Forum Sains Indonesia

Ilmu Alam => Astronomi dan Kosmologi => Topik dimulai oleh: ytridyrevsielixetuls pada Januari 30, 2015, 01:41:43 AM

Judul: Big Bang, Copernican Principle, & Universe Expansion
Ditulis oleh: ytridyrevsielixetuls pada Januari 30, 2015, 01:41:43 AM
tiga teori yang digunakan oleh ilmuwan-ilmuwan mainstream. menurut perhitungan para ilmuwan, proses Big Bang sudah selesai kan? namun kalau sudah selesai berarti alam semesta tidak lagi mengembang. artinya ada pusat. tapi karena mereka berpedoman pada Copernican Principle, mereka kemudian menciptakan teori Universe Expansion. setidaknya, teori ini didukung oleh galaksi-galaksi yang saling menjauh dan bintang-bintang yang bergerak ke spektrum merah. tapi kemudian pertanyaan baru muncul, darimana energi yang membuat alam semesta ini mengembang tapi beberapa orbit masih stabil ? akhirnya diciptakanlah teori Dark Matter dan Dark Energy.

bukankah terdengar lebih masuk akal kalau galaksi-galaksi dalam cluster mendekat dan luar cluster menjauh karena faktor gravitasi galaksi saja? dan alam semesta sebenarnya tidak bertepi? sebab kalau alam semesta itu ada tepiannya, ruang apa yang membungkus alam semesta ini? dan sebelum Big Bang, maka benih alam semesta itu ada di dalam suatu ruang tertentu..
Judul: Re:Big Bang, Copernican Principle, & Universe Expansion
Ditulis oleh: nʇǝʌ∀ pada Januari 30, 2015, 06:17:07 AM
tentu saja tidak mudah menilai apakah red shift pada bintang itu karena efek Doppler atau tidak. jangan lupa. rumus untuk menentukan nilai efek Doppler pada bintang tidak sama dengan gelombang. karena yang dihitung ini cahaya. dan kalau nggak salah, harus menggunakan semacam "Sistem Pemetaan Langit" dengan koordinat. sama halnya dengan menghitung jarak bintang dari Bumi ataupun gerak semunya. BTW, tapi kalau seperti model semesta yang anda asumsikan, berarti tidak sesuai dengan teori Big Bang?
Judul: Re:Big Bang, Copernican Principle, & Universe Expansion
Ditulis oleh: Pi-One pada Januari 30, 2015, 10:15:47 AM
Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Januari 30, 2015, 01:41:43 AM
tiga teori yang digunakan oleh ilmuwan-ilmuwan mainstream. menurut perhitungan para ilmuwan, proses Big Bang sudah selesai kan? namun kalau sudah selesai berarti alam semesta tidak lagi mengembang. artinya ada pusat.
Yang bilang sudah selesai siapa?
Menurut penelitian dan perhitungan, pengembangan alam semesta justru bertambah cepat sejak titik tertentu waktu di alam semesta, setelah sempat melambat. Dan sama sekali gak ada alasan bilang ada pusat pengembangan.

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Januari 30, 2015, 01:41:43 AMtapi karena mereka berpedoman pada Copernican Principle, mereka kemudian menciptakan teori Universe Expansion. setidaknya, teori ini didukung oleh galaksi-galaksi yang saling menjauh dan bintang-bintang yang bergerak ke spektrum merah. tapi kemudian pertanyaan baru muncul, darimana energi yang membuat alam semesta ini mengembang tapi beberapa orbit masih stabil ? akhirnya diciptakanlah teori Dark Matter dan Dark Energy.
Nah lho?
Big bang ya konsep pengembangan alam semesta, tapi malah menciptakan teori pengembangan semesta lagi? Rasanya kok jungkir balik gini?

Dan yang diamati bergerak redshift itu galaksi yang jauh (distant galaxy). Utamanya galaksi-galaksi yang berada di laur kluster lokal.

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Januari 30, 2015, 01:41:43 AMbukankah terdengar lebih masuk akal kalau galaksi-galaksi dalam cluster mendekat dan luar cluster menjauh karena faktor gravitasi galaksi saja? dan alam semesta sebenarnya tidak bertepi? sebab kalau alam semesta itu ada tepiannya, ruang apa yang membungkus alam semesta ini? dan sebelum Big Bang, maka benih alam semesta itu ada di dalam suatu ruang tertentu..
Dan ruang yang membungkus alam semesta juga di dalam ruang tertentu lagi?
Ini akan seperti cerita kepercayaan zaman dulu, dimana sapi menopang bumi, dan sapi ditopang bumi yang ditopang sapi dst dst...
Judul: Re:Big Bang, Copernican Principle, & Universe Expansion
Ditulis oleh: ytridyrevsielixetuls pada Januari 31, 2015, 01:32:23 AM
Kutip dari: Pi-One pada Januari 30, 2015, 10:15:47 AM
Yang bilang sudah selesai siapa?

oh iya. belum selesai. hanya seharusnya sudah melambat.

Kutip dari: Pi-One pada Januari 30, 2015, 10:15:47 AM
Menurut penelitian dan perhitungan, pengembangan alam semesta justru bertambah cepat sejak titik tertentu waktu di alam semesta, setelah sempat melambat. Dan sama sekali gak ada alasan bilang ada pusat pengembangan.

bukan pusat pengembangan. tapi pusat semesta. kalau Big Bang sudah selesai, maka ada pusat. berbeda kalau masih terus mengembang, berarti tidak ada pusatnya. dan ternyata memang belum selesai, tapi seharusnya melambat.

Kutip dari: Pi-One pada Januari 30, 2015, 10:15:47 AM
Nah lho?
Big bang ya konsep pengembangan alam semesta, tapi malah menciptakan teori pengembangan semesta lagi? Rasanya kok jungkir balik gini?

oke. biar lebih jelas maksudnya...
maksud saya pengembangan itu sudah seharusnya melambat. teori Dark Energy dan Dark Matter itu diciptakan oleh ilmuwan2 karena menurut perhitungan mereka massa-massa yang ada di alam semesta tidak cukup untuk mempercepat pengembangan itu. secara teori, pengembangan itu harusnya melambat karena gravitasi. memang darimana "energi tambahan" tersebut ? haruskah kita melanggar Hukum Kekekalan Energi atau anda punya solusi lain?

Kutip dari: Pi-One pada Januari 30, 2015, 10:15:47 AM
Dan yang diamati bergerak redshift itu galaksi yang jauh (distant galaxy). Utamanya galaksi-galaksi yang berada di laur kluster lokal.

saya sudah tahu. cuma terlalu panjang kalau harus ngomong detail (tidak semua galaksi menjauh, dll). dari dulu-dulu kan saya sudah berkata demikian. saya hanya merefer bintang yang bergerak ke spektrum merah. jadi galaksi-galaksi itu diamati menjauh berdasarkan pengamatan pada spektrum bintangnya dan sepertinya juga dengan perhitungan lain. jadi tak perlu diingatkan yang diamati galaksi, dsb. karena memang perihal itu yang saya maksud.

Kutip dari: Pi-One pada Januari 30, 2015, 10:15:47 AM
Dan ruang yang membungkus alam semesta juga di dalam ruang tertentu lagi?
Ini akan seperti cerita kepercayaan zaman dulu, dimana sapi menopang bumi, dan sapi ditopang bumi yang ditopang sapi dst dst...

baca dulu donk kalimat saya hati-hati. bukan maksudnya saya menganggap ada ruang yang membungkus alam semesta.

teori yang saya tawarkan adalah "alam semesta tidak bertepi" dan "galaksi-galaksi bergerak mendekat/menjauh karena gravitasi mereka sendiri".

saya menafsirkan Big Bang + Universe Expansion sebagai alam semesta yang tertutup tapi melebar. memang apakah tafsiran ini benar atau salah?
Judul: Re:Big Bang, Copernican Principle, & Universe Expansion
Ditulis oleh: ytridyrevsielixetuls pada Januari 31, 2015, 01:36:29 AM
nah, silahkan baca :

[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]


Sedikit kutipan dari websitenya NASA :

"In the early 1990s, one thing was fairly certain about the expansion of the Universe. It might have enough energy density to stop its expansion and recollapse, it might have so little energy density that it would never stop expanding, but gravity was certain to slow the expansion as time went on. Granted, the slowing had not been observed, but, theoretically, the Universe had to slow. The Universe is full of matter and the attractive force of gravity pulls all matter together. Then came 1998 and the Hubble Space Telescope (HST) observations of very distant supernovae that showed that, a long time ago, the Universe was actually expanding more slowly than it is today. So the expansion of the Universe has not been slowing due to gravity, as everyone thought, it has been accelerating. No one expected this, no one knew how to explain it. But something was causing it.

Eventually theorists came up with three sorts of explanations. Maybe it was a result of a long-discarded version of Einstein's theory of gravity, one that contained what was called a "cosmological constant." Maybe there was some strange kind of energy-fluid that filled space. Maybe there is something wrong with Einstein's theory of gravity and a new theory could include some kind of field that creates this cosmic acceleration. Theorists still don't know what the correct explanation is, but they have given the solution a name. It is called dark energy."
Judul: Re:Big Bang, Copernican Principle, & Universe Expansion
Ditulis oleh: __________ pada Januari 31, 2015, 06:15:52 AM
pengembangan alam semesta sudah seharusnya melambat. tapi sebaliknya, yang terjadi malah dipercepat. hal itu masih menjadi misteri dalam sains. tapi yang jadi masalah adalah ketika kita tetap berkeras pada satu "haluan" sains saja. misal, fanatik pada Einstein saja atau Newton saja. bukan terbuka pada keduanya. paradox memang selalu ada manakala kita melihat sesuatu yang baru. dan yang lebih parah lagi ketika konsep yang memundurkan sains justru ditawarkan sebagai solusi.
Judul: Re:Big Bang, Copernican Principle, & Universe Expansion
Ditulis oleh: Pi-One pada Januari 31, 2015, 10:02:45 AM
Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Januari 31, 2015, 01:32:23 AM
oh iya. belum selesai. hanya seharusnya sudah melambat.
Pernah melambat, tapi kembali berakselerasi.

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Januari 31, 2015, 01:32:23 AMbukan pusat pengembangan. tapi pusat semesta. kalau Big Bang sudah selesai, maka ada pusat. berbeda kalau masih terus mengembang, berarti tidak ada pusatnya. dan ternyata memang belum selesai, tapi seharusnya melambat.
Tidak ada pusat.
Atau pusat tersebut tidak ada di ruang-waktu kita.
Kita bisa tetapkan sembarang titik sebagai pusat alam semesta.
Ini ibarat permukaan bola, kita bisa tetapkan sembarang titik di permukaan bola sebagai pusat permukaan bola.
Walau permukaan bola itu versi 2D, tapi sekedar analogi.

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Januari 31, 2015, 01:32:23 AM
oke. biar lebih jelas maksudnya...
maksud saya pengembangan itu sudah seharusnya melambat. teori Dark Energy dan Dark Matter itu diciptakan oleh ilmuwan2 karena menurut perhitungan mereka massa-massa yang ada di alam semesta tidak cukup untuk mempercepat pengembangan itu. secara teori, pengembangan itu harusnya melambat karena gravitasi. memang darimana "energi tambahan" tersebut ? haruskah kita melanggar Hukum Kekekalan Energi atau anda punya solusi lain?
Berdasar model standar, mestinya pengembangan memang melambat.
Tapi pengamatan tidak sesuai dengan asumsi tersebut.
Konsep dark matter dan dark energi lahir dari perhitungan untuk menjawab permasalahan tersebut.

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Januari 31, 2015, 01:32:23 AMsaya sudah tahu. cuma terlalu panjang kalau harus ngomong detail (tidak semua galaksi menjauh, dll). dari dulu-dulu kan saya sudah berkata demikian. saya hanya merefer bintang yang bergerak ke spektrum merah. jadi galaksi-galaksi itu diamati menjauh berdasarkan pengamatan pada spektrum bintangnya dan sepertinya juga dengan perhitungan lain. jadi tak perlu diingatkan yang diamati galaksi, dsb. karena memang perihal itu yang saya maksud.
Jika bicara big bang, maka merujuk ke galaksi yang bergerak ke spektrum merah.
Bukan bicara ke bintang yang bergerak ke spektrum merah.
Lebih baik sejak awal ditegaskan, bair tak ada salah pengertian di kemudian hari.

baca dulu donk kalimat saya hati-hati. bukan maksudnya saya menganggap ada ruang yang membungkus alam semesta.

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Januari 31, 2015, 01:32:23 AMteori yang saya tawarkan adalah "alam semesta tidak bertepi" dan "galaksi-galaksi bergerak mendekat/menjauh karena gravitasi mereka sendiri".
Tepi macam apa yang diharapkan?
Jika tepi seperti tepi meja, atau dinding bagian dalam bola, mungkin kita memang takkan menemukan hal macam itu. Ibarat semut yang berjalan di atas permukaan bola takkan menemukan ujung permukaan.

Galaksi-galaksi pada kluster yagn sama bisa mendekat karena gravitasi mereka. Tapi itu tak menjelaskan mengapa galaksi-galaksi dari kluster yang berbeda menjauh dengna kecepatan makin meningkat.

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Januari 31, 2015, 01:32:23 AMsaya menafsirkan Big Bang + Universe Expansion sebagai alam semesta yang tertutup tapi melebar. memang apakah tafsiran ini benar atau salah?
Mungkin benar, mungkin salah.
Kalimat yang benar bisa jadi salah jika penafsiran atas kalimatnya berbeda.
Judul: Re:Big Bang, Copernican Principle, & Universe Expansion
Ditulis oleh: ytridyrevsielixetuls pada Februari 01, 2015, 11:35:10 PM
Kutip dari: Pi-One pada Januari 31, 2015, 10:02:45 AM
Berdasar model standar, mestinya pengembangan memang melambat.
Tapi pengamatan tidak sesuai dengan asumsi tersebut.
Konsep dark matter dan dark energi lahir dari perhitungan untuk menjawab permasalahan tersebut.

dan itu masih berupa asumsi. menurut anda apa kandidat yang pantas untuk ditaksir sebagai dark energy dan dark matter?

Kutip dari: Pi-One pada Januari 31, 2015, 10:02:45 AM
Tepi macam apa yang diharapkan?
Jika tepi seperti tepi meja, atau dinding bagian dalam bola, mungkin kita memang takkan menemukan hal macam itu. Ibarat semut yang berjalan di atas permukaan bola takkan menemukan ujung permukaan.

saya sendiri saat ini berasumsi alam semesta tidak ada tepinya. tidak ada bungkusnya. tidak ada dinding, atap, lantainya. tapi saya juga berasumsi alam semesta mengembang. tidak ada tepinya tapi tetap mengembang.

Kutip dari: Pi-One pada Januari 31, 2015, 10:02:45 AM
Galaksi-galaksi pada kluster yagn sama bisa mendekat karena gravitasi mereka. Tapi itu tak menjelaskan mengapa galaksi-galaksi dari kluster yang berbeda menjauh dengna kecepatan makin meningkat.

saat ini masih belum ada jawaban pasti. dengan demikian kita masih bisa berasumsi. oh ya menurut anda sendiri, bagaimana mengetahui dan melihat bahwa galaksi-galaksi tsb menjauh melebihi kecepatan cahaya? distant galaxies yang diamati itu kan adalah pemandangan masa lampau.

Kutip dari: Pi-One pada Januari 31, 2015, 10:02:45 AM
Galaksi-galaksi pada kluster yagn sama bisa mendekat karena gravitasi mereka. Tapi itu tak menjelaskan mengapa galaksi-galaksi dari kluster yang berbeda menjauh dengna kecepatan makin meningkat.

kalau ether anda percaya tidak? tapi bukan ether versi geocentris.
Judul: Re:Big Bang, Copernican Principle, & Universe Expansion
Ditulis oleh: Pi-One pada Februari 02, 2015, 12:17:59 PM
Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Februari 01, 2015, 11:35:10 PM
dan itu masih berupa asumsi. menurut anda apa kandidat yang pantas untuk ditaksir sebagai dark energy dan dark matter?
Dark energy dan dark matter, apapun kandidatnya, akan disebut demikian. Kenapa perlu nama kandidat lagi?

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Februari 01, 2015, 11:35:10 PMsaya sendiri saat ini berasumsi alam semesta tidak ada tepinya. tidak ada bungkusnya. tidak ada dinding, atap, lantainya. tapi saya juga berasumsi alam semesta mengembang. tidak ada tepinya tapi tetap mengembang.
Sudah dibilang, tepi sebagai batas tepi memang takkan ditemukan.
Ibarat lingkaran mebius, lu bisa menyusuri tanpa henti hanya untuk kembali ke titik awal.

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Februari 01, 2015, 11:35:10 PMsaat ini masih belum ada jawaban pasti. dengan demikian kita masih bisa berasumsi. oh ya menurut anda sendiri, bagaimana mengetahui dan melihat bahwa galaksi-galaksi tsb menjauh melebihi kecepatan cahaya? distant galaxies yang diamati itu kan adalah pemandangan masa lampau.
Ada cahaya-cahaya terakhir dari galaksi-galaksi jauh yang masih bisa kita amati, dan ke depannya cahaya dari galaksi yang sama takkan pernah bisa kita amati lagi.

Batasan kecepatan cahaya sendiri berlaku untuk benda bermassa, dan tak membatasi kecepatan pengembangan ruang-waktu.

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Februari 01, 2015, 11:35:10 PMkalau ether anda percaya tidak? tapi bukan ether versi geocentris.
Ether sebagai medium (entah medium cahaya ataupun medium penyeret obyek langit), tidak.
Jika merujuk ke sesuatu yang memungkinkan pengembangan ruang-waktu (macam dark matter), bisa jadi.
Judul: Re:Big Bang, Copernican Principle, & Universe Expansion
Ditulis oleh: Sandy_dkk pada Februari 02, 2015, 04:12:32 PM
Kutip dari: Pi-One pada Februari 02, 2015, 12:17:59 PM
Sudah dibilang, tepi sebagai batas tepi memang takkan ditemukan.
Ibarat lingkaran mebius, lu bisa menyusuri tanpa henti hanya untuk kembali ke titik awal.

bentuk alam semesta seperti ini mengharuskan adanya ruang dengan dimensi yang lebih tinggi, seperti juga kulit bola 2 dimensi yang mengharuskan adanya ruang 3 dimensi sehingga dapat melengkung dan membentuk bidang geometri berhingga namun tanpa batas/ujung. saya katakan berhingga karena luas permukaan bola bukan tak hingga walau tanpa ujung.

ketika ruang 3 dimensi ini juga membentuk bidang geometri berhingga tanpa batas, maka pastinya ada ruang dengan dimensi lebih tinggi sebagai konsekuensi kelengkungan ruang 3 dimensi, katakanlah ruang 4 dimensi. tanda tanya berikutnya, apakah ruang 4 dimensi tsb juga membentuk bidang geometri berhingga tanpa batas yang selanjutnya juga mengharuskan adanya dimensi ruang yang lebih tinggi (5, 6, dst)? terus menerus akan ada pertanyaan seperti itu. akhirnya, ada berapa dimensi sebenarnya ruang kita ini? dan pada dimensi tertinggi tsb, apakah berujung? tentunya tidak melengkung lagi kan? karena sudah merupakan dimensi ruang yang tertinggi.

mungkin ini akan sulit dijawab, karena mengenai bentuk dimensi ruang 4, 5, dst sudah berada diluar jangkauan pikir bahkan khayal sekalipun. walaupun secara matematis kita masih dapat menghitung "volume" bangun geometri di dimensi berapapun dia berada.



tentang tingkatan dimensi pada ruang, maka saya juga akan sedikit menyinggung suatu konsep tentang waktu yang juga tak berujung, namun "melengkung" ke "arah" dimensi waktu yang lebih tinggi sampai dengan batas dimensi yang tidak diketahui. kata "melengkung" dan "arah" sengaja diberi tanda kutip karena kata2 tsb berasal dari konteks ruang, sementara dalam konteks waktu saya kesulitan mencari kata yang sesuai. sebuah konsep tentang waktu yang tak terbayangkan, bahkan sulit diucapkan. dan pada dimensi ruang-waktu tertinggi itulah segalanya dikendalikan.
Judul: Re:Big Bang, Copernican Principle, & Universe Expansion
Ditulis oleh: Pi-One pada Februari 02, 2015, 07:33:36 PM
Kutip dari: Sandy_dkk pada Februari 02, 2015, 04:12:32 PM
bentuk alam semesta seperti ini mengharuskan adanya ruang dengan dimensi yang lebih tinggi, seperti juga kulit bola 2 dimensi yang mengharuskan adanya ruang 3 dimensi sehingga dapat melengkung dan membentuk bidang geometri berhingga namun tanpa batas/ujung. saya katakan berhingga karena luas permukaan bola bukan tak hingga walau tanpa ujung.

ketika ruang 3 dimensi ini juga membentuk bidang geometri berhingga tanpa batas, maka pastinya ada ruang dengan dimensi lebih tinggi sebagai konsekuensi kelengkungan ruang 3 dimensi, katakanlah ruang 4 dimensi. tanda tanya berikutnya, apakah ruang 4 dimensi tsb juga membentuk bidang geometri berhingga tanpa batas yang selanjutnya juga mengharuskan adanya dimensi ruang yang lebih tinggi (5, 6, dst)? terus menerus akan ada pertanyaan seperti itu. akhirnya, ada berapa dimensi sebenarnya ruang kita ini? dan pada dimensi tertinggi tsb, apakah berujung? tentunya tidak melengkung lagi kan? karena sudah merupakan dimensi ruang yang tertinggi.

mungkin ini akan sulit dijawab, karena mengenai bentuk dimensi ruang 4, 5, dst sudah berada diluar jangkauan pikir bahkan khayal sekalipun. walaupun secara matematis kita masih dapat menghitung "volume" bangun geometri di dimensi berapapun dia berada.



tentang tingkatan dimensi pada ruang, maka saya juga akan sedikit menyinggung suatu konsep tentang waktu yang juga tak berujung, namun "melengkung" ke "arah" dimensi waktu yang lebih tinggi sampai dengan batas dimensi yang tidak diketahui. kata "melengkung" dan "arah" sengaja diberi tanda kutip karena kata2 tsb berasal dari konteks ruang, sementara dalam konteks waktu saya kesulitan mencari kata yang sesuai. sebuah konsep tentang waktu yang tak terbayangkan, bahkan sulit diucapkan. dan pada dimensi ruang-waktu tertinggi itulah segalanya dikendalikan.
Ruang di dalam ruang?
Itu jika kita menerapkan standar ruang 3 dimensi semata.
Ingat film interstellar, yang memperkenalkan konsep tesseract?
Tesseract bisa dibilang bentuk 4 dimensi dari sebuah kubus.
Tapi sulit menyebutnya kubus di dalam kubus.

Judul: Re:Big Bang, Copernican Principle, & Universe Expansion
Ditulis oleh: Sandy_dkk pada Februari 02, 2015, 09:12:48 PM
Kutip dari: Pi-One pada Februari 02, 2015, 07:33:36 PM
Ruang di dalam ruang?
Itu jika kita menerapkan standar ruang 3 dimensi semata.
Ingat film interstellar, yang memperkenalkan konsep tesseract?
Tesseract bisa dibilang bentuk 4 dimensi dari sebuah kubus.
Tapi sulit menyebutnya kubus di dalam kubus.

ruang di dalam ruang? mungkin bisa dibilang begitu, tapi tentu saja bukan seperti kamar di dalam rumah. tapi seperti titik pada garis, garis pada bujursangkar, bujursangkar pada kubus.

wah, saya belum pernah nonton interstellar Kang!

tapi tentang tesseract, matematika memang memiliki konsep tentang itu, yaitu sebuah kubus (3 dimensi) yang terhubung dengan sebuah kubus lain pada dimensi 3 yang berbeda. setiap sisi (bukan rusuk) terhubung dengan setiap sisi pada kubus yang ada pada ruang 3 dimensi yang lain sehingga membentuk 6 kubus baru, total jadi 8 buah kubus yang membentuk "kulit" sebuah tesseract.

analoginya, seperti sebuah bujursangkar (2 dimensi) yang terhubung dengan sebuah bujursangkar lain pada dimensi 2 yang berbeda. setiap rusuk terhubung dengan setiap rusuk pada bujursangkar yang ada pada 2 dimensi yang lain sehingga membentuk 4 bujursangkar baru, total jadi 6 buah bujursangkar yang membentuk sisi sebuah kubus.

dan seperti sebuah garis (1 dimensi) yang terhubung dengan sebuah garis lain pada dimensi 1 yang berbeda. setiap titik terhubung dengan setiap titik pada garis yang ada pada 1 dimensi yang lain sehingga membentuk 2 garis baru, total jadi 4 buah garis yang membentuk rusuk sebuah bujursangkar.

juga seperti sebuah titik (0 dimensi) yang terhubung dengan sebuah titik lain pada dimensi 0 yang berbeda. hanya 2 titik ini yang membentuk ujung sebuah garis.

2 buah titik yang berdimensi 0 saling terhubung lintas dimensi membentuk garis 1 dimensi.
4 buah garis yang berdimensi 1 saling terhubung lintas dimensi membentuk bujursangkar 2 dimensi.
6 buah bujursangkar yang berdimensi 2 saling terhubung lintas dimensi membentuk kubus 3 dimensi.
8 buah kubus yang berdimensi 3 saling terhubung lintas dimensi membentuk tesseract 4 dimensi.

sulit membayangkan wujud tesseract, namun ada hypercube yang merupakan proyeksi tesseract pada 3 dimensi:
(http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/5/55/8-cell-simple.gif)

tesseract memang tidak bisa dikatakan kubus dalam kubus, seperti juga kubus tidak bisa dikatakan bujursangkar dalam bujursangkar. tapi jika memang tak ada kata lain untuk menggambarkannya ya apa boleh bulat? yang lebih penting dari kata2 adalah pemahaman. jika sudah paham, maka boleh memilih kata apa saja untuk pendekatan.
Judul: Re:Big Bang, Copernican Principle, & Universe Expansion
Ditulis oleh: Sandy_dkk pada Februari 02, 2015, 11:41:07 PM
Kutip dari: Pi-One pada Februari 02, 2015, 07:33:36 PM
Ingat film interstellar, yang memperkenalkan konsep tesseract?

barusan saya cek di wikipedia, ternyata film interstellar rilis perdana baru pada tanggal 26 oktober 2014. padahal di forum sebelah saya sudah menulis tentang tesseract pada tanggal 6 september 2014 pukul 12.59.33 , ini link-nya: [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]. jadi tidak benar bahwa konsep tesseract diperkenalkan oleh film interstellar, karena konsep tesseract sudah lebih lama ada pada matematika geometri.
Judul: Re:Big Bang, Copernican Principle, & Universe Expansion
Ditulis oleh: ytridyrevsielixetuls pada Februari 03, 2015, 01:43:35 AM
Kutip dari: Pi-One pada Februari 02, 2015, 12:17:59 PM
Dark energy dan dark matter, apapun kandidatnya, akan disebut demikian. Kenapa perlu nama kandidat lagi?

anda tahu dark energy dan dark matter sebenarnya istilah yang dipakai oleh ilmuwan untuk menyebut "kekuatan misterius" yang menyebabkan alam semesta memuai dipercepat dan orbit tetap stabil ? kalau anda cari-cari info soal astronomy dan cosmology, anda akan temukan ilmuwan sendiri sedang mencari kandidat untuk dark energy dan dark matter. singkatnya, mereka kan lagi mencari tahu, apa sih bentuk atau jenis energi yang selama ini mereka sebut dark energy dan dark matter.

jadi dark energy dan dark matter pada dasarnya bukan jawaban. hanya istilah yang mewakilkan "kekuatan misterius" tersebut. semua "biang kerok"-nya masih belum benar-benar ketemu. makanya saya tanya pendapat anda. apa itu dark matter dan dark energy.

[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

[pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]

setelah masuk ke link di atas. anda search kata : candidate

Kutip dari: Pi-One pada Februari 02, 2015, 12:17:59 PM
Dark energy dan dark matter, apapun kandidatnya, akan disebut demikian. Kenapa perlu nama kandidat lagi?

...tapi memang tidak menutup kemungkinan bahwa memang ada energi atau partikel yang belum kita kenal.

Kutip dari: Pi-One pada Februari 02, 2015, 12:17:59 PM
Sudah dibilang, tepi sebagai batas tepi memang takkan ditemukan.

ketika saya berkata alam semesta tidak bertepi, itu artinya menurut asumsi saya tepi alam semesta itu tidak eksis. tapi itu cuma pendapat saya sendiri. kalau boleh tahu pendapat anda, tepi alam semesta itu eksis atau tidak?

Kutip dari: Pi-One pada Februari 02, 2015, 12:17:59 PM
Ibarat lingkaran mebius, lu bisa menyusuri tanpa henti hanya untuk kembali ke titik awal.

apakah itu berarti semakin jauh kita menyusuri ruang angkasa, kita akan sampai ke planet Bumi kembali ? atau hanya analoginya saja yang susah digambarkan ?
Judul: Re:Big Bang, Copernican Principle, & Universe Expansion
Ditulis oleh: ytridyrevsielixetuls pada Februari 03, 2015, 02:00:16 AM
Kutip dari: Sandy_dkk pada Februari 02, 2015, 04:12:32 PM
bentuk alam semesta seperti ini mengharuskan adanya ruang dengan dimensi yang lebih tinggi, seperti juga kulit bola 2 dimensi yang mengharuskan adanya ruang 3 dimensi sehingga dapat melengkung dan membentuk bidang geometri berhingga namun tanpa batas/ujung. saya katakan berhingga karena luas permukaan bola bukan tak hingga walau tanpa ujung.

ketika ruang 3 dimensi ini juga membentuk bidang geometri berhingga tanpa batas, maka pastinya ada ruang dengan dimensi lebih tinggi sebagai konsekuensi kelengkungan ruang 3 dimensi....

betul. makanya pertanyaan ini masih belum ketahuan jawabannya :

Kelereng di dalam toples.
Topless di dalam kamar.
Kamar di dalam rumah.
Rumah di dalam planet Bumi.
Planet Bumi di dalam ruang angkasa.
Ruang angkasa di dalam...?

Kutip dari: Sandy_dkk pada Februari 02, 2015, 09:12:48 PM
ruang di dalam ruang? mungkin bisa dibilang begitu, tapi tentu saja bukan seperti kamar di dalam rumah. tapi seperti titik pada garis, garis pada bujursangkar, bujursangkar pada kubus.

saya pikir sama saja. karena mereka membutuhkan sesuatu yang lebih luas. selama itu 3 dimensi kita selalu butuh "ruang pembungkus"-nya.

Kutip dari: Sandy_dkk pada Februari 02, 2015, 09:12:48 PM
sulit membayangkan wujud tesseract, namun ada hypercube yang merupakan proyeksi tesseract pada 3 dimensi:
(http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/5/55/8-cell-simple.gif)

kalau alam semesta itu seperti tesseract biru tsb, atau berbentuk lain macam terompet, eklips, bulat, dan sebagainya maka tetap saja kita menganggap ada tepinya karena mereka bangun 3 dimensi. artinya harus ada ruang lagi yang "membungkus" alam semesta. diperlukan ruang yang lebih besar ukurannya. bahkan kalau kita katakan alam semesta itu datar, maka harus ada ruang atau objek yang menjadi wadah atau tempat ditaruhnya alam semesta datar ini. model tesseract biru tersebut tetaplah bangun 3 dimensi. coba anda pikir, sampai berapa lapis alam semesta kita kalau memang seperti itu konsepnya ?

jadi memang bukan masalah ketemu tidak atau ketemu tepinya. melainkan eksis atau tidak eksis tepinya.

makanya saya berasumsi alam semesta ini tidak ada tepinya. tapi massa-massa yang ada di alam semesta ini seperti planet dan bintang itu 3 dimensi.

Kutip dari: Sandy_dkk pada Februari 02, 2015, 11:41:07 PM
barusan saya cek di wikipedia, ternyata film interstellar rilis perdana baru pada tanggal 26 oktober 2014. padahal di forum sebelah saya sudah menulis tentang tesseract pada tanggal 6 september 2014 pukul 12.59.33 , ini link-nya: [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]. jadi tidak benar bahwa konsep tesseract diperkenalkan oleh film interstellar, karena konsep tesseract sudah lebih lama ada pada matematika geometri.

atau lebih tepatnya, tesseract itu sendiri yang menjadi inspirasi bagi film Interstelar. tapi bro, bikin film kan butuh waktu lama. itu waktu rilis perdananya yang anda cantumkan. jadi sepertinya ide film itu sudah muncul duluan sebelum thread anda. sebenarnya kata tesseract sendiri sepertinya saya pernah dengar jauh sebelum sekarang. kalau nggak salah itu salah satu animasi dalam Windows yang muncul ketika komputernya lagi idle (Screen Saver).
Judul: Re:Big Bang, Copernican Principle, & Universe Expansion
Ditulis oleh: ytridyrevsielixetuls pada Februari 03, 2015, 02:17:04 AM
saya malah berasumsi bahwa ruang angkasa pada dasarnya adalah kehampaan. dan semakin jauh kita dari benda-benda langit maka semakin mendekati kehampaan. untuk berpindah dari satu benda langit ke benda langit yang lain, diperlukan medium. dan medium tsb muncul dari massa yang berotasi dan berevolusi. jadi tata-surya ini pada dasarnya tidak vakum absolut karena medium tsb ada dimana-mana karena tata-surya adalah tempat massa-massa berputar dalam sistem berputar. tapi cahaya tidak perlu medium itu untuk merambat dari sebuah benda langit ke benda langit lain meski harus melewati vakum (misal menyeberangi galaksi).

saya berasumsi kalau anda meninggalkan tata-surya bahkan meninggalkan bima-sakti, anda akan makin mendekati vakum. densitas medium tersebut lebih tipis sehingga anda akan lebih kesulitan bergerak. contohnya kasus Pioneer Anomaly. dimana dua wahana Pioneer 10 dan 11 melambat dan memanas setelah keluar dari tata-surya. menurut saya karena densitas medium tsb lebih tipis daripada di dalam tata-surya.

plus, saya berasumsi alam semesta akan lebih terang. karena semakin renggang jarak antar galaksi-galaksi yang saling menjauh, maka akan lebih banyak ruang untuk sumbu-sumbu putar baru yang akan menghasilkan galaksi, bintang, planet, baru. meski sudah banyak bintang dan galaksi yang lenyap, tapi partikel-partikel di luar angkasa kan bisa menciptakan pembakaran sendiri. mau itu partikel bekas bintang meledak atau partikel lainnya. atau bahkan sumbu putar bisa muncul dari kehampaan. belakangan saya mulai percaya ada sumbu putar yang merupakan kebalikannya dari Lubang Hitam. jadi sumbu putar tsb pada dasarnya Lubang Putih yang memuntahkan materi. CUMA ASUMSI SAYA LHO.

kira-kira masuk akal nggak nih ?

....Supernova ---> Lubang Hitam ---> Materi Tersedot ---> Lubang Putih ---> Materi Dimuntahkan ---> Terbentuk Galaksi, Bintang, Planet, dll ---> Supernova ---> Lubang Hitam ---> Materi Tersedot....

dan seterusnya.
Judul: Re:Big Bang, Copernican Principle, & Universe Expansion
Ditulis oleh: Pi-One pada Februari 03, 2015, 12:00:44 PM
Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Februari 03, 2015, 02:17:04 AM
saya malah berasumsi bahwa ruang angkasa pada dasarnya adalah kehampaan. dan semakin jauh kita dari benda-benda langit maka semakin mendekati kehampaan. untuk berpindah dari satu benda langit ke benda langit yang lain, diperlukan medium. dan medium tsb muncul dari massa yang berotasi dan berevolusi. jadi tata-surya ini pada dasarnya tidak vakum absolut karena medium tsb ada dimana-mana karena tata-surya adalah tempat massa-massa berputar dalam sistem berputar. tapi cahaya tidak perlu medium itu untuk merambat dari sebuah benda langit ke benda langit lain meski harus melewati vakum (misal menyeberangi galaksi).
Memang, makin jauh dari sistem bintang, makin vakum pula ruang angkasa di sana, meski tidak ada yang benar-benar vakum. Tapi gak ngerti soal medium yang muncul dari massa yang berotasi.

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Februari 03, 2015, 02:17:04 AMsaya berasumsi kalau anda meninggalkan tata-surya bahkan meninggalkan bima-sakti, anda akan makin mendekati vakum. densitas medium tersebut lebih tipis sehingga anda akan lebih kesulitan bergerak. contohnya kasus Pioneer Anomaly. dimana dua wahana Pioneer 10 dan 11 melambat dan memanas setelah keluar dari tata-surya. menurut saya karena densitas medium tsb lebih tipis daripada di dalam tata-surya.
Pioneer anomaly?
Ada banyak penjelasan lain soal itu, misal thermal recoil force.

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Februari 03, 2015, 02:17:04 AMplus, saya berasumsi alam semesta akan lebih terang. karena semakin renggang jarak antar galaksi-galaksi yang saling menjauh, maka akan lebih banyak ruang untuk sumbu-sumbu putar baru yang akan menghasilkan galaksi, bintang, planet, baru.
Dasar asumsinya apa, kalau sumbu putar baru ini menghasilkan bintang dsb?

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Februari 03, 2015, 02:17:04 AM....Supernova ---> Lubang Hitam ---> Materi Tersedot ---> Lubang Putih ---> Materi Dimuntahkan ---> Terbentuk Galaksi, Bintang, Planet, dll ---> Supernova ---> Lubang Hitam ---> Materi Tersedot....
White hole masih berstatus hipotesis yang belum punya pembuktian.
Judul: Re:Big Bang, Copernican Principle, & Universe Expansion
Ditulis oleh: Sandy_dkk pada Februari 03, 2015, 08:17:21 PM
Kutip dari: ytridyrevsielixetuls
betul. makanya pertanyaan ini masih belum ketahuan jawabannya :

Kelereng di dalam toples.
Topless di dalam kamar.
Kamar di dalam rumah.
Rumah di dalam planet Bumi.
Planet Bumi di dalam ruang angkasa.
Ruang angkasa di dalam...?

saya pikir sama saja. karena mereka membutuhkan sesuatu yang lebih luas. selama itu 3 dimensi kita selalu butuh "ruang pembungkus"-nya.

ya, konsep yang saya kemukakan memang terhenti pada ketakterhinggaan. maksudnya jika kita terus berpikir mengenai itu, pikiran tak akan pernah berhenti, selalu ada yang lebih besar, tak berhingga besarnya. para kreasionis mungkin akan bertepuk tangan karena banyak yang meyakini sesuatu yang tak berhingga itulah Tuhan, Maha Besar!



Kutip
kalau alam semesta itu seperti tesseract biru tsb, atau berbentuk lain macam terompet, eklips, bulat, dan sebagainya maka tetap saja kita menganggap ada tepinya karena mereka bangun 3 dimensi. artinya harus ada ruang lagi yang "membungkus" alam semesta. diperlukan ruang yang lebih besar ukurannya. bahkan kalau kita katakan alam semesta itu datar, maka harus ada ruang atau objek yang menjadi wadah atau tempat ditaruhnya alam semesta datar ini. model tesseract biru tersebut tetaplah bangun 3 dimensi. coba anda pikir, sampai berapa lapis alam semesta kita kalau memang seperti itu konsepnya ?

jadi memang bukan masalah ketemu tidak atau ketemu tepinya. melainkan eksis atau tidak eksis tepinya.

itu bukan tessrract, tapi hypercube, yaitu proyeksi tesseract pada 3 dimensi. hypercube sebagai proyeksi memang 3 dimensi, tapi tesseract adalah benda 4 dimensi yang mustahil bisa dilihat secara utuh oleh manusia. bahkan mustahil bisa dibuat manusia, jadi tesseract hanya ada dalam konsep saja.
lagipula gambar proyeksi diatas bukan untuk menunjukkan bentuk alam semesta.



Kutip
makanya saya berasumsi alam semesta ini tidak ada tepinya. tapi massa-massa yang ada di alam semesta ini seperti planet dan bintang itu 3 dimensi.

ruang 3 dimensi tak bertepi yang memiliki luasan tak hingga ya?
jika seperti ini, maka ruang dengan dimensi yang lebih tinggi memang tidak diperlukan lagi.
walaupun tetap ada ketakterhinggaan.



Kutip
atau lebih tepatnya, tesseract itu sendiri yang menjadi inspirasi bagi film Interstelar. tapi bro, bikin film kan butuh waktu lama. itu waktu rilis perdananya yang anda cantumkan. jadi sepertinya ide film itu sudah muncul duluan sebelum thread anda. sebenarnya kata tesseract sendiri sepertinya saya pernah dengar jauh sebelum sekarang. kalau nggak salah itu salah satu animasi dalam Windows yang muncul ketika komputernya lagi idle (Screen Saver).

saya sendiri juga tidak tahu sejak kapan istilah dan konsep tesseract muncul, agak jarang baca sejarah, hehe.
Judul: Re:Big Bang, Copernican Principle, & Universe Expansion
Ditulis oleh: Pi-One pada Februari 03, 2015, 11:05:37 PM
Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Februari 03, 2015, 01:43:35 AMsingkatnya, mereka kan lagi mencari tahu, apa sih bentuk atau jenis energi yang selama ini mereka sebut dark energy dan dark matter.
Toh intinya, yang mereka cari adalah apa dan bagaimana dark matter dan dark energy yang muncul secara matematis tadi. Dan tidak banyak yang kita ketahui, bisa dibilang hampir gak ada.

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Februari 03, 2015, 01:43:35 AMapakah itu berarti semakin jauh kita menyusuri ruang angkasa, kita akan sampai ke planet Bumi kembali ? atau hanya analoginya saja yang susah digambarkan ?
Teknisnya.
Meski dalam kasus ini, karena ekspansi alam semesta yang dipercepat, kita hanya akan menjalani perjalanan tanpa akhir (karena kemustahilan menembus kecepatan cahaya, sedang pengembangan melebihi kecepatan cahaya.

Kutip dari: Sandy_dkk pada Februari 02, 2015, 11:41:07 PM
barusan saya cek di wikipedia, ternyata film interstellar rilis perdana baru pada tanggal 26 oktober 2014. padahal di forum sebelah saya sudah menulis tentang tesseract pada tanggal 6 september 2014 pukul 12.59.33 , ini link-nya: [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]. jadi tidak benar bahwa konsep tesseract diperkenalkan oleh film interstellar, karena konsep tesseract sudah lebih lama ada pada matematika geometri.
Maaf jika sudah bikin salah paham.
Istilah terrasect adalah istilah matematika yang sudah lama ada. Maksudnya istilahnya diperkenalkan kepada masyarakat awam yang sebelumnya mungkin bahkan gak pernah dengar :)
Judul: Re:Big Bang, Copernican Principle, & Universe Expansion
Ditulis oleh: ytridyrevsielixetuls pada Februari 04, 2015, 04:18:41 AM
Kutip dari: Pi-One pada Februari 03, 2015, 12:00:44 PM
Memang, makin jauh dari sistem bintang, makin vakum pula ruang angkasa di sana, meski tidak ada yang benar-benar vakum. Tapi gak ngerti soal medium yang muncul dari massa yang berotasi.

Kutip dari: Pi-One pada Februari 03, 2015, 11:05:37 PM
Pioneer anomaly?
Ada banyak penjelasan lain soal itu, misal thermal recoil force.

iya sih. masih banyak analisa dan solusi lain. saya sendiri masih berasumsi. saya sendiri masih belum membaca secara detail analisa dan solusi tersebut. dan masih belum melihat point kenapa anomali itu terjadi ketika Pioneer keluar dari tata-surya.

para ilmuwan sendiri masih belum tahu mengapa alam semesta bisa dipercepat pengembangannya tapi keseimbangan orbit tetap terjaga. mungkin saja dark energy/matter bisa dijelaskan secara sederhana dengan efek Casimir. sepertinya eksperimen itu mengindikasikan fluktuasi vakum. atau menjelaskan mengapa energi dari massa yang dipancarkan bisa lebih banyak dari perhitungan ilmuwan. dan mungkin saja itu yang menyebabkan tersebarnya medium tersebut di dalam sistem berputar.

CMIIW

Kutip dari: Pi-One pada Februari 03, 2015, 11:05:37 PM
Dasar asumsinya apa, kalau sumbu putar baru ini menghasilkan bintang dsb?

Kutip dari: Pi-One pada Februari 03, 2015, 11:05:37 PM
White hole masih berstatus hipotesis yang belum punya pembuktian.

bukankah planet, bintang, dan galaksi itu berputar pada porosnya ? jadi awal terbentuknya dan berputarnya sebuah benda langit kan harus ada sumbu putar dulu yang mengumpulkan partikel atau materi di sekitarnya sehingga terbentuk bintang, dsb. atau mungkin saja sumbu putar bisa muncul sendiri di ruang hampa. kalau tidak, bagaimana menjelaskan kenapa benda-benda langit itu berotasi. kalau mau ditelusuri kita akan temukan bintang dan galaksi juga berotasi. artinya harus ada sumbu putar awal untuk menciptakan suatu sistem berputar.

CMIIW

Kutip dari: Pi-One pada Februari 03, 2015, 11:05:37 PM
Meski dalam kasus ini, karena ekspansi alam semesta yang dipercepat, kita hanya akan menjalani perjalanan tanpa akhir (karena kemustahilan menembus kecepatan cahaya, sedang pengembangan melebihi kecepatan cahaya.

kalau boleh tahu pendapat anda, tepi alam semesta itu eksis atau tidak?
Judul: Re:Big Bang, Copernican Principle, & Universe Expansion
Ditulis oleh: ytridyrevsielixetuls pada Februari 04, 2015, 04:23:33 AM
Kutip dari: Sandy_dkk pada Februari 03, 2015, 08:17:21 PM
ruang 3 dimensi tak bertepi yang memiliki luasan tak hingga ya?
jika seperti ini, maka ruang dengan dimensi yang lebih tinggi memang tidak diperlukan lagi.
walaupun tetap ada ketakterhinggaan.

iya. itu cuma analisa saja. setelah keluar angkasa tidak ada lagi ruang yang membungkusnya. ruang angkasa pada dasarnya adalah kehampaan. tidak bertepi. tidak berlantai dan tidak berlangit. absolute vaccum. dengan demikian tidak ada yang di tengah dan di pinggir alam semesta. segala yang eksis itu ada di dalam sistem berputar dan sekitarnya (seperti tata-surya atau galaksi). di situlah ada massa. semakin jauh dari sistem berputar, maka semakin mendekati vakum. atau mendekati ketiadaan. tidak ada yang bisa melewati kehampaan total kecuali cahaya. kecuali kalau kehampaan itu berupa "inflasi" (seperti lubang hitam). cahaya juga bisa tertarik.

adapun lubang hitam itu pada dasarnya adalah alam semesta yang lecek seperti ada yang mencubit dan menariknya dengan bentuk cubitan seperti pusaran. tapi sumber cubitannya dari dalem dimensi lain (susah dijelaskan sih jadi terpaksa pakai analogi itu  :D). jadi saya pikir tidak salah juga kalau gravitasi versi Einstein dipakai (lengkungan ruang-waktu) untuk menggambarkan lubang hitam. cuma untuk kasus macam benda-benda jatuh ke tanah dan pesawat bisa terbang saya lebih setuju gravitasi Newton. jadi Einstein dan Newton sama-sama bener.
Judul: Re:Big Bang, Copernican Principle, & Universe Expansion
Ditulis oleh: ytridyrevsielixetuls pada Februari 04, 2015, 04:27:27 AM
saya jadi penasaran kenapa teleskop bisa melihat gambar galaksi ribuan-jutaan-milyaran tahun cahaya dengan jernih tanpa gangguan penglihatan seperti blur atau semacamnya. padahal atmosfer Bumi saja sudah cukup mengganggu sehingga teleskop pun harus diterbangkan ke luar angkasa. bukti bahwa pengaturan lensa dan penyinaran saja tidak cukup. apakah cahaya dari galaksi jauh melewati vakum absolut sehingga bisa teramat jelas oleh pengamat?

saya masih tidak mengerti betul kenapa gelombang elektromagnetik dari cahaya dari galaksi nun-jauh disana tidak tercecer oleh rintangan-rintangan sepanjang perjalanan menuju ke sini. itu nggak main-main jaraknya. ribuan-jutaan-milyaran tahun cahaya! padahal atmosfer bumi aja bisa kok mempendarkan cahaya matahari "deket" sini.

dan apa jadinya kalau kita bisa melampaui kecepatan cahaya dan sampai ke galaksi jauh sana? apakah kita tiba disana dalam keadaan yang sama ketika teramati dari sini? kalo iya berarti kita menuju masa lampau dan bisa ketemu dinosaurus ;D. kalau tidak berarti pas kesana kita malah ketemu ruang hampa nan gelap karena galaksinya sudah kiamat. ;D
Judul: Re:Big Bang, Copernican Principle, & Universe Expansion
Ditulis oleh: Pi-One pada Februari 04, 2015, 01:22:52 PM
Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Februari 04, 2015, 04:18:41 AMpara ilmuwan sendiri masih belum tahu mengapa alam semesta bisa dipercepat pengembangannya tapi keseimbangan orbit tetap terjaga.
Orbit obyek langit?
Itu karena ada gravitasi.
Itu pula alasan galaksi-galaksi dari kluster yagn sama tidak menjauh sedang galaksi dari kluster berbeda menjauh.

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Februari 04, 2015, 04:18:41 AMbukankah planet, bintang, dan galaksi itu berputar pada porosnya ? jadi awal terbentuknya dan berputarnya sebuah benda langit kan harus ada sumbu putar dulu yang mengumpulkan partikel atau materi di sekitarnya sehingga terbentuk bintang, dsb. atau mungkin saja sumbu putar bisa muncul sendiri di ruang hampa. kalau tidak, bagaimana menjelaskan kenapa benda-benda langit itu berotasi. kalau mau ditelusuri kita akan temukan bintang dan galaksi juga berotasi. artinya harus ada sumbu putar awal untuk menciptakan suatu sistem berputar.
Perputaran terjadi sebagai efek dari proses pembentukan.
Planet dan bintang terbentuk dari kabut debu dan gas yang berkumpul dan berputar, menyatu.\
Bukannya tidak apa-apa yang berputar lalu materi di sektiar terkumpul.

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Februari 04, 2015, 04:18:41 AMkalau boleh tahu pendapat anda, tepi alam semesta itu eksis atau tidak?
Tepi dalam batasan seperti tepi ruang, tidak.
Judul: Re:Big Bang, Copernican Principle, & Universe Expansion
Ditulis oleh: Pi-One pada Februari 04, 2015, 01:24:46 PM
Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Februari 04, 2015, 04:27:27 AM
saya jadi penasaran kenapa teleskop bisa melihat gambar galaksi ribuan-jutaan-milyaran tahun cahaya dengan jernih tanpa gangguan penglihatan seperti blur atau semacamnya. padahal atmosfer Bumi saja sudah cukup mengganggu sehingga teleskop pun harus diterbangkan ke luar angkasa. bukti bahwa pengaturan lensa dan penyinaran saja tidak cukup. apakah cahaya dari galaksi jauh melewati vakum absolut sehingga bisa teramat jelas oleh pengamat?

saya masih tidak mengerti betul kenapa gelombang elektromagnetik dari cahaya dari galaksi nun-jauh disana tidak tercecer oleh rintangan-rintangan sepanjang perjalanan menuju ke sini. itu nggak main-main jaraknya. ribuan-jutaan-milyaran tahun cahaya! padahal atmosfer bumi aja bisa kok mempendarkan cahaya matahari "deket" sini.

dan apa jadinya kalau kita bisa melampaui kecepatan cahaya dan sampai ke galaksi jauh sana? apakah kita tiba disana dalam keadaan yang sama ketika teramati dari sini? kalo iya berarti kita menuju masa lampau dan bisa ketemu dinosaurus ;D. kalau tidak berarti pas kesana kita malah ketemu ruang hampa nan gelap karena galaksinya sudah kiamat. ;D
Coba cari penjelasan via google, kenapa teleskop hubble bisa mengambil citra jelas dari galaksi dan nebula yagn jauh, sedang citra dari planet pluto yang lebih dekat malah gak jelas.
Judul: Re:Big Bang, Copernican Principle, & Universe Expansion
Ditulis oleh: Sandy_dkk pada Februari 10, 2015, 02:55:39 AM
sebenarnya mana sih yang benar:

apakah distant galaxy menjauh karena alam semesta mengembang?
atau,
apakah alam semesta mengembang karena distant galaxy menjauh?
Judul: Re:Big Bang, Copernican Principle, & Universe Expansion
Ditulis oleh: ytridyrevsielixetuls pada Februari 10, 2015, 04:25:49 AM
yang ada cuma asumsi. dengan mengamati cahaya-cahaya di distant galaxies bergerak ke redshift, maka diambil kesimpulan alam semesta mengembang. tapi inti pertanyaannya mungkin siapa yang jadi penyebab dan siapa yang jadi akibat. mungkin begitu ya?
Judul: Re:Big Bang, Copernican Principle, & Universe Expansion
Ditulis oleh: Pi-One pada Februari 10, 2015, 08:42:15 AM
Kutip dari: Sandy_dkk pada Februari 10, 2015, 02:55:39 AM
sebenarnya mana sih yang benar:

apakah distant galaxy menjauh karena alam semesta mengembang?
atau,
apakah alam semesta mengembang karena distant galaxy menjauh?
Galaksi-galaksi yang jauh (dari kluster berbeda) saling menjauh karena alam semesta mengembang.

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Februari 10, 2015, 04:25:49 AM
yang ada cuma asumsi. dengan mengamati cahaya-cahaya di distant galaxies bergerak ke redshift, maka diambil kesimpulan alam semesta mengembang. tapi inti pertanyaannya mungkin siapa yang jadi penyebab dan siapa yang jadi akibat. mungkin begitu ya?
Alam semesta mengambang itu fakta.
Penyebab alam semesta mengembang yang merupakan hipotesa.

*Tapi fakta ilmiah juga bukan sesuatu yang tak bisa berubah.
Judul: Re:Big Bang, Copernican Principle, & Universe Expansion
Ditulis oleh: nʇǝʌ∀ pada Februari 11, 2015, 07:44:40 AM
saya lihat di thread lama, big bang itu berawal dari titik kecil terkompresi alias limit nol tapi kok bisa nyasar ke persoalan ada garis lurus atau tidak. apa hubungannya?
Judul: Re:Big Bang, Copernican Principle, & Universe Expansion
Ditulis oleh: __________ pada Februari 11, 2015, 09:50:22 AM
saya liat2 juga ky gitu. Pi-One debat sama member2 lain tentang Big Bang. jadi big bang itu bukan ledakan. dan berasal dari titik kecil terkompresi. tapi kalau hukum kekekalan energi tidak dilanggar, berarti titik tersebut mengandung energi yang setara dengan energi seluruh massa alam semesta sekarang ??
Judul: Re:Big Bang, Copernican Principle, & Universe Expansion
Ditulis oleh: Pi-One pada Februari 11, 2015, 10:03:24 AM
Kutip dari: __________ pada Februari 11, 2015, 09:50:22 AM
saya liat2 juga ky gitu. Pi-One debat sama member2 lain tentang Big Bang. jadi big bang itu bukan ledakan. dan berasal dari titik kecil terkompresi. tapi kalau hukum kekekalan energi tidak dilanggar, berarti titik tersebut mengandung energi yang setara dengan energi seluruh massa alam semesta sekarang ??
Big bang tidak pernah bicara soal ketiadaan mutlak.
Tidak bicara soal penciptaan singularitas.
Big bang adalah pengembangan, bukan penciptaan dalam artian tercipta dari ketiadaan.

Jadi big bang gak bisa dipakai untuk menyanggah hukum kekekalan energi.
Judul: Re:Big Bang, Copernican Principle, & Universe Expansion
Ditulis oleh: __________ pada Februari 12, 2015, 05:51:35 AM
terus, seperti kata nʇǝʌ∀. kok anda dan member lain tsb jadi nyerempet debat soal garis lurus? memang apa hubungannya limit nol dengan garis lurus?

Kutip dari: nʇǝʌ∀ pada Februari 11, 2015, 07:44:40 AM
saya lihat di thread lama, big bang itu berawal dari titik kecil terkompresi alias limit nol tapi kok bisa nyasar ke persoalan ada garis lurus atau tidak. apa hubungannya?
Judul: Re:Big Bang, Copernican Principle, & Universe Expansion
Ditulis oleh: __________ pada Februari 12, 2015, 05:54:13 AM
Kutip dari: Pi-One pada Februari 11, 2015, 10:03:24 AM
Big bang tidak pernah bicara soal ketiadaan mutlak.
Tidak bicara soal penciptaan singularitas.
Big bang adalah pengembangan, bukan penciptaan dalam artian tercipta dari ketiadaan.

Jadi big bang gak bisa dipakai untuk menyanggah hukum kekekalan energi.

bukan ketiadaan mutlak berarti awal big bang adalah titik kecil terkompresi kan? alias limit nol. atau nyaris nol.
dan apakah si titik ini punya energi yang setara dengan energi di seluruh semesta? padahal ukurannya saja jauh beda banget. kenapa jumlah energi yang dimiliki sama?
Judul: Re:Big Bang, Copernican Principle, & Universe Expansion
Ditulis oleh: nʇǝʌ∀ pada Februari 12, 2015, 09:09:28 AM
Kutip dari: __________ pada Februari 12, 2015, 05:51:35 AM
terus, seperti kata nʇǝʌ∀. kok anda dan member lain tsb jadi nyerempet debat soal garis lurus? memang apa hubungannya limit nol dengan garis lurus?


ini lho yang saya maksud dengan garis lurus. saya belum paham. jadi limit atau limit nol itu artinya apa?  :-\

Kutip dari: Pi-One pada Juni 10, 2010, 09:55:28 AM
Memang Einstein bilang bahwa volume alam semesta itu nol? Bukankah Einstein memiliki beberapa pandangan salah seputar sains, termasuk pandangan tentang alam semesta 'steady state'?

Bicara soal limit, coba begini. Ikatkan beban 5 kilo pada bagian tengah seutas tali, lalu satu sisi ikatkan pada benda kokoh (pilar atau pohon). Lalu tarik ujung lain dari tali hingga talinya menjadi lurus sempurna tanpa sudut akibat beban tadi.

Nah, apakah anda bisa menarik tali hingga benar-benar lurus? Atau ada limit sudut minimal yang dihasilkan (mendekati nol, tapi tidak benar-benar nol), tanpa benar-benar bisa lurus sempurna?

So, siapa bilang limit tidak ada dalam realitas?
Judul: Re:Big Bang, Copernican Principle, & Universe Expansion
Ditulis oleh: Pi-One pada Februari 12, 2015, 01:04:34 PM
Kutip dari: __________ pada Februari 12, 2015, 05:54:13 AM
bukan ketiadaan mutlak berarti awal big bang adalah titik kecil terkompresi kan? alias limit nol. atau nyaris nol.
dan apakah si titik ini punya energi yang setara dengan energi di seluruh semesta? padahal ukurannya saja jauh beda banget. kenapa jumlah energi yang dimiliki sama?
Singularitas (jika benar ada singularitas) memang mestinya punay energi yagn amat sangat besar, itu pula alasan suhunya amat sangat tinggi.

Kutip dari: nʇǝʌ∀ pada Februari 12, 2015, 09:09:28 AM
ini lho yang saya maksud dengan garis lurus. saya belum paham. jadi limit atau limit nol itu artinya apa?  :-\

Limit artinya mendekati, tanpa benar-benar mencapai batasan tersebut.
Analogi tali yang ditarik sampai lurus menunjukkan kalau ada limit sehingga tali gak bisa ditarik sampai benar-benar lurus. begitu pula limit nol merujuk ke kondisi dimana tidak benar-benar nol, hanya mendekati.