Selamat datang di ForSa! Forum diskusi seputar sains, teknologi dan pendidikan Indonesia.

Welcome to Forum Sains Indonesia. Please login or sign up.

Maret 28, 2024, 06:26:16 PM

Login with username, password and session length

Topik Baru

Artikel Sains

Anggota
Stats
  • Total Tulisan: 139,653
  • Total Topik: 10,405
  • Online today: 112
  • Online ever: 1,582
  • (Desember 22, 2022, 06:39:12 AM)
Pengguna Online
Users: 0
Guests: 105
Total: 105

Aku Cinta ForSa

ForSa on FB ForSa on Twitter

Mengubah Selulosa menjadi Glukosa [Tanya]

Dimulai oleh Mat Dillom, November 24, 2009, 03:31:27 AM

« sebelumnya - berikutnya »

0 Anggota dan 1 Pengunjung sedang melihat topik ini.

syx

kotoran itu kan selain sisa makanan yang tidak tercerna juga mengandung mikroba usus. sama seperti punya kita. untuk membuat kultur bakterinya ga perlu membedah perut rayap ato binatang lain, tapi cukup dari fesesnya aja.

Mat Dillom

Bisa bantu gak sys, mikroba jenis apa yang bisa mengurai selulosa menjadi glukosa?. Kemudian bisa tidak mikroba tersebut hidup dalam wadah aerobic/unerobic (bukan dalam perut)?. Tolong donk syx. Apalagi kalau ada yang jual jenis mikroba tersebut, tolong kasih tahu belinya dimana.

syx

kalo rinci gitu ya mending microbiologist aja yang jawab...

sisca, chemistry

[move]
~ You are what you eat ~
[/move]

Mat Dillom


milmi

@Mat Dillom,
Silahkan dicoba kata kunci "lignocellylolytic microorganisms" untuk mencari literatur tentang hal yang anda tanyakan. Degradasi dari selulosa dapat dilakukan oleh mikroorganisme tersebut. Saya memiliki beberapa jurnal tentang hal tsb, apabila anda ingin saya bisa beri soft copynya. Tolong kirimkan alamat email anda ke email saya di [email protected].

cenn


cenn

oooo.....
hebat ya boleh di coba oleh saya??????
minta ijin penelitiannya .....
saya tertarik dan saya ingin mengembangkan nya......

Mat Dillom

#38
Kutip dari: cenn pada Desember 02, 2009, 10:25:27 AM
oooo.....
hebat ya boleh di coba oleh saya??????
minta ijin penelitiannya .....
saya tertarik dan saya ingin mengembangkan nya......

Boleh, tapi kirim email ke [email protected] Nanti saya kasih surat izinnya. Kalau saya sibuk terusin aja prakteknya, pasti saya izinin.

Buktikan deh, tanpa perlu kontrol suhu. Padahal alat lain harus menguapkan etanol pada suhu 78,8 C. Kalau alat saya, hasiul Fermentasi boleh diuapkan sampe 100 C. Karena uap air akan ketahan sama batu koral itu, sementara uap etanolnya diloloskan.

Kalau mau kembangkan, coba diupayakan etanolnya berkadar diatas 90%. Yang saya buat sekitar 70%, karena targetnya buat sumber energi memasak aja. Tapi waktu saya coba ke motor, bisa dipake dan sangat irit. 1/2 liter sampe tangerang pake motor Tiger. Padahal pake bensin butuh 3 liter sekali jalan.

syx

Kutip dari: Mat Dillom pada Desember 02, 2009, 10:28:02 AMBuktikan deh, tanpa perlu kontrol suhu. Padahal alat lain harus menguapkan etanol pada suhu 78,8 C. Kalau alat saya, hasiul Fermentasi boleh diuapkan sampe 100 C. Karena uap air akan ketahan sama batu koral itu, sementara uap etanolnya diloloskan.
bukannya lebih irit kalo pake suhu yang lebih rendah?
di lab ada alat untuk memisahkan pelarut organik dari air pada suhu rendah, yang sederhana menggunakan sarana vakum untuk menurunkan titik didih.

Mat Dillom

Kutip dari: syx pada Desember 02, 2009, 03:39:50 PM
Kutip dari: Mat Dillom pada Desember 02, 2009, 10:28:02 AMBuktikan deh, tanpa perlu kontrol suhu. Padahal alat lain harus menguapkan etanol pada suhu 78,8 C. Kalau alat saya, hasiul Fermentasi boleh diuapkan sampe 100 C. Karena uap air akan ketahan sama batu koral itu, sementara uap etanolnya diloloskan.


bukannya lebih irit kalo pake suhu yang lebih rendah?
di lab ada alat untuk memisahkan pelarut organik dari air pada suhu rendah, yang sederhana menggunakan sarana vakum untuk menurunkan titik didih.
Iyah bagi masyarakat terdidik. Tapi bagi awam?. Harus disediakan alat yg praktis, mudah, murah, tepat guna dan berhasil guna.