Member baru? Bingung? Perlu bantuan? Silakan baca panduan singkat untuk ikut berdiskusi.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

April 20, 2024, 01:38:20 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 188
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 221
Total: 221

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Cerita detektif

Dimulai oleh mhyworld, November 27, 2011, 02:51:52 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

mhyworld

Sejak kecil saya tertarik pada cerita detektif bisa digunakan untuk melatih ketelitian, imajinasi, dan kemampuan analisa. Awalnya yang berupa cerpen, seperti karangan Dwianto Setiawan.

Kemudian Sherlock Holmes. Saya suka cara penyajiannya yang realistis, seolah benar-benar terjadi. Ceritanya dibuat seperti laporan investigasi yang dicatat oleh asisten Holmes, yaitu dr. Watson.

Sesudah itu baru saya mulai tertarik dengan karya Agatha Christie. Yang pertama saya baca berjudul "And Then There Were None", kalau tidak salah terjemahannya menjadi "Sepuluh Anak Negro".  :kribo: Jauh banget ya? Cerita ini unik karena merupakan cerita detektif tanpa adanya karakter detektif di dalamnya.

Judul lain yang unik adalah "The Murder On The Orient Express". Saya penasaran karena lihat promo game dengan judul tersebut. Karena sampai dibikin game, tentunya ceritanya memiliki keistimewaan tersendiri.

Judul yang menurut saya paling menarik (setidaknya sampai saat ini) adalah "Murder of Roger Ackroyd". Novel ini mengingatkan kita untuk tidak menerima begitu saja informasi yang datang kepada kita. Kita perlu melakukan crosscheck dengan data-data pendukung yang lain.

Silakan kalau ada yang mau share pengalaman membaca cerita detektif yang menarik, bisa direkomendasikan di sini.
once we have eternity, everything else can wait

mhyworld

Kalau untuk komik Jepang ada Detective Conan, Kindaichi, dan DDS.

Kalau Conan banyak actionnya, namun ada beberapa hal berbau sci-fi yang kurang realistis. Serialnya juga panjang banget. Udah bertahun-tahun masih kelas 2 SMU terus. Kayak Si Unyil dulu.

Kalau Kindaichi hampir selalu menampilkan kasus pembunuhan yang sadis dan brutal. Tidak cocok untuk anak-anak.

DDS menampilkan tokoh detektif anak-anak seumuran SMP. Pengarangnya sama dengan Kindaichi, kalo gak salah.
once we have eternity, everything else can wait

mhyworld

Ada juga manga karangan Motohiro Katou.

QED
Rocket Man
CMB

Di situ banyak disisipkan berbagai macam pengetahuan yang menarik, terutama matematika dalam QED.
Sedangkan CMB lebih banyak menyisipkan pengetahuan tentang sejarah.
once we have eternity, everything else can wait

mhyworld

KutipHow I want a drink, alcoholic of course, after the heavy lectures involving quantum mechanics!
Merupakan salah satu bentuk piphilology yang dijumpai dalam salah satu cerita di QED.
jumlah huruf dari masing-masing kata dalam kalimat di atas mewakili beberapa digit awal dari pi, yaitu
3.14159265358979
once we have eternity, everything else can wait

mhyworld

Masih nunggu film Sherlock Holmes 2 nih.
Yang seri 1 dulu sudah nonton, ceritanya bagus, dan seingat saya belum ada di buku novelnya. Jadi penasaran sama kelanjutannya.
once we have eternity, everything else can wait

Monox D. I-Fly

Kutip dari: mhyworld pada November 27, 2011, 02:51:52 AM
Kemudian Sherlock Holmes. Saya suka cara penyajiannya yang realistis, seolah benar-benar terjadi. Ceritanya dibuat seperti laporan investigasi yang dicatat oleh asisten Holmes, yaitu dr. Watson.

Btw, di perpus tempatQ PPL aq pernah baca komik Sherlock Holmes, katanya itu disadur dr novel aslinya, bener nggak sih? Soalnya kalo' bener, ada hal yg janggal di situ: Di situ (volume 1 atau 2 q lupa), diceritakan bahwa si pembunuh menggunakan media ular sebagai modus pembunuhan dg cara melatihnya dg suara lonceng, padahal kan ular sama sekali tidak bisa mendengar? Aneh aja rasanya kalo' novel sekelas Sherlock Holmes punya blunder yg bisa dibilang kalo' secara ilmiah sangat fatal... Apakah pengarangnya tidak mempelajari karakteristik ular terlebih dahulu & hanya sekedar memasukkanyya ke dalam cerita?

Kutip dari: mhyworld pada November 28, 2011, 08:01:41 PM
Kalau Conan banyak actionnya, namun ada beberapa hal berbau sci-fi yang kurang realistis. Serialnya juga panjang banget. Udah bertahun-tahun masih kelas 2 SMU terus. Kayak Si Unyil dulu.

Mana kebanyakan filler pula... =_="

Kutip dari: mhyworld pada November 28, 2011, 08:01:41 PM
Kalau Kindaichi hampir selalu menampilkan kasus pembunuhan yang sadis dan brutal. Tidak cocok untuk anak-anak.

Lha kalau Kindaichi kan emang genre-nya buat remaja? =_=" Inget, nggak semua komik itu untuk anak-anak...

Kutip dari: mhyworld pada November 28, 2011, 08:01:41 PM
DDS menampilkan tokoh detektif anak-anak seumuran SMP. Pengarangnya sama dengan Kindaichi, kalo gak salah.

Iya, emang sama.
Gambar di avatar saya adalah salah satu contoh dari kartu Mathematicards, Trading Card Game buatan saya waktu skripsi.

hornet

mangstab om, lain kali ane juga share tentang ginian om

[lampiran dihapus oleh admin]