Saya beberapa saat yang lalu sempat membaca buku Prof. Yohanes Surya berjudul “Mestakung: Rahasia Juara Dunia Olimpiade Fisika”. Dan ini adalah perpaduan antara resensi sekaligus profil beliau, serta perjalanan TOFI dan perjuangan bangsa kita di Olimpiade Fisika Internasional (dari tahun 2000 sampai 2006, Indonesia memperoleh 35 medali (12 diantaranya emas) di IPhO, rata-rata 5 medali per IPhO).
Sosok Prof. Yohanes Surya, Ph.D sangat fenomenal. Ia tidak hanya terkenal di Indonesia, namun namanya sudah mendunia. Pria kelahiran Jakarta, 6 November 1963 ini, seperti kita tahu adalah salah seorang pelatih Tim Olimpiade Fisika Indonesia. Perjalanannya dimulai pada 1992 ketika beliau dan Agus Ananda masih mahasiswa di College of William and Mary, Virginia. Universitas itulah yang kebetulan dipercaya menjadi tuan rumah Olimpiade Fisika Internasional ke-24, mengalahkan MIT yang juga menyatakan kesediaannya menjadi tuan rumah. Langsung beliau dan Agus Ananda mengontak Universitas Indonesia untuk memilih 5 siswa terbaik. Dua permasalahan besar yang dihadapi adalah dana dan tentu saja izin untuk mengikuti olimpiade. Untunglah, berkat kerja keras dan ketekunan beliau dan Agus Ananda, para siswa Indonesia yang sebelumnya telah dilatih tanpa mengetahui bahwa mereka sebenarnya belum pasti diizinkan mengikuti olimpiade itu, akhirnya pasti diizinkan mengikuti olimpiade. Dana yang diperlukan untuk memberangkatkan para siswa ke Amerika Serikat dan juga biaya hidup dua bulan disana pun diperoleh setelah Roy Sembel (sekarang Prof. DR. Ir. Roy Sembel, MBA) yang pada waktu itu masih mahasiswa bersusah payah membantu menggalang dana lewat internet. Mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di mancanegara memberi sumbangan tanpa paksaan, pun penerbit Intan Pariwara yang menerbitkan buku tulisan beliau turut membantu dengan memberikan tiket pesawat.
Hal yang awalnya mustahil akhirnya terlaksana. Inilah yang menginspirasi Prof. Yohanes Surya menciptakan istilah Mestakung: Semesta Mendukung (Ketika kita mau melangkah dan bekerja keras, pastilah ada jalan, pastilah semesta akan mendukung kita). Dalam keikutsertaan pertama kalinya tersebut, dua putra Indonesia meraih penghargaan, Oki Gunawan (sekarang sudah Ph.D) meraih perunggu, sedangkan Jemmy Widjaja (sekarang lulusan S2) meraih honorable mention. Barulah masyarakat dalam negeri sadar, ternyata anak Indonesia bisa. Mereka tidak kalah dengan anak dari negara lain! Dari situlah mulai dicanangkan target untuk merebut medali emas dan menjadi juara umum pada tahun 2010, dan bahkan nobel fisika pada 2020! Suatu target yang nampaknya mustahil, namun para perintis TOFI yakin bahwa dengan berjuang dan bekerja keras, tidak akan ada yang mustahil.
Ternyata benar, tidak perlu menunggu sampai 2010 untuk memperolah medali emas. Tahun 1999, Made Agus Wirawan, putra seorang pemahat dari Bali berhasil meraih medali emas! Inilah pertama kalinya seorang putra Indonesia naik ke panggung menerima medali emas di IPhO. “Air mata haru pun menetes, rasa capai dan lelah pun sekejap hilang. Anak Indonesia ternyata mampu!”, cerita Prof. Yohanes Surya.
Dan akhirnya, pada 2006 apa yang paling diimpi-impikan itu terwujud. Ya, Indonesia berhasil meraih juara umum IPhO ddi Singapura... 5 siswa Indonesia meraih medali emas, dan 1 siswa (masih SMP) meraih medali perak. Ketika dibacakan pengumuman berikutnya, “The champion of the International Physics Olympiad XXXVII is Jonathan Pradana Mailoa from Indonesia!”, semua orang Indonesia yang hadir bersorak, perlahan semua mulai berdiri, bulu kuduk merinding... nyaris semua orang Indonesia yang datang tidak kuasa menahan tangis, semua air mata kebahagiaan, rasa bangga menjadi bagian dari bangsa Indonesia yang besar.. Ternyata Indonesia mampu bersaing dengan negara lain! Jonathan Mailoa berhasil mengalahkan 385 siswa pilihan dari 84 negara. Target juara umum yang dicanangkan 2010 yang tadinya bahkan dicap mustahil tersebut, ternyata terlaksana, bahkan 4 tahun lebih awal. Inilah bukti dari dedikasi, keteguhan, semangat, serta kompetensi pemuda Indonesia.
Sekarang yang masih menjadi kerinduan Prof. Yohanes Surya adalah hadiah nobel fisika bagi orang Indonesia. Mengapa harus nobel? Nobel adalah pengakuan dan kebanggan, pengakuan dan kebangaan bahwa orang Indonesia tidak kalah dengan bangsa lain, pengakuan dan kebanggaan bahwa kita bisa berkontribusi besar dalam bidang sains, bahwa kita masih ada! Kita akan lebih percaya diri, percaya diri bahwa kita mampu melakukan hal yang besar. Percaya diri ini dibutukan untuk membangun negara yang sedang ini sedang terpuruk oleh berbagai masalah,untuk mengembangkan teknologi termaju, dan membuat terobosan penting dalam persaingan global ini. Percaya diri ini akan mendorong pengembangan pendidikan secara menyeluruh di tanah air kita.
Ada sekitar 80 alumni TOFI yang sekarang tersebar di seluruh Indonesia, dan jiwa nasionalisme mereka masih amat tinggi. Mereka selalu membantu dalam mempersiapkan siswa Indonesia yang akan berlaga di IPhO, banyak mengirim literatur untuk mengembangkan fisika Indonesia. Tidak mustahil bahwa akan ada seorang peraih nobel fisika tahun 2020 dari Indonesia. Ya, kita punya harapan...
www.mestakung.comwww.mestakung.co.id