Gunakan MimeTex/LaTex untuk menulis simbol dan persamaan matematika.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 12:54:52 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 142
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 105
Total: 105

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Gravitasi : Konversi dari jarak menjadi Energi.

Dimulai oleh jasen, Maret 23, 2015, 12:37:01 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

nʇǝʌ∀

sekilas kok saya melihat teori TS ini agaknya terkait dengan singularitas dalam Big Bang dan pemuaian alam semesta. meskipun yg ditawarkan adalah ide tentang gravitasi. tapi berhubung thread ini ada di sub-forum Fisika. jadi harus dibahas dari sudut pandang Fisika. mungkin seandainya thread ini di sub-forum Astronomi dan Kosmologi bisa dibahas lebih jauh.

Kutip dari: jasen pada Maret 23, 2015, 12:37:01 PM
Artinya jarak berubah menjadi Energi ketika benda-benda Saling mendekat, dan Energi berubah menajadi jarak / space ketika benda2 saling menjauh.

Think about it !!!!

jadi menurut anda itu benar-benar termasuk konversi jarak menjadi energi, dan bukan bertambahnya/berkurangnya densitas energi antar kedua benda ketika mereka saling mendekat/menjauh ? apakah kekosongan antar benda sebenarnya terisi oleh... semacam medium ?

Kutip dari: jasen pada Maret 25, 2015, 10:12:10 AM
Anggap saja ada sebuah universe (U) yang isinya hanya 1 benda bermasa M, maka volume universe itu adalah volume benda itu sendiri. Lalu benda itu karena proses internal meledak menjadi 4 benda dengan masing2 masa seragam m dan jarak tiap benda seragam x meter (membentuk limas segitiga), maka volume universe itu adalah volume limas itu, dari perubahan volume (adanya jarak tiap m) itu Gravitasi menjadi diperhitungkan. semakin besar volume limas maka makin kecil energi Gravitasi antar masa.

Tentu saja ledakan benda itu mengurangi masa total benda (E=mc^2) sehingga M > 4m....

kalau boleh tahu apakah sisa ledakan 1 benda itu (yang tidak berubah jadi 4 benda bermassa m) mengisi kekosongan alias dikonversi menjadi jarak yang memisahkan benda-benda ?

                |'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''|
       __/""|"|--------nʇǝʌ∀ inc.------|
> (|__|_|!!|__________________|
      (o)!""""""(o)(o)!"""""""""""(o)(o)!

ytridyrevsielixetuls

sekarang ini Fisikawan Cosmology menghadapi tantangan dalam gravitasi dan pemuaian alam semesta. dimana mereka temukan hitungan total massa di seluruh alam semesta tidak cukup untuk mempercepat pemuaian alam semesta dan mempertahankan kestabilan orbit (sudah berulang kali dibahas di forum ini). dibutuhkan model ilmiah yang baru yang bisa menjelaskan darimana asalnya energi misterius tsb, dan apabila ketemu maka bisa dimasukkan ke dalam rumus baru gravitasi. hukum gravitasi universal Newton jelas tidak bisa menjelaskan semua fenomena itu terlebih sejak gravitasi gaya tidak meliputi "menarik cahaya". contoh sebuah benda meledak menjadi 4 benda dengan total massa lebih kecil hanyalah gambaran di atas kertas. mudah bagi kita berkata sisa ledakan benda itu berubah menjadi "jarak" atau "ruang kosong" yang memisahkan benda-benda dan menganalogikannya dengan gravitasi yang menjelaskan hukum pergerakan benda langit, dsb. namun kenyataannya, perhitungan matematis jelas menunjukkan total massa tidak cukup menciptakan segala fenomena "tarik-ulur" antar massa di alam semesta ini. makanya teori "dark-dark" muncul. tapi ya... berhubung ini dibahas dengan kacamata Fisika ya tidak bisa banyak analisa sehubungan dengan keterbatasan saya.
[move]
     -/"|           -/"|           -/"|
<(O)}D     <(O)}D     <(O)}D
     -\_|          -\_|           -\_|

jasen

Kutip dari: nʇǝʌ∀ pada Maret 26, 2015, 06:46:32 PM
sekilas kok saya melihat teori TS ini agaknya terkait dengan singularitas dalam Big Bang dan pemuaian alam semesta. meskipun yg ditawarkan adalah ide tentang gravitasi. tapi berhubung thread ini ada di sub-forum Fisika. jadi harus dibahas dari sudut pandang Fisika. mungkin seandainya thread ini di sub-forum Astronomi dan Kosmologi bisa dibahas lebih jauh.

Ide yang bagus, saya setuju jika moderator memindahkannya ke sub-forum Astronomi dan Kosmologi.

Kutip dari: nʇǝʌ∀ pada Maret 26, 2015, 06:46:32 PMjadi menurut anda itu benar-benar termasuk konversi jarak menjadi energi, dan bukan bertambahnya/berkurangnya densitas energi antar kedua benda ketika mereka saling mendekat/menjauh ? apakah kekosongan antar benda sebenarnya terisi oleh... semacam medium ?

Ya, bisa dikatakan begitu, toh medium/partikel semacam itu (graviton) hingga sekarang belum dapat ditemukan.

Kutip dari: nʇǝʌ∀ pada Maret 26, 2015, 06:46:32 PM
kalau boleh tahu apakah sisa ledakan 1 benda itu (yang tidak berubah jadi 4 benda bermassa m) mengisi kekosongan alias dikonversi menjadi jarak yang memisahkan benda-benda ?

Ya benar sekali, itulah ideku.

jasen

Kutip dari: ytridyrevsielixetuls pada Maret 27, 2015, 02:25:06 AM
kenyataannya, perhitungan matematis jelas menunjukkan total massa tidak cukup menciptakan segala fenomena "tarik-ulur" antar massa di alam semesta ini. makanya teori "dark-dark" muncul. tapi ya... berhubung ini dibahas dengan kacamata Fisika ya tidak bisa banyak analisa sehubungan dengan keterbatasan saya.

Memang ini menjadi salah satu masalah terbesar sekarang ini, apalagi ditambah adanya dark Mater dan dark Energi, seolah2 energi dapat ditambahkan sesukanya ke dalam universe. Untuk menjawab itu Ada ide baru dari fisikawan spt Nikodem Popwalski dan Serkan Zorba, dalam teorinya menyatakan bahwa Universe berputar. Dengan berputarnya universe menjadi gaya tolak (sentrifugal)

Sebenarnya ide bahwa universe berputar sudah ada sejak Einstein, yang di formulasikan oleh Kurt Godel. Ide itu muncul karena keyakinan Einstein dan Godel bahwa universe itu statis, karena kalau tidak maka akan muncul singgularitas (big crunch), dan harus ada upaya alam agar singgularitas ini tidak terjadi. Einstein memasukan konstanta Kosmologi dalam Relativitas Umum-nya sedangkan Godel memformulasikan spinning Universe. Namun saat itu  ide spinning universe ini ditolak karena dari perhitungannya memungkinkan time travel. Dan time travel melanggar hukum causalitas, dimana seseorang dapat pergi ke masa lalu lalu membunuh orang tua yang melahirkannya. Setelah diketahui universe tidak statis maka Einstein menyebut cosmological Constant itu sebagai his biggest blunder.

Sekarang dengan ditemukannya Dark Energy (accelerating universe) dan Dark Matter maka ide spinning universe dan cosmological constant muncul kembali.

jasen

implikasi dari gravitasi adalah :

1. Sekecil/sebesar apapun masa/energi dalam suatu universe, maka ada ukuran maksimum bagi universe itu dapat berkembang.
2. Sekecil/sebesar apapun masa/energi dalam suatu universe, partikel di dalam universe itu tidak mungkin lolos dari universe itu. Bila ada usaha/energi dari luar universe itu untuk mengeluarkan partikel itu, sama saja menambahkan sejumlah energi di universe itu, yang menyebabkan ukuran maksimum universe bertambah, namun tetap partikel itu terikat oleh universe tersebut.
3. Kita dapat mengasumsikan suatu universe berada di dalam universe lain. Misal Tata surya kita dapat diasumsikan sebagai suatu universe tersendiri berada di dalam universe galaxy bisa sakti, dan galaxy kita berada didalam universe yang sesungguhnya.
4. Menambahkan 1 saja partikel (misal foton) ke dalam suatu universe adalah "pelanggaran besar" (big violation) pada universe tersebut, karena 1 partikel itu berinteraksi pada setiap masa dan energi dari universe tersebut.
Semakin besar jumlah awal energi dan masa pada universe itu, makin besar pula violation pada hukum kekekalan masa dan energi. Kecuali ukuran real universe tersebut berkurang setara dengan energi gravitasi partikel tersebut terhadap setiap masa dan energi dalam universe itu, maka itu bukan pelanggaran.

jasen

Dengan kata lain :
- Gravitasi sebagai pembungkus suatu universe atau
- Gravitasi mendefinisikan ukuran/size suatu uniiverse.

Emerald_Eyes

So, bagaimana dg status teori konversi energi <-> jarak yg sudah diajukan, apakah masih mau dipertahankan? Karena komentar2 anda di atas hanya merangkum apa yg anda tahu ttg universe, belum menyelesaikan permasalahan awal.

jasen

Kutip dari: Emerald_Eyes pada Maret 27, 2015, 02:55:58 PM
So, bagaimana dg status teori konversi energi <-> jarak yg sudah diajukan, apakah masih mau dipertahankan? Karena komentar2 anda di atas hanya merangkum apa yg anda tahu ttg universe, belum menyelesaikan permasalahan awal.

Tentu saja bisa, hanya saja perlu penyatuan pemahaman / definisi mengenai jarak.
Seberapa besar suatu universe mencapai volume maksimum juga tergantung dari pemahaman manusia mengenai partikel terkecil.
Apakah Neutrino atau Kuark ? Anggap saja kita sepakat Neutrino adalah satuan partikel terkecil karena quark sifatnya tidak stabil, maka : 

hitung energi gravitasi untuk 2 bh neutrino berjarak 1 meter. misal nilainya xx joule

lalu buat persamaan kesetaraan energi dan jarak

E = konstanta  x r
xx = konstanta  x 1 meter

maka konstanta kesetaraan itu adalah xx

Emerald_Eyes

Dari yg saya lihat kelihatannya anda masih belum paham dg yg namanya konversi. Konversi itu bersifat korespondensi satu2.
Sekali lagi anda tidak salah mengaitkan eksistensi ruang / jarak dg gravitasi, baik gravitasi Newton maupun Einstein menjamin hal itu, tapi itu bukan berarti hubungannya konversi. Tolong cermati lagi komentar #14. Secara kasar gravitasi bergantung pada massa dan jarak, dua besaran ini adalah variabel, bukan konstanta universal. Jadi mengatakan bahwa ada konversi (sekali lagi konversi bersifat korespondensi satu-satu) antara energi gravitasi dan jarak adalah sebuah statement yg tak lengkap.
Selain itu anda menurunkan rumus E = konstanta x r itu darimana?

Emerald_Eyes

Sebagai gambaran, anggap saja persamaan yg anda tulis itu benar (sekali lagi ini anggapan, tidak ada jaminan rumus anda itu benar), maka xx pasti fungsi massa bukan? Besaran yg seperti itu susah dikatakan sebagai konstanta kesetaraan.
Kutip dari: jasen pada Maret 27, 2015, 04:07:53 PM
Tentu saja bisa, hanya saja perlu penyatuan pemahaman / definisi mengenai jarak.
Kalau bisa kalimat semacam ini dihindari pada kesempatan2 yg akan datang jika berdialog dalam sebuah forum sains. Saya perlu tekankan sekali lagi, sains berbeda dg filosofi, pembenaran sebuah teori harus benar2 diproses melalui hukum2 yg berlaku dan sudah established dalam bidang sains yg bersangkutan. Sementara anda sudah mengakui sendiri belum melakukan analisa matematis atas teori anda.

jasen

Kutip dari: Emerald_Eyes pada Maret 27, 2015, 05:37:48 PM
Dari yg saya lihat kelihatannya anda masih belum paham dg yg namanya konversi. Konversi itu bersifat korespondensi satu2.
Sekali lagi anda tidak salah mengaitkan eksistensi ruang / jarak dg gravitasi, baik gravitasi Newton maupun Einstein menjamin hal itu, tapi itu bukan berarti hubungannya konversi. Tolong cermati lagi komentar #14. Secara kasar gravitasi bergantung pada massa dan jarak, dua besaran ini adalah variabel, bukan konstanta universal. Jadi mengatakan bahwa ada konversi (sekali lagi konversi bersifat korespondensi satu-satu) antara energi gravitasi dan jarak adalah sebuah statement yg tak lengkap.

Saya rasa pemahaman konversiku sudah benar.

E = konstanta x R adalah korespondensi satu2 dan linier
artinya 2E setara 2R, 3E setara 3R

mari kita bandingkan dengan konversi E = MC^2
artinya 2E setara 2M, 3E setara 3M

bukankah C adalah kecepatan dan kecepatan adalah fungsi jarak dan waktu

sedangkan jarak dan waktu adalah variabel.

Kutip dari: Emerald_Eyes pada Maret 27, 2015, 05:37:48 PM
Selain itu anda menurunkan rumus itu darimana?

dari E = GmM/r maka  GmM = E/r = 2E/2R = 3E/3R   dst....

jasen

Kutip dari: Emerald_Eyes pada Maret 27, 2015, 05:44:58 PM
Sebagai gambaran, anggap saja persamaan yg anda tulis itu benar (sekali lagi ini anggapan, tidak ada jaminan rumus anda itu benar), maka xx pasti fungsi massa bukan? Besaran yg seperti itu susah dikatakan sebagai konstanta kesetaraan.Kalau bisa kalimat semacam ini dihindari pada kesempatan2 yg akan datang jika berdialog dalam sebuah forum sains.

E = MC^2 juga fungsi masa dan kecepatan, dan kecepatan adalah fungsi jarak dan waktu.

Kutip dari: Emerald_Eyes pada Maret 27, 2015, 05:44:58 PM
Saya perlu tekankan sekali lagi, sains berbeda dg filosofi, pembenaran sebuah teori harus benar2 diproses melalui hukum2 yg berlaku dan sudah established dalam bidang sains yg bersangkutan. Sementara anda sudah mengakui sendiri belum melakukan analisa matematis atas teori anda.

Anda salah, sains adalah bagian dari filosofi, namun filosofi ini dibangun atas dasar yang kuat yaitu pengamatan yang terukur dari alam namun dalam sains juga ada keyakinan dan keyakinan ini tidak dapat dibuktikan.

Contoh :
konstanta kosmologi yang dibangun oleh Einstein didasarkan atas keyakinannya bahwa universe itu statis.
lalu setelah diketahui universe itu tidak statis maka konstanta kosmologi  diabaikan, dan dianggap blunder.
Namun pengamatan terbaru didapatkan Accelerating universe, maka konstanta kosmologi kembali diperhintungkan.

Contoh lain :
Model universe Godel juga sains walaupun sulit diterima karena memungkinkan time travel, dan time travel tidak diakui karena melanggar hukum causalitas, bayangkan anda dapat kembali ke-masa lalu lalu membunuh orang tua anda sebelum dia melahirkan anda, sulit diterima bukan? Namun sebenarnya causalitas hanyalah intuisi manusia agar tidak universe tetap teratur.

Contoh lain lagi yang saya harap dapat meyakinkan anda :
Kita percaya bahwa dalam sistem tertutup berlaku hukum konsevasi energi dan masa. Namun harusnya konservasi energi dan masa melanggar hukum nya sendiri, karena jika energi dan masa tidak dapat diciptakan maka seharusnya energi dan masa tidak ada, anda tidak ada, saya tidak ada, universe tidak ada. hukum konsevasi ini pada dasarnya melanggar hukum causalitas juga, namun karena secara pengamatan benar, maka harus diterima.

Emerald_Eyes

Kutip dari: jasen pada Maret 28, 2015, 09:45:35 AM
C adalah kecepatan dan kecepatan adalah fungsi jarak dan waktu
Wah blunder besar ini sodara. C adalah konstan berdasarkan postulat Einstein. Shg C bukan fungsi jarak dan waktu, meskipun c = x/t tapi kita berbicara ttg kecepatan cahaya. Dalam c = x/t, yang menyesuaikan adalah x dan t sementara c konstan. Jangan katakan bahwa kecepatan cahaya bisa berubah tergantung seberapa jauh dia sudah merambat.

Sekali lagi, rumus E = konstanta x R ini diturunkan darimana, anda sudah menurunkannya sendiri atau masih berupa tebakan.

Baiklah kalau anda meyakini sains sebagai filosofi. Yang ingin saya sampaikan di atas adalah tidak semua teori sains bisa diterima begitu saja, teori baru mulai diterima kalau ada hasil eksperimen yg mendukung atau sebagian besar dari komunitas sains menyetujuinya. Berhubungan dg ini, kenapa anda tidak mencoba melakukan apa yg saya sarankan di awal yaitu mencoba bergabung dg forum fisika internasional dan mencoba mengutarakan teori anda ttg konversi energi-jarak ini?

jasen

Kutip dari: Emerald_Eyes pada Maret 28, 2015, 03:06:13 PM
Wah blunder besar ini sodara. C adalah konstan berdasarkan postulat Einstein. Shg C bukan fungsi jarak dan waktu, meskipun c = x/t tapi kita berbicara ttg kecepatan cahaya. Dalam c = x/t, yang menyesuaikan adalah x dan t sementara c konstan. Jangan katakan bahwa kecepatan cahaya bisa berubah tergantung seberapa jauh dia sudah merambat.

Bukan blunder, memang seperti itulah cara membangun suatu rumus fisika.

Masa sebuah neutrino tetap, Konstanta gravitasi juga tetap.
maka nilai G x m x m akan selalu tetap. dan ini valid dinyatakan sebagai konstanta.


Kutip dari: Emerald_Eyes pada Maret 28, 2015, 03:06:13 PM

Sekali lagi, rumus E = konstanta x R ini diturunkan darimana, anda sudah menurunkannya sendiri atau masih berupa tebakan.

saya menggunakan cara yang valid untuk membangun suatu rumus fisika.

Rumus E = konstanta x R dapat diperoleh dengan 2 cara :

cara 1 : Pengamatan langsung dari Alam, seperti cara Doppler / Mersene membangun hukumnya, yaitu awalnya menggunakan kesetaraan, lalu semua kesetaraan digabungkan menjadi satu rumus fisika yang lengkap.
cara 2 : Dari hasil perhitungan rumus fisika yang sudah ada. ini cara yang ku pilih.

Saya gunakan rumus gravitasi : E = GmM/R sebagai bentuk konversi.

artinya : Jika jarak 2x lipat, maka EpG tinggal 1/2 

Saya juga bisa gunakan rumus Energi kinetik : Ek = F.R sebagai bentuk kesetaraan.

artinya : Jika jarak 2x lipat, maka Energi kinetik jadi 2x lipat 

karena itu pastilah E setara dengan R
maka dapat dibenarkan jika saya katakan E = konstanta x R.

Kutip dari: Emerald_Eyes pada Maret 28, 2015, 03:06:13 PM

Baiklah kalau anda meyakini sains sebagai filosofi. Yang ingin saya sampaikan di atas adalah tidak semua teori sains bisa diterima begitu saja,

ya memang benar, saya sadari itu.

Kutip dari: Emerald_Eyes pada Maret 28, 2015, 03:06:13 PM
teori baru mulai diterima kalau ada hasil eksperimen yg mendukung atau sebagian besar dari komunitas sains menyetujuinya. Berhubungan dg ini, kenapa anda tidak mencoba melakukan apa yg saya sarankan di awal yaitu mencoba bergabung dg forum fisika internasional dan mencoba mengutarakan teori anda ttg konversi energi-jarak ini?

Terima kasih atas dukungan semangatnya. Saya minta rekomendasi forum fisika internasional yang anda / anggota forum lain tau.

Emerald_Eyes

Kutip dari: jasen pada Maret 28, 2015, 05:23:02 PM
Saya juga bisa gunakan rumus Energi kinetik : Ek = F.R sebagai bentuk kesetaraan.
Waduh tambah ngacau, ini rumus dari langit ya. Rumus formal energi kinetik adalah Ek = p^2/m.
Contoh katakan ada benda bergerak dg kecepatan konstan, maka energi kinetiknya adalah EK= 0.5mv^2. Sementara karena kecepatannya konstan maka dapat dipastikan gaya yang bekerja padanya sm dg nol. Tapi kalau dihitung dg rumus anda di atas Ek = 0.R = 0. Kontradiksi. Selain itu kenapa anda skg menggunakan argumen energi kinetik, bukankah anda sudah bilang bahwa teori anda hanya spesial utk potensial gravitasi. Sekedar saran saja, saya mengapresiasi anda sebagai lulusan T. Informatika yg juga punya minat di bidang fisika, tetapi bukan berarti karena anda suka anda bisa seenaknya saja membuat rumus, kalau begitu caranya bakal ada banyak rumus2 aneh yg berseliweran di dunia fisika yg dibuat oleh hobbyist2 fisika seperti anda yg lain. Kalau ingin membuat sebuah temuan fundamental di dalam sains, tidak cukup hanya sekedar menyukai melainkan juga harus menyelam sangat dalam dalam bidang yg bersangkutan. Einstein, Newton, dan fisikawan2 terkenal lainnya bukanlah orang2 yg sekedar suka fisika dan baru saja terjun di dalamnya.

Utk forum internasional, coba gabung di link ini: [pranala luar disembunyikan, sila masuk atau daftar.]
Saya tunggu sepak terjang anda.