Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Desember 02, 2024, 09:58:09 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 154
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 30
Total: 30

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Di Antara Isu Kiamat 2012 dan Pendapat Ilmuwan NASA

Dimulai oleh SubaruHoshikawa, Mei 01, 2010, 03:05:28 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

SubaruHoshikawa

Adegan kehancuran bumi dalam Film '2012' menerbitkan tanda tanya, benarkah kiamat akan terjadi pada 2012, berdasarkan teori bahwa akhir kalender Bangsa Maya juga berarti akhir dunia.

Berbagai spekulasi penyebab kiamat muncul. Ada yang kabar yang mengatakan kiamat akan terjadi saat Planet Nibiru, Planet X, atau Planet Eris mendekat lalu menabrak bumi.

Ada juga yang isu yang berhembus bahwa kiamat disebabkan badai matahari hingga tabrakan meteor yang terjadi tahun 2012. Benarkah demikian?

Lembaga Antariksa Amerika Serikat (NASA) lantas angkat bicara, mengklarifikasi banyak isu tak bertanggung jawab yang beredar, khususnya soal kiamat di 2012.

Berikut jawaban ilmiah para ilmuwan NASA:

T: Apakah akan ada meteor raksasa yang menghantam bumi pada 2012?

J: Bumi selalu jadi objek tubrukan komet dan asteroid, meski jarang sekali terjadi tubrukan besar.  Tabrakan dahsyat terakhir terjadi 65 juta tahun lalu, hingga menyebabkan kepunahan spesies Dinosaurus.

Saat ini, para astronom NASA sedang mengadakan penelitian dalam proyek 'Spaceguard Survey' untuk melacak asteroid-asteroid besar, jauh sebelum benda langit itu berpotensi menabrak bumi.

Kami sudah mengungkapkan bahwa tak ada ancaman asteroid, sebesar ancaman asteroid yang telah memusnahkan dinosaurus.

Semua hasil kajian ini sudah dibuka untuk umum di laman Neo Program NASA, jadi Anda bisa melihat sendiri bahwa tidak ada benda langit yang diprediksikan menabrak bumi pada 2012.

T: Bagaimana dengan badai matahari besar yang diprediksi terjadi pada 2012?

J: Aktivitas matahari berlangsung secara reguler, puncaknya kira-kira setiap 11 tahun. Makin dekat ke puncak, badai matahari dapat mengakibatkan gangguan sistem komunikasi satelit.

Para ahli teknik saat ini mempelajari bagainama menciptakan alat elektronik anti fenomena badai matahari.

Namun, sekali lagi, tak ada resiko badai matahari yang ada hubungannya dengan 2012.

Puncak badai matahari diperkirakan terjadi pada 2012-2014, namun tak ada yang spesial, diperkirakan yang akan terjadi saat itu sama dengan fenomena serupa yang pernah terjadi dalam sejarah.

T: Apa pendapat para ahli NASA soal klaim kiamat 2012?

J: Terhadap klaim soal bencana dahsyat atau perubahan drastis pada 2012, kami menanyakan, dimana dasar ilmiahnya? Mana buktinya? Tak ada sama sekali.

Kami tak bisa dengan mudah mengubah kepercayaan orang terhadap informasi fiksi soal hari akhir bumi, apakah itu berdasarkan buku, film, film dokumenter, atau internet.

Namun, yang pasti, tak ada bukti terpercaya yang mendukung teori bahwa kiamat  akan terjadi pada Desember 2012.

Sorry but you are not allowed to view spoiler contents.
" LET'S BUST 'EM GOOD BUDDY !! "

The Houw Liong

Namun, masih terbuka kemungkinan bahwa ledakan CME yang dahsyat yang mengarah ke bumi bisa melumpuhkan sistem komunikasi dan navigasi.

Another Carrington-class flare would dwarf these events. Fortunately, says Hathaway, they appear to be rare:
"In the 160-year record of geomagnetic storms, the Carrington event is the biggest." It's possible to delve back even farther in time by examining arctic ice. "Energetic particles leave a record in nitrates in ice cores," he explains. "Here again the Carrington event sticks out as the biggest in 500 years and nearly twice as big as the runner-up."
These statistics suggest that Carrington flares are once in a half-millennium events. The statistics are far from solid, however, and Hathaway cautions that we don't understand flares well enough to rule out a repeat in our lifetime.
And what then?
Lanzerotti points out that as electronic technologies have become more sophisticated and more embedded into everyday life, they have also become more vulnerable to solar activity. On Earth, power lines and long-distance telephone cables might be affected by auroral currents, as happened in 1989. Radar, cell phone communications, and GPS receivers could be disrupted by solar radio noise. Experts who have studied the question say there is little to be done to protect satellites from a Carrington-class flare. In fact, a recent paper estimates potential damage to the 900-plus satellites currently in orbit could cost between $30 billion and $70 billion. The best solution, they say: have a pipeline of comsats ready for launch.
Humans in space would be in peril, too. Spacewalking astronauts might have only minutes after the first flash of light to find shelter from energetic solar particles following close on the heels of those initial photons. Their spacecraft would probably have adequate shielding; the key would be getting inside in time.
No wonder NASA and other space agencies around the world have made the study and prediction of flares a priority. Right now a fleet of spacecraft is monitoring the sun, gathering data on flares big and small that may eventually reveal what triggers the explosions. SOHO, Hinode, STEREO, ACE and others are already in orbit while new spacecraft such as the Solar Dynamics Observatory are readying for launch.
Research won't prevent another Carrington flare, but it may make the "flurry of surprise" a thing of the past.
Authors: Trudy E. Bell & Dr. Tony Phillips | Editor: Dr. Tony Phillips | Credit: Science@NASA
more information 
HouwLiong