Member baru? Bingung? Perlu bantuan? Silakan baca panduan singkat untuk ikut berdiskusi.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 29, 2024, 08:39:50 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 231
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 215
Total: 215

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

KECERDASAN

Dimulai oleh asya zahra, Desember 11, 2008, 03:27:38 PM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

Pi-One

Bethoven bukan keturunan pemusik berbakat
Shakespeare bukan keturunan seniman berbakat.

Oang-orang jenius seringkali lahir dari keturunan dan latar belakang yang gak sesuai...

nandaz

wah...biobio dah masuk nih...
kalo gitu tambah pertanyaannya yah, ;D

apa benar kalo orang pintar itu kalo mencapai titik maksimum dalam berfikirnya bisa jadi GILA?
starting by doing what is necessary, then what is possible and suddenly you are doing the impossible...
\dia\cal{ANONYMOUS}\cl

biobio

"The pen is mightier than the sword"

biobio

Kutip dari: nandaz pada Desember 18, 2008, 02:40:20 PM
apa benar kalo orang pintar itu kalo mencapai titik maksimum dalam berfikirnya bisa jadi GILA?
gini,bung nandaz,pertama2,sy akan bagi2 pmikiran sy dlm poin2 shgg mudah dimngrti=
1.mengapa anda nanyanya gitu? Gmn klo sy tny gn "apa benar kalo orang gila itu kalo mencapai titik maksimum dalam berfikirnya bisa jadi pintar?
2.lantas,adakah definisi yg cukup jelas dan memuaskan untuk "gila" dan "pintar"?
3.anda berandai2 dgn menetapkan suatu titik maksimum dalam berfikir, yg sebenarnya sy meragukan keberadaannya. Maksudku, dalam kondisi apa seseorang yg sdg berpikir akan dikatakan mencapai "titik maksimum dalam berfikir" itu, shgg kt dapat menguji pertanyaan diatas bhw org pintar yg mencapainya akan gila?
"The pen is mightier than the sword"

nandaz

Kutip dari: biobio pada Desember 18, 2008, 03:17:34 PM
gini,bung nandaz,pertama2,sy akan bagi2 pmikiran sy dlm poin2 shgg mudah dimngrti=
1.mengapa anda nanyanya gitu? Gmn klo sy tny gn "apa benar kalo orang gila itu kalo mencapai titik maksimum dalam berfikirnya bisa jadi pintar?

hahhhhh.....emang orang gila bisa disuruh berfikir lagi....aku menggunakan kata maksimum karna takada lagi kata-kata tuk bilanggin maksudku....dan pertanyaan saya sama sekali tak anda jawab...tahu John Forber Nash nggak??? pernah baca buku "a beautyfull mind",nggk???
  lalu kenapa orang yang sudah sinting ditaroh ke RSJ... emang jiwanya bisa kembali jadi pintar....
lalu Sumanto itu apa masih normal?
  no offense...aku senang berdiskusi dan cari ilmu tapi taksuka cari musuh.....
starting by doing what is necessary, then what is possible and suddenly you are doing the impossible...
\dia\cal{ANONYMOUS}\cl

biobio

ada miskonsepsi nih,bung nandaz...sy ga pengen offense kok...wong sy nie pecinta damai.^^...memang tdk sy jwb krn (menurutku) tdk ada jwbanx..itu prtanyaan yg trlalu kompleks,bung...kalaupun sy jwb,sy tdk pny bukti utk mndukung jwban sy,krn kt sndiri ga tau,kpn titik maksimum itu dicapai...okelah,sy pribadi menjawab tidak...
"The pen is mightier than the sword"

utusan langit

yasudah gini aja,...
menurutku,..

gila karena  TERLALU PINTAR (pintar yang maximum) tidak sama dengan gila kerena lahir misalnya,.. atau karena stress yang berlebih misalnya,...

orang yang terlalu pintar disebut gila karena lingkungan yang didak sanggup mengikuti dan mengerti jalan fikirannya, sehingga hal itu membuatnya mengubah tingkah laku yang berbeda dari orang-orang pada umumnya,.... perbedaan pemikiran orang yang terlalu pintar sangat berbeda dengan pemikiran orang pada umumnya, sehingga orang-orang disekililingnya tidak bisa menenrima dan menyatakannya gila,...

jangankan kepintaran yang max, ada kok ilmuan yang dinyatakan gila(tapi lupa namanya), oleh lingkungan sekitarnya,.. pada hal ilmuan itu sangat jenius

nandaz

hi...hi...hi... ;D ;D ;D ;D

kurasa aku baru saja mendengar sesuatu yang benar...

untuk utusan langit dan biobio thanks....
"I JUST FOUND THE SEA LIKE YOU "
starting by doing what is necessary, then what is possible and suddenly you are doing the impossible...
\dia\cal{ANONYMOUS}\cl

saintzack

uit ,,tya dnk...koq gw klo pelajaran biologi ataw kimia mudah nangkep,matematika lumayanlah,,pi klo fisika,gelo bged,susah bro,,bntuin gw dnk gmna cara ngatasi na,,ataw tu karena otak gw yg ga mmpu ya


kasi jwaban logis plizz
[move]once upon a time in .......[/move]

biobio

Kutip dari: saintzack pada Januari 26, 2009, 10:53:07 AM
uit ,,tya dnk...koq gw klo pelajaran biologi ataw kimia mudah nangkep,matematika lumayanlah,,pi klo fisika,gelo bged,susah bro,,bntuin gw dnk gmna cara ngatasi na,,ataw tu karena otak gw yg ga mmpu ya


kasi jwaban logis plizz
Ya belajar! Bisa karena biasa...
"The pen is mightier than the sword"

Hendy wijaya, MD

Kecerdasan merupakan salah satu bentuk quantative traits atau sifat kuantitatif. Jadi variasi fenotipe yang tampak dalam bentuk IQ adalah hasil kontribusi variasi genetik dan variasi lingkungan. Dalam hal ini, persamaan P = G + E bisa disesuaikan untuk sifat kuantitatif menjadi VP = VG + VE + VI, V disini maksudnya adalah variance, yaitu variasi data yang menunjukkan rentangan data dalam distribusi normal. Sedangkan I adalah interakdi antar keduanya.
Dalam persamaan itu juga menyebutkan bahwa interaksi antara genoytipe dan lingkungan akan sangat menentukan fenotipe yang muncul dalam bentuk sifat yang kontinyu seperti berat badan, tinggi badan, kecerdasan, dll.
G disini tidak mengacu pada gen tertentu tapi lebih mengacu pada kecenderungan kumpulan berbagai macam gen (poligenik). Memang dalam beberapa studi menyebutkan bahwa heritabitlity (H2), atau besarnya variasi genetis yang menyebabkan adanya variasi fenotip dalam kecerdasan mencapai nilai yang cukup besar, tapi hasil perhitungan ini hanya berlaku atau spesifik untuk populasi terkait sesuai dengan genotipe yang sering didapatkan pada populasi serta kondisi lingkungan dimana penelitian itu diadakan.
Pada populasi lain, besarnya kontribusi variasi genetis terhadap variasi IQ bisa saja berbeda dan variasi lingkungan memiliki peran yang lebih dominan. Sebab untuk satu gen saja yang memiliki kontribusi pada variasi fenotipe sifat kuantitatif (disebut sebagai norms of reaction)  terdapat adanya variasi oleh sebab adanya variasi lingkungan apalagi terdapat banyak gen.

Dapat disimpulkan bahwa variasi lingkungan memilki peran yang cukup penting daripada hanya faktor genetik saja. Variasi fenotip bisa saja mencapai nilainya yang optimal jika terdapat kesesuaian antara faktor genetis dan faktor lingkungan.
Studi mengenai kontribusi variasi genetis teradap variasi kecerdasan atau sifat kuantitatif lainnya selalu terkendala dengan masalah etis, bukan karena masalah implikasi dari hasil penelitian itu, tapi lebih cenderung terhadap cara-cara observasi yang dilakukan. Kita tidak bisa memanipulasi faktor lingkungan seperti kita memanipulasi faktor lingkungan pada penelitian experimental pada hewan. Ataupun melihat heritability suatu sifat kuantitatif berdasarkan responnya terhadap seleksi, yang berarti kita membunuhi orang-orang ber IQ jongkok hanya untuk melihat peningkatan IQ individu dalam populasi setelah beberapa generasi dan menempatkan semua orang-orang untuk penelitian tersebut dalam suatu tempat isolasi selama beberapa generasi pula.
Tantum valet auctoritas, quantum valet argumentatio

Hendy wijaya, MD

Penjelasan ini sesuai dengan hasil observasi saya dulu terhadap 2 orang pianis
Satu orang pianis memang berbakat sejak kecil, ibarat ia mewarisi bakat itu secara genetis dari ortunya, tapi karena ia orang miskin, ia tidak mampu membeli piano. jadi hanya berlatih sesekali di rumah sahabatnya. Sahabatnya ini juga menjadi seorang pianis sebab ia rajin berlatih tiap hari walaupun sebenrnya ia tidak memiliki bakat, tapi hanya memiliki kemauan untuk mau belajar (the will to win). Akhirnya keduanya menjadi pianis.
Dari fenomena ini bisa dilihat kan bahwa interaksi antar faktor genetis dan lingkungan sangat diperlukan untuk memunculkan fenotipe. Dan pada akhirnya tidak kentara seberapa besar kontribusi masing-masing faktor walaupun hasil akhirnya sama.
Tantum valet auctoritas, quantum valet argumentatio

faiqhr

Kutip dari: biobio pada Januari 27, 2009, 01:52:05 PM
Kutip dari: saintzack pada Januari 26, 2009, 10:53:07 AM
uit ,,tya dnk...koq gw klo pelajaran biologi ataw kimia mudah nangkep,matematika lumayanlah,,pi klo fisika,gelo bged,susah bro,,bntuin gw dnk gmna cara ngatasi na,,ataw tu karena otak gw yg ga mmpu ya


kasi jwaban logis plizz
Ya belajar! Bisa karena biasa...

hhe,  ;D ;D ;D

Mat Dillom

Kecerdasan itu sesuatu yang bisa dipelajari. Cara menjadi cerdas:

1. Memahami;
2. Menggali banyak informasi;
3. Membandingkan;
4. Mengklasifikasi;
5. Menyimpulkan.

Kalau otak kita sering dilatih dengan seperti itu, Insya Allah cerdas.

Hendy wijaya, MD

Kutip dari: Mat Dillom pada November 23, 2009, 07:48:55 AM
Kecerdasan itu sesuatu yang bisa dipelajari. Cara menjadi cerdas:

1. Memahami;
2. Menggali banyak informasi;
3. Membandingkan;
4. Mengklasifikasi;
5. Menyimpulkan.

Kalau otak kita sering dilatih dengan seperti itu, Insya Allah cerdas.
Betul!
Tantum valet auctoritas, quantum valet argumentatio