Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Oktober 15, 2024, 04:57:54 AM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 43
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 34
Total: 34

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Outside of the space

Dimulai oleh Takagi Fujimaru, April 10, 2010, 05:06:24 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Siau.lung

Kutip dari: Mat Dillom pada Juli 03, 2010, 11:00:36 AM
Kutip dari: Siau.lung pada Juli 03, 2010, 10:58:28 AM
Kutip dari: Mat Dillom pada Juli 03, 2010, 10:37:17 AM
Kutip dari: Siau.lung pada Juli 03, 2010, 10:31:03 AM
Kutip dari: Mat Dillom pada Juli 03, 2010, 10:06:11 AM
Kutip dari: Siau.lung pada Juli 03, 2010, 10:04:29 AM
@ Mat Dillom:
Jika anda mengatakan roh bisa diterima tidak secara iman, kira2 bagaimana kita bisa membuktikannya ?


Rusakkan saja 'singgasana' (tempatnya) roh, Anda pasti kehilangan roh itu dan mati. Singgasana roh Anda adalah di otak Anda.

Ingat, kalau Anda baca postingan saya, saya katakan roh = program/sofware buat hardware tubuh. Kita bisa kacaukan sofware itu dengan "cuci otak". Hasilnya roh Anda "kacau" dan tubuh Anda akan berperilaku "kacau juga. Kacau dalam arti, mulai dari berperilaku beda sampai dengan dinyatakan gila. Hal itu tergantung seberapa berat cuci otak itu dilakukan.


mmmm... ok,anggap kalau saya setuju. selanjutnya
1. Jika mahluk hidup tidak punya otak apakah mempunyai roh?
2. dapatkah roh keluar dari singgasananya? seperti copy paste data dari harddisk ke flashdisk?
3. Orang yang terlahir dengan down syndrom berarti rohnya cacat sejak lahir?
Semua mahluk punya otak. Hanya otaknya beda dengan kita. Katakan menurut Anda tumbuhan tidak punya otak. Sesungguhnya dia punya, hanya saja ilmu manusia belum bisa membuktikannya.

Salah satu fungsi otak adalah 'menumbuhkan' organ.
ok thanks,tetapi Pertanyaan saya yang no 3 belum dijawab oleh anda.

Perdefinisi "otak" versi anda (koreksi saya jika salah), Otak adalah tempat tersimpannya Roh, dan otak adalah sesuatu yang salah satu fungsinya menumbuhkan organ.sehingga perdefinisi anda DNA/RNA adalah otak. karena DNA/RNA lah yang berfungsi "menumbuhkan" organ dan didalam DNA/RNA tersimpan Roh?



DNA/RNA hanya menumbuhkan hardware. Tuhan akan meniupkan roh (mengisinya dengan program), bila hardware itu tumbuh dari tempat yang semestinya. Atau bila Allah mengehendaki lain. Tapi sejauh yang saya tahu, Allah selalu berbuat sesuai dengan hukum alam (Sunatullah).

Rasanya anda sudah masuk kembali ke wilayah "IMAN".
pertama anda mengatakan bahwa kita bisa mengetahui roh tanpa Iman, sedangkan penjelasan anda terakhir *sorry* "memaksa" saya beriman terlebih dahulu bahwa Tuhan/Allah meniup roh, Tuhan/Allah bisa bekehendak lain , Tuhan/Allah selalu berbuat sesuai hukum alam.

so anda sudah melenceng dari  yang anda claim awalnya.

untuk kembalikan ke track - anggaplah saya orang yang tidak "tahu" yang namanya Tuhan/Allah ataupun orang yang percaya Tuhan/Allah yang tidak sama dengan pemahaman anda. Sehingga Jika anda mau menjelaskan Roh tanpa "iman" maka anda tidak boleh menjelaskan roh per Iman anda melainkan roh yang dapat diterima orang yang tidak seiman dengan anda.

contoh:
"kematian dapat dijelaskan tanpa iman".
untuk membuktikannya: lompatlah dari tingkat 20 tanpa alat dan pengaman, gaya gravitasi akan menghempas dengan percepatan x, sehingga terjadi momentum y yang mengakibatkan tubuh hancur yang berakibat kematian.

bedakan dengan:
"kematian dapat dijelaskan tanpa iman"
untuk membuktikannya: kematian disebabkan dewa pencabut nyawa yang mengambil nyawa, sehingga bla..bla..bla...
(dalam hal ini akan tejadi perdebatan tentang "iman" terhadap dewa pencabut nyawa dengan "iman" terhadap kepercayaan lain semisal takdir, karma,dsb--> bukan perdebatan terhadap kematian itu sendiri)



Mat Dillom

Siau, apa Anda yakin yg tubuhnya hancur itu mati? Insya Allah suatu saat Anda akan menemui bahwa yang jatuh dari lantai 20 itu Anda sendiri dan Anda tidak mati meski tubuh Anda hancur lebur. Tidak ada yang mustahil bagi ALLAH. Sekali lagi Insya Allah. Dengan itu Anda akan mengakui omongan saya dan kebenaran agama Allah.


Siau.lung

@Mat Dillom:
Prove it what you said - dahulu orang juga percaya  tidak ada yang tidak mungkin bagi Zeus.
kalau saya bisa buktikan ucapan saya:
simple: anda boleh berdoa atau melakukan ritual apapun sebelum lompat dari gedung 20 lantai, jika anda tidak mati... saya bersedia mengikuti ajaran yang anda anut,simple kan?

Takagi Fujimaru

Kutip dari: Siau.lung pada Juli 03, 2010, 11:30:48 AM
"kematian dapat dijelaskan tanpa iman".
untuk membuktikannya: lompatlah dari tingkat 20 tanpa alat dan pengaman, gaya gravitasi akan menghempas dengan percepatan x, sehingga terjadi momentum y yang mengakibatkan tubuh hancur yang berakibat kematian.

bedakan dengan:
"kematian dapat dijelaskan tanpa iman"
untuk membuktikannya: kematian disebabkan dewa pencabut nyawa yang mengambil nyawa, sehingga bla..bla..bla...
(dalam hal ini akan tejadi perdebatan tentang "iman" terhadap dewa pencabut nyawa dengan "iman" terhadap kepercayaan lain semisal takdir, karma,dsb--> bukan perdebatan terhadap kematian itu sendiri)
Ini juga simpel. Jelaskan bagaimana orang yg henti jantung namun setelah diberikan siklus CPR ada yg 'hidup lagi' dan ada pula yg 'mati'. Silahkan dipikirkan. Simple, isn't it?
Belajar itu buat cari ilmu, bukan cari nilai.

Mat Dillom

Kutip dari: Siau.lung pada Juli 03, 2010, 03:47:43 PM
@Mat Dillom:
Prove it what you said - dahulu orang juga percaya  tidak ada yang tidak mungkin bagi Zeus.
kalau saya bisa buktikan ucapan saya:
simple: anda boleh berdoa atau melakukan ritual apapun sebelum lompat dari gedung 20 lantai, jika anda tidak mati... saya bersedia mengikuti ajaran yang anda anut,simple kan?

Andai saya mencontohkan dan membuktikan itu, Anda tidak akan percaya. Pasti Anda mengatakan, mungkin ini, mungkin itu. Kelakuan seperti Anda sudah banyak contoh di jaman nabi. Bagi saya ucapan Anda itu, "BASI".

Pi-One

Kutip dari: Mat Dillom pada Juli 03, 2010, 10:06:11 AM
Rusakkan saja 'singgasana' (tempatnya) roh, Anda pasti kehilangan roh itu dan mati. Singgasana roh Anda adalah di otak Anda.

Ingat, kalau Anda baca postingan saya, saya katakan roh = program/sofware buat hardware tubuh. Kita bisa kacaukan sofware itu dengan "cuci otak". Hasilnya roh Anda "kacau" dan tubuh Anda akan berperilaku "kacau juga. Kacau dalam arti, mulai dari berperilaku beda sampai dengan dinyatakan gila. Hal itu tergantung seberapa berat cuci otak itu dilakukan.
Oh great. Dan anda belum jawab, di mana otak prokariot. Bagaimana kita merusak 'otak' prokariot untuk membuktikan roh prokariot?

Kutip dari: Mat Dillom pada Juli 03, 2010, 09:46:06 AM
Lha tanya ma yang berpendapat itu donk atau yang membenarkannya. Wong saya menolak pendapat itu :p.
Jadi, kesimpulannya anda bikin konsep versi sendiri, terlepas itu sama sekali gak sesuai dengan sains? Oh great, 'senang sekali' debat dengan anda :)

Mat Dillom

#81
Kutip dari: Pi-One pada Juli 04, 2010, 07:12:30 AM
Kutip dari: Mat Dillom pada Juli 03, 2010, 10:06:11 AM
Rusakkan saja 'singgasana' (tempatnya) roh, Anda pasti kehilangan roh itu dan mati. Singgasana roh Anda adalah di otak Anda.

Ingat, kalau Anda baca postingan saya, saya katakan roh = program/sofware buat hardware tubuh. Kita bisa kacaukan sofware itu dengan "cuci otak". Hasilnya roh Anda "kacau" dan tubuh Anda akan berperilaku "kacau juga. Kacau dalam arti, mulai dari berperilaku beda sampai dengan dinyatakan gila. Hal itu tergantung seberapa berat cuci otak itu dilakukan.
Oh great. Dan anda belum jawab, di mana otak prokariot. Bagaimana kita merusak 'otak' prokariot untuk membuktikan roh prokariot?

Kutip dari: Mat Dillom pada Juli 03, 2010, 09:46:06 AM
Lha tanya ma yang berpendapat itu donk atau yang membenarkannya. Wong saya menolak pendapat itu :p.
Jadi, kesimpulannya anda bikin konsep versi sendiri, terlepas itu sama sekali gak sesuai dengan sains? Oh great, 'senang sekali' debat dengan anda :)

Saya gak penah menirima sains begitu aja sampai saya membuktikan sendiri atau setidaknya orang yang saya percaya yang membuktikan. Ilmuan barat mungkin jujur, tapi penguasa dunia membelokkannya.

Kalau ada teori yang saya baca, saya renungi dalam-dalam. Kemudian saya mabil keputusan, menyetujuinya, menunda mempercayai, atau menolak. Terlebih gak semua ilmu terkait sama kepentingan hidup saya. Gitu bung.

Saya kira Anda akan menerima semua konsep teori. Karena Anda butuh bahan buat mendebat :d. Gak peduli teori itu dapat dari mana. Gitu khan?.

Takagi Fujimaru

Wah wah, harusnya dibahas di sini nih.
Belajar itu buat cari ilmu, bukan cari nilai.

Pi-One

Kutip dari: Mat Dillom pada Juli 04, 2010, 07:15:09 AM
Saya gak penah menirima sains begitu aja sampai saya membuktikan sendiri atau setidaknya orang yang saya percaya yang membuktikan. Ilmuan barat mungkin jujur, tapi penguasa dunia membelokkannya.

Kalau ada teori yang saya baca, saya renungi dalam-dalam. Kemudian saya mabil keputusan, menyetujuinya, menunda mempercayai, atau menolak. Terlebih gak semua ilmu terkait sama kepentingan hidup saya. Gitu bung.

Saya kira Anda akan menerima semua konsep teori. Karena Anda butuh bahan buat mendebat :d. Gak peduli teori itu dapat dari mana. Gitu khan?.
Teori? Maafsaja, tapi apa yang anda ajukan bahkan gak bisa disebut teori.

Mat Dillom

Kutip dari: Pi-One pada Juli 04, 2010, 07:20:59 AM
Kutip dari: Mat Dillom pada Juli 04, 2010, 07:15:09 AM
Saya gak penah menirima sains begitu aja sampai saya membuktikan sendiri atau setidaknya orang yang saya percaya yang membuktikan. Ilmuan barat mungkin jujur, tapi penguasa dunia membelokkannya.

Kalau ada teori yang saya baca, saya renungi dalam-dalam. Kemudian saya mabil keputusan, menyetujuinya, menunda mempercayai, atau menolak. Terlebih gak semua ilmu terkait sama kepentingan hidup saya. Gitu bung.

Saya kira Anda akan menerima semua konsep teori. Karena Anda butuh bahan buat mendebat :d. Gak peduli teori itu dapat dari mana. Gitu khan?.
Teori? Maafsaja, tapi apa yang anda ajukan bahkan gak bisa disebut teori.

Hahahaha, emang saya bilang teori? Bahkan asumsi aja masih perlu direnungkan lagi kok. Hahahaha Anda Phi-Phi....lugu banget sih :d.

Pi-One

Anda menanyakan konsep 'terbatas tapi tak bertepi'.
Aku tanya, apa anda paham konsep ruang-waktu
Anda bilang, anda sama sekali tak pernah menerima konsep itu.

Anda tak perlu percaya atau menerimanya, cukup apa anda paham konsep itu. Jika anda tak paham, mana bisa menjelaskan konsep terbatas tapi tak bertepi pada anda?

Gak bakal nyambung, bahkan saat bicara sains pun nampaknya anda cuma modal dogma dan percaya semata...

Mat Dillom

#86
Kutip dari: Pi-One pada Juli 04, 2010, 07:37:54 AM
Anda menanyakan konsep 'terbatas tapi tak bertepi'.
Aku tanya, apa anda paham konsep ruang-waktu
Anda bilang, anda sama sekali tak pernah menerima konsep itu.

Anda tak perlu percaya atau menerimanya, cukup apa anda paham konsep itu. Jika anda tak paham, mana bisa menjelaskan konsep terbatas tapi tak bertepi pada anda?

Gak bakal nyambung, bahkan saat bicara sains pun nampaknya anda cuma modal dogma dan percaya semata...

Oke gak usah jauh ke ujung semesta, Anda bisa tunjukkan ke saya di sekitar kita yang ada batas dan tidak ada apa-apa dibaliknya?.

Saya menunjukkan berdasarkan logika yg jelas. Bahwa semua benda memerlukan media. Apa saya salah? Semesta alam isinya cuma materi (setidaknya itu menurut pengetahuan), maka materi memerlukan media. Anda gak bisa jawabkan, apa medianya alam semesta?

Jawabannya ada di Quran (itu pun bagi yang memahani isi Al-Quran karena perlu renungan dalam). Saya beri tahu, media alam semesta adalah alam malakut, yang luasnya lebih besar dari Jagat raya. Bahkan selain Jagat raya ada semesta lain yang ada dalam alam malakut itu (yang luasnya sama dengan bumi dan langit {ada dua jagat yang luasnya sama dengan bumi dan langit), kecuali satu "alam" yang Berwarna Putih yang luasnya Lebih besar dari bumi dan langit}. Ilmu Anda gak akan memahami ini Phi. Karena Anda cuma mengandalkan mata dan otak yang tidak dicerahkan dengan iman. Hasilnya BUTA.

Saya ibaratkan gini deh Phi. Kita buat alam virtual di komputer lengkap dengan bumi dan langitnya. Di bumi virtual itu kita ciptakan manusia salah satunya diberi nama Phi-One dan Mat Dillom. Media alam (bumi dan langit virtual) adalah perangkat komputer khan?. Anda (Phi-One dalam alam virtual tadi) tidak membaca kitab yang diberi secara virtual pula oleh pencipta alam virtual tadi (yang menjelaskan alamnya Phi-one dan mat dillom adalah dalam komputer). Sedang mat dillom baca. Jelas mat dillom virtual lebih tahu kondisi luar alam virtual tadi khan dari pada Phi-One.

Bisa paham itu?.

Untuk memahami Tuhan, dengan menggunakan komputer, kita bisa bermain jadi Tuhan kok Phi. Yaitu tadi dengan menciptakan alam virtual. Dengan gitu mungkin Anda paham dan menerima keberadaan Tuhan yaitu Allah Yang Maha Esa.

Tapi kalau Anda bersi keras menyatakan tidak ada Allah, saya kasih kabar gembira untuk Anda, yaitu neraka yang kekal kelak bagi Anda.

Pi-One

Kutip dari: Mat Dillom pada Juli 04, 2010, 07:50:46 AM
Oke gak usah jauh ke ujung semesta, Anda bisa tunjukkan ke saya di sekitar kita yang ada batas dan tidak ada apa-apa dibaliknya?.
batas macam apa dulu? Ini multi tfsir. Misal kita bisa bilang lingkaran mebius itu tidak memiliki ujung.

Kutip dari: Mat Dillom pada Juli 04, 2010, 07:50:46 AMSaya menunjukkan berdasarkan logika yg jelas. Bahwa semua benda memerlukan media. Apa saya salah? Semesta alam isinya cuma materi (setidaknya itu menurut pengetahuan), maka materi memerlukan media. Anda gak bisa jawabkan, apa medianya alam semesta?
Media macam apa? Aku gak paham maksud anda dengan 'media'

Dan alam semesta ini diketahui terdiri dari materi, anti materi, energi dan energi gelap, itu yang sudah diketahui.

Kutip dari: Mat Dillom pada Juli 04, 2010, 07:50:46 AMJawabannya ada di Quran (itu pun bagi yang memahani isi Al-Quran karena perlu renungan dalam). Saya beri tahu, media alam semesta adalah alam malakut, yang luasnya lebih besar dari Jagat raya. Bahkan selain Jagat raya ada semesta lain yang ada dalam alam malakut itu (yang luasnya sama dengan bumi dan langit {ada dua jagat yang luasnya sama dengan bumi dan langit), kecuali satu "alam" yang Berwarna Putih yang luasnya Lebih besar dari bumi dan langit}. Ilmu Anda gak akan memahami ini Phi. Karena Anda cuma mengandalkan mata dan otak yang tidak dicerahkan dengan iman. Hasilnya BUTA.
Nah, anda menyodorkan iman. Kecuali anda bisa menunjukkan cara membuktikan hal di atas. Sori saja, tapi sains bukan mengandalkan kepercayaan semata, ini bukan pseudo sains.

Kutip dari: Mat Dillom pada Juli 04, 2010, 07:50:46 AMSaya ibaratkan gini deh Phi. Kita buat alam virtual di komputer lengkap dengan bumi dan langitnya. Di bumi virtual itu kita ciptakan manusia salah satunya diberi nama Phi-One dan Mat Dillom. Media alam (bumi dan langit virtual) adalah perangkat komputer khan?. Anda (Phi-One dalam alam virtual tadi) tidak membaca kitab yang diberi secara virtual pula oleh pencipta alam virtual tadi (yang menjelaskan alamnya Phi-one dan mat dillom adalah dalam komputer). Sedang mat dillom baca. Jelas mat dillom virtual lebih tahu kondisi luar alam virtual tadi khan dari pada Phi-One.
Lalu? Matt Dillom diprogram untuk percaya bahwa apa yang dibacanya benar?

Kutip dari: Mat Dillom pada Juli 04, 2010, 07:50:46 AM
Untuk memahami Tuhan, dengan menggunakan komputer, kita bisa bermain jadi Tuhan kok Phi. Yaitu tadi dengan menciptakan alam virtual. Dengan gitu mungkin Anda paham dan menerima keberadaan Tuhan yaitu Allah Yang Maha Esa.

Tapi kalau Anda bersi keras menyatakan tidak ada Allah, saya kasih kabar gembira untuk Anda, yaitu neraka yang kekal kelak bagi Anda.
Ya ya, andai saja kita sama dengn alam virtual itu.

Dan sori, aku gak percaya neraka kekal. Lagian di sini bukan tempat bahas iman dan kepercayaan, tapi sains :)

Mat Dillom

Ya sudah, saya sudah beri kabar gembira untuk Anda. Saya tidak punya kewajiban lagi menjelaskan apa pun pada Anda.


Siau.lung

Kutip dari: Takagi Fujimaru pada Juli 03, 2010, 06:26:39 PM
Kutip dari: Siau.lung pada Juli 03, 2010, 11:30:48 AM
"kematian dapat dijelaskan tanpa iman".
untuk membuktikannya: lompatlah dari tingkat 20 tanpa alat dan pengaman, gaya gravitasi akan menghempas dengan percepatan x, sehingga terjadi momentum y yang mengakibatkan tubuh hancur yang berakibat kematian.

bedakan dengan:
"kematian dapat dijelaskan tanpa iman"
untuk membuktikannya: kematian disebabkan dewa pencabut nyawa yang mengambil nyawa, sehingga bla..bla..bla...
(dalam hal ini akan tejadi perdebatan tentang "iman" terhadap dewa pencabut nyawa dengan "iman" terhadap kepercayaan lain semisal takdir, karma,dsb--> bukan perdebatan terhadap kematian itu sendiri)
Ini juga simpel. Jelaskan bagaimana orang yg henti jantung namun setelah diberikan siklus CPR ada yg 'hidup lagi' dan ada pula yg 'mati'. Silahkan dipikirkan. Simple, isn't it?

Simple kok jawabannya:karena CPR untuk sukses harus memenuhi kriteria tertentu dan persentasi keberhasilan CPR cukup rendah ga sedramatisir yang kita lihat difilm film.(itu yang saya tahu)