannya hanya untuk jual muka. Sebagai rakyat Indonesia, mari kita menyikapi perpolitikan kita secara dewasa. Mari kita berpolitik juga secara dewasa.</div>
Comments: 5
You don't have permission to comment, or comments have been turned off for this article.
kita harus berusaha menjadi bangsa yang maju
Itulah anehnya., rakyat juga suka membeli dagangan mereka dalam bakul bual-bualan.